Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic
Pengertian penyakit demensia adalah sekumpulan gejala yang memengaruhi kemampuan fungsi kognitif otak dalam mengingat (memori), berpikir, bertingkah laku, dan berbicara (berbahasa).
Sebenarnya, demensia bukanlah penyakit sungguhan, melainkan istilah untuk menggambarkan sekelompok gejala yang mengganggu fungsi otak.
Kondisi ini memiliki banyak sebutan lain, seperti gangguan neurokognitif mayor atau penyakit pikun. Meski, pada dasarnya tidak semua orang yang pikun (pelupa atau sering kali lupa) mengalami demensia.
Pikun sendiri adalah menurunnya daya ingat seseorang, yang umumnya disebabkan oleh menuanya usia. Namun, orang dengan penyakit demensia sangat khas mengalami gejala pikun yang cukup parah.
Tingkat keparahan kondisi ini bisa beragam, mulai berkisar dari yang ringan hingga berat sekali pun. Bahkan bukan tidak mungkin, kondisi yang memengaruhi fungsi otak ini bisa mengubah kepribadian seseorang.
Penyakit yang menyerang otak ini juga bisa bersifat progresif, yang artinya dapat berkembang semakin memburuk dari waktu ke waktu. Beberapa kasus yang mengakibatkan demensia cenderung sulit untuk pulih.
Risiko mengalami demensia memang biasanya semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Namun penting untuk dipahami, bahwa kondisi ini sebenarnya bukan merupakan bagian dari penuaan.
Demensia adalah penyakit yang umum terjadi pada lansia, tepatnya orang di usia 65 tahun ke atas, baik pria maupun wanita.
Bahkan, kemungkinannya bisa semakin tinggi setelah seseorang berusia lebih dari 85 tahun. Faktor genetik juga turut menyumbang andil sebagai salah satu faktor risiko kondisi ini.
Di Indonesia, tahun 2016 diperkirakan ada sekitar 1,2 juta orang yang memiliki penyakit demensia. Angka ini akan terus melonjak seiring waktu dengan perkiraan 2 juta jiwa di tahun 2030 dan 4 juta jiwa di tahun 2050.
Berdasarkan situs National Institute of Aging, ada beberapa jenis dari demensia (penyakit pikun), di antaranya adalah:
Penyakit Alzheimer adalah jenis demensia yang paling umum. Terbukti dengan sekitar 60-80 persen dari semua kasus demensia ditempati oleh penyakit Alzheimer, sebagian kecil kasus terkait dengan mutasi gen yang diturunkan orangtua ke anak.
Salah satu gen yang mewariskan tingginya risiko penyakit ini adalah apolipoprotein E4 (APOE). Sementara kasus lain kemungkinan terjadi akibat adanya plak (gumpalan protein) di otak.
Demensia vaskular adalah gangguan fungsi otak yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah pada otak. Kondisi tersebut bisa disebabkan oleh adanya penumpukan plak di dalam pembuluh darah arteri.
Padahal normalnya, pembuluh darah tersebut seharusnya bertugas sebagai pemasok darah untuk otak. Stroke atau gangguan lainnya bisa menjadi penyebab masalah pada pembuluh darah ini.
Lewy body dementia adalah kondisi yang ditandai dengan munculnya endapan protein di dalam sel saraf pada otak. Akibatnya, fungsi otak untuk menghantarkan sinyal kimia ke seluruh tubuh pun terhambat.
Itulah mengapa orang yang mengalami hal ini biasanya memiliki penurunan daya ingat, dan respon yang cenderung lambat. Lewy body dementia merupakan salah satu jenis demensia progresif yang cukup umum.
Demensia frontotemporal adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan rusaknya sel-sel saraf di lobus frontal temporal otak, yakni di bagian depan. Bagian otak ini umumnya bertugas untuk mengatur kepribadian, perilaku, dan kemampuan berbicara (bahasa).
Penyakit pikun ini merupakan gabungan dari dua atau lebih jenis demensia, seperti penyakit Alzheimer, demensia vaskular, dan Lewy body disease.
Berikut ini adalah berbagai tanda, gejala, maupun ciri-ciri yang ditunjukkan oleh orang yang mengalami demensia (penyakit pikun):
Seiring bertambahnya usia pasien, gejala demensia di tahap akhir biasanya dapat semakin memburuk. Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas.
Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, segera konsultasikan dengan dokter Anda.
Jika Anda atau orang terdekat memiliki satu atau lebih gejala baik di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Kondisi kesehatan tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter agar mendapatkan penanganan terbaik terkait kondisi kesehatan Anda.
Ada berbagai penyebab demensia. Namun secara umum, kondisi ini disebabkan adanya kerusakan sel-sel otak (neuron) yang bisa terjadi di beberapa bagian otak.
Selain itu, kondisi ini juga bisa diawali karena muncul gangguan pada bagian tubuh lain yang kemudian memengaruhi fungsi neuron tersebut.
Neuron atau sel-sel otak akan melemah dan kehilangan fungsinya secara bertahap, sampai akhirnya mati.
Kondisi ini akhirnya memengaruhi koneksi antar neuron, yang disebut sebagai sinapsis. Alhasil, pesan yang seharusnya dihantarkan oleh otak pun terputus sehingga mengakibatkan timbulnya berbagai masalah.
Hal inilah yang nantinya dapat menghambat sel-sel otak untuk menjalankan fungsinya dalam berkomunikasi dengan orang lain. Bahkan, turut memengaruhi perilaku dan perasaan orang yang mengalaminya.
Demensia dapat memengaruhi seseorang dengan cara yang berbeda, tergantung dari area otak yang bermasalah. Berikut ini adalah berbagai kondisi dan hal yang bisa menjadi penyebab penyakit pikun (demensia).
Ada banyak faktor yang bisa meningkatkan risiko demensia, di antaranya adalah:
Demensia yang semakin memburuk seiring waktu dapat menimbulkan komplikasi, di antaranya adalah:
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Kondisi yang memengaruhi fungsi kognitif otak ini biasanya tidak hanya melibatkan satu jenis pemeriksaan saja. Dokter mungkin akan melakukan serangkaian tes diagnosa untuk penyakit demensia, meliputi:
Dokter akan menanyakan tentang sejarah keluarga, penyakit, cedera, dan operasi yang pernah dialami. Selain itu, obat-obatan yang pernah dikonsumsi, serta kondisi kronis juga akan diperiksa guna mencari tahu penyebab kondisi ini.
Tes pendengaran dan penglihatan, tekanan darah, denyut jantung, dan berbagai indikator lainnya akan diperiksa. Tujuannya untuk mendeteksi apakah kondisi kesehatan Anda tergolong akut atau kronis.
Tes darah bisa digunakan untuk membantu mendeteksi masalah fisik yang turut memengaruhi kerja otak. Entah itu karena kekurangan vitamin B-12, atau kelenjar tiroid yang kurang aktif.
Terkadang, cairan tulang belakang juga diperiksa guna mengetahui adanya infeksi, peradangan, atau pertanda beberapa penyakit degeneratif.
Electroencephalography (EEG), PET scan, dan MRI, bisa menjadi pilihan pengobatan lainnya. Namun hal ini tergantung dari sejarah medis dan gejala yang Anda miliki.
Dokter biasanya akan meminta pasien untuk mengingat kata-kata atau menyebutkan objek tertentu. Hal ini bertujuan untuk menentukan seberapa parah kondisi, melacak perubahan pada kemampuan tubuh, serta menilai kemampuan yang berfungsi dengan baik.
Secara keseluruhan, pemeriksaan ini bertugas untuk menilai berbagai fungsi. Meliputi memori, bahasa, penglihatan, perhatian, pemecahan masalah, gerakan tubuh, sistem indra, keseimbangan, hingga refleks tubuh.
Seorang ahli kesehatan jiwa biasanya akan menilai apakah depresi atau kondisi kesehatan mental lainnya, turut terkait dengan kondisi penurunan fungsi otak ini.
Demensia dapat ditangani dengan menggunakan dua cara, yakni obat-obatan dan terapi:
Ada beberapa obat yang digunakan untuk mengobati demensia alias penyakit pikun, di antaranya adalah:
Obat penghambat kolinesterase
Obat ini bekerja dengan meningkatkan senyawa kimia di otak yang terlibat dalam memori dan penilaian. Contoh obat-obatan yang digunakan adalah donepezil (Aricept), rivastigmine (Exelon) dan galantamine (Razadyne). Efek samping dari obat ini adalah gangguan pencernaan, denyut jantung melambat, dan gangguan tidur.
Obat memantine
Memantime bekerja dengan mengatur aktivitas glutamat, pembawa pesan kimiawi lain yang terlibat dalam fungsi otak, yakni pembelajaran dan pengolahan memori. Efek samping dari obat ini adalah kepala pusing.
Cara mengobati dan mengatasi demensia selain obat adalah dengan mengikuti terapi. Perawatan ini bertujuan untuk membantu pasien memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Terapi yang dilakukan umumnya meliputi:
Hampir semua kasus demensia, menyebabkan seseorang untuk melakukan perawatan di rumah karena gejala yang dialaminya. Oleh karena itu, pasien membutuhkan bantuan Anda dan keluarga. Beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk merawat pasien demensia adalah:
Tidak cara khusus yang bisa mencegah seseorang dari penyakit demensia. Meski begitu, Anda bisa menurunkan risiko sebagai tindakan pencegahan demensia di kemudian hari, di antaranya adalah:
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar