backup og meta

Klamidia (Chlamydia)

DefinisiGejalaPenyebabFaktor risikoKomplikasiDiagnosisPengobatanPencegahan

Klamidia merupakan salah satu infeksi menular seksual yang sangat umum terjadi, tetapi banyak orang tidak menyadarinya karena gejala penyakit ini seringkali sulit dideteksi. 

Ketahui gejala, penyebab, dan pengobatan klamidiasis berikut ini.

Apa itu klamidia?

Klamidia atau klamidiasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri bernama Chlamydia trachomatis. Penyakit ini bisa menyerang baik pria maupun wanita melalui kontak seksual.

Bakteri Chlamydia trachomatis dapat menginfeksi serviks (leher rahim), anus, saluran kencing, mata, dan tenggorokan.

Penyakit ini sebenarnya tidak terlalu sulit diobati jika langsung ditangani sejak awal. Namun, jika dibiarkan, klamidia bisa menyebabkan masalah kesehatan serius.

Pasalnya, penyakit chlamydia bisa menyebabkan masalah pada sistem reproduksi wanita. Akibatnya, wanita yang terserang chlamydia berisiko sulit hamil.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Dilansir dari laman Planned Parenthood, kebanyakan orang yang terkena penyakit ini biasanya berusia 14-24 tahun.

Selain itu, klamidia 3 kali lebih umum terjadi daripada gonore (kencing nanah) dan 50 kali lebih umum dibandingkan dengan sifilis.

Jika Anda merasa bahwa Anda mungkin terinfeksi atau cukup berisiko segera konsultasikan ke dokter.

Tanda dan gejala klamidia

Infeksi klamidia termasuk ke dalam infeksi menular seksual yang jarang disadari. Pasalnya, penyakit ini sering kali tidak menunjukkan tanda dan gejala di awal kemunculannya.

Tanda dan gejala klamidia biasanya muncul 1-2 minggu setelah terpapar infeksi. Namun, gejala pun sering kali bersifat ringan dan hilang begitu saja sehingga tak begitu dihiraukan.

Adapun berbagai tanda dan gejala yang biasanya muncul akan berbeda pada pria dan wanita, berikut selengkapnya.

1. Gejala klamidia pada wanita

makanan penyebab keputihan

Cukup sulit bagi wanita untuk mengetahui apakah ia menderita klamidia atau tidak. Ini karena penyakit chlamydia pada wanita kebanyakan tidak menimbulkan gejala apapun.

Namun, jika gejala-gejala hadir, biasanya akan berupa:

  • sakit perut bawah,
  • keputihan yang jauh lebih banyak dari biasanya dengan warna yang cenderung kuning serta berbau busuk,
  • perdarahan yang terjadi di antara siklus haid,
  • demam ringan,
  • sakit saat berhubungan intim,
  • perdarahan setelah berhubungan seks,
  • rasa terbakar saat buang air kecil,
  • buang air kecil lebih sering,
  • pembengkakan di vagina atau sekitar anus, dan
  • iritasi di rektum.

2. Gejala klamidia pada pria

Gejala penyakit ini umumnya juga sulit dideteksi pada pria. Namun, ketika gejalanya muncul, tanda-tanda yang bisa dialami meliputi:

  • rasa sakit dan terbakar saat buang air kecil,
  • penis mengeluarkan cairan berupa nanah, cairan yang encer, atau putih dan kental seperti susu,
  • testis bengkak dan nyeri saat ditekan, dan
  • iritasi pada rektum.

Berbagai gejala ini tidak selalu muncul pada orang yang terinfeksi klamidia. Ada orang yang bahkan tidak memiliki gejala sama sekali.

Jika Anda mengalami satu atau lebih gejala, termasuk yang tidak disebutkan di atas, segera konsultasikan ke dokter.

Kapan harus periksa ke dokter?

Periksakan ke dokter jika Anda mengalami keluarnya cairan tak biasa dari vagina, penis, atau rektum serta merasa sakit ketika buang air kecil.

Selain itu, pertimbangkan memeriksakan diri ke dokter jika Anda merasa berisiko tinggi terkena penyakit kelamin.

Tak perlu sungkan atau malu untuk memeriksakannya karena semakin cepat diketahui, semakin cepat pula penyakit tersebut ditangani.

Penyebab klamidia

Berikut beberapa penyebab klamidia:

1. Melalui hubungan seks

Klamidia adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Infeksi ini dapat menyebar dengan mudah melalui seks vagina, oral, dan anal.

Seorang wanita tetap bisa terkena penyakit ini meski pasangannya tidak ejakulasi saat seks. Pasalnya, tak hanya lewat air mani, bakteri juga terdapat dalam cairan praejakulasi.

Selain itu, jika sudah pernah memiliki infeksi ini, risiko untuk terkena kembali sangat mungkin. Hal ini biasanya terjadi ketika Anda melakukan seks tanpa kondom dengan orang yang terinfeksi.

Karena penyakit ini sering kali tidak menunjukkan gejala, orang yang telah terinfeksi tanpa disadari bisa dengan mudah menularkan ke pasangannya.

2. Melalui kehamilan

Jika Anda adalah seorang ibu hamil yang mengidap klamidia, Anda juga dapat menyebarkan infeksi ini ke bayi saat melahirkan.

Penyakit ini nantinya bisa menyebabkan pneumonia atau infeksi mata serius pada buah hati Anda.

Oleh karena itu, jika seorang ibu memiliki klamidia selama kehamilan, diperlukan tes 3-4 minggu setelah perawatan untuk memastikan kondisinya.

Hal-hal yang tidak bisa menularkan klamidia

Masih banyak orang yang percaya bahwa penyakit menular seksual seperti klamidia bisa ditularkan melalui kontak fisik biasa, seperti bersalaman atau menyentuh pasien.

Hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Penting untuk diingat bahwa penyakit kelamin ini tidak dapat ditularkan melalui:

  • Dudukan toilet yang telah digunakan oleh orang yang terinfeksi.
  • Berbagi sauna dengan orang yang terinfeksi.
  • Berbagi kolam renang yang sama dengan orang yang terinfeksi.
  • Berbagi makanan dan minuman yang sama.
  • Permukaan yang sebelumnya disentuh oleh orang yang terinfeksi.
  • Ciuman, pelukan, dan pegangan tangan.
  • Berdiri di dekat orang yang terinfeksi dan menghirup udara setelah mereka batuk atau bersin.

Faktor risiko klamidia

Penyakit klamidia bisa menyerang siapa saja. Namun, Anda akan berisiko tinggi terkena klamidia jika:

  • Aktif secara seksual sebelum berusia 25 tahun.
  • Sering berganti-ganti pasangan seks.
  • Tidak menggunakan kondom setiap kali berhubungan seks dengan pasangan yang berbeda.
  • Memiliki riwayat penyakit kelamin.

Untuk mengurangi risiko, sebaiknya praktikkan seks yang aman dan lakukan tes secara rutin.

Komplikasi klamidia

Selain menyebabkan infertilitas, klamidia juga dapat menyebabkan beberapa komplikasi penyakit, seperti:

  • Radang panggul. Penyakit radang panggul terjadi ketika bakteri menyebar dan menginfeksi serviks, rahim, saluran tuba, dan ovarium. Kondisi ini membuat seseorang menjadi tidak subur, mengalami nyeri panggul kronis, dan hamil anggur
  • Epididimitis. Kondisi saat saluran belakang testis yang membawa sperma menuju uretra meradang. Peradangan ini muncul akibat infeksi bakteri chlamydia yang akhirnya menyebabkan demam, pembengkakan, dan nyeri pada skrotum.
  • Prostatitis. Penyakit prostatitis atau infeksi kelenjar prostat adalah kondisi saat bakteri klamidia mulai masuk dan menyerang prostat. Hal ini mengakibatkan nyeri saat berhubungan seks, demam, meriang.
  • Infeksi menular seksual lainnya. Orang yang sudah terkena chlamydia biasanya berisiko lebih tinggi terkena infeksi menular seks lainnya seperti gonore, sipilis, hingga HIV.
  • Infertilitas. Chlamydia bisa menyebabkan jaringan parut dan sumbatan pada tuba falopi. Kondisi ini membuat seorang wanita bisa mengalami kesulitan untuk memiliki anak.
  • Arthritis reaktif. kondisi saat sendi terasa nyeri dan bengkak akibat infeksi di bagian lain pada tubuh. Penyakit ini juga menyerang mata dan uretra, yaitu tabung yang membawa urine dari kandung kemih ke luar tubuh Anda.

Diagnosis klamidia

Tes skrining kesehatan kelamin tahunan perlu dilakukan jika Anda berusia di bawah 25 tahun dan aktif secara seksual.

Namun, jika usia Anda di atas 25 tahun, tes perlu dilakukan bila Anda memiliki lebih dari satu pasangan seks dan faktor risiko lainnya.

Berikut berbagai skrining dan tes yang dilakukan untuk mendiagnosis klamidia, yaitu:

1. Tes urine

Tes urine dilakukan dengan mengambil sampel urine, kemudian dianalisis di laboratorium.

Jika Anda memiliki penyakit chlamydia, tes akan menunjukkan hasil positif.

2. Tes swab

Tes swab (usap) biasanya dilakukan pada pria dan wanita untuk mendeteksi penyakit kelamin.

Pada wanita, tes ini dilakukan dengan mengambil sampel cairan dari serviks untuk dilihat keberadaan bakteri di dalamnya.

Sementara pada pria, dokter biasanya akan mengambil sampel cairan dari ujung penis karena cairan tersebut berasal dari uretra, tempat bakteri klamidia biasanya menginfeksi.

Dalam beberapa kasus, dokter juga akan mengambil sampel cairan dari anus.

Jika Anda pernah menjalani pengobatan awal infeksi klamidia, Anda harus menjalani tes ulang dalam waktu sekitar 3 bulan setelahnya.

Pengobatan klamidia

Klamidia dapat diobati dan disembuhkan dengan antibiotik. Dokter akan menyesuaikan dosis obat dengan keparahan kondisi Anda.

Biasanya, antibiotik yang diberikan berbentuk pil. Dosis yang diberikan bisa satu kali setiap hari atau beberapa kali sehari dalam 5-10 hari.

Selain antibiotik, pengobatan kondisi ini bisa dilakukan dengan perubahan gaya hidup. Untuk lebih lengkapnya, berikut beberapa jenis pengobatan klamidia.

1. Doxycycline

Doxycycline obat jerawat dosis 100 mg

Dokter biasanya akan memberikan Doxycycline  untuk membunuh bakteri dan mencegah Anda terkena infeksi kembali.

Selain doxycycline, dokter biasanya memiliki beberapa alternatif antibiotik terutama untuk wanita hamil, seperti azithromycin yang aman untuk wanita hamil

Hal ini karena doxycycline atau tetracycline bisa menyebabkan masalah perkembangan tulang dan gigi bayi.

2. Antibiotik lain

Mengutip Centers Disease for Control and Prevention, berikut ini beberapa antibiotik alternatif yang juga direkomendasikan untuk mengobati klamidia, yaitu:

Sebagian orang biasanya akan mengalami berbagai efek samping ringan setelah minum antibiotik, seperti:

Dalam kebanyakan kasus, infeksi biasanya akan sembuh dalam waktu satu sampai dua minggu.

Berapa lama klamidia hilang setelah minum antibiotik?

Klamidia biasanya dapat disembuhkan dengan antibiotik dalam waktu sekitar satu hingga dua minggu. Namun, jangan berhenti konsumsi antibiotik meskipun gejala sudah membaik. Tanyakan pada dokter mengenai tindak lanjut pengobatan untuk memastikan infeksi benar-benar hilang.

3. Hindari berhubungan seks untuk sementara waktu

Selama waktu pengobatan itu, Anda bisa tidak diperbolehkan berhubungan seks untuk mencegah penyebarannya.

Dokter juga akan menyarankan pasangan Anda untuk mendapatkan pengobatan yang sama meski tidak memiliki gejala.

Jika tidak, infeksi bisa bolak balik muncul pada tubuh Anda dan pasangan. Artinya, setelah sembuh, Anda masih bisa terinfeksi lagi di masa mendatang jika terus melakukan hal yang berisiko menyebabkan penyakit chlamydia.

4. Melakukan diet sehat

Meski memang belum terbukti, Anda bisa mengurangi gejala klamidia dengan melakukan diet sehat.

Biasanya, makanan yang dianjurkan dalam perawatan penyakit ini yaitu buah-buahan, sayuran, dan probiotik.

Berbagai makanan ini memang tidak akan menyembuhkan klamidia. Akan tetapi, makan makanan tersebut diharapkan bisa menjaga sistem kekebalan tubuh agar tetap kuat untuk melawan infeksi.

Selain itu, makanan yang mengandung probiotik dapat membantu melindungi usus dan meminimalisir efek samping antibiotik pada saluran pencernaan Anda. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya untuk dikonsumsi.

5. Minum suplemen echinacea

Echinacea adalah tanaman yang banyak digunakan untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Selain itu, tanaman ini juga mampu mengatasi berbagai infeksi dari mulai dari flu (influenza) hingga luka pada kulit.

Namun, kandungan antiradang didalamnya dipercaya mampu membantu mengurangi gejala klamidia. Akan tetapi, pastikan untuk berkonsultasi  ke dokter terlebih dahulu.

Pencegahan klamidia

Berikut berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi akibat klamidia:

  • Menggunakan kondom. Penggunaan kondom saat hubungan intim dapat  mencegah perpindahan bakteri melalui cairan vagina dan air mani antarpasangan.
  • Membatasi jumlah pasangan seks. Memiliki banyak pasangan seks membuat Anda sangat berisiko tertular infeksi kelamin. Untuk itu, cobalah untuk berkomitmen pada diri untuk hanya setia pada satu pasangan.
  • Menghindari douching. Membersihkan vagina dengan teknik douching sangat tidak dianjurkan karena bisa mengurangi jumlah bakteri baik yang ada di vagina. Hal ini membuat vagina lebih rentan terkena infeksi.
  • Melakukan tes secara rutin. Jika Anda berisiko tinggi terhadap infeksi menular seksual ini, misalnya sangat aktif secara seksual, lakukan tes secara rutin. Dengan begitu, Anda bisa terus memantau kondisi dan melakukan pengobatan dini jika memang diperlukan.

Klamidia mungkin seringkali tidak menunjukkan gejala, tetapi penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi serius jika tidak segera ditangani.

Oleh sebab itu, deteksi dini, pengobatan yang tepat, serta penerapan seks yang aman bisa jadi cara untuk mencegah penyakit ini berkembang lebih lanjut.

Kesimpulan

  • Klamidia merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri bernama Chlamydia trachomatis. Penyakit ini menyerang melalui kontak seksual.
  • Gejala kondisi ini pada pria dan wanita berupa sakit perut bawah, keputihan berlebihan, sakit saat berhubungan intim, nyeri dan terbakar saat buang air kecil, penis mengeluarkan cairan berupa nanah, testis atau vagina bengkak, dan iritasi pada rektum.
  • Kondisi ini dapat diatasi dengan konsumsi obat antibiotik, tidak berhubungan seks untuk sementara waktu, melakukan diet sehat, dan minum suplemen echinacea.

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Chlamydia – Fact sheet – CDC. (2025). Retrieved 07 April 2025, from http://www.cdc.gov/std/chlamydia/stdfact-chlamydia.htm

Chlamydia – Planned Parenthood. (n.d.). Retrieved 07 April 2025, from https://www.plannedparenthood.org/learn/stds-hiv-safer-sex/chlamydia

Sexual transmitted infections (STIs) – WHO. (2024). Retrieved 07 April 2025, from http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs110/en/

Chlamydia Trachomatis – Mayo Clinic. (2024). Retrieved 07 April 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chlamydia/symptoms-causes/syc-20355349

Chlamydia Symptoms and Treatment – Avert. (n.d). Retrieved 07 April 2025, from https://www.avert.org/sex-stis/sexually-transmitted-infections/chlamydia

Chlamydia – NHS. (2024). Retrieved 07 April 2025, from https://www.nhs.uk/conditions/chlamydia/symptoms/

Sexually transmitted diseases (STDs) – Mayo Clinic. (2023). Retrieved 07 April 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sexually-transmitted-diseases-stds/symptoms-causes/syc-20351240

Echinacea – National Center for Complementary and Integrative Health. (2024). Retrieved 07 April 2025, from https://www.nccih.nih.gov/health/echinacea

Páez-Canro, C., Alzate, J., González, LM., Rubio-Romero, J., Lethaby, A., Gaitán, HG. (2019). Antibiotics for treating genital Chlamydia trachomatis infection in men and non-pregnant women. Cochrane Database of Systematic Reviews.

Versi Terbaru

07/04/2025

Ditulis oleh Widya Citra Andini

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Zulfa Azza Adhini


Artikel Terkait

Sama-sama Penyakit Seks Menular, Begini Cara Bedakan Gonore dan Klamidia

Apakah Infeksi Klamidia Bisa Benar-Benar Sembuh? Begini Jawabannya


Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF) · Ditulis oleh Widya Citra Andini · Diperbarui 07/04/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan