backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Prostatitis

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 03/11/2021

Prostatitis

Definisi

Apa itu prostatitis?

Prostatitis adalah penyakit pembengkakan yang terjadi pada daerah prostat, bisa berupa peradangan atau infeksi. Prostat merupakan organ yang terletak di bawah kandung kemih dan hanya ditemui pada pria. Organ ini berperan penting dalam produksi air mani.

Tergantung pada penyebabnya, salah satu penyakit prostat ini dapat timbul secara tiba-tiba maupun perlahan-lahan. Berbagai jenis penyakitnya adalah:

Prostatitis nonbakteri kronis atau sindrom nyeri panggul

Jenis prostatitis ini adalah yang paling sering ditemui pada pasien. Gejalanya berupa sakit pada kemih dan genital, biasanya bisa dirasakan selama tiga sampai enam bulan. Prostatitis nonbakteri kronis termasuk dalam prostatitis jenis peradangan.

Gejala yang ditimbulkan sering kali membuat pasien kebingungan apakah gejala adalah pertanda terkena prostatitis nonbakteri kronis atau interstitial cystitis (perangan kronis pada kandung kemih).

Prostatitis bakteri akut

Prostatitis bakteri akut termasuk ke dalam jenis prostatitis infeksi. Gejala yang muncul datang tiba-tiba dan biasanya cenderung parah. Jika sudah terjadi, pasien harus segera mendapatkan perawatan karena prostatitis jenis ini berpotensi mengancam nyawa.

Selain itu, penyakit juga akan memicu terjadinya infeksi saluran kencing, abses pada prostat, dan adanya penutupan aliran urine.

Pada kondisi fatal, pasien harus menjalani pengobatan di rumah sakit untuk diberi antibiotik intravenous, penghilang rasa sakit, dan cairan tambahan untuk tubuh. Meski demikian, penyakit ini termasuk kondisi yang jarang terjadi.

Prostatitis bakteri kronis

Pada prostatitis bakteri kronis, infeksi bakteri telah memasuki kelenjar prostat dan menyebabkan peradangan di area tersebut. Termasuk penyakit kambuhan, gejala bisa datang dan pergi selama beberapa bulan. Gejalanya hampir sama dengan dengan prostatitis bakteri akut, tetapi lebih ringan dan dapat berubah-ubah intensitasnya.

Kesulitan pada jenis ini adalah sulitnya ditemukan bakteri pada urine. Pengobatan yang dilakukan biasanya dengan memberikan antibiotik untuk jangka waktu empat hingga dua belas minggu. Kadang-kadang penderita juga akan diberi antibiotik jangka waktu yang lama.

Prostatitis asimtomatik

Penyakit ini juga berupa peradangan pada prostat. Bedanya, penyakit tidak menunjukkan gejala. Biasanya, kondisi baru ditemukan ketika pasien melakukan pemeriksaan untuk gangguan lain seperti infeksi saluran kemih atau masalah reproduksi.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Prostatitis adalah kondisi yang dapat menyerang pria pada segala umur, khususnya 50 tahun atau lebih muda. Dari penelitian yang diterbitkan pada Canadian Urological Association Journal, ditunjukkan bahwa laki-laki pada usia pertengahan dan yang masih muda memiliki keluhan pada sistem genital dan saluran kemih mereka.

Bahkan beberapa laki-laki yang berusia di bawah 50 tahun telah melaporkan keluhan yang serupa dengan pertanda prostatitis kronis. Untungnya, kemungkinan terkena penyakit dapat dikurangi apabila Anda menghindari faktor risiko. Selalu berkonsultasi dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala prostatitis?

Gejala yang dirasakan bisa berbeda-beda bergantung pada jenisnya. Namun, umumnya pasien akan merasakan perih dan sensasi rasa panas pada area sekitar kandung kemih. Berikut adalah gejala yang bisa ditimbulkan di setiap jenis penyakitnya.

Gejala prostatitis nonbakteri

Gejala utama yang menandakan kondisi ini adalah nyeri panggul yang bisa berlangsung selama tiga bulan atau lebih. Gejala lainnya meliputi:

  • Nyeri di area antara anus dan skrotum, penis, serta punggung bagian bawah
  • Nyeri di uretra selama atau setelah buang air kecil
  • Frekuensi buang air kecil yang lebih sering
  • Ketidakmampuan menahan keinginan untuk urinasi
  • Aliran urine yang lemah

Gejala prostatitis akut

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, gejala penyakit ini bisa terjadi tiba-tiba dan biasanya terasa menyakitkan. Perhatikan berbagai gejalanya berikut ini.

  • Urinasi yang lebih sering.
  • Gejala seperti sakit flu berupa demam dan menggigil.
  • Rasa seperti terbakar saat buang air kecil.
  • Nyeri pada penis, perut bagian bawah, dan pangkal paha.
  • Nokturia, urgensi buang air kecil yang meningkat saat malam hari.
  • Mual dan muntah.
  • Pusing.
  • Adanya darah pada urine atau air mani.

Gejala prostatitis kronis

Gejala serupa dengan prostatitis akut, hanya saja lebih ringan. Gejala bisa berkembang seiring waktu dan bisa bertahan sampai tiga bulan, seperti:

  • urinasi yang lebih sering,
  • urgensi untuk buang air kecil yang terus muncul,
  • retensi urine, saat penderita kesulitan mengeluarkan urin,
  • rasa seperti terbakar saat buang air kecil,
  • nyeri pada perut bagian bawah dan sekitarnya, dan
  • nyeri saat ejakulasi.

Gejala lainnya dapat berupa sakit yang datang dan pergi pada bagian perut bawah sekitar anus dan di selangkangan. Ada juga yang mengalami gejala berupa pembengkakan pada prostat.

Pada beberapa kasus, nyeri pada pangkal paha atau infeksi epididymis, area sekitar testis di mana sperma disimpan, bisa disebabkan oleh bakteri yang masuk ke vas deferesns, yaitu saluran yang membawa sperma dari testis ke uretra.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Anda harus menghubungi dokter apabila mengalami gejala di atas ataupun memiliki pertanyaan mengenai informasi lain. Setiap orang dapat menunjukkan perbedaan gejala yang dirasakan, maka berkonsultasi dengan dokter merupakan hal terbaik yang bisa Anda lakukan.

Penyebab

Apa penyebab prostatitis?

Tergantung jenisnya, hal yang menjadi penyebab munculnya penyakit juga tentu berbeda.

Sebenarnya, belum ditemukan penyebab pasti yang bisa menimbulkan prostatitis nonbakteri. Namun, para peneliti percaya bahwa ada pengaruh dari mikroorganisme di luar infeksi bakteri. Penyakit bisa muncul karena adanya bahan kimia dalam urine atau respons sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit sebelumnya seperti ISK.

Selain itu, penyakit ini juga bisa terjadi setelah pasien mengalami cedera di area prostat. Misalnya, pasien mengalami luka setelah melakukan prosedur biopsi yang berujung pada peradangan.

Sedangkan pada prostatitis bakterial, seringnya penyakit muncul karena infeksi bakteri E. coli, tapi bisa juga disebabkan oleh jenis bakteri lain.

Ketika bakteri tidak dapat dihilangkan dengan antibiotik karena telah masuk ke dalam kelenjar prostat, prostatitis dapat kambuh kembali dan sulit untuk ditangani. Kondisi inilah yang disebut prostatitis bakterial kronis.

Selain itu, hal-hal lain yang juga bisa menjadi penyebabnya adalah:

  • stres,
  • gangguan sistem saraf,
  • luka pada bagian bagian prostat atau di sekitar prostat, dan
  • berbagai penyakit menular seksual yang dapat menyebabkan kondisi ini, termasuk chlamydia serta gonorrhea.

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko saya untuk prostatitis?

Beberapa faktor pemicu yang dapat meningkatkan kemungkinan Anda terkena prostatitis adalah:

  • Pemuda atau pria paruh baya
  • Memiliki pengalaman prostatitis terdahulu
  • Mengalami infeksi kandung kemih atau uretra (saluran yang mengangkut semen dan urine ke penis)
  • Memiliki trauma panggul, seperti cedera dari bersepeda atau menunggang kuda
  • Kurang mengonsumsi cairan (dehidrasi)
  • Melakukan kegiatan seksual tanpa alat kontrasepsi
  • Menderita HIV/AIDS
  • Sedang stress

Tidak adanya faktor risiko bukan berarti Anda bebas dari kemungkinan terpapar penyakit. Ciri dan gejala yang dituliskan hanya untuk referensi. Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Diagnosis

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis kondisi ini?

Ketika gejala mulai dirasakan, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pemeriksaan fisik. Selama pemeriksaan tersebut, dokter biasanya akan memeriksa cairan yang keluar dari uretra. Dokter juga akan memeriksa adanya kelenjar di pangkal paha atau skrotum yang membengkak.

Selanjutnya, dokter melakukan digital rectal exam (DRE) atau juga disebut pemeriksaan colok dubur. Nantinya, dokter akan memasukkan jari yang sudah dilubrikasi ke dalam anus untuk memeriksa ada atau tidaknya benjolan abnormal pada rektum.

Selain itu, terdapat juga berbagai pemeriksaan lanjutan, di antaranya adalah:

  • Tes urine. Sampel urine akan diamati dengan mikroskop untuk melihat adanya bakteri yang terkandung.
  • Tes darah. Sampel darah diambil untuk melihat adanya kemungkinan penyakit.
  • Tes urodinamik. Tes dilakukan untuk mengetahui sebaik apa kandung kamih Anda berfungsi.
  • Sistoskopi. Prosedur menggunakan alat bernama sistoskop yang akan dimasukkan melalui uretra untuk melihat keadaan prostat dan kandung kemih.
  • Transrectal ultrasound. Menggunakan ultrasound dengan alat bernama transducer yang akan mengeluarkan gelombang suara untuk melihat adanya kelainan pada prostat.
  • Biopsi. Prosedur pembedahan dengan mengambil sebagian kecil dari jaringan prostat untuk diperiksa.
  • Pemeriksaan air mani. Tes ini dilakukan untuk mengukur kualitas dan berapa banyak air mani yang dikeluarkan.

Obat & Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Apa saja pilihan pengobatan saya untuk prostatitis?

Perawatan prostatitis akan disesuaikan dengan penyebab kasus itu sendiri, termasuk jenis antibiotik yang akan dipilih. Perawatan ini merupakan yang paling banyak diresepkan bagi prostatitis.

Pada prostatitis akut, dokter akan meresepkan obat antibiotik yang harus diminum selama 6-8 minggu. Tetapi jika gejalanya parah dan membutuhkan rawat inap, Anda nantinya juga akan diberikan antibiotik melalui suntikan. Setelah selesai, pengobatan dilanjutkan dengan minum obat antibiotik selama 2-4 minggu.

Berbeda dengan prostatitis kronis, pasien biasanya harus minum obat antibiotik selama enam bulan tetapi dengan dosis yang lebih sedikit.

Sedangkan pada prostatitis nonbakteri, karena penyakit bukan disebabkan oleh bakteri, maka obat yang diberikan biasanya bukanlah berupa antibiotik. Obat yang diresepkan akan berfokus untuk mengatasi nyeri dan peradangan. Beberapa di antaranya adalah:

Obat-obatan di atas tidak terbatas untuk nyeri sindrom panggul saja, tapi juga bisa digunakan untuk mengatasi gejala prostatitis jenis lainnya.

Terkadang, ada beberapa pasien yang mengalami gejala nyeri saat buang air besar. Oleh karena itu, dokter mungkin akan meresepkan obat laxative untuk mengatasinya.

Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan gaya hidup serta pengobatan di rumah yang dilakukan untuk mengatasi prostatitis?

Berikut adalah bentuk-bentuk dari gaya hidup sehat dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda menghadapi prostatitis.

  • Berendam di air hangat.
  • Melakukan pengobatan akupuntur.
  • Latihan relaksasi.
  • Lakukan olahraga secara rutin.
  • Meminum sari atau ekstrak dari cranberry, buah ini dikenal dengan khasiatnya yang dapat mengatasi masalah seputar kandung kemih.
  • Meminum ramuan atau supplemen herbal, salah satunya adalah antioksidan bioflavonoid quercetin untuk mengurangi pembengkakan.
  • Menggunakan bantal ketika duduk yang lama.
  • Menghindari makanan pedas, kafein, dan alkohol.

Bila ada pertanyaan, konsultasikan dengan dokter untuk solusi terbaik masalah prostatitis Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 03/11/2021

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan