Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Vagina Gatal

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 20/05/2022

Vagina Gatal

Definisi

Apa itu vagina gatal?

Vagina gatal merupakan kondisi yang membuat organ intim Anda terasa tidak nyaman dan ingin segera menggaruknya. Kadang, kondisi ini juga disertai rasa sakit.

Gatal pada vagina tidak selalu menjadi pertanda bahaya. Namun, ini memang biasanya merupakan gejala khas yang muncul karena adanya masalah kulit, gangguan, atau penyakit tertentu, seperti penyakit menular seksual.

Maka, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter saat rasa gatal tak lagi wajar dan tertahankan.

Dokter dapat menentukan apa penyebab gatal yang Anda alami melalui pemeriksaan dan tes tertentu. Setelah itu, barulah dokter akan merekomendasikan perawatan yang tepat sesuai kondisi.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Vagina gatal merupakan kondisi yang sangat umum dan bisa dialami oleh semua wanita pada rentang usia berapa pun. Namun, umumnya, kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita yang telah lewat usia puber.

Anda bisa mengurangi gatal dengan menjaga kebersihan vagina dan menghindari hal-hal yang menyebabkannya.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala vagina gatal?

Selain gatal pada vagina, masalah kulit ini biasanya ditandai dengan berbagai gejala seperti:

Berbagai gejala vagina gatal yang muncul biasanya berbeda pada tiap wanita. Oleh karena itu, Anda perlu berkonsultasi ke dokter jika mengalami berbagai gejala lain yang tidak disebutkan.

Kapan harus ke dokter?

Ada baiknya untuk segera pergi ke dokter jika gejala vagina gatal tak lagi wajar. Gatal yang mengganggu aktivitas atau bahkan tidur Anda merupakan salah satu tanda bahwa Anda harus segera menemui dokter.

Jika rasa gatalnya tak kunjung hilang selama lebih dari satu minggu dan disertai gejala lain yang menyakitkan, jangan tunda untuk berkunjung ke dokter.

Beberapa gejala dari vagina gatal lainnya yang perlu Anda waspadai, antara lain:

Meski sebagian penyebabnya bukan hal serius, ada beberapa obat medis yang bisa diberikan untuk mengurangi gatal pada vagina.

Penyebab

Apa penyebab vagina gatal?

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab gatal pada vagina dan area di sekitarnya, seperti:

Iritasi

Paparan bahan kimia tertentu pada vagina bisa memicu rasa gatal yang bikin tidak nyaman. Pasalnya, bahan kimia tertentu bisa memicu iritasi pada vagina hingga menimbulkan reaksi alergi berupa ruam gatal.

Berbagai jenis produk yang mungkin memicu iritasi, antara lain:

  • Sabun mandi
  • Semprotan untuk alat kelamin
  • Pembersih vagina
  • Alat kontrasepsi oles
  • Krim dan salep untuk area vagina
  • Detergen
  • Pelembut kain

Penyakit kulit

Eksim dan psoriasis termasuk penyakit kulit yang memicu kemerahan dan rasa gatal di vagina.

Eksim atau yang juga dikenal sebagai dermatitis atopik adalah ruam yang muncul dengan tekstur bersisik dan rasa gatal yang teramat sangat. Meski umumnya terjadi di kulit badan, gejalanya bisa menyebar sampai ke vagina.

Sementara itu, psoriasis adalah penyakit autoimun yang menyebabkan bercak merah bersisik, gatal, dan terbentuk di sepanjang kulit kepala serta persendian. Terkadang, gejala gatal tersebut juga bisa mengenai area kulit di sekitar vagina.

Infeksi ragi

Ragi adalah jamur alami yang biasanya ada di vagina. Dalam jumlah yang cukup, ragi umumnya tidak menyebabkan masalah. Namun, ketika pertumbuhannya tidak terkendali, bisa muncul infeksi yang salah satu gejalanya adalah gatal.

Infeksi jamur vagina umumnya terjadi ketika seseorang sedang meminum antibiotik. Pasalnya, antibiotik bisa menghancurkan bakteri baik dan jahat sekaligus. Padahal, bakteri baik dibutuhkan untuk menjaga pertumbuhan ragi tetap terkendali.

Ketika pertumbuhan ragi sangat berlebihan, gejala yang dirasakan bisa sangat tidak nyaman. Rasa gatal pada vagina, terbakar, dan keluarnya keputihan yang tidak normal menjadi gejala yang kerap menandainya.

Bacterial vaginosis

Bacterial vaginosis atau infeksi bakteri vagina adalah kondisi lain yang paling sering menyebabkan gatal pada area intim wanita. Seperti infeksi jamur, bacterial vaginosis dipicu oleh ketidakseimbangan antara bakteri baik dan jahat di vagina.

Kondisi ini tidak selalu menimbulkan gejala. Namun, rasa gatal di vagina dan keluarnya cairan berbau tidak sedap kerap menjadi gejala yang muncul paling awal.

Keputihan tanda bacterial vaginosis muncul berwarna abu-abu atau putih kusam. Dalam beberapa kasus, keputihan juga bisa berbusa dengan tekstur yang lebih cair dari biasanya.

Penyakit menular seksual

Ada banyak macam penyakit menular seksual yang bisa menyebabkan gatal pada vagina. Penyakit-penyakit ini ditularkan melalui hubungan seks baik oral, vaginal, dan anal. Kebiasaan berganti-ganti pasangan seks dan berhubungan tanpa kondom bisa meningkatkan risiko penyakit ini.

Beberapa penyakit menular seksual yang biasanya menyebabkan rasa gatal pada vagina, yaitu:

Selain gatal pada vagina, penyakit ini hampir pasti disertai dengan beragam gejala tambahan seperti keputihan yang berwarna hijau atau kuning, sakit saat kencing, hingga munculnya lesi pada kulit.

Menopause

Wanita yang mengalami menopause bisa mengalami rasa gatal yang tak tertahankan pada area vagina. Hal ini disebabkan karena berkurangnya kadar estrogen dalam tubuh bisa memicu kondisi yang disebut dengan atrofi vagina.

Atrofi vagina adalah penipisan mukosa atau selaput lendir pada vagina yang menyebabkan kekeringan berlebih. Ketika hal ini terjadi, rasa gatal dan iritasi pada vagina tak bisa dihindarkan. Kondisi ini umumnya menyerang wanita di usia 50 tahun ke atas.

Stres

Stres tak hanya membuat pikiran Anda menjadi sulit fokus tetapi juga berakibat pada kondisi fisik. Dilansir dari American Journal of Obstetrics and Gynecology, stres bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Hal ini membuat Anda menjadi lebih rentan terhadap infeksi bakteri vagina, sehingga menyebabkan gatal. Oleh sebab itu, menghindari stres menjadi salah satu cara ampuh untuk menjaga kesehatan organ intim Anda.

Kanker vulva

Dalam kasus langka, kanker vulva bisa menjadi penyebab munculnya rasa gatal pada vagina. Kanker ini tepatnya berkembang di area vulva, yaitu bagian terluar dari vagina. Area luar ini termasuk bibir dalam dan luar vagina, klitoris, dan bukaan vagina.

Kanker vulva mungkin tidak selalu menyebabkan gejala. Namun, ketika gejalanya muncul, kondisi ini ditandai dengan rasa gatal pada vagina, perdarahan di luar siklus haid, dan rasa sakit di sekitar vulva.

Kondisi ini tentu saja bisa disembuhkan total asalkan didiagnosis dan diberikan perawatan sejak awal kemunculannya. Oleh sebab itu, jangan sepelekan pemeriksaan kesehatan tahunan karena prosedur ini membantu mendiagnosis penyakit secara dini untuk mencegah keparahan.

Faktor-faktor risiko

Apa yang membuat saya berisiko kena kondisi ini?

Semua wanita bisa mengalami gatal pada vagina. Namun, beberapa hal berikut bisa meningkatkan risiko vagina gatal:

  • Menggunakan produk perawatan kewanitaan yang berpewangi
  • Menggunakan celana yang lembap dalam waktu lama
  • Melakukan douching (membersihkan vagina dengan bahan kimia khusus)
  • Sedang minum antibiotik
  • Kurang mmperhatikan kebersihan vagina
  • Sering berganti pasangan seks tetapi tidak menggunakan kondom

Diagnosis & pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Bagaimana dokter mendiagnosis kondisi ini?

Ketika Anda memeriksakan diri, dokter akan membuat diagnosis berdasarkan beberapa pertimbangan. Pertama, dokter akan menanyakan soal gejala yang muncul termasuk seberapa parah dan berapa lama vagina gatal telah berlangsung.

Selain itu, dokter juga akan bertanya mengenai aktivitas seksual yang Anda jalani. Informasi ini sangat membantu dokter ntuk menganalisis apakah gatal yang Anda rasakan terkait dengan penyakit menular seksual atau tidak.

Jika dibutuhkan, dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan panggul. Selama prosedur ini dokter akan memeriksa vulva secara visual dan menggunakan spekulum untuk melihat bagian dalam vagina. Selain itu, dokter juga akan memeriksa leher rahim dan organ reproduksi lainnya untuk mencari penyebab pastinya.

Mengambil sampel jaringan kulit dari vulva atau sampel cairan vagina juga bisa dilakukan agar hasil analisis semakin valid. Jika masih kurang, tes darah dan tes urine juga dapat dilakukan.

Apa saja pilihan pengobatan untuk vagina gatal?

Dikarenakan penyebab gatal pada vagina berbeda-beda, otomatis pengobatannya pun akan berbeda. Agar tak salah langkah, berikut panduan mengenai pengobatan vagina yang gatal berdasarkan penyebabnya:

Iritasi

Vagina gatal akibat iritasi produk kimia tertentu kerap hilang sendiri tanpa perlu diobati. Anda hanya perlu menghindari penggunaan produk yang menjadi pemicu iritasi tersebut.

Untuk iritasi yang cukup mengganggu, dokter juga biasa meresepkan losion atau krim steroid untuk mengurangi peradangan dan rasa tidak nyaman yang dirasakan.

Namun, pastikan untuk tidak menggunakannya berlebihan karena krim ini bisa membuat kulit mengalami penipisan.

Penyakit kulit

Vagina gatal yang disebabkan karena penyakit kulit tertentu memiliki beragam pengobatan tergantung penyebabnya.

Jika penyebabnya eksim, dokter akan memberikan krim atau salep kortikosteroid untuk membantu mengurangi rasa gatal dan memperbaiki tampilan kulit.

Selain itu, dokter juga akan memberikan obat yang digunakan untuk melawan infeksi. Krim antibiotik biasanya akan diresepkan jika Anda memiliki infeksi bakteri, luka terbuka, atau luka retak.

Sementara untuk mengendalikan peradangan yang parah, dokter akan memberikan kortikosteroid minum, seperti prednison. Obat-obatan ini cukup efektif tetapi tidak bisa digunakan dalam jangka panjang.

Di sisi lain, jika gatal pada vagina disebabkan oleh penyakit psoriasis dokter akan memberikan jenis obat yang berbeda. Kortikosteroid oles adalah jenis obat yang paling sering diresepkan untuk mengobati psoriasis ringan hingga sedang. Obat ini mampu mengurangi peradangan dan rasa gatal.

Selain kortikosteroid oles, dokter juga sering meresepkan vitamin D, anthralin, retinoid oles, hingga inhibitor kalsineurin. Tak lupa Anda juga disarankan untuk menggunakan pelembap.

Infeksi ragi

Pada kondisi vagina gatal karena infeksi sederhana, dokter umumnya akan meresepkan krim, salep, tablet, atau supositoria. Pilihan obat antijamurnya yaitu:

Anda juga perlu rutin konsultasi ke dokter jika gejalanya muncul kembali dalam dua bulan. Untuk kasus infeksi yang parah, dokter akan memberikan rencana perawatan yang berbeda. Biasanya kondisi ini ditandai dengan gejala seperti:

  • Memiliki kemerahan parah, bengkak, dan gatal hingga menyebabkan luka sobekan di jaringan vagina
  • Telah mengalami lebih dari empat infeksi dalam setahun
  • Memiliki infeksi yang disebabkan oleh Candida selain Candida albicans
  • Sedang hamil
  • Memiliki diabetes yang tidak terkendali
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah karena penyakit atau pengobatan

Untuk mengobati infeksi ragi yang parah, dokter akan memberikan perawatan seperti:

  • Krim, salep, tablet, atau supositoria selama 14 hari
  • Obat antijamur minum (fluconazole) sebanyak 2 sampai 3 dosis
  • Fluconazole jangka panjang yang diminum seminggu sekali selama 6 minggu

Bacterial vaginosis

Vagina gatal akibat bacterial vaginosis paling ampuh diobati oleh antibiotik. Adapun antibiotik yang biasanya diresepkan dokter yaitu:

Metronidazole (Flagyl)

Antibiotik ini tersedia dalam bentuk pil atau gel yang dioleskan langsung ke vagina. Metronidazole paling efektif untuk menekan pertumbuhan bakteri. Namun obat ini juga memiliki efek samping seperti pusing, sakit kepala, sakit perut, mual, hingga diare.

Tinidazole (Tindamax)

Obat ini juga berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri pada vagina. Tinidazole biasanya berbentuk krim yang juga bisa langsung dioleskan tipis-tipis ke vagina.

Clindamycin (Cleocin, Clindesse, dll)

Sama seperti dua varian sebelumnya, clindamycin tersedia dalam bentuk krim. Jangan langsung berhubungan seks saat baru saja menghentikan pemakaian krim. Krim clindamycin dapat merusak karet kondom. Anda dapat berhubungan seks setidaknya tiga hari setelah berhenti menggunakannya.

Dokter juga mungkin akan meresepkan antibiotik, pastikan Anda meminumnya sampai habis sekalipun gejalanya telah menghilang. Ikuti anjuran dokter agar pengobatan berjalan optimal.

Penyakit menular seksual

Untuk vagina gatal akibat penyakit menular seksual, dokter biasanya akan mengobati penyakit dengan antibiotik, antivirus, atau antiparasit. Jenis obat dan dosisnya disesuaikan dengan jenis pennyakitnya. Anda juga perlu meminum obat secara teratur sesuai yang diresepkan.

Jangan menghentikan perawatan meski gejalanya termasuk gatal pada vagina tak lagi terasa. Menghentikan perawatan di tengah jalan bisa membuat infeksi datang kembali di kemudian hari dengan gejala yang lebih parah.

Menopause

Menopause bukanlah penyakit sehingga tak perlu disembuhkan. Namun, untuk meredakan gatal yang mengganggu akibat vagina yang tak lagi terlumasi dengan baik, dokter akan memberikan beberapa perawatan.

Terapi hormon estrogen adalah prosedur yang bisa dilakukan untuk membantu meringankan gejala yang muncul pada wanita menopause. Ada banyak pilihan estrogen mulai dari yang berbentuk krim, tablet, atau supositoria.

Umumnya, terapi hormon yang dioles atau pakai langsung ke vagina tidak seefektif yang digunakan dengan cara minum.

Stres

Menghilangkan stres sebenarnya tak perlu pakai obat. Cukup melakukan hal-hal yang menyenangkan hati dan merangsang hormon oksitosin untuk keluar.

Berolahraga, berkumpul bersama keluarga dan sahabat, juga melakukan meditasi bisa menjadi cara ampuh hilangkan stres yang patut dicoba.

Namun, jika stres tak kunjung hilang padahal sudah melakukan berbagai hal tersebut, ada baiknya untuk meminta bantuan psikolog atau psikiater.

Kanker vulva

Untuk vagina yang gatal karena kanker vulva, pengobatannya pun disesuaikan dengan keparahan penyakit. Dilansir dari Mayo Clinic, ada tiga prosedur pengobatan yang paling sering digunakan yaitu operasi, radiasi, dan dengan kemoterapi. Dokter akan memilihkan perawatan sesuai dengan tingkatan kanker dan kondisi tubuh Anda.

Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan gaya hidup untuk mencegah vagina gatal?

Perawatan rumahan membantu mengatasi vagina yang gatal baik dengan atau tanpa pengobatan dokter. Bahkan, cara ini juga dapat membantu Anda mencegah masalah ini muncul kembali.

Kombinasi perawatan dokter dan rumahan dapat membantu mempercepat pemulihan kondisi. Berikut beberapa tips yang bisa Anda coba praktikkan, yaitu:

  • Tidak menggunakan pembalut dan tisu toilet yang berpewangi
  • Tidak melakukan douching atau semprotan untuk vagina
  • Menggunakan sabun berbahan ringan untuk membersihkan area luar vagina
  • Membersihkan vagina dengan gerakan dari depan ke belakang
  • Menggunakan celana dalam berbahan katun
  • Mengganti celana dalam setiap hari setidaknya 2 kali sehari
  • Tidak berhubungan seks selama pengobatan sebelum diperbolehkan dokter
  • Menggunakan kondom selama bercinta untuk mencegah penularan penyakit pada pasangan
  • Menggunakan pelumas berbahan dasar air untuk melembapkan vagina yang kering sebelum berhubungan seks
  • Tidak menggaruk area yang gatal agar iritasi tak semakin parah.

Bila ada pertanyaan lebih lanjut, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Hello Health Group tidak memberikan nasihat medis, diagnosis, maupun pengobatan.

Disclaimer

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 20/05/2022

Iklan

Apakah artikel ini membantu?

Iklan
Iklan