backup og meta
Kategori

4

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Komplikasi Kehamilan yang Harus Anda Waspadai di Tiap Trimester

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 07/09/2023

Komplikasi Kehamilan yang Harus Anda Waspadai di Tiap Trimester

Kehamilan merupakan kabar membahagiakan bagi semua pasangan. Namun, kehamilan juga tidak mudah untuk dijalani. Pasalnya dilansir dari laman National Institute of Health, tidak menutup kemungkinan ada komplikasi dan penyakit pada ibu hamil yang terjadi dalam rangkaian trimester kehamilan. Beberapa di antaranya bahkan bisa berujung fatal. Berikut penjelasan lengkap seputar komplikasi kehamilan di setiap trimester.

Komplikasi kehamilan

Menjalani kehamilan yang sehat adalah idaman para pasangan, tapi tidak menutup kemungkinan dalam perjalanannya mengalami komplikasi yang mengganggu.

Ada komplikasi yang hanya terjadi di trimester pertama kehamilan, tapi ada juga di pertengahan bahkan trimester akhir.

Berikut beberapa di antaranya:

1. Hiperemesis gravidarum

rahim sakit saat hamil

Hiperemesis gravidarum adalah komplikasi kehamilan yang sering terjadi di fase trimester pertama dan ditandai dengan muntah-muntah parah. Bahkan sampai dapat menyebabkan dehidrasi dan muntah darah jika tidak segera diobati.

Kondisi ini berbeda dengan morning sickness atau mual muntah sebagai tanda hamil muda yang biasanya terjadi saat hamil 1 bulan dan berhenti pada hamil 3 bulan.

Namun, mual dan muntah karena hiperemesis gravidarum tetap terjadi di akhir trimester pertama, bahkan makin memuncak di minggu ke-20 dan terus berlanjut sepanjang kehamilan. 

2. Infeksi saluran kencing (ISK)

gejala endometriosis

Bila ibu hamil menahan buang air kecil, Anda berisiko tinggi terkena infeksi saluran kencing atau ISK. 

Ibu hamil rentan kena ISK karena hormon kehamilan mengubah jaringan saluran kencing dan membuat Anda lebih rentan untuk terkena infeksi.

ISK disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyerang saluran kemih dan kandung kemih. Jika tidak segera diatasi, ISK pada ibu hamil bisa membahayakan.

Beberapa di antaranya seperti infeksi ginjal dan menyebabkan bayi lahir prematur. Ini adalah salah satu jenis penyakit pada ibu hamil yang bisa menjadi komplikasi kehamilan.

Gejala ISK pada ibu hamil yang paling sering dirasakan yaitu sakit saat buang air kecil, sakit punggung, demam, sampai urine berbau disertai warna keruh.

3. Hamil ektopik

hamil anggur, hamil di luar kandungan, kehamilan ektopik, molar pregnancy

Kondisi komplikasi kehamilan berikutnya adalah kehamilan ektopik.

Hal ini terjadi ketika sel telur yang berhasil dibuahi malah tertanam di luar rahim. Itu sebabnya kehamilan ektopik juga sering disebut sebagai “hamil di luar kandungan’.

Meski memiliki kondisi ini, Anda juga masih tetap mungkin mengalami beberapa gejala kehamilan normal, seperti payudara yang sakit, kelelahan, dan mual.

Jika Anda menggunakan test pack pun mungkin mendapatkan hasil yang positif.

Tanda dan gejala dari komplikasi kehamilan ini bermacam-macam, dan berbeda di setiap wanita. Akan tetapi, gejala hamil ektopik yang paling umum adalah perdarahan pada vagina, mual dan muntah, nyeri pada perut bagian bawah.

Namun, banyak wanita tidak memiliki gejala hamil ektopik sama sekali. Maka, jika Anda merasa adanya kejanggalan selama kehamilan sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.

4. Keguguran

stress akibat keguguran

Perdarahan vagina berupa 1-2 tetes flek darah merah muda biasanya pertanda proses implantasi embrio ke dinding rahim.

Namun, hati-hati jika volume darahnya banyak, berwarna merah terang layaknya darah segar, dan berlangsung lama. Ini dapat menjadi pertanda keguguran. Ini adalah salah satu jenis penyakit pada ibu hamil yang bisa menjadi komplikasi kehamilan.

Keguguran dini (early miscarriage) adalah komplikasi kehamilan yang sering terjadi di kehamilan trimester pertama.

Gejala keguguran yang paling umum ditemukan adalah bercak darah dari vagina dengan intensitas ringan sampai berat. Bahkan bisa ditemukan jaringan atau gumpalan dari darah yang dikeluarkan.

5. Anemia

takut hamil

Anemia adalah penyakit darah rendah yang cukup umum terjadi pada ibu hamil dan biasanya terjadi di trimester kedua kehamilan. Anemia menyebabkan jumlah sel darah merah Anda lebih sedikit dari normalnya.

Wanita adalah kelompok orang yang rentan mengalami anemia. 

Di masa kehamilan, kebutuhan pasokan darah bertambah dua kali lipat sehingga risiko mengalami anemia jadi lebih tinggi karena harus lebih banyak menyuplai darah ke janin. 

Anemia bisa menimbulkan gejala seperti badan terasa lemas atau cepat lelah, pusing, napas pendek, jantung berdebar, sampai tangan dan kaki terasa dingin.

Komplikasi kehamilan seperti penyakit darah rendah pada ibu hamil umumnya disebabkan oleh kekurangan zat besi dan folat.

Maka dari itu, Anda akan disarankan untuk menaikkan jumlah asupan makanan tinggi zat besi dan asam folat selama masa kehamilan hamil.

Anda bisa mendapatkannya dari kacang-kacangan, biji-bijian, telur yang dimasak matang, dan sayuran.

6. Inkompetensi serviks

efek samping jamu rumput fatimah

Inkompetensi serviks adalah salah satu komplikasi kehamilan yang dapat terjadi di akhir trimester kedua. Kondisi ini dapat terjadi di sekitar minggu ke-20 kehamilan.

Serviks adalah leher rahim yang menjadi penghubung antara vagina dan rahim. Inkompentesi serviks terjadi ketika serviks tidak mampu menahan tekanan dari rahim yang makin besar selama hamil. 

Peningkatan tekanan ini lama-lama menipiskan dan melemahkan serviks sehingga menyebabkannya terbuka sebelum bulan kesembilan.

Lemahnya serviks bisa menyebabkan ketuban pecah dini dan kelahiran prematur.

Mengingat kondisi janin belum siap untuk bertahan hidup di luar rahim, umumnya janin yang lahir tidak dapat diselamatkan. Ini adalah efek paling parah dari komplikasi kehamilan.

Gejala dan tanda inkompetensi serviks yang paling umum dan perlu diwaspadai adalah panggul terasa pegal, keluar cairan keputihan tidak wajar, kram perut.

7. Ketuban pecah dini

ketuban pecah sebelum waktunya

Ketuban pecah dini (KPD) adalah kondisi ketika kantung ketuban pecah di bawah usia kehamilan 37 minggu. Salah satu komplikasi kehamilan ini bisa menyebabkan masalah serius pada keselamatan bayi.

Ketuban pecah dini bisa menyebabkan kelahiran prematur dan bayi harus dilahirkan secepatnya karena ia tidak lagi memiliki perlindungan terhadap infeksi.

Gejala KPD yang paling umum adalah keluar semburan cairan dari vagina dan celana dalam basah seperti mengompol dengan volume air yang banyak.

8. Diabetes gestasional

insomnia di awal kehamilan

Diabetes gestasional adalah penyakit kencing manis (gula darah tinggi) yang terjadi pada ibu hamil. Ini menjadi salah satu komplikasi kehamilan yang umum terjadi saat usia kehamilan trimester tiga.

Seorang perempuan bisa saja terkena diabetes saat hamil meski sebelumnya tidak memiliki riwayat pradiabetes atau diabetes. 

Ibu hamil dengan diabetes gestasional lebih berisiko untuk mengembangkan diabetes mellitus setelah hamil. Risiko mengalami diabetes gestasional kembali pada kehamilan berikutnya juga lebih tinggi.

Tanda-tanda diabetes gestasional yang paling umum adalah sering merasa haus, sering buang air kecil, dan mudah kelelahan. 

Penyakit pada ibu hamil ini dapat meningkatkan risiko komplikasi diabetes gestasional seperti preeklampsia, kelahiran prematur, penyakit kuning (jaundice) pada bayi, dan ukuran badan bayi besar (makrosomia) yang dapat menyulitkan persalinan.

9. Preeklampsia

preeklampsia adalah

Preeklampsia adalah kondisi tekanan darah tinggi dan adanya protein dalam urine. Komplikasi kehamilan ini biasanya muncul setelah usia kehamilan 20 minggu. 

Tekanan darah tinggi saat hamil dapat membuat aliran darah sulit mencapai plasenta.

Ini menyebabkan janin dalam rahim mengalami kekurangan nutrisi dan oksigen yang dibawa oleh darah ibu sehingga terjadi komplikasi kehamilan.

Preeklampsia bisa mengganggu kehamilan dan meningkatkan risiko kelahiran prematur.

Jika tidak diobati, preeklampsia dapat menyebabkan komplikasi kehamilan seperti eklampsia (kejang), gagal ginjal, dan, kadang-kadang bahkan kematian pada ibu dan janin.

Gejala preeklampsia yang paling sering dirasakan adalah tekanan darah tinggi, kadar protein tinggi dalam urine, pembengkakan pada tangan dan kaki, sampai tubuh mudah memar.

10. Plasenta previa

tanda preeklampsia ibu hamil gejala preeklampsia

Dilansir dari Mayo Clinic, plasenta previa adalah komplikasi kehamilan sering didiagnosis di akhir trimester kehamilan. Kondisi ini terjadi ketika plasenta menutupi sebagian atau total serviks ibu.

Plasenta previa dapat menyebabkan perdarahan hebat selama hamil dan saat melahirkan yang termasuk dalam komplikasi kehamilan. Anda akan membutuhkan operasi caesar untuk melahirkan bayi Anda jika mengalami plasenta previa.

Pada ibu hamil yang didiagnosis plasenta previa di awal kehamilan, kemungkinan sembuhnya cukup tinggi jika diobati dengan cepat.

Gejala yang sering dialami adalah perdarahan pada vagina tiba-tiba tanpa rasa nyeri atau sakit.

Beberapa wanita juga ada yang mengalami kontraksi dan dilanjutkan dengan perdarahan vagina. Perdarahan dapat berhenti kemudian lanjut lagi selama beberapa hari atau minggu setelahnya.

Gejala plasenta previa lainnya adalah kram atau nyeri parah di perut.

11. Kelahiran prematur

wasir saat hamil

Kelahiran prematur terjadi ketika Anda sudah mengalami kontraksi dan melahirkan sebelum kehamilan Anda berusia 37 minggu

Semakin dini usia kehamilan saat melahirkan prematur, semakin banyak komplikasi kehamilan yang terjadi pada bayi.

Gejala paling umum dari kelahiran prematur yaitu, ibu hamil mengalami diare, kontraksi yang menyakitkan sebelum usia kehamilan 37 minggu, keputihan, sampai perdarahan.

Tanda dan gejala melahirkan prematur sering tidak disangka. Ini karena pada tiap kehamilan gejala yang muncul bisa berbeda-beda.

Seorang ibu hamil juga berisiko meninggal dunia apabila melahirkan prematur karena komplikasi pada kehamilan yang dijalaninya.

12. Stillbirth 

risiko komplikasi kehamilan pada survivor kanker

Ini adalah kondisi bayi meninggal di dalam kandungan atau setelah dilahirkan. Stillbirth bisa terjadi saat usia kehamilan di atas 20 minggu. WHO menjelaskan, pada 2015, jumlah bayi yang meninggal di dalam kandungan sebanyak 2,6 juta dengan 7.178 kematian tiap harinya. 

Gejala dari komplikasi kehamilan yang satu ini adalah perdarahan terutama selama trimester kedua kehamilan dan gerakan bayi berkurang selama di dalam kandungan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan