Pori-pori tersumbat mungkin bukan hal yang Anda anggap memerlukan perhatian lebih. Padahal kondisi ini bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan kulit, salah satunya adalah jerawat. Meski begitu, Anda bisa melakukan perawatan demi menjaga pori-pori tetap bersih.
Apa itu pori-pori tersumbat?
Pori-pori tersumbat muncul akibat adanya sel-sel kulit mati, minyak berlebih, dan kotoran dari luar yang berkumpul dan terjebak di dalam pori-pori.
Kondisi ini biasanya muncul di bagian wajah. Namun,bagian tubuh lain yang rentan berminyak dan berkeringat juga bisa mengalami penyumbatan pori-pori, seperti:
punggung,
bahu,
dada,
leher, dan
kulit kepala.
Jika pori-pori tersumbat dibiarkan begitu saja, kulit Anda rentan mengalami komedo dan berkembang menjadi jerawat.
Ciri-ciri pori-pori tersumbat
Memang akan sulit melihat adanya penyumbatan pada pori-pori kulit secara kasat mata.
Namun, biasanya kondisi di bawah ini bisa menandakan bahwa pori-pori wajah Anda tersumbat.
1. Tonjolan putih
Ini merupakan tanda-tanda penyumbatan di lubang pori-pori pada tahap awal.
Penyumbatan terlihat seperti butiran-butiran putih yang menonjol di permukaan kulit. Kondisi ini disebut juga dengan komedo tertutup (whitehead).
2. Tonjolan hitam
Ciri-ciri ini muncul akibat sumbatan membuka lubang pori-pori lebih lebar.
Akibatnya, pigmen alami kulit terpapar oksigen dan membuat pori-pori tersumbat tampak hitam. Kondisi ini juga disebut dengan komedo terbuka (blackhead).
Dalam kasus yang lebih parah, kondisi ini disebut dengan pore of winer. Ciri-cirinya adalah sumbatan yang sangat besar seperti benjol dengan warna biru kehitaman.
3. Benjolan radang
Minyak dan kotoran yang terjebak di dalam pori-pori membuat kulit iritasi dan infeksi.
Akibatnya, kulit pun mengalami bengkak, meradang, merah, dan iritasi sehingga terbentuklah jerawat. Tak jarang, jerawat ini menimbulkan nanah.
4. Peradangan kulit yang mendalam
Pori-pori tersumbat ini menjadi kondisi terparah. Infeksi yang muncul merambat hingga ke lapisan kulit yang lebih dalam.
Akibatnya, benjolan semakin rata disertai rasa nyeri dan iritasi. Jika timbul nanah, ciri-ciri pori-pori tersumbat ini bisa menyebabkan bekas jerawat yang merusak kulit.
Penyebab pori-pori tersumbat
Ada beberapa hal yang bisa memicu munculnya pori-pori tersumbat. Apa sajakah itu?
1. Memencet jerawat
Bila Anda sering mendengar larangan memencet jerawat, imbauan ini bukan tanpa alasan.
Kegiatan ini justru mendorong nanah jerawat lebih dalam. Efeknya, nanah pun terjebak dan menyumbat pori-pori.
2. Menyentuh wajah berlebihan
Menyentuh wajah bisa memicu perpindahan kotoran dari tangan ke wajah. Hal ini membuat kotoran menumpuk di kulit.
Selain itu, menyentuh wajah berlebihan juga mengiritasi kulit sehingga memicu produksi minyak berlebih. Oleh karena itu, pori-pori tersumbat tak terhindarkan.
3. Produk skincare yang tidak cocok
Meski produk perawatan kulit bertujuan untuk menjaga kondisi kulit, ada beberapa bahan-bahan yang justru tidak cocok untuk tipe kulit tertentu.
Biasanya, produk skincare yang bisa memicu pori-pori tersumbat berbahan dasar minyak.
Hasil studi terbitan Indian Journal of Dermatology (2018) telah merangkum beberapa bahan produk perawatan kulit berpotensi menyumbat pori-pori, yaitu:
petrolatum,
parafin,
isopropyl myristate,
lanolin,
butyl stearate,
mineral oil,
stearyl alcohol,
oleic acid,
dimethicone, dan
cyclomethicone.
4. Konsumsi obat-obatan tertentu
Ternyata, ada beberapa jenis obat yang menimbulkan produksi minyak berlebih.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, minyak berlebih merupakan salah satu faktor pemicu pori-pori tersumbat.
Obat-obatan yang bisa memicu minyak berlebih, yaitu:
fenotiazin seperti klorpromazin,
testosteron, serta
obat-obatan progesteron, seperti medroxyprogesterone dan levonorgestrel.
5. Tidak segera mencuci muka
Jika Anda habis berolahraga, seharian di luar ruangan, hingga menggunakan make up, sebaiknya Anda segera mencuci muka.
Olahraga bisa memicu produksi minyak dan rentan terpapar kotoran.
Selain itu, udara di luar ruangan relatif panas dan, berdebu, dan penuh dengan polusi. Make up pun tidak terserap ke dalam kulit dan hanya menempel di permukaan.
Bila tidak segera dibersihkan, minyak berlebih, debu dan polusi, serta make up akan menumpuk dan membuat pori-pori tersumbat.
Cara mengatasi pori-pori tersumbat
Untuk menghilangkan pori-pori tersumbat, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan. Inilah ragam cara mengatasinya.
1. Pembersihan ganda
Mencuci muka dengan sabun memang bisa membersihkan debu dan kotoran. Namun ternyata, ini tidak cukup membersihkan kotoran lebih mendalam.
Untuk itu, diperlukanlah pembersihan ganda atau double cleanse. Teknik perawatan wajah ini menggunakan pembersih wajah berbahan dasar minyak pada tahap pertama.
Setelahnya, Anda bisa membilas sisa pembersih berbahan dasar minyak dengan sabun cuci muka.
Jika Anda takut pembersih pertama mengandung minyak, ini justru mengangkat kotoran, make up, dan tabir surya tahan air dengan baik.
Studi terbitan Journal of Cosmetic Dermatology (2020) bahkan menemukan bahwa pembersih wajah tahap pertama dengan kandungan minyak hanya meninggalkan residu sekitar 5,8 persen.
Jika hanya menggunakan sabun cuci muka biasa, residu yang menempel di kulit masih sebesar 36,8 persen.
Agar kandungan minyak dari pembersih ini tidak memicu pori-pori tersumbat, segera bilas dengan sabun cuci muka.
2. Eksfoliasi
Eksfoliasi adalah pengangkatan sel kulit mati menggunakan bahan aktif tertentu.
Sebenarnya, ada banyak bahan yang digunakan sebagai eksfoliasi. Akan tetapi, bahan yang mampu membersihkan pori-pori lebih mendalam adalah asam salisilat (salicylic acid) dan retinol.
Asam salisilat larut dalam minyak kulit sehingga mudah masuk ke pori-pori, lalu memecah minyak serta ikatan antara sel kulit mati.
Alhasil, minyak berlebih berkurang dan sumbatan pori pun terangkat. Selain asam salisilat, retinol membantu membuka pori-pori yang tersumbat.
Tips aman eksfoliasi kulit
Jika belum pernah eksfoliasi, pilih produk dengan konsentrasi paling rendah dulu.
Gunakan produk seminggu sekali, lalu naikkan intensitas atau konsentrasi bahan aktif bila kulit menoleransi zat aktif dengan baik.
Lakukan eksfoliasi pada rangkaian skincare malam hari agar kulit tidak iritasi akibat paparan matahari.
3. Memilih produk yang tidak berminyak
Kondisi kulit berminyak bukan menjadi alasan untuk tidak menggunakan pelembap. Tipe kulit ini juga tetap membutuhkan hidrasi yang optimal.
Anda bisa memilih pelembap dengan tekstur gel. Selain itu, pilihlah bahan-bahan yang bersifat humektan atau menarik air dari lingkungan, lalu mengantarkannya ke kulit.
Bahan-bahan humektan yang cocok bisa Anda gunakan meliputi:
sorbitol,
propylene glycol,
hyaluronic acid,
panthenol, dan
gliserin.
Pori-pori tersumbat muncul akibat minyak, kotoran, dan sel kulit mati berkumpul dan terjebak di dalam pori-pori.
Jika tidak segera diatasi, kondisi ini bisa meradang dan menyebabkan jerawat.
Pastikan Anda memilih pelembap yang tidak berminyak dan menjaga kebersihan kulit agar mencegah kemunculan kondisi ini.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Skin care for acne-prone skin. Institute For Quality And Efficiency In Health Care (Iqwig). (2019). Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279208/
Clogged Pores: What They Are, Causes, Treatment & Prevention. (2022). Retrieved 15 June 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22773-clogged-pores
Tips for Taking Care of Your Skin (for Teens) – Nemours KidsHealth. (2022). Retrieved 15 June 2022, from https://kidshealth.org/en/teens/skin-tips.html
Hoover, E., Aslam, S., & Krishnamurthy, K. (2021). Physiology, Sebaceous Glands. Statpearls Publishing. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499819/
Chularojanamontri, L., Tuchinda, P., Kulthanan, K., & Pongparit, K. (2014). Moisturizers for Acne: What are their Constituents?. The Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology, 7(5), 36. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4025519/
Sridharan, R., & George, R. (2018). Factors aggravating or precipitating acne in Indian adults: A hospital-based study of 110 cases. Indian Journal Of Dermatology, 63(4), 328. doi: 10.4103/ijd.ijd_565_17
Sebum | DermNet NZ. (2022). Retrieved 15 June 2022, from https://dermnetnz.org/topics/sebum
Is your workout causing your acne?. (2022). Retrieved 15 June 2022, from https://www.aad.org/public/diseases/acne/causes/workouts
Arif, T. (2015). Salicylic acid as a peeling agent: a comprehensive review. Clinical, Cosmetic and Investigational Dermatology, 455. doi: 10.2147/ccid.s84765
Callender, V., Baldwin, H., Cook-Bolden, F., Alexis, A., Stein Gold, L., & Guenin, E. (2021). Effects of Topical Retinoids on Acne and Post-inflammatory Hyperpigmentation in Patients with Skin of Color: A Clinical Review and Implications for Practice. American Journal of Clinical Dermatology, 23(1), 69-81. doi: 10.1007/s40257-021-00643-2
Purnamawati, S., Indrastuti, N., Danarti, R., & Saefudin, T. (2017). The Role of Moisturizers in Addressing Various Kinds of Dermatitis: A Review. Clinical Medicine & Research, 15(3-4), 75-87. doi: 10.3121/cmr.2017.1363
Versi Terbaru
05/07/2022
Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari
Ditinjau secara medis olehdr. Patricia Lukas Goentoro