backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Perut Kembung

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 18/11/2021

Perut Kembung

Definisi perut kembung

Perut kembung adalah kondisi saat ada penumpukan gas pada perut sehingga akan menimbulkan rasa tidak nyaman.

Ketika sedang makan, minum, maupun menelan air liur, Anda normalnya juga memasukkan sedikit udara ke dalam tubuh, khususnya pada sistem pencernaan

Namun, jumlah udara yang masuk ke perut terlalu banyak akan menumpuk. Kondisi inilah yang mungkin kerap membuat Anda tidak nyaman karena perut seolah sangat penuh, bahkan bisa tampak membesar.

Alhasil, tubuh biasanya akan melakukan berbagai caranya sendiri untuk mengeluarkan penumpukan gas di dalam perut. Perut kembung pada dasarnya merupakan proses biologis yang wajar dialami oleh setiap orang.

Sebagian besar kasus perut kembung sebenarnya tidak berbahaya karena dipicu oleh jenis makanan dan minuman tertentu. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan hal ini bisa menjadi tanda dari adanya kondisi medis lain yang lebih serius.

Seberapa umumkah perut kembung?

Perut kembung umum terjadi pada siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak. Kondisi ini biasanya dikaitkan dengan konsumsi beberapa makanan dan minuman pemicu perut kembung.

Beberapa penyakit tertentu juga bisa meningkatkan risiko perut kembung. Tidak perlu khawatir, karena kondisi ini sebenarnya mudah diatasi. Anda dapat mengurangi risikonya dengan mengurangi faktor pemicunya.

Akan tetapi, jika keluhan pada perut yang satu ini tidak kunjung membaik, segera konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui penyebab, perawatan, dan informasi lebih lanjut.

Tanda dan gejala

Gejala umum perut kembung mungkin sulit untuk dikenali, tapi banyak orang yang menggambarkannya sebagai rasa tidak nyaman. Mulai dari adanya rasa seolah penuh, sesak, atau bengkak pada perut.

Secara lebih rincinya, di bawah ini gejala yang muncul ketika Anda mengalami perut kembung.

  • Perut terasa penuh
  • Ukuran perut tampak membesar
  • Sering bersendawa
  • Muncul bunyi pada perut seperti gemuruh
  • Sakit di bagian tengah, bagian sisi, atau di seluruh bagian perut

Berbagai tanda dan gejala tersebut bisa disertai dengan rasa seolah ada penumpukan gas berlebih pada perut.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah segera dengan dokter Anda.

Kapan harus periksa ke dokter?

Biasanya, perut kembung dapat membaik dengan sendirinya. Anda harus segera mengonsultasikannya dengan dokter apabila gejala tidak membaik setelah perubahan pola makan dan kebiasaan makan.

Anda juga harus menghubungi dokter bila Anda mengalami gejala-gejala berikut.

  • Nyeri dada
  • Penurunan berat badan yang tidak disengaja
  • Diare
  • Sakit perut yang tidak segera hilang
  • Perubahan warna atau frekuensi buang air besar
  • Demam tinggi
  • Nyeri pada perut

Jika Anda memiliki tanda atau gejala di atas atau pertanyaan lainnya, hubungilah dokter. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.

Penyebab

Perut kembung biasanya disebabkan oleh proses pencernaan makanan yang tidak berjalan dengan baik. Memang, ada beberapa sumber makanan dan minuman yang sulit dicerna oleh tubuh.

Makanan atau minuman tersebut biasanya mengandung polisakarida atau kelompok karbohidrat atau serat tertentu dari tanaman. Hal tersebutlah yang menyebabkan proses pencernaan makanan tidak berhasil.

Perut kembung juga bisa terjadi ketika sistem pencernaan tidak dapat memecah komponen makanan tertentu, seperti gluten dan gula pada produk susu maupun buah. Kondisi ini disebut penyebab ‘endogen’ alias dari dalam tubuh.

Sebagian besar gas di dalam sistem pencernaan terdiri atas nitrogen dan oksigen. Ketika proses pencernaan makanan berlangsung, akan terbentuk gas hidrogen, metana, dan karbon dioksida.

Penumpukan jumlah gas tersebut yang kemudian memicu perut kembung.

Penyebab perut kembung akibat makanan

Di bawah ini berbagai jenis makanan yang bisa menyebabkan perut kembung.

Bukan hanya dari makanan, adanya gas di dalam usus juga bisa disebabkan oleh hal-hal di bawah ini.

  • Sisa makanan di dalam sistem pencernaan.
  • Perubahan jumlah bakteri pada sistem pencernaan.
  • Gangguan pencernaan, seperti intoleransi laktosa dan penyakit celiac.
  • Konstipasi (sembelit), karena semakin lama makanan mengendap di dalam usus akan semakin banyak pula waktu yang dibutuhkan untuk mencernanya.

Selain itu, kondisi perut kembung dapat berasal dari faktor ‘eksogen’ alias luar. Misalnya ketika udara masuk saat makan, minum, menelan air liur, mual, maupun karena asam lambung naik.

Penyebab perut kembung akibat kebiasaan makan

Di sisi lain, kebiasaan makan di bawah ini juga bisa mengakibatkan timbulnya perut kembung.

  • Sering makan makanan berlemak. Ini karena lemak membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dicerna di dalam tubuh, daripada protein dan karbohidrat. Meski bisa membuat kenyang lebih lama, tapi terlalu banyak makan makanan berlemak bisa menimbulkan perut kembung.
  • Makan terlalu cepat, karena bisa meningkatkan risiko perut kembung.
  • Makan dalam porsi terlalu banyak, karena bisa meningkatkan kemungkinan kondisi ini.
  • Banyak bicara saat makan.

Penyebab perut kembung akibat kondisi medis

Kebiasaan merokok, stres, serta kecemasan turut menyebabkan timbulnya kondisi perut kembung. Sementara berbagai kondisi medis yang turut berperan dalam hal ini meliputi di bawah ini.

Faktor-faktor risiko

Di bawah ini berbagai risiko umum yang meningkatkan kemungkinan perut kembung.

  • Jika sumber makanan harian mengandung terlalu banyak serat tertentu, seperti sayur dan buah, gandum utuh, serta kacang-kacangan. Bukan berarti tidak boleh dikonsumsi, tapi tetap perhatian porsi makannya karena bisa meningkatkan risiko perut terasa penuh dan sesak. 
  • Jika memiliki intoleransi laktosa atau intoleransi gluten, di mana tubuh Anda tidak dapat mencernanya dengan baik. Laktosa biasanya ditemukan pada produk susu dan olahannya seperti susu, keju dan es krim. Sementara gluten yaitu campuran protein yang ditemukan pada produk gandum seperti pasta dan roti.
  • Jika tidak aktif secara fisik, terlebih kurang berolahraga yang bisa memperlambat kerja pencernaan.
  • Jika hobi minum minuman bersoda atau berkarbonasi.
  • Jika memiliki kondisi kesehatan kronis tertentu, seperti GERD, IBS, dan penyakit Crohn. 

Obat dan pengobatan

Bagaimana cara mendiagnosis perut kembung?

Langkah pertama yang biasanya dilakukan dokter untuk mendiagnosis perut kembung yakni dengan melakukan pemeriksaan fisik. Misalnya dengan mengetuk-ngetuk perut dan mendengarkan suara yang keluar dari perut.

Selanjutnya, dokter akan menanyakan riwayat medis dan pola makan Anda, termasuk mengenai frekuensi buang air besar (BAB), kesulitan saat BAB, kemungkinan sakit perut setelah makan, dan lama waktu mengalami perut kembung.

Sebaiknya sampaikan juga pada dokter jika Anda memiliki gejala atau keluhan tertentu yang dirasakan beberapa waktu terakhir. Tak lupa, beri tahu dokter segala bentuk obat atau suplemen yang sedang rutin Anda minum.

Kesemua hal tersebut sedikit banyak dapat membantu dokter menemukan penyebab dari kondisi yang Anda alami, beserta rencana perawatan yang tepat bila memang harus dilakukan.

Apa saja pilihan pengobatannya?

Sebelum masuk ke pengobatan yang sesungguhnya, sebaiknya benahi pola dan sumber makanan harian Anda terlebih dahulu. Terapkan cara di bawah ini untuk mengatasi perut kembung.

  • Mencari tahu dan mencatat jenis makanan apa saja yang bisa menyebabkan kembung. 
  • Membatasi beberapa jenis makanan dan minuman yang bisa memicu timbulnya kembung. 
  • Batasi makanan kaya serat untuk sementara waktu. Serat memang baik, tapi tubuh Anda mungkin sensitif terhadap jumlah serat yang terlalu berlebihan. Kadang diperlukan sekitar 3 minggu bagi tubuh untuk menyesuaikan asupan serat.
  • Batasi produk susu. Jika tetap ingin meminumnya, Anda dapat mengonsumsi produk susu dalam jumlah sedikit. Pilihan lainnya, Anda dapat mengonsumsi produk yang membantu melancarkan proses pencernaan laktosa seperti laktase atau enzim pengurai laktosa.

Apabila perubahan pada asupan dan kebiasaan makan tersebut tidak cukup membantu untuk mengurangi kembung, Anda dapat mempertimbangkan menggunakan pengobatan medis. 

Di bawah ini daftar obat perut kembung bila memang Anda perlu mengonsumsinya.

  • Simethicone. Bertugas untuk mengurangi tekanan pada perut akibat adanya penumpukan gas dengan cara memecah gelembung gas di dalam sistem pencernaan. Dengan begitu, gas bisa lebih mengalir dengan lebih mudah.
  • Tablet activated charcoal (arang aktif). Berguna untuk membantu meredakan gejala perut kembung dengan cara menyerap gas berlebih yang menumpuk di dalam sistem pencernaan. 

Sebelum minum obat-obatan tersebut, alangkah baiknya untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Pasalnya, beberapa kondisi kesehatan dan medis tertentu mungkin tidak dianjurkan minum beberapa jenis obat dalam waktu yang bersamaan, atau memerlukan jenis obat yang berbeda.

Pengobatan di rumah

Demi mengatasi perut kembung yang membuat tidak nyaman dalam beraktivitas, di bawah ini upaya yang bisa Anda lakukan.

1. Hindari jenis makanan penyebab kembung

Pada umumnya, makanan penyebab perut kembung merupakan jenis yang cenderung susah saat dicerna oleh tubuh. Di bawah ini daftarnya.

  • Kacang-kacangan. Mengandung gula oligosakardia yang sulit dicerna dan harus dipecah oleh bakteri pada usus.
  • Sayuran seperti kol, kembang kol, dan wortel. Mengandung gula dan pati yang bisa menghasilkan gas berlebih, sehingga menyebabkan kembung.
  • Pemanis pada makanan dan minuman. Misalnya pemanis buatan sorbitol dan gula alami fruktosa yang sulit dicerna oleh beberapa orang. Sebaiknya perhatikan dan batasi jumlah konsumsinya per hari.
  • Susu dan produk olahannya. Biasanya menimbulkan gangguan pada sistem pencernaan jika tubuh kesulitan dalam mencerna laktosa maupun gula di dalam susu.
  • Biji-bijian utuh. Sebaiknya makan secukupnya, karena dapat menimbulkan perut kembung bila terlalu banyak. Jenis makanan ini tinggi serat sehingga tidak bisa dicerna tubuh. Itulah mengapa tubuh membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri ketika ada peningkatan pada jumlah konsumsi serat.

2. Hindari makan dalam porsi besar

Makan makanan dalam porsi terlalu banyak dalam sekali makan bisa memicu timbulnya kembung.

Hal ini dikarenakan porsi makanan yang terlalu banyak tersebut, dapat memberikan tekanan yang besar pada perut. Sebaiknya makan sedikit tapi sering guna mencegah timbulnya perut kembung.

3. Hindari makan dan minum terburu-buru

Makan dan minum terburu-buru bisa menimbulkan perut kembung, karena turut memicu masuknya udara ke dalam sistem pencernaan.

Maka itu, usahakan untuk mengunyah terlebih dahulu makanan sampai lumat, baru kemudian menelannya.

4. Hindari terlalu banyak makanan berlemak

Makanan berlemak memang diyakini bisa membantu tubuh merasa kenyang lebih lama. Di sisi lain, makan makanan berlemak terlalu banyak dapat memperlambat proses pencernaan dan pengosongan lambung.

Jika Anda rentan sekali mengalami perut kembung, makanan berlemak tentu bukanlah sumber makanan yang baik untuk dimakan terlalu banyak.

5. Hindari merokok

Kebiasaan merokok dapat mengakibatkan masuknya udara yang terlalu banyak ke dalam sistem pencernaan. Selain itu, kebiasaan ini juga berisiko membuat pencernaan mengalami iritasi.

Pada akhirnya, mengakibatkan penumpukan gas di perut yang berujung pada kembung.

6. Usahakan tubuh selalu aktif

Menjaga tubuh tetap aktif setiap hari dapat membantu melancarkan kinerja sistem pencernaan .

Dengan begitu, dapat menurunkan kemungkinan gas menumpuk di dalamnya. Secara tidak langsung, cara ini dapat mengatasi perut yang terasa sesak.

Pencegahan

Kondisi ini bisa dicegah dengan melakukan beberapa hal di bawah ini.

  • Makan dan minum dengan pelan atau tidak terlalu cepat.
  • Membatasi porsi makan secukupnya saja atau tidak terlalu banyak.
  • Sebisa mungkin menghindari berbagai makanan dan minuman yang bisa memicu kembung.
  • Minum melalui sedotan, agar tidak terlalu terburu-buru.
  • Mengelola stres dan kecemasan dengan baik.
  • Biasakan tubuh aktif dengan rutin berolahraga maupun melakukan latihan pernapasan.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Disclaimer

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 18/11/2021

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan