Lanjutkan penggunaan ampicillin sampai keseluruhan dosis yang ditentukan habis, bahkan jika gejala hilang atau Anda sudah merasa lebih baik setelah beberapa hari.
Berhenti mengonsumsi ampicillin terlalu cepat memungkinkan bakteri untuk terus tumbuh dan dapat mengakibatkan kambuhnya infeksi.
Jika Anda melewatkan satu dosis, minumlah segera dosis yang terlewat tersebut.
Bila Anda melewatkan satu dosis obat, tetapi sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal dosis biasa. Intinya, jangan menggandakan dosis obat Anda.
Informasikan dokter jika kondisi Anda tidak membaik atau semakin memburuk. Ikuti aturan yang diberikan oleh dokter atau apoteker sebelum minum ampicillin.
Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
Efek samping obat ampisilin

Segera ke IGD rumah sakit terdekat jika Anda mengalami tanda-tanda reaksi alergi setelah mengonsumsi ampicillin, seperti gatal-gatal, kesulitan bernapas, atau pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
Anda pun perlu menghubungi dokter jika memiliki salah satu efek samping berikut setelah mengonsumsi ampisilin.
- Demam, menggigil, sakit tenggorokan, mata seperti terbakar, nyeri sendi, atau terasa tidak enak badan.
- Ruam kulit merah atau ungu yang melepuh dan mengelupas.
- Sakit perut yang parah.
- Diare yang berair atau berdarah.
- Kulit pucat, tangan dan kaki dingin.
- Merasa pusing atau sesak napas.
Selain itu, beberapa efek samping ampicillin yang lebih umum juga bisa terjadi, seperti berikut.
- Mual, muntah, sakit perut, atau diare.
- Vagina gatal atau keluar keputihan.
- Lidah bengkak, hitam, atau “berbulu” (hairy tongue).
- Ruam.
Namun, perlu Anda pahami, tidak semua orang akan mengalami efek samping tersebut. Mungkin pula ada beberapa efek samping ampicillin yang tidak disebutkan di atas.
Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping antibiotik tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
Peringatan dan perhatian saat pakai obat ampisilin
Sebelum menggunakan ampicillin, beri tahu dokter jika Anda memiliki kondisi berikut.
Dokter mungkin perlu menyesuaikan pemberian obat atau dosis sesuai kondisi Anda.
- Alergi terhadap antibiotik ampicillin, penisilin, atau antibiotik cephalosporin, seperti cefaclor, cefadroxil, cefotaxime, ceftazidime, dan lainnya.
- Memiliki riwayat penyakit ginjal, alergi, asma, mononucleosis, hay fever, diabetes, atau pernah diare setelah mengonsumsi ampicillin.
- Sedang hamil, berencana untuk hamil, atau menyusui. Jika Anda hamil sewaktu mengambil ampicillin, hubungi dokter Anda.
Terkait dengan penyimpanan obat, Ampicillin paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan menyimpan di kamar mandi dan jangan pula membekukannya.
Perhatikan pula instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda. Jauhkan ampicillin dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Jangan membuang obat-obatan ke dalam toilet atau saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan.
Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau sudah tidak Anda perlukan lagi. Konsultasikan kepada apoteker mengenai bagaimana cara aman membuang obat Anda.
Apakah obat ampicillin aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Ampicillin masuk ke dalam kategori B (tidak berisiko pada beberapa penelitian) risiko kehamilan menurut FDA, organisasi Amerika Serikat yang setara dengan badan POM di Indonesia.
Meski begitu, sebaiknya Anda tetap berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini. Dokter akan mempertimbangkan manfaat dan risiko mengonsumsi obat ini sesuai kondisi Anda.
Sementara itu, ibu menyusui sebaiknya tidak mengonsumsi ampicillin, mengingat obat ini dapat masuk ke dalam ASI dan mungkin bisa memengaruhi bayi Anda.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar