Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Pemeriksaan feses adalah sebuah tes yang menjadikan feses sebagai sampel utama guna memudahkan diagnosis penyakit pada sistem pencernaan. Meski tidak lagi berguna bagi tubuh, feses bisa memberikan informasi penting mengenai kesehatan seseorang.
Pemeriksaan feses lengkap amat berguna untuk mendiagnosis masalah terkait infeksi (parasit, virus, dan bakteri), gangguan penyerapan nutrisi, hingga kanker. Prosedur ini juga efektif untuk menyelidiki gejala penyakit yang spesifik, misalnya BAB berdarah.
Sampel feses akan dikumpulkan dalam wadah bersih dan dikirimkan ke laboratorium. Pemeriksaan dilakukan oleh seorang analis laboratorium dan meliputi tes kimia, uji mikroskopis, serta uji mikrobiologi.
Pengamatan terhadap sampel feses mencakup sejumlah aspek, di antaranya warna, konsistensi, jumlah, bentuk, bau, dan ada-tidaknya lendir. Selain itu, analis sering kali juga memeriksa kadar darah, lemak, serat daging, dan berbagai komponen lainnya.
Pada kasus tertentu, analis juga perlu memisahkan sedikit dari sampel feses untuk dikembangkan di laboratorium. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah bakteri pada feses dapat menyebabkan infeksi. Prosedur ini disebut tes kultur feses.
Pemeriksaan sampel tinja tidak memiliki efek samping. Namun, Anda berisiko terpapar bakteri patogen (penyebab penyakit) yang terdapat pada sampel feses. Anda bisa mencegah hal ini dengan mencuci tangan setelah mengambil sampel feses.
Dikutip dari American Association for Clinical Chemistry, pemeriksaan feses dilakukan bila Anda mengalami gejala gangguan pencernaan yang tidak kunjung hilang. Gejala yang perlu diselidiki lebih lanjut antara lain:
Namun, masalahnya adalah tidak semua orang yang mengalami masalah pencernaan menunjukkan tanda-tanda tersebut.
Maka dari itu, tujuan pemeriksaan feses maupun kultur feses menjadi lebih luas dan mencakup orang-orang dengan kondisi di bawah ini.
Tes kultur feses dilakukan untuk mengetahui penyebab infeksi, seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit. Pemeriksaan feses untuk mengukur enzim tripsin atau elastase tidak dapat diandalkan seperti halnya tes keringat untuk mendeteksi fibrosis kistik.
Sebelum menjalani pemeriksaan, Anda akan diminta untuk menghentikan pengobatan atau konsumsi suplemen yang dapat memengaruhi hasil tes. Beritahu dokter Anda paling tidak sejak 1 – 2 minggu sebelum pemeriksaan feses dilakukan.
Tergantung jenis tes yang Anda jalani, Anda mungkin harus berhenti mengonsumsi obat antasida, antidiare, dan antiparasit.
Pengguna rutin obat pencahar, antibiotik, dan obat pereda nyeri non-steroid resep maupun non-resep juga perlu mengikuti anjuran ini.
Selain itu, pastikan Anda juga memberitahu dokter bila mengalami situasi berikut ini.
Apabila dokter hendak menguji darah pada feses, Anda mungkin perlu menghindari makanan tertentu selama 2 – 3 hari sebelum tes. Jenis makanan yang perlu dihindari tergantung pada jenis tes yang Anda jalani.
Jangan melakukan tes selama menstruasi, mengalami perdarahan aktif, atau bermasalah dengan ambeien (wasir). Jika Anda belum yakin telah sepenuhnya mempersiapkan diri untuk pemeriksaan ini, cobalah berdiskusi dengan dokter.
Pemeriksaan ini membutuhkan sampel feses Anda. Di bawah ini merupakan langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengumpulkan sampel feses dengan aman.
Selain dengan menampungnya dalam kantong plastik, Anda juga bisa menggunakan perlengkapan khusus untuk mengumpulkan sampel feses. Setelah sampel terkumpul, segera serahkan ke laboratorium.
Sementara untuk anak yang memakai popok, Anda dapat membalut popok dengan kantong plastik terlebih dulu. Posisikan plastik sedemikian rupa guna mencegah urine bercampur dengan feses. Hal ini akan menghasilkan sampel feses yang lebih baik.
Laboratorium mempunyai daftar skor untuk menilai kondisi sampel feses. Kisaran skor bisa berbeda-beda antara satu laboratorium dengan yang lain.
Oleh karena itu, Anda perlu memahami arti skor normal dari laboratorium tempat Anda memeriksakan diri.
Laporan dari laboratorium biasanya akan memuat berapa kisaran yang mereka gunakan. Dokter juga akan mempelajari hasil tes Anda, lalu mengaitkannya dengan kondisi kesehatan Anda dan faktor-faktor lainnya.
Hasil tes dikatakan normal, jika ditemukan kondisi di bawah ini.
Hasil tes dikatakan abnormal, jika ditemukan kondisi di bawah ini.
Ada banyak kondisi yang dapat memengaruhi hasil pemeriksaan feses. Dokter akan berdiskusi dengan Anda mengenai semua hasil abnormal yang mungkin terkait dengan gejala dan riwayat kesehatan Anda.
Nilai abnormal pada feses bisa menjadi petunjuk dari berbagai macam kondisi. Berikut gambarannya.
Pemeriksaan feses merupakan prosedur untuk mendeteksi berbagai gangguan sistem pencernaan melalui sampel feses. Beberapa kondisi yang sering didiagnosis dengan cara ini yakni infeksi dan gangguan penyerapan zat gizi.
Setelah pemeriksaan, dokter dapat menentukan penyebab serta pilihan metode untuk mengatasi masalah pencernaan tersebut. Jika Anda memiliki pertanyaan terkait prosedur ini, berkonsultasilah lebih lanjut dengan dokter.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar