Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Alergi adalah reaksi berlebihan sistem kekebalan tubuh saat terdapat zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Zat asing pemicu kondisi ini dikenal sebagai alergen.
Alergen berasal dari sesuatu yang tidak berbahaya, bukan zat asing seperti bakteri atau virus yang bisa menimbul penyakit. Contoh pemicu alergi yakni makanan, serbuk sari, obat, debu, dan udara dingin.
Normalnya, tubuh tidak akan bereaksi negatif terhadap hal-hal tersebut, sebab sistem imun dapat membedakan mana zat berbahaya dan mana yang tidak.
Akan tetapi, tubuh orang yang memiliki alergi akan bereaksi berlebihan ketika terkena alergen.
Berdasarkan penyebab dan tempat munculnya gejala, secara umum ada beberapa jenis alergi berikut.
Alergi makanan disebabkan oleh reaksi sistem imun yang berlebihan terhadap protein dalam bahan makanan.
Makanan yang sering memicu alergi adalah makanan laut, seperti ikan, kerang, udang, kacang, telur, serta gandum dan produk turunannya.
Alergi pada kulit dapat dipicu oleh banyak alergen, mulai dari tungau, makanan, hingga udara dingin.
Selain itu, penggunaan produk berbahan lateks dan nikel, air yang tidak bersih, serta konsumsi obat juga kerap menjadi pemicunya.
Bentuk alergi pada kulit yang paling sering terjadi adalah eksim (dermatitis atopik) dan biduran (hives).
Kondisi ini biasanya juga sulit didiagnosis karena dianggap sebagai gejala efek samping obat atau sekadar iritasi.
Pada alergi obat, yang paling sering menjadi pemicunya adalah antibiotik penisilin. Ada pula kasus alergi terhadap obat antikonvulsan, obat antiradang nonsteroid , serta obat-obatan kemoterapi.
Sementara pada alergi lateks, kondisi ini lebih banyak dialami oleh orang yang sering memakai produk berbahan lateks seperti sarung tangan karet atau kondom.
Dermatitis kontak merupakan peradangan pada kulit yang dipicu oleh alergen seperti bahan kimia pada produk pembersih, deterjen, dan tanaman poison ivy.
Reaksi ini biasanya muncul pada area tubuh yang bersentuhan secara langsung dengan zat-zat tersebut.
Alergi pada mata dan hidung biasanya disebabkan oleh alergen yang terhirup.
Alergen mungkin berasal dari tungau, serbuk sari tanaman, atau debu yang melayang di udara.
Pada alergi hewan, alergen pada dasarnya bukan berasal dari bulu hewan itu sendiri, melainkan air liur, ketombe, feses, atau urine yang menempel pada bulu.
Zat-zat tersebut mengandung protein tertentu yang dianggap tubuh sebagai ancaman. Begitu pun dengan alergi serangga, alergen berasal dari zat beracun yang dikeluarkan serangga.
Masih ada banyak pemicu kondisi ini yang mungkin jarang dikenali, seperti:
Setiap orang bisa saja menunjukkan gejala alergi yang berbeda. Tingkat keparahannya pun dapat bervariasi dari ringan sampai berat.
Apabila terkena alergen untuk pertama kalinya, Anda mungkin akan mengalami gejala ringan seperti:
Gejala dapat bertambah buruk bila Anda berulang kali terkena alergen. Reaksi alergi yang parah dapat menimbulkan gejala seperti:
Jika obat bebas yang dijual di apotek tidak dapat meredakan gejala alergi, segera periksakan diri Anda ke dokter.
Anda juga harus mengunjungi dokter bila gejala yang Anda alami mengganggu tidur dan kegiatan sehari-hari.
Selain itu, segera datangi unit gawat darurat bila mengalami syok anafilaksis. Gejala anafilaksis adalah kesulitan bernapas serta penurunan tekanan darah secara drastis dan mendadak.
Sampai saat ini para ahli dan dokter masih belum mengetahui pastinya penyebab alergi, atau apa yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh bereaksi berbeda terhadap zat tertentu.
Meski begitu, perlu diketahui bahwa alergi menurun dalam keluarga. Jika anggota keluarga dekat Anda mempunyai alergi, Anda berisiko lebih besar mengalami kondisi yang sama.
Sistem kekebalan tubuh yang sehat mampu membedakan mana zat berbahaya dan yang tidak. Akan tetapi, sistem imun tubuh beberapa orang tidak mampu bekerja seperti demikian.
Sistem imun mereka menciptakan antibodi imunoglobulin E (IgE) dan melepaskan zat histamin untuk menyerang alergen tertentu.
Ketika lain kali Anda terpapar alergen yang sama di masa depan, sistem imun akan terus menghasilkan reaksi serupa.
Jika Anda terkena pemicu kondisi ini berulang kali, hal ini dapat membuat alergen mengikat semakin kuat pada sel-sel kekebalan tubuh.
Ada sejumlah faktor yang membuat seseorang lebih berisiko terkena kondisi ini.
Dokter dapat mendiagnosis alergi dengan melihat riwayat kesehatan dan melakukan sejumlah pemeriksaan.
Apabila reaksi alergi Anda parah, Anda mungkin akan diminta membuat jurnal rinci mengenai gejala, zat pemicunya, serta kapan gejala muncul.
Setelah melihat riwayat kesehatan Anda, dokter akan melakukan beberapa tes untuk menentukan zat apa yang menjadi alergen.
Jenis tes alergi yang paling umum di antaranya sebagai berikut.
Selain itu, dokter dapat menindaklanjuti tes sebelumnya dengan beberapa prosedur berikut.
Cara terbaik untuk meredakan gejala alergi adalah dengan menghindari apa pun yang menjadi penyebabnya.
Apabila Anda alergi kacang misalnya, segera berhenti makan makanan apa pun yang mengandung kacang begitu Anda menyadarinya.
Kabar baiknya, Anda dapat menghindari alergen dan mengontrol gejala yang muncul dengan obat-obatan. Berikut obat alergi yang umumnya digunakan.
Antihistamin bisa dibeli bebas atau diperoleh dengan resep dokter. Obat ini tersedia dalam beberapa bentuk, di antaranya:
Kortikosteroid adalah obat antiperadangan yang tersedia dalam beberapa bentuk, yaitu:
Orang dengan gejala yang parah bisa mendapatkan resep obat berupa pil kortikosteroid atau suntikan yang memiliki efek jangka pendek.
Obat kortikosteroid juga dapat dibeli bebas ataupun dengan resep dokter. Namun, selalu konsultasikan penggunaan steroid jangka panjang dengan dokter.
Dekongestan adalah obat untuk meringankan hidung tersumbat. Obat ini biasanya tersedia dalam bentuk semprotan.
Jangan gunakan semprotan hidung dekongestan lebih dari beberapa hari karena obat ini dapat menyebabkan efek sebaliknya.
Suntikan imunoterapi akan diberikan jika tubuh tidak dapat menghindari alergen dan pasien mengalami gejala reaksi yang sulit dikendalikan.
Suntikan alergi bekerja dengan mencegah tubuh agar tidak bereaksi berlebihan.
Suntikan harus digunakan secara teratur agar efeknya optimal. Penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter.
Sublingual immunotherapy treatment adalah prosedur pengobatan tanpa suntikan.
Obat diletakkan di bawah lidah untuk mengurangi gejala reaksi yang parah. Pemberian obat awalnya dilakukan dengan dosis rendah, lalu ditingkatkan perlahan-lahan.
Reaksi yang parah atau anafilaksis perlu ditangani dengan obat yang disebut dengan epinefrin (EpiPen).
Epinefrin bekerja dengan melebarkan saluran pernapasan dan meningkatkan tekanan darah yang tadinya terganggu akibat syok anafilaksis.
Reaksi yang serius, seperti syok anafilaksis, memerlukan langkah pertolongan pertama alergi yang tepat.
Pada kondisi ini, pasien tidak mampu menggunakan obat karena reaksi yang dialaminya sangat parah. Biasanya pasien akan kesulitan bernapas, bahkan mungkin tidak sadarkan diri.
Anda sebaiknya segera mencari bantuan darurat melakukan hal berikut untuk mencegah syok sementara menunggu bantuan:
Berikut cara mencegah alergi yang bisa Anda lakukan.
Hal berikut ini juga diyakini dapat mengurangi risiko.
Alergi adalah reaksi berlebihan tubuh saat terkena zat asing dari lingkungan. Kondisi ini tidak bisa sembuh total dan membahayakan bagi beberapa orang.
Kendati demikian, obat-obatan dan penanganan darurat dapat menyelamatkan nyawa pasien.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar