Faktanya, tidak semua lansia membutuhkan suplemen. Justru, mengonsumsi vitamin dan mineral tertentu dalam dosis tinggi bisa membahayakan kesehatannya, terutama jika ia memiliki suatu kondisi medis yang mengharuskan untuk mengonsumsi obat tertentu. Pasalnya, beberapa obat bisa berinteraksi dengan suplemen yang Anda konsumsi.
Tidak hanya itu, ada kemungkinan suplemen vitamin dan mineral tidak bermanfaat. Jika vitamin dan mineral yang masuk ke dalam tubuh berlebihan, maka ginjal akan membuangnya melalui urin.
Meski demikian, pada kondisi tertentu, lansia mungkin saja tetap membuthkan suplemen. Biasanya, lansia yang kekurangan vitamin dan mineral tertentu atau memiliki suatu kondisi medis seringkali membutuhkan tambahan suplemen.
Oleh karena itu, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter apakah Anda membutuhkan suplemen vitamin dan mineral atau tidak. Konsultasikan juga seberapa banyak suplemen yang boleh Anda minum dan berapa banyak asupan makanan yang bisa Anda konsumsi untuk memenuhi kecukupan vitamin dan mineral tersebut.
Ragam vitamin dan mineral yang baik untuk lansia
Sebagaimana orang dewasa muda dan anak-anak, lansia juga membutuhkan vitamin dan mineral yang beragam. Namun, ada beberapa vitamin dan mineral khusus yang lansia perlu perhatikan, karena perubahan yang terjadi pada tubuh atau kondisi tertentu.
Untuk lebih jelasnya, beberapa vitamin dan mineral yang penting dan perlu diperhatikan dalam panduan gizi lansia, antara lain:
1. Vitamin D

Seiring pertambahan usia, kepadatan tulang seseorang akan semakin berkurang, sehingga lebih berisiko mengalami osteoporosis hingga rentan patah tulang jika terjatuh. Pada kondisi ini, lansia sangat membutuhkan vitamin D. Pasalnya, vitamin D dapat membantu mempertahankan massa tulang, sehingga bisa terhindar dari risiko masalah tulang tersebut.
Tak hanya itu, sebuah studi yang diterbitkan Journal of Investigative Medicine menyatakan, vitamin D juga membantu menjaga fungsi daya tahan tubuh. Adapun kekurangan vitamin D dapat berhubungan dengan penyakit autoimun, seperti multiple sclerosis dan diabetes melitus. Oleh karena itu, penting memenuhi asupan vitamin D harian, termasuk untuk lansia.
Untuk mendapat manfaat tersebut, lansia bisa mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin D, seperti ikan salmon, ikan tuna, telur, atau susu. Namun, lansia juga bisa mendapatkan sumber vitamin D dari paparan sinar matahari. Adapun suplemen vitamin D untuk lansia biasanya diberikan pada kondisi tertentu, karena itu sebaiknya tanyakan pada dokter mengenai kebutuhan tersebut.
2. Kalsium
Sama seperti vitamin D, kalsium juga dibutuhkan oleh lansia untuk menjaga kesehatan tulang, sehingga dapat terhindar dari risiko osteoporosis. Jenis mineral ini bekerja sama dengan vitamin D agar berfungsi secara efektif dalam mendapatkan manfaat tersebut bagi tubuh.
Selain untuk tulang, kalsium juga bisa membantu memperkuat gigi, mengontrol kontraksi otot (termasuk otot jantung), serta memainkan peran penting dalam proses pembekuan darah secara normal. Sejalan dengan hal tersebut, mengonsumsi asupan berkalsium secara cukup bisa menurunkan risiko hipertensi hingga kanker usus besar pada lansia.
Untuk mendapatkan manfaat tersebut, lansia bisa mengonsumsi makanan tinggi kalsium, seperti susu dan produk susu, sayuran hijau (bayam, kale), kacang kedelai dan produk olahannya, atau ikan salmon. Adapun untuk suplemen kalsium, biasanya diberikan pada lansia yang berisiko mengalami patah tulang, terutama yang tinggal di panti jompo.
3. Vitamin B12
Sebagian lansia yang berusia lebih dari 50 tahun mungkin mengalami hambatan dalam menyerap vitamin B12. Padahal, vitamin B12 untuk lansia memiliki peran penting guna meningkatkan kesehatan saraf dan sel darah serta membantu tubuh membuat materi genetik, yaitu DNA. Adapun lansia dengan kekurangan vitamin B12 berisiko mengalami anemia serta gangguan sistem saraf, seperti hilang ingatan.
Oleh karena itu, lansia perlu memerhatikan asupan yang kaya akan vitamin B12 untuk bisa mendapat manfaat tersebut, seperti daging merah (sapi), ikan dan makanan laut lainnya, daging unggas, telur, susu dan produk susu (keju, yogurt), serta sereal. Konsultasikan juga pada dokter apakah perlu menambah asupan vitamin B12 dengan suplemen.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar