backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Konstipasi (Sembelit)

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 03/01/2023

Konstipasi (Sembelit)

Definisi konstipasi (sembelit)

Konstipasi (sembelit) adalah gangguan pencernaan akibat penurunan kerja usus. Masalah pencernaan ini ditandai dengan keluhan susah buang air besar atau BAB tidak lancar dalam jangka waktu tertentu. 

Secara garis besar, konstipasi dapat diartikan dengan BAB yang tidak teratur, yaitu kurang dari 3 kali dalam seminggu. Meski begitu, frekuensi buang air besar akan berbeda pada setiap orang.

Beberapa orang mungkin buang air besar beberapa kali dalam sehari, sedangkan lainnya BAB satu sampai dua kali seminggu.

Seberapa umum kondisi ini? 

Konstipasi termasuk masalah pada sistem pencernaan yang umum. Normal bagi setiap orang untuk merasa sulit BAB sesekali.

Seseorang juga cenderung mengalami BAB susah keluar ketika mengganti atau mencoba makanan baru, stres, atau hal lainnya.

Walaupun demikian, kelompok usia yang paling berisiko mengalami sembelit yaitu:

  • ibu hamil,
  • orang dengan berat badan berlebih atau kegemukan,
  • lansia, dan
  • orang yang terlalu sering duduk berlama-lama.

Penyakit konstipasi dapat dicegah sedini mungkin dengan menurunkan faktor risiko. Bila ingin mengetahui informasi lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter. 

Tanda dan gejala konstipasi

Tanda dan gejala sembelit cukup beragam. Namun, orang yang mengalami konstipasi umumnya mengalami gejala meliputi: 

  • susah buang air besar, 
  • feses keras atau kering,
  • sakit perut dan terasa mual,
  • BAB kurang dari 3 kali dalam seminggu,
  • perut terasa kencang, keras, penuh, atau padat,
  • BAB berdarah atau keluar darah setelah buang air besar, serta
  • tidak puas setelah buang air besar atau merasa ada yang tersumbat

Bila Anda merasakan satu atau lebih gejala yang disebutkan dan berlangsung selama lebih dari 3 bulan, kondisi ini digolongkan sebagai sembelit kronis. 

Normalnya, frekuensi buang air besar yang sehat adalah 1-3 kali sehari. Bila kurang dari angka ini, Anda mengalami kondisi susah Buang Air Besar (BAB) atau sembelit. 

Selain frekuensi BAB yang menurun dari normal, kesulitan BAB karena tinja yang keras dan membuat prosesnya tidak nyaman juga bisa disebut sembelit.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tak disebutkan di atas. Bila Anda mempunyai kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikan dengan dokter.

Kapan harus periksa ke dokter? 

Susah buang air besar biasanya akan sembuh dengan perawatan sederhana. Namun, BAB yang keras hingga mengganggu keseharian mungkin membutuhkan pengobatan dari dokter. 

Selain itu, bagi Anda yang memiliki riwayat keluarga kanker usus besar atau kanker usus juga diharapkan segera berkonsultasi dengan dokter. Waspadalah bila Anda mengalami gejala konstipasi seperti: 

  • demam,
  • BAB berdarah, 
  • mual dan muntah,
  • sakit perut yang terus-menerus, 
  • penurunan berat badan tiba-tiba,
  • nyeri punggung bagian bawah, serta
  • perdarahan dari rektum (tempat penyimpanan feses sementara).

Penyebab

Apa saja penyebab kondisi ini? 

Konstipasi menandakan kotoran yang melewati usus bergerak lebih lambat dari biasanya. Hal ini menyebabkan feses menjadi keras. Penyebab sembelit yang dialami oleh setiap orang pun berbeda-beda, meliputi: 

Pola makan yang buruk

Pola makan yang buruk ternyata dapat menyebabkan masalah pada pencernaan dan berujung pada sembelit. 

Sebagai contoh, kurang makan sayur dan buah menjadi salah satu penyebab seseorang susah buang air besar.

Pasalnya, buah dan sayur mengandung banyak serat yang dapat melunakkan feses sehingga mudah dikeluarkan. 

Hal ini juga berlaku ketika Anda malas minum atau makan makanan penyebab sembelit. Akibatnya, feses akan semakin padat, kering, dan konstipasi pun terjadi. 

Malas gerak

Olahraga termasuk cara untuk melancarkan buang air besar karena usus perlu bergerak agar kotoran dapat melewati usus dengan lancar.

Pergerakan usus ini dipengaruhi oleh gerakan tubuh. Bila Anda malas bergerak atau sering duduk dalam waktu lama, pergerakan usus akan melambat.

Kemudian kotoran akan susah melewati usus sehingga Anda susah buang air besar. 

Penggunaan obat-obatan tertentu

Beberapa obat tertentu ternyata juga bisa menjadi penyebab sembelit, antara lain: 

Hamil

Sembelit saat hamil yaitu masalah pencernaan yang sering terjadi. Hal ini dapat terjadi akibat perubahan hormon yang mengendurkan otot usus, sehingga pergerakan usus melambat. Akibatnya, feses jadi keras dan sulit keluar. 

Penyakit atau masalah kesehatan tertentu

Bagi Anda yang menderita penyakit di bawah ini ternyata juga dapat mengalami konstipasi. 

Stres atau pengaruh dari lingkungan

Cemas, khawatir, atau stres dapat memicu sembelit. Kondisi-kondisi tersebut memengaruhi pergerakan usus menjadi lebih lambat.

Hal tersebut tentu akan menghambat jalannya kotoran untuk keluar dari usus. Akibatnya, feses menjadi kering dan lebih padat sehingga sulit dikeluarkan. 

Apa yang meningkatkan risiko terkena sembelit?

Memang, semua orang bisa terkena sembelit. Namun, ada beberapa kelompok tertentu yang berisiko mengalami kondisi ini, yaitu:

  • lansia, 
  • ibu hamil, 
  • kurang konsumsi serat atau dehidrasi, 
  • jarang beraktivitas, 
  • kelebihan berat badan (obesitas), dan
  • melakukan perjalanan jauh. 

Komplikasi

Apa saja komplikasi konstipasi? 

Bila sembelit dibiarkan dalam jangka panjang atau tidak diboati dengan tepat, tentu dapat menyebabkan komplikasi. Beberapa komplikasi sembelit yang harus Anda waspadai, termasuk: 

Diagnosis dan pengobatan

Bagaimana cara mendiagnosis kondisi ini? 

Selain pemeriksaan fisik, sembelit juga didiagnosis dengan beberapa tes dan prosedur untuk menemukan penyebabnya, sehingga bisa mendapatkan perawatan yang tepat. 

Tes darah

Pemeriksaan darah akan dilakukan untuk mencari kondisi sistemik, seperti tiroid rendah (hipotiroidisme) atau kadar kalsium yang tinggi. 

X-ray

X-ray bertujuan untuk membantu dokter menentukan, apakah usus tersumbat atau adanya feses yang menyumbat saluran hingga menyebabkan konstipasi. 

Pemeriksaan lainnya

Selain tes darah dan X-ray, ada beberapa prosedur yang digunakan dokter untuk mengetahui penyebab sembelit, yaitu: 

  • sigmoidoskopi,
  • kolonoskopi,
  • manometri anorektal,
  • studi transit usus,
  • skintigrafi, 
  • defekografi saat buang air besar, dan
  • defekografi MRI.

Bagaimana cara mengatasi sembelit? 

Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi konstipasi, mulai dari pemakaian obat-obatan dari dokter, hingga mengubah pola makan. 

Minum obat pencahar

Salah satu cara mengatasi sembelit dengan cepat adalah obat pencahar. Obat pencahar atau laksatif ini dapat diperoleh baik tanpa resep maupun dengan resep dokter. Beberapa laksatif yang biasanya diminum untuk mengobati konstipasi, yakni:

  • suplemen serat, Metamucil® dan Fibercon®, 
  • stimulan, seperti bisacodyl
  • laksatif osmotik dengan kandungan laktulosa dan magnesium sitrat, 
  • lubrikan (pelumas), dan
  • pelunak feses

Pola hidup sehat

Selain minum obat pencahar, Anda juga perlu mengubah pola hidup menjadi lebih sehat. Anda bisa mulai dari mengubah menu makanan dan kebiasaan, seperti: 

  • perbanyak makanan berserat, seperti bayam, kol, buah kiwi, dan jeruk, 
  • minum air lebih banyak, 
  • konsumsi suplemen serat sebagai tambahan, dan 
  • rutin olahraga untuk atasi sembelit

Operasi

Bila penyebab sembelit yaitu prolaps rektal atau pengobatan di atas tidak berhasil, dokter mungkin akan merekomendasikan operasi.

Prosedur ini dilakukan untuk mengangkat usus besar jika otot usus besar tidak bekerja dengan baik.

Pengobatan di rumah

Selain obat-obatan di atas, pencahar dari bahan herbal yang memiliki efek laksatif juga dapat digunakan untuk mengatasi sembelit. Anda bisa memilih minuman herbal dengan serat alami yang dapat melunakkan tinja. 

Perlu diketahui, obat pencahar sebaiknya digunakan dalam jangka pendek dan dihentikan setelah sembelit membaik.

Hal ini karena penggunaannya dalam jangka panjang berisiko menimbulkan efek samping, seperti reaksi alergi, mual, muntah, atau sakit perut.

Beberapa cara alami mengatasi sembelit, meliputi:

  • terapkan pola makan yang sehat agar BAB lancar,
  • minum air yang cukup, terutama saat melakukan aktivitas berat,
  • hindari obat-obatan tanpa resep yang dapat menyebabkan sembelit,
  • rutin berolahraga, terutama setelah makan,
  • kelola stres dengan meditasi atau menjalani hobi, dan
  • tidak menahan BAB.

Sebagian besar kasus konstipasi ringan hingga sedang dapat diatasi di rumah. Anda bisa memulai dengan mencatat apa yang dimakan dan diminum, lalu membuat perubahan.

Pencegahan konstipasi

Sebenarnya, cara mencegah konstipasi hampir mirip dengan cara melancarkan buang air besar.

Artinya, perawatan rumahan yang Anda lakukan perlu selalu diterapkan agar tidak menyebabkan sembelit, seperti: 

  • perbanyak makanan berserat, 
  • rutin berolahraga, seperti berjalan atau jogging, 
  • penuhi kebutuhan cairan, dan 
  • konsumsi suplemen serat.

Bila Anda sudah terlanjur sembelit, segera konsumsi suplemen dengan bahan alami yang bantu lunakkan tinja sehingga masalah sembelit Anda terselesaikan. 

Bahan herbal alami rasa anggur mengandung ekstrak buah adas dan kelembak yang bantu lunakkan tinja tanpa rasa sakit yang berlebihan, sehingga BAB pun tidak sakit dan nyaman.

Bila Anda memiliki pertanyaan, silakan konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat. 

Catatan

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 03/01/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan