Sefotaksim (cefotaxime) adalah antibiotik untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri dengan cara menghentikan pertumbuhannya. Antibiotik tidak bisa Anda gunakan untuk menghentikan infeksi virus, seperti pilek.
Golongan obat: antibiotik, sefalosporin
Merek dagang obat: Baxima, Biocef, Cefarin, Cefokaf, Cefor, Cepofion, Cevoka, Clacef, Foxim, Incetax, Goforan, Glocef.
Apa itu sefotaksim?
Cefotaxime adalah obat antibiotik yang untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri, seperti:
Selain itu, sefotaksim juga bisa dokter gunakan untuk mencegah infeksi bakteri yang mungkin terjadi akibat tindakan operasi.
Cefotaxime termasuk dalam kelas antibiotik bernama cephalosporin yang bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan bakteri.
Obat ini tidak akan bekerja untuk menyembuhkan infeksi virus, seperti pilek dan flu.
Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui jenis infeksi yang terjadi sebelum mengonsumsi obat ini.
Menggunakan antibiotik saat tubuh tidak membutuhkan bisa meningkatkan risiko terkena infeksi yang kebal dengan pengobatan antibiotik.
Dosis sefotaksim
Cefotaxime termasuk ke dalam obat keras sehingga dosis dan pemberiannya harus sesuai dengan resep dokter.
Mengutip dari situs resmi BPOM, dokter akan memberikan sefotaksim melalui injeksi intramuskuler, intravena, atau infus.
Dosis dewasa
Untuk orang dewasa, dosis sefotaksim adalah 1 gram setiap 12 jam dan dokter bisa meningkatkan dosis sampai 12 gram per hari dalam 3-4 pemberian.
Pada seseorang yang mengalami infeksi pseudomonas, pemberian obat adalah lebih dari 6 gram per hari.
Infeksi pseudomonas adalah infeksi bakteri di lingkungan air, tanah, tanaman, hewan, dan kulit manusia.
Bayi dan anak-anak
Pada bayi baru lahir, dosis cairannya adalah 50 mg/kg bb/ hari dalam 2-4 kali pemberian.
Pada infeksi berat, dokter aka meningkatkan dosis 1500-200 mg/kg bb/hari.
sementara itu, untuk anak-anak, dosis sefotaksim adalah 100-150 mg/kg bb/hari dalam 2-4 kali pemberian.
Bila terjadi infeksi berat, dokter bisa meningkatkan dosis menjadi 200 mg/kg bb/hari.
Aturan pakai sefotaksim
Saat Anda membutuhkan obat ini, dokter akan memberikan cefotaxime dengan cara menyuntikkan ke dalam otot (intramuscular/IM) atau pembuluh darah (intravena/IV).
Dosis obat yang dokter berikan akan bergantung pada kondisi kesehatan Anda dan respons terhadap pengobatan.
Mengutip dari Medlineplus, Anda akan menerima suntikan sefotaksim di rumah sakit.
Gunakan obat sesuai dengan waktunya, meski Anda sudah merasa lebih baik.
Terlalu cepat berhenti menggunakan antibiotik membuat bakteri berpotensi tumbuh kembali dan infeksi kambuh.
Simpan cefotaxime pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap.
Hindari menyimpannya di kamar mandi dan jangan membekukannya. Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda.
Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker.
Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila mendapat arahan dari dokter.
Efek samping sefotaksim
Segera mencari pertolongan bila mengalami tanda-tanda reaksi alergi seperti, gatal-gatal sulit bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
Mengutip dari Drugs, efek samping ringan dari obat cefotaxime yaitu:
- nyeri pada area suntikan,
- sakit perut,
- mual muntah,
- sakit kepala, dan
- vagina gatal atau mengeluarkan cairan
Selain efek ringan, Anda bisa mengalami efek samping serius meski sangat jarang terjadi, seperti:
- diare berair atau berdarah,
- ruam, memar, kesemutan, mati rasa, nyeri, otot lemah,
- detak jantung tidak teratur,
- demam, menggigil, sakit pada tubuh, gejala flu,
- mudah memar atau berdarah, lemah lesu tidak biasa,
- demam, sakit tenggorokan, dan sakit kepala dengan kulit melepuh, mengelupas, dan ruam,
- kejang-kejang atau pingsan, dan
- mata atau kulit menguning (jaundice).
Bila Anda khawatir mengenai efek samping tertentu, konsultasikan pada dokter atau apoteker.
Peringatan dan perhatian saat pakai cefotaxime
Mengutip dari situs resmi BPOM, Anda perlu waspada dalam mengonsumsi obat ini bila memiliki:
- hipersensitivitas terhadap antibakteri beta-laktam,
- gangguan ginjal,
- positif palsu untuk glukosa urine.
Untuk memastikan bahwa Anda bisa menggunakan cefotaxime dengan aman, beri tahu dokter jika Anda memiliki kondisi:
- alergi penisilin,
- penyakit ginjal,
- penyakit hati,
- kelainan pada perut atau usus misalnya colitis,
- diabetes, atau
- kelainan ritme jantung (aritmia jantung).
Dokter akan menyesuaikan dosis obat dengan kondisi Anda agar tetap aman saat mengonsumsi cefotaxime.
Apakah sefotaksim aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Cefotaxime termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori B menurut US Food and Drug Administration (FDA).
Artinya, penelitian pada hewan tidak menunjukkan risiko terhadap janin saat tikus betina mengonsumsi obat.
Sebelum mengonsumsi obat ini, informasikan kepada dokter dan petugas medis lain.
Interaksi obat sefotaksim dengan obat lain
Walau beberapa jenis obat tidak bisa Anda minum secara bersamaan, dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan dua obat yang berpotensi menimbulkan interaksi.
Beberapa obat yang mungkin saja berinteraksi dengan Cefotaxime adalah warfarin dan robenecid.
Dalam kasus tersebut, dokter mungkin mengubah dosis atau menyarankan beberapa pencegahan.
Informasikan kepada dokter dan apoteker segala jenis obat yang Anda minum, baik obat resep maupun obat bebas agar dosis obat bisa menyesuaikan.
Merokok atau mengonsumsi alkohol dengan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan interaksi terjadi.
Diskusikan penggunaan obat Anda dengan makanan, alkohol, atau tembakau dengan dokter dan petugas medis.
[embed-health-tool-bmi]