Jerawat cukup umum terjadi pada siapa saja. Penyakit kulit ini umumnya disebabkan penyumbatan pori oleh sel kulit mati, bakteri, dan minyak berlebih. Namun, tidak sedikit orang yang percaya bahwa ada jenis makanan yang menjadi penyebab jerawat.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Jerawat cukup umum terjadi pada siapa saja. Penyakit kulit ini umumnya disebabkan penyumbatan pori oleh sel kulit mati, bakteri, dan minyak berlebih. Namun, tidak sedikit orang yang percaya bahwa ada jenis makanan yang menjadi penyebab jerawat.
Penyebab jerawat umumnya terjadi akibat pori-pori di kulit yang tersumbat. Pori-pori yang tersumbat tersebut akhirnya meradang dan menimbulkan jerawat di kulit.
Hubungan antara makanan dan jerawat sebenarnya belum dapat dipastikan. Sejumlah penelitian melaporkan beberapa makanan tertentu dapat memengaruhi hormon dan memicu peningkatan produksi sebum (minyak).
Kondisi ini lebih sering terjadi ketika remaja memasuki masa pubertas. Selama pubertas, tubuh memproduksi lebih banyak hormon yang disebut insulin-like growth factor 1 (IGF-1). Beberapa studi menunjukkan IGF-1 dapat meningkatkan produksi minyak dan memperburuk kondisi jerawat.
Bahkan, makanan tertentu juga dapat meningkatkan kadar IGF-1. Oleh sebab itu, banyak orang yang percaya bahwa makanan bisa menjadi penyebab jerawat jika dikonsumsi berlebihan.
Setelah mengenali apa yang membuat makanan tertentu menjadi penyebab jerawat, ketahui apa saja jenis makanan yang perlu Anda hindari. Beberapa makanan di bawah ini lebih baik dicegah ketimbang malah memunculkan jerawat yang mengganggu.
Susu dan produk olahan susu merupakan salah satu jenis makanan yang dikenal sejak lama sebagai penyebab jerawat. Mengapa demikian?
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa orang yang konsumsi produk olahan susu sedikit lebih banyak cenderung mengalami jerawat. Meski begitu, konsumsi olahan susu lebih sering menjadi dalang dibalik masalah ini dibandingkan susu murni.
Olahan susu lebih mungkin memicu peningkatan hormon insulin dan IGF-1 sebagai penyebab jerawat. Pasalnya, konsumsi olahan susu, seperti yogurt, es krim, dan susu rendah lemak biasanya mengandung lebih banyak gula.
Jika produk olahan susu yang disebutkan dikonsumsi bersama dengan makanan manis lainnya, dapat meningkatkan hormon insulin dapat terjadi. Bila kadar insulin dan IGF-1 dalam darah terbilang tinggi, akan memicu reaksi peningkatan produksi sebum.
Walaupun demikian, kedua hal ini mungkin terjadi karena didorong faktor pemicu muka berjerawat. Sebagai contoh, perubahan hormon saat pubertas, infeksi bakteri, kualitas pola makan secara keseluruhan, hingga kondisi kulit.
Konsumsi olahan susu mungkin bukan penyebab utama munculnya jerawat ketika Anda memiliki jenis kulit berminyak yang lebih rentan terhadap jerawat.
Anda mungkin sudah sering mendengar bahwa cokelat juga bisa menjadi makanan penyebab jerawat. Faktanya, sudah banyak penelitian yang membahas tentang masalah ini, tetapi hasilnya masih belum dapat disimpulkan.
Penelitian dari jurnal Cytokine menunjukkan bahwa cokelat dapat membuat kondisi kulit berjerawat semakin parah dan semakin banyak. Hal ini disebabkan lantaran cokelat dapat meningkatkan pelepasan protein interleukin-1B (IL-IB) dan IL-10.
Pelepasan protein ini yang nantinya membuat bakteri penyebab jerawat (P. acnes) dapat menginfeksi kulit. Meski begitu, belum dapat dipastikan apa yang membuat cokelat dapat memicu pertumbuhan jerawat di kulit.
Terlalu banyak makan makanan dan minuman yang mengandung gula dan karbohidrat di bawah ini ternyata bisa meningkatkan risiko kulit berjerawat.
Begini, makanan yang mengandung karbohidrat olahan dan gula cenderung mengandung glikemik tinggi. Makanan dengan indeks glikemik tinggi biasanya menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak insulin dan meningkatkan kadar gula darah dengan cepat.
Bila hal itu terjadi, kadar hormon lain akan ikut terpengaruh dan kemungkinan besar produksi minyak di kulit juga ikut meningkat. Jika produksi minyak berlebihan, sejumlah jenis jerawat pun dapat muncul dengan mudah.
Makanan cepat saji umumnya mengandung gula, garam, dan olahan susu yang cukup tinggi. Ini yang membuat orang-orang mencurigai makanan cepat saji sebagai penyebab jerawat.
Hal ini dibuktikan lewat penelitian dari Journal of the European Academy of Dermatology. Penelitian tersebut melaporkan bahwa peserta yang rutin mengonsumsi makanan cepat saji, terutama sosis dan burger, berisiko 24% lebih tinggi terkena jerawat.
Walaupun demikian, peneliti belum mengetahui dengan pasti, apakah fast food benar-benar berkontribusi pada jerawat. Pasalnya, kandungan susu, gula, garam, dan produk hewani yang ada di dalamnya pun cukup mencurigakan.
Selain itu, kebanyakan fast food mengandung minyak yang tinggi. Semakin banyak makanan berminyak yang dikonsumsi, besar kemungkinan kandungan lemak dalam sebum juga lebih tinggi.
Perlu diingat bahwa sebagian besar studi tentang makanan cepat saji hanya menunjukkan pola kebiasaan makan dan risiko jerawat. Itu bukan berarti fast food adalah pemicu jerawat yang pasti terjadi setiap kali Anda mengonsumsinya.
Whey protein adalah salah satu jenis protein yang sering digunakan dalam makanan dan suplemen olahraga. Jenis protein ini juga merupakan sumber yang kaya akan asam leusin dan glutamin.
Walaupun demikian, whey protein yang biasa terkandung di susu protein dapat menyebabkan jerawat. Pernyataan ini berkaitan dengan hormon yang juga menjadikan susu sebagai penyebab jerawat, yaitu IGF-1.
IGF-1 adalah hormon pertumbuhan yang dapat mempercepat pertumbuhan otot. Di lain sisi, hormon ini juga dapat menyebabkan jerawat. Tingkat IGF-1 yang tinggi dapat memicu peningkatan produksi sebum (minyak).
Hormon IGF-1 juga mengurangi faktor turunan FOXO1 di sel kulit. Kulit yang berjerawat biasanya kekurangan FOXO1 dan berkaitan erat dengan faktor pemicu jerawat, seperti perubahan hormon dan produksi sebum.
Alhasil, terbiasa meminum susu protein dapat mengurangi FOXO1, sehingga kesehatan kulit pun menurun dan cenderung rentan terhadap jerawat.
Makanan yang kaya akan omega-6, seperti jagung dan minyak kedelai juga diduga menjadi penyebab jerawat. Di zaman yang sudah modern ini, sebagian masyarakat lebih condong mengonsumsi makanan tinggi omega-6 dan sedikit omega-3.
Ketidakseimbangan antara asam lemak omega-6 dan omega-3 ini mendorong tubuh mengalami peradangan yang dapat memperburuk jerawat sehingga terjadi infeksi jerawat.
Sementara itu, suplemen dengan asam lemak omega-3 dapat mengurangi peradangan dan terbukti membantu mengatasi jerawat. Namun, tentu saja diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan hal ini.
Selain menyumbat pembuluh arteri di jantung, makanan yang mengandung lemak trans juga dapat menjadi pemicu pertumbuhan jerawat.
Lemak trans biasanya berasal dari minyak sayur yang telah digunakan untuk memasak dan biasa ditemukan dalam makanan olahan, seperti biskuit dan mentega. Jika dikonsumsi secara berlebihan, lemak trans bisa menyebabkan peradangan yang memicu jerawat.
Hal ini ternyata juga berlaku pada makanan dengan kandungan lemak jenuh lainnya, seperti daging merah, keju, dan mentega. Makanan yang tinggi akan lemak jenuh sering dihubungkan dengan peningkatan insulin.
Sayangnya, insulin yang meningkat drastis dapat merangsang produksi hormon seks yang juga meningkatkan risiko jerawat.
Pada beberapa kasus, tubuh dapat bereaksi lebih sensitif terhadap makanan tertentu. Sensitivitas ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh keliru mengenali makanan sebagai ancaman. Akibatnya, sistem imun mengeluarkan respons terhadapnya.
Jika hal ini terjadi, tubuh akan memicu peradangan dan beredar di seluruh tubuh. Alhasil, kondisi jerawat yang sudah ada semakin buruk dan bermunculan yang baru.
Orang lain mungkin tidak mengalami masalah ini, tetapi pada tubuh yang cenderung sensitif, makanan tersebut bisa menjadi penyebab jerawat.
Anda dapat mengetahui makanan apa yang menjadi pemicu jerawat dengan melakukan diet eliminasi yang diawasi oleh ahli diet atau spesialis gizi.
Terlepas dari makanan, sulit menentukan apa yang menjadi penyebab jerawat. Konsumsi satu makanan atau membatasi satu makanan lainnya mungkin tidak akan berdampak langsung terhadap jerawat Anda.
Ini disebabkan ada banyak faktor yang memengaruhi seseorang rentan terhadap jerawat, mulai dari genetik, kesalahan dalam merawat kulit, hingga kebersihan. Oleh sebab itu, diperlukan lebih banyak penelitian untuk melihat hubungan antara makanan dan jerawat.
Meski begitu, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah jerawat yang mungkin disebabkan oleh jerawat, yaitu sebagai berikut.
Intinya, menjaga kesehatan kulit dengan jeli memilih makanan yang akan dikonsumsi pun penting agar Anda tidak perlu repot-repot menghilangkan jerawat yang meradang.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar