Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Gastroenteritis (Muntaber)

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 24/10/2022

Gastroenteritis (Muntaber)

Definisi

Gastroenteritis (muntaber) adalah peradangan pada lapisan usus yang umumnya disebabkan oleh infeksi. Sejumlah orang juga menyebut gangguan pencernaan ini dengan flu perut atau muntaber (muntah dan berak).

Penyebab flu perut umumnya infeksi virus, tetapi bisa juga disebabkan oleh bakteri atau parasit. Gejala gastroenteritis hampir mirip dengan diare atau keracunan makanan.

Penyebaran infeksi penyakit ini terjadi lewat makanan atau air yang terkontaminasi, dan berkontak dengan orang yang terinfeksi. Keluhan utama akibat flu perut yaitu dehidrasi ketika terlalu banyak cairan tubuh yang terbuang akibat muntah dan diare.

Seberapa umum kondisi ini?

Gastroenteritis adalah gangguan pencernaan yang bisa terjadi pada siapa saja. Meski begitu, anak-anak, lansia, dan orang dengan sistem imun yang lemah lebih berisiko mengalami muntaber.

Dilansir dari Cleveland Clinic, sekitar 3 – 5 miliar masyarakat di dunia mengalami diare akut akibat flu perut per tahun. Hal ini yang membuat flu perut menjadi cukup umum terjadi.

Tanda dan gejala

Gejala utama dari muntaber yaitu diare. Diare terjadi akibat usus besar terinfeksi, sehingga tidak mampu menahan cairan di perut. Akibatnya, feses pun menjadi encer.

Tidak hanya diare, ada berbagai gejala flu perut lainnya yang perlu Anda waspadai, meliputi:

  • sakit perut atau kram perut,
  • demam dan tubuh berkeringat,
  • mual dan muntah,
  • berat badan menurun,
  • sulit menahan diri untuk tidak BAB (inkontinensia feses),
  • nyeri otot dan sendi, serta
  • kulit terasa lembap.

Gejala dari muntaber dapat terjadi 1 – 3 hari setelah terinfeksi dan bisa berlangsung selama 1 – 2 hari atau lebih. Namun, tanda dan gejala gastroenteritis tergantung pada penyebabnya.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Gejala muntaber pada bayi dan anak

Sementara pada bayi dan anak kecil, Anda perlu menghubungi dokter ketika mereka mengalami kondisi seperti:

  • demam tinggi lebih dari 38°C,
  • rewel dan menangis terus,
  • tampak lemas atau lemah,
  • BAB berdarah,
  • dehidrasi pada anak dan bayi,
  • muntah lebih dari beberapa jam,
  • tidak buang air kecil dalam 6 jam, serta
  • perubahan jam tidur.

Jika Anda atau anak memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikan ke dengan dokter. Tubuh masing-masing orang merespons suatu infeksi berbeda-beda, jadi gejala yang dirasakan setiap orang tidak selalu sama.

Kapan harus periksa ke dokter?

Sebenarnya, cara mengobati gastroenteritis cukup sederhana, yakni dengan melakukan perawatan di rumah. Walaupun demikian, Anda tetap perlu berkonsultasi dengan dokter, terutama ketika mengalami gejala seperti:

  • BAB terus menerus dalam 24 jam,
  • BAB berdarah,
  • muntah berkepanjangan lebih dari 2 hari atau muntah darah,
  • dehidrasi, serta
  • demam tinggi.

Penyebab dan faktor risiko

Penyebab utama gastroenteritis yaitu infeksi virus dan bakteri. Keduanya dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman terkontaminasi.

Muntaber juga bisa menular ketika Anda terus berinteraksi dengan orang yang terinfeksi, terutama menggunakan peralatan yang sama, seperti gelas dan sendok.

Lebih jelasnya, virus atau bakteri yang dapat menginfeksi usus besar, antara lain:

Norovirus

Norovirus adalah penyebab muntaber yang paling sering terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Penyebaran virus ini dapat terjadi melalui keluarga, teman, atau perkumpulan dengan orang yang terinfeksi di dalamnya.

Rotavirus

Dibandingkan dengan orang dewasa, rotavirus lebih sering menyebabkan muntaber pada anak-anak. Virus ini biasanya masuk ke tubuh anak ketika mereka memasukkan jari atau mainan yang terkontaminasi ke dalam mulut.

Orang dewasa yang terinfeksi rotavirus biasanya tidak menunjukkan gejala. Namun, mereka masih dapat menularkan virusnya ke orang lain.

Bakteri

Selain virus, penyebab flu perut lainnya adalah infeksi bakteri. Ada sejumlah jenis bakteri yang dapat menyebabkan gastroenteritis, antara lain:

  • Yersinia, bakteri yang ada dalam daging babi,
  • Staphylococcus dan Salmonella, bakteri yang ada pada produk susu tanpa proses pemanasan, daging, atau telur mentah,
  • Shigella, bakteri yang sering ditemukan di kolam renang,
  • Campylobacter, bakteri ditemukan dalam daging ayam, burung, atau bebek mentah, dan
  • E. coli, bakteri ditemukan dalam daging sapi mentah dan salad.

Apa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena kondisi ini?

Selain penyebab, ada beberapa faktor yang bisa membuat seseorang jadi rentan mengalami flu perut, di antaranya sebagai berikut.

  • Bayi, anak-anak, dan lansia karena memiliki sistem imun yang lemah.
  • Sistem imun lemah, terutama pengidap HIV/AIDS atau menjalani kemoterapi.
  • Tinggal di daerah dengan sanitasi air yang buruk.
  • Tinggal di area dengan populasi tinggi.
  • Berada di penitipan anak atau sekolah asrama.
  • Berwisata.

Komplikasi

Bila tidak ditangani dengan tepat, penyakit muntaber dapat menimbulkan sejumlah komplikasi, seperti:

  • dehidrasi,
  • tidak mampu mengontrol pergerakan usus,
  • gagal ginjal,
  • perdarahan usus yang berujung pada anemia, dan
  • kematian.

Obat & Pengobatan

Bagaimana cara mendiagnosis kondisi ini?

Pada saat Anda berkonsultasi dengan dokter terkait muntaber, dokter akan menanyakan berbagai gejala yang dirasakan. Selain gejala, dokter juga akan memeriksa riwayat kesehatan Anda.

Banyaknya gangguan pencernaan yang memicu gejala serupa dengan flu perut, membuat dokter merekomendasikan pemeriksaan tambahan, yaitu:

Baik sampel darah maupun feses nantinya akan diperiksa di laboratorium untuk mendeteksi penyebab muntaber, apakah virus atau bakteri.

Apa saja pilihan pengobatan flu perut?

Pada dasarnya, pengobatan gastroenteritis dapat dilakukan di rumah. Hanya saja, beberapa pasien, seperti bayi dan anak-anak, mungkin memerlukan perawatan khusus dari dokter.

Minum obat yang dijual bebas

Sementara itu, dokter mungkin akan merekomendasikan obat-obatan yang dijual bebas tanpa resep untuk orang dewasa, seperti:

Kedua obat ini bertujuan mengobati muntaber akibat infeksi virus. Akan tetapi, obat-obatan gastroenteritis ini tidak dianjurkan untuk bayi, anak, ibu hamil dan menyusui, atau orang dengan penyakit tertentu.

Itu sebabnya, Anda perlu berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum memakai obat. Bila sakit muntaber disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik untuk melawan infeksi di tubuh.

Selain itu, dokter juga mungkin menganjurkan obat lain untuk meredakan gejala muntaber, seperti demam dan sakit, antara lain:

Pengobatan di rumah

Selain perawatan dari dokter, ada sejumlah kebiasaan yang perlu diperhatikan guna mendukung proses penyembuhan muntaber. Berikut ini beberapa cara sederhana mengatasi flu perut yang bisa dilakukan di rumah.

Tingkatkan asupan cairan

Demi mencegah komplikasi gastroenteritis, Anda perlu meningkatkan asupan cairan dengan lebih banyak minum air.

Selain air, Anda juga bisa menggantikan cairan tubuh yang hilang dengan larutan oralit dan minuman dengan kandungan elektrolit.

Makan sedikit demi sedikit

Salah satu gejala gastroenteritis yang paling sering terjadi adalah merasa mual dan muntah. Gejala ini sebenarnya bisa diredakan dengan mengonsumsi makanan dalam jumlah sedikit, tetapi lebih sering.

Cara mengobati flu perut ini setidaknya mencegah tubuh lemas sekaligus kekurangan nutrisi.

Tips mengonsumsi makanan saat diare dan muntah, antara lain:

  • pilih makanan hambar tapi mudah dicerna, seperti bubur, pisang, atau roti, dan
  • hindari produk olahan susu, makanan berlemak atau minuman berkafein.

Lebih banyak beristirahat

Tidak hanya memperhatikan kebiasaan makan dan minum, Anda juga perlu lebih banyak beristirahat. Bagaimana tidak, terlalu sering muntah dan BAB tentu membuat tubuh lemas.

Oleh karena itu, sangat disarankan untuk beristirahat selama 1 – 3 hari hingga kondisi Anda membaik.

Pencegahan

Flu perut sebenarnya bisa dicegah, asalkan Anda menjalani beberapa kebiasaan di bawah ini.

Vaksin

Kini telah tersedia vaksin untuk mencegah muntaber. Vaksin gastroenteritis ini biasanya diberikan pada anak-anak berusia satu tahun.

Hal ini bertujuan agar tubuh membentuk sistem imun yang lebih kuat dalam rotavirus. Vaksin yang digunakan untuk mengurangi risiko flu perut adalah vaksin rotavirus (Rotatex dan Rotarix).

Rajin cuci tangan

Menjalani kebiasaan hidup yang bersih dan sehat adalah kunci utama dari pencegahan flu perut. Salah satunya adalah rutin mencuci tangan, terutama setelah dari toilet, makan, hendak menyiapkan makanan, atau melakukan aktivitas di luar rumah.

Hal ini juga berlaku terutama untuk Anda yang merawat bayi yang mengalami gastroenteritis. Perlu diketahui bahwa virus penyebab muntaber dapat bertahan di feses selama 2 minggu setelah pasien sembuh.

Usahakan untuk mencuci tangan dengan sabun dan menggosoknya hingga ke sela-sela kuku selama 20 detik. Lalu, bilas dengan air mengalir dan keringkan tangan setelah dicuci.

Hindari menggunakan barang berbarengan

Bagi Anda yang tinggal di asrama atau ketika anggota keluarga ada yang terkena gastroenteritis, jangan gunakan barang yang sama secara bergantian.

Batasi interaksi dengan orang yang sakit, seperti tidak makan di meja yang sama atau tidur di meja yang sama.

Menjaga kebersihan saat bepergian

Ketika Anda melakukan perjalanan ke suatu daerah atau negara, pastikan untuk selalu menjaga kebersihan. Bukan hanya kebersihan, tapi juga makanan dan minuman yang Anda konsumsi.

Langkah-langkah yang bisa dilakukan sebagai cara mencegah muntaber saat bepergian antara lain sebagai berikut.

  • Minum air yang botolnya tertutup rapat dan kemasannya tidak rusak.
  • Hindari minuman dengan es batu, jika saat membelinya di tempat terbuka.
  • Hindari makanan mentah atau dimasak kurang matang.
  • Pastikan membeli makanan di tempat yang bersih.
  • Selalu cuci tangan serta siapkan handsanitizer di dalam tas.

Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan hubungi dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.

Disclaimer

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 24/10/2022

Iklan

Apakah artikel ini membantu?

Iklan
Iklan