backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Segudang Penyebab Jerawat, Mulai Kosmetik Hingga Genetik

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 23/05/2023

Segudang Penyebab Jerawat, Mulai Kosmetik Hingga Genetik

Penyebab utama jerawat

Jerawat sebenarnya mudah diatasi dengan perawatan kulit sederhana. Namun, benjolan merah yang terasa perih ini dapat kembali muncul berulang kali di tempat yang sama. 

Jika jerawat sudah menjadi masalah langganan, artinya Anda perlu tahu apa yang menjadi menyebabkan hal ini terjadi. Pasalnya, pengobatan jerawat tergantung pada jenis jerawat dan apa pemicunya. 

Pada dasarnya penyebab utama jerawat adalah penyumbatan pori-pori. Pori-pori yang tersumbat dapat terjadi akibat ketiga faktor ini, yaitu sebagai berikut.

1. Bakteri

Bakteri merupakan salah satu penyebab utama dari kemunculan jerawat. Di bawah ini adalah beberapa jenis bakteri yang dapat memicu jerawat.

  • Propionibacterium acnes (P. acnes)
  • Corynebacterium granulosum 
  • Staphylococcus epidermidis atau coagulase-negative staphylococcus

Di antara ketiga bakteri tersebut, P. acnes adalah jenis bakteri yang paling sering menyebabkan jerawat. Jerawat umumnya muncul diawali dengan penyumbatan pori oleh zat asing yang kemudian mengundang bakteri untuk menginfeksi. 

Hal tersebut yang nantinya memicu kulit membengkak dan bernanah. Jumlah dan aktivitas bakteri seringnya dipengaruhi hormon, suplai oksigen, serta nutrisi.

2. Penumpukan sel kulit mati

Selain bakteri, penumpukan sel kulit mati juga dapat menyumbat pori-pori kulit yang memicu pertumbuhan jerawat. 

Begini, setiap sel tubuh yang sudah mati dan rusak akan digantikan dengan sel baru yang sehat. Proses pergantian sel kulit akan melibatkan semua kulit dan diawali dengan lapisan kulit terdalam (stratum germinativum) memproduksi sel kulit baru. 

Setelah itu, sel baru akan naik hingga mencapai lapisan kulit terluar (stratum korneum). Jika sel tersebut sudah sampai, sel di lapisan kulit terluar akan mati. 

Faktanya, proses ini tidak berjalan dengan lancar pada orang yang mudah berjerawat dan memiliki kulit yang berminyak. Pasalnya, kulit mereka memproduksi lebih banyak sel kulit mati daripada seharusnya. 

Alhasil, penumpukan sel kulit mati pun terjadi karena tidak dapat dibersihkan dan memungkinkan adanya penyumbatan pori-pori. Jika kulit, baik wajah maupun tubuh, tidak dibersihkan dengan benar, sel kulit mati yang tersisa akan menumpuk dan menjadi penyebab jerawat. 

3. Produksi minyak (sebum) berlebih

Umumnya, kulit manusia mempunyai kelenjar sebaceous (sebasea) yang memproduksi minyak (sebum). Sebum ini nantinya akan naik ke permukaan kulit lewat pori-pori di sekitar folikel rambut dan bertujuan untuk menjaga kelembapan kulit. 

Sebum adalah komponen yang dibutuhkan, tetapi ketika dihasilkan secara berlebihan ternyata dapat menyumbat pori-pori. Akibatnya, jerawat pun muncul. 

Faktor lain penyebab jerawat

Penumpukan sel kulit mati, produksi minyak berlebih, dan infeksi bakteri penyebab jerawat tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami ketiga hal tersebut dan lebih rentan terhadap jerawat.

1. Perubahan hormon

Jenis jerawat yang paling umum adalah jerawat yang muncul selama masa pubertas akibat perubahan kadar hormon, yaitu hormon androgen. 

Ketidakseimbangan hormon androgen dapat menjadi penyebab timbulnya jerawat karena dapat memicu peningkatan produksi minyak. Hal ini juga bikin sel kulit mengeras yang nantinya memicu penyumbatan pori-pori, sehingga sel kulit mati dan minyak berlebih tidak dapat keluar. 

Perubahan hormon tidak hanya terjadi pada masa pubertas, tetapi juga dapat dialami oleh orang dewasa, terutama pada wanita. Berikut ini beberapa kondisi yang dapat menyebabkan jerawat kembali meradang saat dewasa. 

  • Menstruasi
  • Penderita PCOS (sindrom ovarium polikistik)
  • Kehamilan

Jerawat karena hormon juga dapat terjadi ketika tubuh tidak memiliki beberapa enzim yang berkaitan dengan produksi beberapa hormon tertentu. Kondisi yang disebut sebagai adrenal kongenital ini mungkin terjadi akibat kadar hormon seks seperti testosteron terlalu sedikit. 

Bagaimana dengan perubahan hormon saat orgasme?

Sementara itu, ada beberapa orang yang percaya bahwa perubahan hormon testosteron saat orgasme juga dapat memicu jerawat. Faktanya, tidak demikian.

Peningkatan hormon tersebut terjadi dalam waktu singkat dan tidak memengaruhi produksi minyak kulit. Hal ini berlaku saat setelah berhubungan seks maupun masturbasi. Artinya, masturbasi dan seks tidak menjadi penyebab jerawat secara langsung.

Apakah perubahan hormon saat jatuh cinta juga memicu jerawat?

Pada saat seseorang jatuh cinta, tubuh akan mengalami perubahan dan salah satunya adalah perubahan hormon kortisol dan dopamin. Hal ini dibuktikan lewat penelitian dari Indian Journal of of Endocrinology and Metabolism.

Kortisol adalah hormon stres yang dipercaya dapat menyebabkan jerawat karena dapat memicu peradangan kulit. Untungnya, kondisi ini tidak berlaku ketika Anda jatuh cinta.

Pasalnya, perasaan stres tersebut hanya muncul sebentar dan akan digantikan dengan perasaan bahagia. Bila Anda bahagia, tubuh akan melepaskan dopamin yang mencegah timbulnya peradangan di tubuh.

Meski begitu, ada banyak hal yang dapat menjadi penyebab kemunculan jerawat, terlepas apakah Anda sedang jatuh cinta atau tidak. Sebagai contoh, jatuh cinta di masa pubertas dapat memicu pertumbuhan jerawat.

2. Stres

Pada dasarnya, stres tidak menjadi penyebab jerawat secara langsung. Namun, ketika Anda dilanda stres, tubuh akan menghasilkan lebih banyak androgen yang juga merangsang kelenjar minyak dan kantong rambut di kulit. Akibatnya, jerawat pun muncul.

Selain itu, stres juga dapat menimbulkan berbagai kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan jerawat, seperti merokok, minum alkohol, dan makan berlebihan. Oleh sebab itu, mengelola stres dengan baik dapat mengurangi risiko timbulnya jerawat.

3. Faktor genetik

Sebenarnya, kasus jerawat yang disebabkan oleh faktor keturunan terbilang sedikit. Namun, kecenderungan jerawat muncul dalam sebuah keluarga dapat terjadi. 

Sebagai contoh, memiliki salah satu atau kedua orangtua yang rentan terhadap jerawat dapat membuat anaknya juga lebih berisiko. 

Kondisi ini mungkin terjadi saat seseorang terkena jerawat ketika ibunya mengalami hal yang sama pada daerah tertentu. Hal tersebut menandakan bahwa gen dari ibu atau kromosom X bisa menjadi penyebab jerawat muncul akibat faktor genetik. 

Penyebab pastinya memang belum diketahui. Namun, beberapa penelitian menunjukkan adanya 15 genetik yang umum mengalami jenis jerawat yang parah, seperti jerawat nodul dan jerawat pustula. 

Mayoritas jenis genetik ini berpengaruh terhadap fungsi, bentuk, dan struktur folikel rambut. Meski begitu, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk melihat hubungan antar ketiganya. 

4. Cuaca

Tahukah Anda bahwa ternyata cuaca juga dapat menjadi faktor timbulnya jerawat? Pada saat cuaca sedang lembap selama musim hujan, atau di iklim tropis, Anda mungkin lebih rentan berjerawat atau jerawat yang dialami bertambah parah. 

Lingkungan yang lembap menyebabkan kulit lebih mudah berkeringat, sehingga keringat lebih mudah bercampur dengan sel kulit mati dan kotoran. 

Akibatnya, penyumbatan pori-pori pun terjadi dan menyebabkan jerawat muncul. Hal ini pun juga berlaku ketika cuaca panas karena memicu produksi keringat lebih banyak. 

Sementara itu, cuaca kering membuat kulit menjadi  kering dan memicu produksi minyak berlebih agar kelembapan kulit tetap terjaga. Selain itu, kulit yang kering menyebabkan pengelupasan lapisan kulit teratas. 

Alhasil, sel kulit mati menumpuk dan bercampur dengan sebum yang nantinya menyumbat pori. 

5. Efek samping obat

Penyebab lainnya yang dapat memicu jerawat adalah penggunaan obat-obatan tertentu, seperti:

  • Kortikosteroid karena kandungannya dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri di folikel kulit
  • Kontrasepsi mengurangi sirkulasi hormon pengikat globulin sehingga memperparah jerawat pada wanita
  • Obat untuk meningkatkan massa otot
  • Antidepresan (lithium), vitamin B (B6 dan B12) dan obat epilepsi

Bila Anda mencurigai obat-obatan di atas menjadi faktor timbulnya jerawat di badan, wajah, dan daerah lainnya, konsultasikan dengan dokter. Hal ini bertujuan agar Anda dapat mengganti obat lain dengan khasiat yang sama.

Kebiasaan buruk penyebab jerawat

Mengobati jerawat memang tidak mudah. Bahkan, produk perawatan kulit yang mahal pun tidak akan berhasil jika kebiasaan buruk yang menjadi penyebab jerawat masih dilakukan, meliputi sebagai berikut.

1. Menyentuh kulit dengan tangan yang kotor

Menyentuh kulit, terutama di bagian wajah, dengan tangan yang kotor adalah kebiasaan yang sering menjadi penyebab jerawat. Pasalnya, bakteri dan kotoran yang melekat di tangan dapat menempel di kulit dan menyumbat pori-pori. Akibatnya, kulit Anda lebih rentan berjerawat. 

Selain itu, benda-benda yang sering menempel di wajah, seperti handphone, alat make-up, bahkan keringat pun dapat memicu timbulnya jerawat. 

2. Jarang mencuci rambut

Jarang mencuci rambut dapat menghasilkan rambut yang kotor, terlebih lagi pada orang dengan rambut tipis, panjang, dan berponi. Kotoran pada rambut yang jarang keramas dapat menempel pada wajah. 

Akibatnya, kulit akan lebih rentan berjerawat. Bahkan, kebiasaan ini juga dapat menyebabkan jerawat di kulit kepala yang jarang disadari banyak orang. 

3. Memencet komedo

Banyak orang yang menyangka bahwa memencet komedo akan lebih cepat mengatasi masalah ini. Sayangnya, kebiasaan ini justru dapat menjadi penyebab timbulnya jerawat karena dapat melukai kulit wajah dan mengakibatkan jaringan kulit rentan sobek. 

Jika kebiasaan ini diteruskan, terutama saat kulit sudah berjerawat, tentu dapat menimbulkan kerusakan dan bekas jerawat yang akan sulit hilang. 

4. Cara mencuci muka yang salah

Salah satu kunci untuk mencegah jerawat muncul adalah menjaga kebersihan muka. Beberapa dari Anda mungkin merasa bahwa sering mencuci muka adalah kebiasaan baik, tetapi faktanya tidak demikian. 

Sering mencuci muka justru memicu muka berjerawat dan menyebabkan kulit iritasi dan semakin sensitif. Bahkan, jerawat juga dapat disebabkan oleh terlalu banyak menggunakan produk perawatan kulit. 

Ini dapat menimbulkan reaksi terhadap zat yang terkandung dalam produk dan secara tidak sengaja membunuh bakteri baik. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan, apakah perawatan kulit tertentu memicu jerawat atau tidak. 

5. Produk perawatan tidak cocok

Pemilihan produk perawatan, baik kulit maupun rambut, dan kosmetik yang tidak tepat dapat menyumbat pori-pori dan penumpukan komedo. Hal ini yang nantinya menjadi penyebab kemunculan jerawat, terutama bagi pemilik kulit berminyak. 

Sebagai contoh, produk seperti hair-spray yang disemprotkan ke rambut dapat meninggalkan residu di sekitar dahi. Kandungan produk ini tidak dibuat untuk kulit, sehingga lebih rentan mengalami jerawat di dahi dan daerah sekitarnya. 

Oleh sebab itu, selalu pilih produk perawatan dan kosmetik yang sesuai dengan jenis kulit Anda dan usahakan pakai produk dengan label non-comedogenic (tidak menyebabkan komedo). 

6. Konsumsi makanan tertentu

Kebanyakan orang mungkin sudah paham bahwa ada beberapa makanan penyebab jerawat yang perlu dihindari. Jenis makanan yang dapat memicu timbulnya jerawat ini mungkin akan lebih sering dikonsumsi ketika Anda berada di rumah saja, seperti:

  • makanan tinggi gula dan karbohidrat, seperti roti, sereal, dan biskuit,
  • produk susu,
  • makanan cepat saji,
  • coklat, serta
  • makanan berminyak, seperti gorengan.
  • Meski begitu, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk benar-benar membuktikan, apakah jerawat dapat disebabkan oleh makanan-makanan di atas. 

    7. Begadang

    Kurang tidur akibat sering begadang dapat menjadi penyebab jerawat, terutama di wajah. Kebiasaan yang menjadi penyebab jerawat ini terjadi akibat stres yang muncul setiap kali Anda kurang tidur. 

    Jika tubuh dilanda stres, hormon kortisol akan meningkat dan memicu peradangan pada tubuh, termasuk merusak struktur dan fungsi kulit. Begadang juga dapat memperparah kondisi jerawat dan masalah kulit lainnya, seperti psoriasis dan eksim. 

    8. Konsumsi alkohol 

    Hingga saat ini belum ada penelitian yang benar-benar membuktikan bahwa jerawat dapat disebabkan oleh alkohol. Namun, sudah bukan rahasia umum lagi bahwa alkohol bahaya untuk tubuh yang secara tidak langsung dapat memicu jerawat dengan penjelasan sebagai berikut.

    • Sistem kekebalan tubuh menurun dan dapat menghancurkan sel pelindung, sehingga mempermudah perkembangan bakteri penyebab jerawat
    • Hormon estrogen tidak seimbang dan menghasilkan minyak berlebih, sehingga dapat menyumbat pori dan menimbulkan jerawat
    • Memicu peradangan yang berisiko terhadap jenis jerawat yang parah, seperti jerawat nodul dan jerawat pustula.

    9. Merokok

    Bagi para perokok mungkin perlu berhati-hati. Pasalnya, penelitian menunjukkan bahwa perokok yang mengalami jerawat pada usia remaja berisiko menderita hal yang sama di usia dewasa. 

    Merokok diketahui menyempitkan pembuluh darah dari dalam dan asapnya merusak sel-sel kulit yang merupakan pertahanan baris pertama dari perlindungan tubuh.

    Akibatnya, penyumbatan pori-pori pun terjadi dan menimbulkan komedo dan jerawat non-inflamasi lainnya. Selain itu, merokok juga terbukti dapat memperburuk bekas jerawat dan menyebabkan permukaan kulit tidak merata. 

    Penyebab jerawat sebenarnya cukup banyak. Intinya, perawatan untuk kulit itu perlu dan pilih produk-produk yang sesuai dengan kondisi kulit Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 23/05/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan