Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Salep Kortikosteroid untuk Masalah Kulit: Manfaat, Aturan Pakai, dan Efek Samping

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    Salep Kortikosteroid untuk Masalah Kulit: Manfaat, Aturan Pakai, dan Efek Samping

    Peradangan pada kulit akan membuatnya terasa tak nyaman. Nah, salah satu cara untuk mengatasi penyakit kulit ini adalah dengan pemberian krim atau salep kortikosteroid. Sebenarnya apa obat kortikosteroid itu? Apakah aman jika digunakan terus-menerus?

    Fungsi krim dan salep kortikosteroid

    Salep untuk psoriasis

    Kortikosteroid adalah golongan obat untuk menghentikan proses inflamasi alias peradangan dalam tubuh. Kortikosteroid bekerja menyerupai kortisol, hormon yang diproduksi kelenjar adrenalin tubuh, dengan mempersempit pembuluh darah dan menekan reaksi sistem imun tubuh yang berlebihan.

    Golongan obat kortikosteroid juga sering disebut sebagai steroid. Obat kortikosteroid juga tersedia dalam beragam bentuk, mulai dari obat oral (minum), topikal/oles (krim, losion, gel, atau salep), dan sistemik (infus atau injeksi).

    Obat kortikosteroid topikal dalam bentuk krim atau salep adalah yang paling sering diresepkan untuk mengatasi berbagai gejala penyakit kulit.

    Tentunya, terdapat perbedaan antara salep kortikosteroid dan krim kortikosteroid. Salep itu obat topikal berbasis minyak atau lemak yang mengandung hormon steroid sintetik. Konsentrasi minyak yang tinggi membuat salep lebih terasa lengket dan lebih tahan lama pada kulit.

    Krim kortikosteroid dibuat dengan bahan dasar air. Karena hal ini, krim lebih cepat terserap pada kulit dan tidak meninggalkan sensasi lengket setelah pengolesan. Krim juga bekerja lebih baik pada area kulit yang lebih luas karena lebih mudah dioleskan.

    Pemilihan penggunaannya juga disesuaikan oleh kondisi kulit. Salep lebih cocok untuk digunakan pada kulit yang kering, berkerak, atau menebal. Salep juga tepat digunakan untuk masalah kapalan pada telapak kaki.

    Sementara itu, obat bentuk krim lebih cocok digunakan pada bagian kulit yang lebih lembab, basah, dan berbulu.

    Beberapa jenis penyakit kulit yang dapat diobati dengan krim atau salep kortikosteroid meliputi:

  • dermatitis,
  • psoriasis,
  • iritasi kulit seperti biduran atau akibat gigitan serangga,
  • penyakit kulit komplikasi lupus (diskoid lupus),
  • reaksi alergi, serta
  • Linchen planus.
  • Krim dan salep kortikosteroid dapat membantu meredakan pembengkakan, gatal, dan ruam kemerahan yang kerap ditimbulkan sebagai gejala dari masalah kulit di atas.

    Klasifikasi potensi kortikosteroid topikal

    Obat oles ini memiliki tingkatan dosis dari rendah hingga tinggi, yang akan ditakar oleh dokter sesuai dengan kebutuhan.

    Pengelompokan potensi sebuah obat topikal steroid didasari oleh dosis atau jumlah kandungan steroid utamanya, seperti fluocinonide, halobetasol, atau hydrocortisone, yang ditentukan oleh sebuah tes khusus.

    Tes ini akan mengukur efek penyempitan pembuluh darah di lapisan epidermis atas setelah pemakaian obat tersebut.

    Dilansir dari DermNet, di bawah ini adalah tingkatan potensi salep dan krim kortikosteroid mulai dari yang paling lemah hingga paling kuat beserta jenis obatnya.

    • Mild. Kortikosteroid yang ringan dapat dibeli di apotek tanpa resep dokter. Beberapa obatnya adalah hidrokortison dan hidrokortison acetate.
    • Moderate. Obat steroid tingkat sedang dapat bekerja 2 – 25 kali lebih kuat daripada salep kortikosteroid yang ringan. Obat yang termasuk dalam kategori ini adalahclobetasone butyrate dan triamcinolone acetonide.
    • Potent. Obat ini memiliki kekuatan 100 – 150 kali lebih besar jika dibandingkan dengan kortikosteroid yang paling lemah. Obatnya meliputi betametason valerate, betametason dipropionate, diflucortolane valerate, dan mometason fuorate.
    • Very potent. Obat dengan potensi ini 600 kali lebih kuat dari obat kortikosteroid ringan. Salah satu jenis obatnya adalah clobetasol propionate.

    Salep kortikosteroid dengan potensi steroid yang lebih kuat digunakan untuk mengendalikan gejala dermatitis yang sangat parah. Namun, bagian kulit yang lebih tebal seperti telapak kaki biasanya lebih sulit menyerap obat oles sehingga dibutuhkan potensi steroid yang lebih kuat.

    Obat dengan kandungan steroid kuat biasanya diberikan hanya lewat resep dan digunakan dalam pengawasan dokter.

    Kelompok orang yang boleh menggunakan kortikosteroid topikal

    krim malam

    Obat oles ini sebenarnya aman untuk digunakan oleh siapa saja yang punya masalah kulit, dari anak-anak sampai lansia. Namun, pemakaiannya tidak dianjurkan jika kulit Anda memiliki luka terbuka atau menunjukkan tanda infeksi (borok yang disertai dengan nanah).

    Salep kortikosteroid juga tidak boleh sembarangan digunakan untuk kulit yang sedang ada jerawat.

    Krim dan salep steroid tergolong aman digunakan oleh ibu hamil dan yang sedang menyusui. Akan tetapi, tidak dalam dosis tinggi dengan jenis potensi yang kuat. Bayi pun juga tidak dibolehkan memakai salep steroid yang berpotensi kuat karena kulitnya cenderung lebih mudah untuk menyerap obat.

    Jika merasa perlu meresepkan krim atau salep steroid untuk ibu hamil, menyusui, atau bayi, dokter biasanya akan memberikan obat dalam dosis rendah dengan potensi yang tidak terlalu kuat.

    Bila Anda ibu menyusui dan akan mengoleskan obat pada area payudara, pastikan dulu obat sudah benar-benar meresap dan kulit benar-benar bersih serta kering dari sisa obat sebelum menyusui.

    Cara menggunakan krim dan salep kortikosteroid

    Salep dan krim kortikosteroid aman digunakan anak-anak maupun orang dewasa asalkan mengikuti aturan pakai yang dianjurkan dokter.

    Berikut hal-hal dalam cara pemakaian salep atau krim steroid topikal untuk penyakit kulit yang perlu Anda perhatikan.

    • Oleskan obat hanya pada bagian kulit yang terdampak; tidak boleh digunakan sebagai pelembap seluruh badan.
    • Oleskan sekitar tiga menit setelah mandi dalam kondisi kulit masih lembap (setengah kering).
    • Jika anda diresepkan obat oles jenis lain, misalnya emolien, beri jeda sekitar 30 menit di antara pengolesan dua obat tersebut.
    • Obat tidak boleh digunakan berkelanjutan dalam jangka panjang.

    Biasanya obat oles ini digunakan selama 5 hari atau beberapa minggu sampai ciri-ciri penyakit kulit mulai teratasi. Jika tidak kunjung ada perubahan, biasanya dokter akan meningkatkan dosis yang lebih tinggi dari sebelumnya.

    Ikuti petunjuk dokter saat akan menghentikan penggunaan salep atau krim kortikosteroid. Pada kondisi tertentu, penghentian kortikosteroid topikal perlu dilakukan perlahan-lahan untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan. Salah-salah, malah kondisi kulit yang sudah membaik justru semakin memburuk.

    Risiko efek samping pemakaian salep dan krim steroid jangka panjang

    sindrom Cushing

    Sebenarnya, salep dan krim kortikosteroid jarang menimbulkan efek samping bila Anda benar-benar menggunakannya sesuai dengan aturan atau pengawasan dokter. Namun, penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan masalah yang seringnya tak dapat dihindari.

    Secara umum, di bawah ini adalah efek samping yang mungkin muncul dari salep kortikosteroid.

    • Penipisan kulit. Terutama bila obat berdosis tinggi dan digunakan pada area yang sama secara terus menerus, akibatnya jaringan kulit di bawahnya akan melemah.
    • Sindrom cushing. Sindrom ini terjadi ketika hormon kortisol mengalami peningkatan yang abnormal. Sindrom cushing menyebabkan penumpukan lemak di antara leher dan bahu serta membuat wajah tampak bulat.
    • Stretch mark (striae). Terutama pada pangkal paha dalam, legan bagian dalam, siku, siku, dan lutut.

    Beberapa efek samping lain seperti jerawat, folikulitis atau rontoknya folikel rambut kulit, dan adiksi terhadap kandungan steroid juga bisa muncul, tapi tidak begitu umum.

    Namun, pada kasus yang jarang, krim ini dapat menyebabkan:

    • memperparah infeksi kulit yang terjadi,
    • menimbulkan jerawat,
    • mengubah warna kulit, biasanya menjadi lebih hitam, serta
    • area kulit berubah menjadi kemerahan.

    Pada anak-anak, terdapat kemungkinan untuk salep kortikosteriod terserap masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan efek samping yang menghambat pertumbuhan.

    Penting untuk diingat bahwa pengobatan kortikosteroid tetap aman ketika dilakukan sesuai dosis dan dalam jangka waktu yang sudah ditentukan. Efek samping cenderung akan muncul jika Anda menggunakan salep atau krim kortikosteroid dalam dosis yang tinggi atau penggunaan jangka panjang.

    Efek samping ini akan lebih tinggi risiko terjadinya pada orang yang telah lanjut usia dan anak-anak. Maka dari itu, lebih baik diskusikan terlebih dahulu dengan dokter spesialis kulit Anda tentang efek samping yang mungkin terjadi sebelum menggunakannya.

    Disclaimer

    Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    Iklan

    Apakah artikel ini membantu?

    Iklan
    Iklan