Jerawat merupakan salah satu jenis masalah kulit yang umum terjadi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari infeksi bakteri, produksi minyak berlebih, hormon, atau kebiasaan buruk tertentu. Simak berbagai penyebab jerawat berikut ini.
Penyebab utama jerawat
Jerawat sebenarnya mudah diatasi dengan perawatan kulit sederhana. Namun, benjolan merah yang terasa perih ini dapat kembali muncul berulang kali di tempat yang sama.
Jika jerawat sudah menjadi masalah langganan, artinya Anda perlu tahu apa yang menjadi menyebabkan hal ini terjadi.
Pasalnya, pengobatan jerawat tergantung pada jenis jerawat dan apa pemicunya. Berikut ini beberapa penyebab munculnya jerawat.
1. Bakteri
Bakteri merupakan salah satu penyebab utama dari kemunculan jerawat. Di bawah ini adalah beberapa jenis bakteri yang dapat memicu jerawat.
- Propionibacterium acnes (P. acnes)
- Corynebacterium granulosum
- Staphylococcus epidermidis atau coagulase-negative staphylococcus
Di antara ketiga bakteri tersebut, P. acnes adalah jenis bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi jerawat.
Jerawat umumnya muncul diawali dengan penyumbatan pori oleh zat asing yang kemudian mengundang bakteri untuk menginfeksi.
Hal tersebut yang nantinya memicu kulit membengkak dan bernanah. Jumlah dan aktivitas bakteri seringnya dipengaruhi hormon, suplai oksigen, serta nutrisi.
2. Penumpukan sel kulit mati
Penumpukan sel kulit mati juga dapat memnbuat pori-pori kulit tersumbat dan memicu pertumbuhan jerawat.
Begini, setiap sel tubuh yang sudah mati dan rusak akan digantikan dengan sel baru yang sehat.
Faktanya, proses ini tidak berjalan dengan lancar pada orang yang mudah berjerawat atau memiliki kulit yang berminyak. Pasalnya, kulit mereka memproduksi lebih banyak sel kulit mati daripada seharusnya.
Alhasil, penumpukan sel kulit mati pun terjadi karena tidak dapat dibersihkan dan memungkinkan adanya penyumbatan pori-pori dan memicu tumbuhnya jerawat.
3. Produksi minyak (sebum) berlebih
Selain disebabkan oleh penumpukan sel kulit mati, jerawat juga dapat disebakan oleh produksi minyak yang terlalu banyak.
Umumnya, kulit manusia mempunyai kelenjar sebaceous (sebasea) yang bertugas untuk memproduksi minyak (sebum).
Sebum ini nantinya akan naik ke permukaan kulit lewat pori-pori di sekitar folikel rambut dan bertujuan untuk menjaga kelembapan kulit.
Namun, produksi sebum yang terlalu banyak dapat menyumbat pori-pori kulit Akibatnya, jerawat pun muncul.
4. Menyentuh kulit dengan tangan yang kotor
Menyentuh kulit wajah dengan tangan yang kotor adalah kebiasaan yang sering menjadi penyebab jerawat.
Pasalnya, bakteri dan kotoran yang melekat di tangan dapat menempel di kulit dan menyumbat pori-pori. Akibatnya, kulit Anda lebih rentan berjerawat.
Tak hanya itu, benda-benda yang sering menempel di wajah, seperti handphone, alat makeup, bahkan keringat pun dapat memicu timbulnya jerawat.
5. Jarang mencuci rambut
Jarang mencuci rambut membuat rambut menjadi kotor dan rentan berketombe, terlebih lagi pada orang dengan rambut tipis, panjang, dan berponi.
Nah, kotoran yang terdapat pada rambut ini dapat menempel pada wajah. Akibatnya, kulit akan lebih rentan berjerawat.
Bahkan, kebiasaan jawang mencuci rambut ini juga dapat menyebabkan jerawat di kulit kepala yang jarang disadari banyak orang.
6. Memencet komedo
Beberapa orang memiliki kebiasaan memencet komedo dengan harapan dapat mengatasi masalah kulit ini dengan cepat.
Sayangnya, kebiasaan ini justru dapat menjadi penyebab timbulnya jerawat karena dapat melukai kulit wajah dan mengakibatkan jaringan kulit rentan sobek.
Jika kebiasaan ini diteruskan, terutama saat kulit sudah berjerawat, tentu dapat menimbulkan kerusakan dan bekas jerawat yang akan sulit hilang.
7. Cara mencuci muka yang salah
Beberapa dari Anda mungkin merasa bahwa sering mencuci muka adalah kebiasaan baik, tetapi faktanya tidak demikian.
Sering mencuci muka justru bisa memicu muka berjerawat dan menyebabkan kulit iritasi dan semakin sensitif.
Tidak hanya itu, jerawat juga dapat disebabkan oleh terlalu banyak menggunakan produk perawatan kulit.
Hal ini karena zat yang terkandung di dalam produk perawatan kulit dapat tidak secara tidak sengaja membunuh bakteri baik dan menganggu kesimbangan abkteri di kulit yang bisa memicu jerawat.
8. Produk perawatan tidak cocok
Pemilihan produk kosmetik atau perawatan kulit maupun rambut yang tidak tepat dapat menyumbat pori-pori. Hal ini yang nantinya menjadi penyebab kemunculan jerawat.
Sebagai contoh, produk hair-spray yang disemprotkan ke rambut dapat meninggalkan residu di sekitar dahi.
Kandungan produk ini tidak dibuat untuk kulit, sehingga Anda mungkin akan melihat jerawat tumbuh di dahi dan daerah sekitarnya.
Oleh sebab itu, selalu pilih produk skincare dan kosmetik yang sesuai dengan jenis kulit Anda dan usahakan pakai produk dengan label non-comedogenic (tidak menyebabkan komedo).
9. Konsumsi makanan tertentu
Tanda disadari, mengosnusmi makanan tertentu ternyata juga bisa jadi penyebab munculnya jerawat.
Adapun jenis makanan yang dapat memicu timbulnya jerawat ini antara lain:
- makanan tinggi gula dan karbohidrat, seperti roti, sereal, dan biskuit,
- produk susu,
- makanan cepat saji,
- coklat, serta
- makanan berminyak, seperti gorengan.
Meski begitu, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk benar-benar membuktikan, apakah jerawat dapat disebabkan oleh makanan-makanan di atas.
10. Begadang
Kurang tidur akibat sering begadang dapat menjadi penyebab munculnya jerawat, terutama di wajah.
Pasalnya, kurang tidur dapat menyebabkan stres. Jika tubuh dilanda stres, hormon kortisol akan meningkat dan memicu peradangan pada tubuh, termasuk merusak struktur dan fungsi kulit.
Tak hanya itu, begadang juga dapat memperparah kondisi jerawat dan masalah kulit lainnya, seperti psoriasis dan eksim.
11. Konsumsi alkohol
Hingga saat ini belum ada penelitian yang benar-benar membuktikan bahwa jerawat dapat disebabkan oleh alkohol.
Namun, sudah bukan rahasia umum lagi bahwa alkohol bahaya untuk tubuh yang secara tidak langsung dapat memicu jerawat dengan penjelasan sebagai berikut.
- Sistem kekebalan tubuh menurun dan dapat menghancurkan sel pelindung, sehingga mempermudah perkembangan bakteri penyebab jerawat
- Hormon estrogen tidak seimbang dan menghasilkan minyak berlebih, sehingga dapat menyumbat pori dan menimbulkan jerawat
- Memicu peradangan yang berisiko terhadap jenis jerawat yang parah, seperti jerawat nodul dan jerawat pustula.
12. Merokok
Bagi para perokok mungkin perlu berhati-hati. Pasalnya, penelitian menunjukkan bahwa perokok yang mengalami jerawat pada usia remaja berisiko menderita hal yang sama di usia dewasa.
Merokok diketahui dapat menyempitkan pembuluh darah dari dalam dan asapnya merusak sel-sel kulit yang merupakan pertahanan baris pertama dari perlindungan tubuh.
Akibatnya, penyumbatan pori-pori pun terjadi dan menimbulkan komedo dan jerawat non-inflamasi lainnya.
Selain itu, merokok juga terbukti dapat memperburuk bekas jerawat dan menyebabkan permukaan kulit tidak merata.
Faktor lain penyebab jerawat
Ada beberapa faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami jerawat, di antaranya sebagai berikut.
1. Perubahan hormon
Ketidakseimbangan hormon androgen yang muncul selama masa pubertas dapat memicu peningkatan produksi minyak yang berkontribusi pada penyebab munculnya jerawat.
Perubahan hormon pada wanita yang terjadi karena menstruasi, kehamilan atau sindrom PCOS (sindrom ovarium polikistik) juga dapat menyebabkan jerawat kembali meradang saat dewasa.
Jerawat karena hormon juga dapat terjadi ketika tubuh tidak memiliki beberapa enzim yang berkaitan dengan produksi beberapa hormon tertentu atau disebut juga adrenal kongenital.
Bagaimana dengan perubahan hormon saat orgasme?
Beberapa orang percaya bahwa perubahan hormon testoseron saat orgasme dapat memicu jerawat. Namun, faktanya tidak demikian.
Peningkatan hormon yang terjadi dalam waktu singkat ketika orgasme juga tidak menyebabkan peningkatan minyak di kulit, sehingga tidak bisa menyebabkan muculnya jerawat.
Apakah perubahan hormon saat jatuh cinta juga memicu jerawat?
Beberapa orang percaya bahwa perubahan hormon saat jatuh bisa memicu jerawat.
Studi dalam Indian Journal of of Endocrinology and Metabolism menyebutkan bahwa ketika jatuh cinta, tubuh menghasilkan hormon kortisol yakni hormon stres yang dapat menyebabkan jerawat.
Namun, saat jatuh cinta tubuh juga akan melepaskan dopamin yang mencegah timbulnya peradangan di tubuh dan jerawat.
2. Stres
Pada dasarnya, stres tidak menjadi penyebab jerawat secara langsung.
Namun, ketika Anda dilanda stres, tubuh akan menghasilkan lebih banyak androgen yang juga merangsang kelenjar minyak dan kantong rambut di kulit.
Akibatnya, jerawat pun muncul. Selain itu, stres juga dapat menimbulkan berbagai kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan jerawat, seperti merokok, minum alkohol, dan makan berlebihan.
Oleh sebab itu, mengelola stres dengan baik dapat mengurangi risiko timbulnya jerawat.
3. Faktor genetik
Sebenarnya, kasus jerawat yang disebabkan oleh faktor keturunan terbilang sedikit. Namun, kecenderungan jerawat muncul dalam sebuah keluarga dapat terjadi.
Sebagai contoh, memiliki salah satu atau kedua orangtua yang rentan terhadap jerawat dapat membuat anaknya juga lebih berisiko.
Penyebab pastinya memang belum diketahui. Namun, beberapa penelitian menunjukkan adanya 15 genetik yang umum mengalami jenis jerawat yang parah, seperti jerawat nodul dan jerawat pustula.
Mayoritas jenis genetik ini berpengaruh terhadap fungsi, bentuk, dan struktur folikel rambut. Meski begitu, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk melihat hubungan antar ketiganya.
4. Cuaca
Pada saat cuaca sedang lembap selama musim hujan, Anda mungkin lebih rentan berjerawat atau jerawat yang dialami bertambah parah.
Hal ini karena lingkungan yang lembap menyebabkan kulit lebih mudah berkeringat. Keringat kemudian bercampur dengan sel kulit mati dan kotoran.
Akibatnya, penyumbatan pori-pori pun terjadi dan memicu munculnya jerawat. Hal ini pun juga berlaku ketika cuaca panas karena tubuh memproduksi keringat lebih banyak.
Sementara itu, cuaca kering membuat kulit menjadi kering. Untuk mengatasinya, tubuh akan memproduksi minyak berlebih agar kelembapan kulit tetap terjaga.
Selain itu, kulit yang kering menyebabkan pengelupasan lapisan kulit teratas. Alhasil, sel kulit mati menumpuk dan bercampur dengan sebum yang nantinya menyumbat pori.
5. Efek samping obat
Penyebab lainnya yang dapat memicu jerawat adalah penggunaan obat-obatan tertentu, seperti:
- Kortikosteroid. Obat kortikosteroid memiliki kandungan bahan kimia yang dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri di folikel kulit dan memicu jerawat.
- Kontrasepsi. Penggunaan kontrasepsi dapat mengurangi sirkulasi hormon pengikat globulin sehingga memperparah jerawat pada wanita
- Obat untuk meningkatkan massa otot.
- Antidepresan. Beberapa jenis obat antidepressan, seperti lithium, vitamin B (B6 dan B12) dan obat epilepsi dapat menyebabkan timbulnya jerawat.
Bila Anda mencurigai obat-obatan di atas menjadi faktor timbulnya jerawat di badan, wajah, dan daerah lainnya, konsultasikan dengan dokter.
Hal ini bertujuan agar Anda dapat mengganti obat lain dengan khasiat yang sama.
Itulah berbagai macam penyebab jerawat. Umumnya, masalah kulit ini dapat diatasi dengan menggunakan obat jerawat serta menerapkan gaya hidup sehat.
Selain itu, pastikan untuk selalu menjaga kebersihan wajah dan rambut agar terhindar dari masalah jerawat
Kesimpulan
- Jerawat dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti infeksi bakteri, penumpukan sel kulit mati, produksi minyak berlebih, sering menyentuh kulit dengan tangan kotor atau penggunaan produk skincare yang salah.
- Selain itu, beberapa faktor lain seperti perubahan hormon, faktor genetik, stres, kurang tidur, cuaca, dan efek samping obat tertentu juga bisa memicu munculnya jerawat.