Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Navigation

Ibuprofen

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 27/05/2022

Ibuprofen

Saat demam, sakit kepala, atau mengalami nyeri perut yang tak tertahankan, seringkali diatasi dengan konsumsi obat penghilang rasa sakit. Salah satu obat pereda nyeri yang sering digunakan adalah ibuprofen.

Golongan obat: obat antiinflamasi nonsteroid

Merk dagang: Arfen/Arfen Forte, Brufen, Bufect/Bufect Forte, Farsifen, Farsifen Forte, Iprox, Peinlos, Proris/Proris Forte, Prosic, Prosinal, Rhelafen/Rhelafen Forte, dan Spedifen.

Apa itu obat ibuprofen?

Ibuprofen adalah obat yang berfungsi untuk meredakan nyeri, akibat berbagai kondisi seperti:

Ibuprofen juga digunakan untuk menurunkan demam dan meredakan nyeri ringan dan sakit akibat pilek atau flu. Obat ini bekerja dengan menghalangi produksi zat alami dalam tubuh yang menyebabkan peradangan.

Ketika merasa sakit, nyeri, atau mengalami peradangan, tubuh akan secara alami menghasilkan zat kimiawi yang disebut dengan prostaglandin. Ibuprofen mempunyai kemampuan untuk menghentikan produksi prostaglandin oleh tubuh, sehingga rasa nyeri pun hilang.

Ibuprofen terdiri dalam sediaan tablet, kapsul, sirup, dan suntik. Obat ibuprofen oral digunakan untuk mengatasi nyeri dengan intensitas ringan sampai sedang. Sementara ibuprofen suntik digunakan untuk mengatasi nyeri sedang dan pengelolaan nyeri sedang hingga berat sebagai tambahan untuk analgesik opioid.

Dosis obat ibuprofen

Dosis yang diberikan bergantung pada kondisi yang ingin diatasi dan kategori usia pasien. Berikut adalah dosis ibuprofen untuk dewasa dan anak-anak.

Dosis untuk nyeri ringan hingga sedang

Dewasa

  • Oral: 200-400 mg secara oral setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan maksimal 1,2 gr per hari dengan maksimal durasi konsumsi selama 10 hari.
  • Injeksi: 400-800 mg melalui infus selama 30 menit setiap 6 jam sesuai kebutuhan.

Anak-anak usia 6 bulan sampai di bawah 24 bulan

  • Oral: untuk berat 5,45 hingga 7,73 kg sebanyak 50mg setiap 6-8 jam sesuai kebutuhan, berat 8,18-10,45 kg sebanyak 75 mg setiap 6-8 jam. Maksimal pemberian adalah 4 dosis per hari.

Anak-anak usia 1-11 tahun

  • Oral: 5-10 mg/kg secara oral setiap 6-8 jam sesuai kebutuhan, dosis maksimal adalah 40/mg/kg atau 4 dosis per hari.

Anak-anak usia 12-17 tahun

  • Oral: dosis awal adalah 200 mg, diberikan setiap 4-6 jam sekali sesuai kebutuhan. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 400 mg, dan diberikan setiap 4-6 jam. Pemberian dosis maksimal adalah 1200 mg per hari.

Dosis nyeri haid

Dewasa

  • Oral: 200 sampai 400 mg, diberikan setiap 4 jam sesuai kebutuhan. Dosis maksimal adalah 3200 mg per hari untuk obat resep dan 1200 mg per hari untuk obat bebas. Obat harus diberikan ketika nyeri baru muncul.

Anak-anak di atas 12 tahun

  • Oral: 200 sampai 400 mg, setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan. Dosis maksimal adalah 3200 mg per hari untuk obat resep dan 1200 mg per hari untuk obat bebas. Obat harus diberikan ketika nyeri baru muncul.

Dosis untuk demam

Dewasa

  • Oral: 200-400 mg secara oral setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan.
  • Infus: dosis awal sebesar 400 mg melalui infus selama 30 menit. Dosis lanjutan sebesar 400 mg setiap 4-6 jam, atau 100-200 mg setiap 4 jam sesuai kebutuhan.

Anak-anak 6 bulan hingga di bawah 24 bulan

  • Oral: berat 5,45 hingga 7,73 kg sebanyak 50 mg secara oral setiap 6-8 jam sesuai kebutuhan, berat 8,18 hingga 10,45 kg sebanyak 75 mg secara oral setiap 6 hingga 8 jam sesuai kebutuhan. Maksimum pemberian obat adalah 4 dosis per hari.

Anak-anak 1-11 tahun

  • Oral: 5 hingga 10 mg/kg secara oral setiap 6 hingga 8 jam sesuai kebutuhan. Dosis maksimum: 40 mg/kg/hari atau 4 dosis per hari.

Anak-anak 12 tahun ke atas

  • Oral: dosis awal 200 mg secara oral setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan,

    dapat ditingkatkan menjadi 400 mg setiap 4-6 jam jika diperlukan analgesia tambahan. Dosis maksimum adalah 1200 mg per hari.

Anak-anak usia 6 bulan sampai 11 tahun (infus)

  • 10 mg/kg IV setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan. Dosis tunggal maksimum adalah 400 mg, sedangkan dosis harian maksimum adalah 40 mg/kg atau 2400 mg per hari.

Anak-anak usia 12 hingga 17 tahun (infus)

  • 400 mg IV setiap 4 hingga 6 jam sesuai kebutuhan. Dosis harian maksimum adalah 2400 mg per hari.

Dosis untuk osteoarhtritis

Dewasa

  • Oral: 400-800 mg setiap 6-8 jam sesuai kebutuhan.

Dosis untuk rheumatoid arthritis

Dewasa

  • Oral: 400-800 mg setiap 6-8 jam sesuai kebutuhan.

Anak-anak usia 6 bulan hingga 12 tahun

  • Oral: 30-40 mg/kg/hari dalam 3-4 dosis terbagi mulai dari dosis terendah. Pasien dengan penyakit lebih ringan dapat diobati dengan dosis 20 mg/kg/hari.

Aturan minum ibuprofen

Gunakan obat sesuai dengan panduan yang tertera pada kemasannya atau arahan dokter. Jika ada pertanyaan, ajukan pada dokter atau apoteker.

Minumlah ibuprofen dengan segelas air. Jangan berbaring selama minimal 10 menit setelah meminum obat. Untuk menurunkan risiko masalah pencernaan dan efek samping lainnya, konusumsi obat setelah makan.

Jangan meningkatkan dosis atau menggunakannya lebih sering dari yang dianjurkan dokter atau label kemasan. Untuk kondisi tertentu, seperti arthritis, penggunaan obat membutuhkan waktu hingga 2 minggu secara teratur hingga manfaatnya terasa.

Ingatlah bahwa obat nyeri bekerja dengan baik jika segera dikonsumsi ketika rasa nyeri muncul. Jangan menunggu sampai nyerinya menjadi hebat. Obat mungkin saja tidak bekerja dengan baik.

Jika kondisi Anda tidak membaik atau malah memburuk, misalnya demam yang tak membaik setelah 3 hari atau nyeri yang tidak hilang lebih dari 10 hari, segera berkonsultasi ke dokter.

Ibuprofen sebaiknya disimpan pada suhu ruangan. Jauhkan dari paparan cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan menyimpan obat ini di kamar mandi atau membekukannya.

Efek samping ibuprofen

Sebagian besar obat-obatan dapat menimbulkan terjadinya efek samping. Hal ini juga berlaku pada obat ibuprofen. Efek samping ibuprofen yang umum terjadi dan bersifat ringan adalah:

  • masalah pencernaan seperti sakit perut, maag, diare, sembelit, dan kembung,
  • pusing,
  • sakit kepala,
  • gatal atau ruam kulit, dan
  • telinga berdenging.

Hentikan penggunaan obat dan segera hubungi dokter jika Anda mengalami efek samping serius seperti:

  • nyeri dada, lemas, sesak, bicara melantur, masalah penglihatan atau hilang keseimbangan,
  • feses berwarna hitam, berdarah, atau memiliki tekstur cair dan lengket,
  • batuk darah,
  • bengkak atau berat badan naik drastis,
  • sulit atau jarang buang air kecil,
  • memar,
  • kesemutan berat,
  • baal (mati rasa),
  • nyeri atau lemah otot,
  • kaku leher,
  • menggigil,
  • peningkatan sensitivitas pada cahaya, serta
  • kejang (konvulsi).

Tidak semua orang mengalami efek samping berikut ini. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas.

Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.

Peringatan dan perhatian saat menggunakan ibuprofen

Beri tahu dokter bila Anda memiliki alergi terhadap obat-obatan atau mengalami reaksi tak biasa terhadap obat tertentu. Selain itu, Anda harus memberi tahu dokter mengenai riwayat kesehatan terutama bila memiliki asma, polip, hipertensi, penyakit hati, penyakit pencernaan, gangguan pembekuan darah, dan stroke.

Perlu Anda ketahui, ibuprofen dapat memberikan efek mengantuk. Jadi, usahakan untuk menghindari aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan tinggi seperti mengemudi.

Pemberian obat pada lansia juga perlu dilakukan dengan hati-hati, sebab obat ini dapat menimbulkan risiko gangguan ginjal pada lansia.

Jangan merokok atau minum alkohol selama konsumsi ibuprofen. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan.

Ingat, ibuprofen tidak boleh dikonsumsi oleh penderita gagal jantung, penyakit ginjal, penyakit hati, dan pasien yang hendak menjalani operasi bypass jantung.

Apakah obat ini aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Tidak ada penelitian yang memadai mengenai apakah ibuprofen aman untuk ibu hamil atau menyusui. Menurut Food and Drugs Administration (FDA), obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C, yang artinya obat ini mungkin akan berisiko.

Namun, biasanya ibu hamil tidak disarankan minum ibuprofen, terutama bila kehamilannya sudah mencapai usia 20 minggu atau lebih.

Agar lebih pasti, selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini.

Interaksi obat ibuprofen dengan obat lain

Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Berikut adalah beberapa obat-obatan yang dapat berinteraksi dengan ibuprofen.

  • Aspirin atau NSAID lainnya (naproxen, celecoxib, diclofenac, meloxicam)
  • Obat jantung dan tekanan darah (benazepril, enalapril, lisinopril, quinapril)
  • Lithium (Eskalith, Lithobid)
  • Diuretik seperti furosemide (Lasix)
  • Methotrexate (Rheumatrex, Trexall)
  • Steroid (prednison)
  • Pengencer darah seperti warfarin (Coumadin, Jantoven)

Mungkin ada obat-obatan lainnya yang tidak disebutkan. Untuk informasi lebih lanjut, konsultasikan dengan dokter Anda.

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 27/05/2022

Iklan

Apakah artikel ini membantu?

Iklan
Iklan