Paparan bahan kimia tertentu dapat membuat kulit menjadi iritasi. Kondisi ini tentunya bisa menimbulkan sensasi tidak nyaman pada kulit Anda dan terkadang dapat mengganggu aktivitas.
Ketahui penyebab serta cara mengatasi iritasi kulit berikut ini.
Apa itu iritasi kulit?
Iritasi kulit adalah penyakit pada kulit yang terjadi ketika lapisan terluarnya yang sensitif bersentuhan langsung dengan bahan pakaian seperti wol atau zat-zat yang terkandung dalam produk pembersih dan detergen.
Kondisi ini menyebabkan munculnya kemerahan pada kulit, gatal, radang kulit, hingga sensasi panas dan perih di kulit.
Dibandingkan kulit wajah atau tangan, kulit pada area kelamin lebih rentan mengalami iritasi. Pasalnya, kulit pada bagian ini memiliki lapisan horny layer yang paling tipis.
Horny layer, atau dikenal dengan istilah lapisan tanduk (stratum corneum), merupakan lapisan kulit terluar yang berfungsi melindungi kulit dari masuknya zat asing ke lapisan kulit yang lebih dalam.
Lapisan ini memiliki ketebalan yang berbeda pada setiap bagian tubuh.
Tanda dan gejala iritasi kulit
Banyak orang menganggap bahwa kondisi ini hanya terjadi saat kulit mulai terluka dan terasa perih.
Padahal, kondisi kulit ini memiliki gejala yang bertahap. Berikut ini tahapan gejalanyanya.
1. Kulit terasa gatal
Mengalami rasa gatal pada kulit itu biasa, tetapi jika rasa gatal tersebut mulai terasa mengganggu dan gemas ingin terus menggaruknya, bisa jadi tanda awal kondisi iritasi.
Sayangnya, banyak yang menyepelekan gejala ini dan beranggapan rasa gatal akan hilang. Padahal, jika tidak diatasi, gatal akan semakin parah dan memperburuk kondisi kulit.
2. Kulit kemerahan dan membengkak
Selain kulit gatal, gejala iritasi kulit pada bayi atau orang dewasa biasanya ditandai dengan kulit kemerahan. Kondisi ini bisa terjadi lebih awal sebelum atau bersamaan dengan rasa gatal.
Tidak hanya kemerahan pada kulit yang semakin terlihat, kulit juga biasanya akan sedikit membengkak.
3. Kulit memunculkan bercak ruam
Jika iritasi yang terjadi cukup parah, Anda mungkin akan melihat munculnya ruam. Ruam kulit ditandai dengan bintik-bintik kecil kemerahan yang terasa panas atau perih.
Semakin banyak terjadi gesekan pada area kulit ini, semakin besar kemungkinan ruam jadi menyebar atau melepuh. Akibatnya, akan ada luka pada bagian kulit ini.
Kapan harus pergi ke dokter?
Anda harus segera menghubungi dokter apabila muncul gejala seperti berikut ini.
- Ruam kulit muncul secara tiba-tiba dan menyebar dengan cepat.
- Mengalami demam.
- Kulit melepuh dan membentuk luka.
- Kesulitan bernapas.
Penyebab iritasi pada kulit
Iritasi kulit, terutama di wajah biasanya disebabkan oleh kulit kering. Kondisi kulit yang kurang lembap ini sering memicu rasa gatal dan akhirnya jadi iritasi.
Selain itu, menggunakan produk skincare yang tidak sesuai dengan jenis kulit bisa memicu iritasi kulit wajah.
Namun, kebalikan dengan kulit di tubuh, penyebab umum iritasi pada area kulit di bagian kelamin justru adalah kelembapan.
Area kulit yang terlalu lembap bisa memicu pertumbuhan bakteri menjadi lebih banyak. Kondisi ini bisa terjadi kapan saja, tetapi pada wanita lebih sering saat menstruasi.
Hal ini biasanya terjadi karena menggunakan pembalut selama beberapa hari dan tidak memberikan celah pada area kulit vagina untuk bernapas.
Iritasi pada kulit vagina akan semakin parah saat kulit terus bergesekan dengan pembalut yang tidak lembut, celana yang terlalu ketat, dan terus berkeringat.
Faktor risiko iritasi kulit
Semua orang, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa dapat mengalami kondisi ini.
Namun, orang-orang dengan kondisi tertentu lebih mungkin berisiko mengalami iritasi, di antaranya sebagai berikut.
- Memiliki kulit yang sensitif dan kering.
- Kontak dengan zat alergen, seperti nikel, bulu hewan, detergen, sabun, atau pembersih rumah tangga.
- Menggunakan produk skincare yang tidak cocok dengan kulit.
- Paparan sinar matahari yang berlebihan.
- Memiliki kondisi medis tertentu, seperti eksim atau psoriasis.
Diagnosis iritasi kulit
Mengutip Cleveland Clinic, diagnosis kondisi kulit ini biasanya dilakukan dengan pemeriksaan fisik. Selain itu, dokter mungkin akan menanyakan mengenai riwayat medis Anda.
Untuk mendukung diagnosis, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan tambahan seperti:
- Biopsi. Dokter mungkin akan menyarankan melakukan biopsi kulit dengan mengambil sampel kecil kulit guna memeriksa keberadaan virus atau bakteri.
- Tes alergi. Untuk mengidentifikasi penyebab alergi, dokter mungkin akan merekomendasikan untuk melakukan tes alergi, seperti tes tusuk kulit (skin prick test) atau tes tempel kulit (skin patch test).
- Pemeriksaan darah. Beberapa penyakit kulit dapat disebabkan oleh masalah pada antibodi yang dapat dideteksi dengan tes darah.
Pengobatan iritasi kulit
Kebanyakan kondisi ini bisa membaik sendirinya dengan mengurangi faktor risiko. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini, yakni sebagai berikut.
- Kompres dingin. Mengompres area yang iritasi menggunakan es atau air dingin dapat meringankan gejala berupa gatal yang biasanya terjadi saat iritasi.
- Hindari menggaruk kulit yang gatal. Jangan menggaruk kulit yang gatal karena hal ini justru dapat memperburuk iritasi dan bisa saja menimbulkan goresan-goresan luka yang akan memudahkan jalan masuknya bakteri dan virus.
- Obat iritasi kulit. Dokter mungkin akan menyarankan menggunakan calamine untuk meringankan rasa sakit, gatal, dan tidak nyaman karena iritasi akibat kontak dengan tanaman beracun. Basahi kapas dengan calamine, lalu usapkan pada bagian yang terkena iritasi.
Pencegahan iritasi kulit
Agar Anda terhindar dari kondisi ini, ikuti beberapa tipsnya berikut ini.
- Menjaga kelembapan kulit. Rutin gunakan pelembap untuk menjaga kulit Anda terhidrasi dan tetap lembap, terutama setelah mandi atau setiap kali kulit Anda merasa kering.
- Minum banyak air putih. Minum air putih tidak hanya mampu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh saja, tetapi juga menjaga kelembapan kulit. Selain air putih, buah dan sayur yang kaya vitamin bisa mendukung kesehatan kulit.
- Menghindari paparan alergen. Beberapa zat penyebab alergi yang dapat memicu iritasi antara lain bahan kima dalam detergen, sabun, atau alat pembersih rumah tangga, debu, atau produk skincare yang mengandung pewangi.
Nah, itulah informasi seputar iritasi, mulai dari gejala, penyebab, hingga pengobatannya.
Karena kondisi kulit ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter guna menemukan pengobatan yang tepat.
Kesimpulan
- Iritasi kulit merupakan kondisi ketika kulit terpapar oleh zat tertentu, seperti wol, detergen, sabun, atau produk pembersih rumah tangga.
- Iritasi biasanya ditandai dengan gejala kemerahan, kering, gatal, bengkak, hingga sensasi panas atau perih.
- Iritasi biasanya dapat diatasi dengan perawatan rumahan, seperti mengompres air dingin, tidak menggaruk area yang bermasalah, serta mengoleskan calamine untuk meredakan gatal dan nyeri.