Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Jerawat nodul adalah jenis jerawat di bawah permukaan kulit yang terasa keras dan sakit. Tidak seperti jerawat biasa yang dapat sembuh dalam beberapa hari, jerawat ini dapat berlangsung selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.
Biasanya, jerawat ini berukuran cukup besar, sehingga terlihat jelas jika terjadi di wajah. Kondisi ini tentu mengurangi tampilan kulit dan membuat kebanyakan orang menjadi kurang percaya diri.
Jerawat yang termasuk jerawat parah ini akan terasa keras ketika disentuh dan tidak dapat diobati dengan obat tanpa resep.
Umumnya, jerawat ini dapat terjadi pada siapa saja, terutama remaja dalam masa pubertas. Namun, hal ini lebih sering menyerang remaja laki-laki ketimbang perempuan.
Meski begitu, orang dewasa juga dapat mengalami penyakit kulit tidak menular ini akibat berbagai faktor. Oleh sebab itu, hindari berbagai faktor risiko kemunculan jerawat agar kondisi ini tidak terjadi pada Anda, termasuk melakukan pola hidup sehat.
Agar Anda lebih mudah membedakan jerawat nodul dengan jerawat biasa, ada beberapa tanda dan gejala yang dapat diwaspadai yang di antaranya sebagai berikut.
Kemungkinan ada berbagai gejala yang tidak disebutkan di atas. Jika Anda merasa khawatir terkait gejala yang menyerupai jerawat, konsultasikan dengan dokter.
Perlu diingat bahwa pengobatan rumahan atau obat tanpa resep dokter tidak dapat menyembuhkan jerawat ini. Sebaiknya segera hubungi dokter jika Anda mencurigai masalah kulit yang dihadapi adalah jerawat nodul.
Semakin cepat mendapatkan pengobatan jerawat dari dokter, semakin mudah perawatan dan proses pemulihan kulit berjerawat.
Sama seperti penyebab jerawat lainnya, jerawat nodul disebabkan oleh penyumbatan pori akibat penumpukan sel kulit mati, minyak berlebih, dan bakteri.
Meski begitu, salah satu pemicu utama munculnya jerawat ini adalah hormon androgen. Jika kadar androgen meningkat, produksi minyak di kulit pun ikut meningkat.
Selain mendukung fungsi organ seksual, androgen juga dapat mengubah susunan kimiawi minyak kulit. Akibatnya, pori-pori lebih mudah tersumbat dan menjadi lingkungan yang mendukung bakteri penyebab jerawat untuk berkembang biak.
Tidak hanya itu, jerawat ini juga mengalami peradangan hingga menembus ke lapisan kulit lebih dalam, sehingga dikategorikan sebagai jerawat yang parah.
Setidaknya ada dua faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena jerawat nodul sebagai berikut.
Hormon androgen berlebih biasanya merangsang produksi minyak menjadi lebih banyak. Akibatnya, kulit menjadi lebih berminyak dan berisiko menyumbat pori-pori.
Kondisi ini biasanya terjadi pada saat menstruasi, hamil, masa pubertas, atau menggunakan obat-obatan tertentu, seperti salep kortikosteroid dan lithium.
Gen bawaan dari orangtua atau keluarga ternyata bisa meningkatkan risiko terjadinya jerawat.
Jadi, apabila ada anggota keluarga yang bermasalah dengan jerawat nodul, kemungkinan besar anggota keluarga yang lain juga mengalami kondisi serupa.
Normalnya, diagnosis jerawat nodul dilakukan dengan memeriksa kulit yang berjerawat secara langsung. Kemudian, ia akan menentukan tingkat keparahan dan perawatan yang tepat untuk mengobati jerawat.
Jika jerawat Anda termasuk parah, dokter mungkin akan merekomendasikan pengobatan tambahan agar lebih efektif dan kulit lebih cepat pulih.
Biasanya, dokter akan merekomendasikan sejumlah perawatan untuk menghilangkan jerawat nodul. Hal ini dikarenakan pengobatan tanpa resep dokter cenderung tidak efektif dan dapat meninggalkan bekas jerawat permanen yang lebih besar.
Di bawah ini adalah beberapa pengobatan untuk jerawat nodul yang meradang.
Jika jerawat nodul disebabkan oleh infeksi bakteri, pemberian antibiotik jerawat biasanya menjadi salah satu cara mengatasi masalah kulit ini. Antibiotik seperti tetracycline disebut ampuh membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri.
Walaupun demikian, antibiotik hanya dapat digunakan dalam jangka pendek agar tidak menyebabkan resistensi antibiotik. Pengobatan normalnya berjalan 7 – 10 hari dan dikombinasikan dengan penggunaan obat topikal dan oral lainnya, seperti:
Selain antibiotik, isotretinoin biasa dipakai dalam pengobatan jerawat nodul atau jenis jerawat parah lainnya, termasuk jerawat kistik. Namun, penggunaan obat ini harus di bawah pengawasan dokter karena dapat menimbulkan efek samping, seperti:
Selain itu, isotretinoin tidak dianjurkan untuk ibu hamil karena dapat mengganggu pertumbuhan janin. Jadi, pastikan dahulu apakah Anda sedang hamil atau tidak sebelum menggunakan obat ini.
Bagi wanita yang memiliki kulit berjerawat dan disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon androgen, pil KB untuk jerawat dapat menjadi pilihan cara mengatasi.
Pil KB adalah obat anti-androgen yang dapat menekan aktivitas kelenjar sebasea saat memproduksi sebum. Namun, penggunaan obat ini perlu dipertimbangkan mengingat efek samping yang ditimbulkan pun tidak sedikit.
Walaupun perawatan dari dokter diperlukan, pengobatan rumahan untuk jerawat pun dapat diterapkan. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses pemulihan serta mencegah jerawat datang lagi.
Berikut ini ada beberapa cara alami yang dapat membantu menyembuhkan jerawat nodul.
Jika memiliki pertanyaan lebih lanjut, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis kulit untuk mendapatkan solusi yang tepat.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar