Gangguan pada sistem pencernaan biasanya menandakan adanya masalah pada organ sistem pencernaan. Kondisi ini sering kali mengganggu aktivitas penderitanya.
Ketahui lebih lanjut seputar penyebab gangguan pencernaan dan cara tepat mengatasinya berikut ini.
Apa itu gangguan sistem pencernaan?
Gangguan sistem pencernaan adalah berbagai jenis masalah yang terjadi pada sistem pencernaan manusia.
Meski sering dianggap sepele, gangguan pada sistem pencernaan ringan yang tidak diatasi dapat menyebabkan kondisi yang serius dan kronis.
Sistem pencernaan merupakan bagian tubuh yang rumit dan luas, dimulai dari mulut hingga anus.
Sistem ini berperan dalam mengeluarkan kotoran dan membantu tubuh menyerap nutrisi yang penting.
Munculnya masalah pada sistem pencernaan bukan hanya mengganggu aktivitas.
Dampak buruknya bisa memengaruhi pertumbuhan karena tubuh mengalami gangguan dalam memperoleh nutrisi dari makanan maupun minuman.
Seberapa umumkah gangguan sistem pencernaan?
Gangguan sistem pencernaan sangat umum terjadi dan dapat menyerang segala usia, baik itu bayi yang baru lahir maupun lansia.
Menurut Stanford Children’s Health, bayi paling sering mengalami masalah pencernaan berupa muntah-muntah, diare, dan refluks asam lambung (GERD).
Sementara orang dewasa cenderung lebih sering mengalami gangguan pencernaan berupa GERD, ambeien, dan sembelit.
Untungnya, gangguan sistem pencernaan ini dapat ditangani dengan pengobatan dan mengurangi faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.
Tanda dan gejala gangguan pencernaan
Beragamnya masalah dan penyakit yang menyerang sistem pencernaan menyebabkan gejala yang ditimbulkan juga beraneka ragam.
Di bawah ini beberapa gejala gangguan sistem pencernaan yang disesuaikan dengan penyakit atau kondisi yang mendasarinya.
1. Sakit perut dan kram perut
Terganggunya sistem pencernaan umumnya menimbulkan sakit perut yang digambarkan dengan sensasi perut ditusuk benda tajam.
Kemudian, gangguan bisa juga menimbulkan kram perut, yakni tegang dan kakunya otot di sekitar perut.
Munculnya gejala gangguan sistem pencernaan ini bisa di perut bagian kanan bawah, tepat di bawah dada atau perut secara keseluruhan.
Perbedaan letak munculnya rasa sakit bisa membantu dokter mendiagnosis masalah kesehatan yang mendasarinya.
Sebagai contoh, masalah pencernaan gastritis (radang lambung) atau penyakit GERD umumnya menyebabkan perut mulas tepat di bawah dada.
2. Kembung, mual, dan muntah
Penyakit yang menyerang sistem pencernaan umumnya membuat perut kembung atau penuh gas.
Sensasi perut terasa penuh ini tentunya membuat Anda jadi mual dan ingin mengeluarkan isi perutnya supaya terasa lega.
Kondisi ini sering kali membuat seseorang jadi enggan untuk makan atau minum. Lambat laun, gejala ini dapat menyebabkan berat badan jadi menurun.
3. Diare atau sembelit
Berbagai masalah pencernaan dapat mengganggu kinerja usus sehingga menimbulkan gejala sakit diare atau sembelit (konstipasi).
Diare menandakan kondisi Anda yang terus buang air besar (BAB) dengan feses cair.
Sementara sembelit menandakan kondisi sebaliknya, Anda jadi susah BAB bahkan memungkinkan keluarnya darah saat BAB.
4. Gejala lain yang menyertai
Gejala lain yang biasanya terjadi ketika Anda mengalami gangguan sistem pencernaan antara sakit kepala, tubuh kelelahan, kesulitan menelan, sakit tenggorokan, sensasi panas di dada hingga tenggorokan (heartburn).
Selain itu, Anda berpotensi mengalami gejala demam atau rasa perih atau gatal pada anus.
Kapan harus periksa ke dokter?
Perawatan dokter dibutuhkan untuk meredakan gejala gangguan sistem pencernaan sekaligus mencegah terjadinya komplikasi.
Konsultasi dengan dokter diperlukan, terutama jika kondisi gangguan pencernaan tidak juga membaik setelah Anda melakukan perawatan atau ketika gejala mengganggu aktivitas sehari-hari.
Penyebab gangguan sistem pencernaan
Ada berbagai jenis penyakit pencernaan, mulai dari kondisi ringan hinga berat. Masing-masing penyakit tersebut juga memiliki penyebab yang berbeda-beda.
Berbagai hal yang bisa menyebabkan gangguan sistem pencernaan meliputi di bawah ini.
1. Asam lambung berlebihan
Asam lambung diperlukan untuk mencerna makanan sekaligus mencegah infeksi.
Namun, jika produksinya berlebih, asam lambung bisa mengiritasi lambung dan lapisan perut yang menimbulkan masalah pencernaan.
2. Infeksi
Penyebab gangguan pencernaan yang umum bisa disebabkan oleh infeksi pada usus dan lambung.
Beberapa bakteri yang sering kali menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan antara H. pylori, E. coli, dan Salmonella.
Selain bakteri, infeksi bisa disebabkan oleh virus, seperti rotavirus atau parasit.
Ciri infeksi pada sistem pencernaan
Jika Anda mengalami infeksi pada sistem pencernaan, gejala yang mungkin muncul antara lain diare, mual, muntah, kram perut, demam, serta sakit kepala.
3. Pola makan yang buruk
Sembelit dan diare merupakan contoh gangguan pencernaan yang umum. Keduanya bisa menjadi kondisi atau gejala dari masalah kesehatan tertentu pada sistem pencernaan yang berhubungan dengan pola makan.
Ini meliputi kurangnya konsumsi makanan berserat, terlalu banyak makanan pedas dan tinggi lemak, tidak mengunyah makanan dengan baik, atau tidak menjaga kebersihan makanan.
4. Kelainan pada sistem pencernaan
Selain faktor di luar tubuh, gangguan gastrointestinal bisa terjadi akibat adanya kelainan pada sistem pencernaan.
Kelainan tersebut dapat berupa tubuh yang tidak bisa menghasilkan enzim pencernaan yang membantu mengolah makanan, ketidaksempurnaan organ, maupun sistem imun yang tidak bekerja semestinya.
5. Penyebab tidak diketahui
Hingga kini, banyak masalah pencernaan yang tidak diketahui secara pasti penyebabnya, contohnya sindrom iritasi usus besar (IBS) atau penyakit usus buntu (apendisitis).
Namun, sebagian besar pakar kesehatan berpendapat kemungkinan berbagai faktor lain meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan pencernaan.
Faktor risiko gangguan pencernaan
Selain penyebab, ada beberapa hal yang membuat seseorang jadi lebih rentan terkena gangguan sistem pencernaan, yakni sebagai berikut.
- Usia. Semakin tua usia seseorang, semakin rendah kesehatan serta fungsi dari organ pencernaan yang dimiliki.
- Genetik. Seseorang dengan keluarga yang memiliki gangguan sistem pencernaan serupa.
- Stres dan kondisi mental. Kondisi stres dan kesehatan mental berkaitan erat dengan hormon tubuh yang mengatur sistem pencernaan.
- Gaya hidup buruk. Keseringan merokok, minum alkohol, pola makan buruk, dan tidak menjaga kebersihan memperbesar risiko terjadinya peradangan dan infeksi pada saluran pencernaan.
- Memiliki masalah kesehatan atau kondisi tertentu. Seseorang yang mengonsumsi obat NSAID atau hamil rentan mengalami gangguan sistem pencernaan.
Diagnosis gangguan pencernaan
Untuk mendiagnosis gangguan sistem pencernaan yang Anda alami, dokter akan lebih dahulu menanyakan gejalanya.
Dokter pun akan menanyakan riwayat kesehatan Anda dan keluarga karena beberapa masalah pencernaan bersifat genetik.
Untuk memastikan adanya luka, peradangan, infeksi, penyumbatan, maupun kinerja organ pencernaan yang terganggu, dokter akan meminta Anda melakukan pemeriksaan lanjutan.
Tes yang biasanya dilakukan untuk mendeteksi gangguan pencernaan seperti berikut ini.
- Tes pencitraan radiologi, seperti CT scan, USG, atau rontgen dengan sinar X.
- Tes feses untuk melihat adanya bakteri penyebab infeksi di feses.
- Tes darah untuk melihat peningkatan jumlah sel darah putih pertanda infeksi.
- Tes kolonoskopi untuk melihat kondisi usus Anda menggunakan tabung tipis dan fleksibel yang dilengkapi kamera kecil.
Pengobatan masalah pencernaan
Gangguan pencernaan yang menimbulkan gejala mengganggu bisa diredakan dengan berbagai obat yang tersedia di apotek maupun toko obat.
Beberapa obat tersebut bisa didapat dengan atau tanpa resep dokter.
Beberapa obat yang biasanya digunakan untuk mengatasi gangguan sistem pencernaan meliputi di bawah ini.
- Obat pereda nyeri, seperti paracetamol dan ibuprofen.
- Obat antidiare, seperti loperamide atau bismuth subsalicylate.
- Obat pencahar, seperti lactulose, linaclotide, atau lubiprostone.
- Obat untuk menetralkan dan mengurangi produksi asam lambung, seperti antasida, famotidine, atau omeprazol.
- Antibiotik untuk menghentikan infeksi bakteri, seperti clarithromycin atau amoxicillin.
- Berbagai suplemen, seperti suplemen kalsium, suplemen serat, dan multivitamin.
Selain minum obat, beberapa gangguan sistem pencernaan mungkin membutuhkan prosedur pembedahan.
Sebagai contoh, penyakit radang usus buntu yang sebagian besar harus melewati operasi pengangkatan usus buntu.
Perawatan rumahan gangguan pencernaan
Selain pengobatan dokter, Anda yang memiliki gangguan sistem pencernaan perlu melakukan perawatan di rumah yang meliputi sebagai berikut.
- Makan sedikit tapi sering, memilih makanan yang aman untuk lambung, cukup serat dan makan tepat waktu.
- Minum cukup air agar tubuh tidak dehidrasi saat diare dan mencegah terjadinya sembelit.
- Olahraga dengan rutin agar sistem pencernaan dan mental tetap sehat.
- Tidak tidur setelah makan dan posisikan kepala lebih tinggi saat tidur.
- Makan dengan tenang dan tidak terlalu minum banyak air.
- Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol atau minuman berkafein.
- Memilih pakaian atau aktivitas yang tidak menekan perut.
Gangguan pada sistem pencernaa bisa terjadi karena berbagai hal, mulai dari kondisi ringan hingga berat.
Bila gangguan pencernaan yang Anda alami tidak kunjung sembuh setelah perawatan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Kesimpulan
- Gangguan pencernaan adalah istilah yang digunakan untuk menyebut sekelompok masalah pada sistem pencernaan.
- Kondisi ini dapat terjadi karena berbagai hal seperti asam lambung berlebih, infeksi, pola makan yang buruk, kelainan pada sistem pencernaan, atau penyebab yang tidak diketahui.
- Masalah pencernaan yang menganggu dapat di atasi dengan obat-obatan yang disesuaikan dengan penyebabnya seperti obat pereda nyeri, antidiare, obat penetral asam lambung, serta antibiotik.
[embed-health-tool-bmr]