Masalah penggumpalan darah bisa menimbulkan komplikasi kesehatan yang serius jika tidak segera diobati. Oleh sebab itu, penggunaan obat seperti warfarin sangat dibutuhkan guna mengatasinya.
Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita
Masalah penggumpalan darah bisa menimbulkan komplikasi kesehatan yang serius jika tidak segera diobati. Oleh sebab itu, penggunaan obat seperti warfarin sangat dibutuhkan guna mengatasinya.
Golongan obat: antikoagulan
Merk dagang: Simarc, Notisil 2, Notisil 5, Rheoxen, Warfarin
Warfarin adalah obat pengencer darah yang berfungsi untuk mengatasi dan mencegah pembentukan gumpalan darah agar tidak semakin membesar dan menyumbat pembuluh darah.
Obat ini diberikan pada pasien yang mengalami deep vein thrombosis (bekuan darah pada pembuluh darah kaki) dan emboli paru.
Penggunaannya juga disarankan bagi orang-orang yang berisiko mengalami pembekuan darah, seperti web detak jantung tidak teratur atau memasang pengganti katup jantung mekanis.
Dosis obat akan ditentukan oleh dokter sesuai dengan kondisi yang ingin ditangani, kondisi pasien sendiri, serta usia pasien.
Banyaknya dosis warfarin tablet yang umum diberikan pada orang dewasa yakni 5–10 mg. Obat dapat diminum selama 1–2 hari.
Untuk menjaga kestabilan kadarnya dalam darah, warfarin perlu diminum setiap hari dengan dosis pemeliharaan sebanyak 3–9 mg.
Gunakan warfarin sesuai dengan aturan minum obat dari dokter. Jangan menambah atau mengurangi dosis dari yang aturan yang telah ditentukan.
Usahakan untuk minum obat pada waktu yang sama setiap harinya, sebab ini akan membantu menjaga efektivitas obat.
Pengobatan tetap harus dilanjutkan meski Anda telah merasa sehat. Jangan menghentikan pengobatan tanpa sepengetahuan dokter.
Selama menjalani pengobatan, Anda juga mungkin perlu melakukan tes darah secara teratur. Hasil tes darah dapat membantu dokter untuk menentukan apakah dosis warfarin harus ditambah atau dikurangi.
Bila Anda melewatkan satu dosis, segera minum obat ketika Anda ingat. Namun, jika ini terjadi saat waktu minum obat sudah mendekati dosis selanjutnya, lewati dosis yang sudah terlewat.
Minumlah dosis obat selanjutnya seperti biasa. Hindari menggandakan dosis obat dalam keadaan apa pun.
Obat paling baik disimpan pada suhu ruangan. Jauhkan obat dari paparan cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan menyimpan obat di kamar mandi dan jangan membekukannya.
Ada risiko efek samping yang dapat terjadi dari pemakaian warfarin. Salah satu efek samping yang paling umum adalah perdarahan yang lebih mudah dari biasanya, baik dalam bentuk mimisan, gusi berdarah, memar, atau menstruasi yang lebih berat dan lama.
Berbagai kondisi tersebut lebih mungkin terjadi ketika Anda sedang dalam kondisi yang tidak sehat.
Efek samping lainnya dapat meliputi:
Segera hubungi dokter bila Anda mengalami efek samping yang disebutkan di atas, terutama bila kondisinya tidak kunjung membaik.
Warfarin bisa menyebabkan perdarahan hebat yang mengancam jiwa, bahkan terkadang bisa berujung pada kematian.
Maka dari itu, beri tahu dokter bila Anda memiliki riwayat:
Beri tahu juga bila Anda sering terjatuh, baru saja mengalami cedera serius, atau baru menjalani operasi.
Risiko perdarahan saat menggunakan warfarin lebih tinggi pada orang-orang berusia di atas 65 tahun orang yang mengonsumsi obat ini dalam dosis tinggi.
Selain itu, risikonya juga cukup tinggi pada orang-orang yang menggeluti aktivitas atau olahraga yang mengakibatkan cedera serius.
Maka dari itu, hindari kegiatan yang dapat membuat Anda jatuh atau cedera. Berhati-hatilah saat menggunakan benda-benda tajam seperti alat cukur agar tidak melukai diri sendiri.
Bila perlu, mintalah bantuan pada orang lain ketika hendak melakukan sesuatu yang melibatkan penggunaan benda tajam.
Katakan kepada dokter mengenai segala obat-obatan, suplemen, vitamin, atau produk herbal yang sedang Anda minum. Informasi ini sangat penting untuk menghindari risiko interaksi obat.
Warfarin dapat menembus plasenta dan menyebabkan perdarahan pada janin. Penggunaannya juga berkaitan dengan aborsi spontan, kelahiran prematur, dan bayi lahir mati.
Karena alasan ini, obat warfarin tidak boleh dikonsumsi selama trimester pertama dan menjelang persalinan.
Kendati demikian, American College of Cardiology menyebutkan bahwa warfarin tidak dapat mengalir ke dalam ASI. Ibu yang menyusui masih bisa mengonsumsi obat ini, tetapi penggunaannya tetap harus diawasi oleh dokter.
Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Berikut adalah beberapa obat yang dapat menimbulkan interaksi dengan warfarin.
Kemungkinan masih ada beberapa obat lain yang juga dapat berinteraksi dengan obat pengencer darah ini. Bila Anda khawatir akan risiko interaksi warfarin dengan obat tertentu, konsultasikan kepada dokter atau apoteker.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.
Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar