backup og meta
Kategori

1

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi
Konten

Anemia pada Ibu Hamil

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 09/01/2024

Anemia pada Ibu Hamil

Selama kehamilan, seorang wanita membutuhkan lebih banyak darah untuk mendukung perkembangan janin. Inilah salah satu alasan mengapa ibu hamil berisiko lebih tinggi mengalami anemia.

Anemia yang terjadi selama kehamilan tidak hanya membahayakan kondisi ibu, tetapi juga janin. Terlebih lagi, darah juga berfungsi untuk mengangkut oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan janin.

Lantas bagaimana supaya kondisi ini tidak terjadi? Apa solusi terbaik untuk mengatasinya?

Jenis anemia pada ibu hamil

Anemia pada ibu hamil bisa dibedakan menjadi tiga jenis sesuai penyebabnya, seperti berikut.

1. Anemia defisiensi zat besi

penyebab anemia

Salah satu fungsi penting dari zat besi adalah membantu pembentukan hemoglobin (Hb), yaitu protein di dalam sel darah merah yang mengangkut oksigen.

Jika zat besi tidak terpenuhi, produksi sel darah merah akan berkurang. Pasalnya, hemoglobin merupakan salah satu penyusun sel darah merah.

Selama kehamilan, seorang wanita membutuhkan hingga 800 mg zat besi. Kebutuhan ini hampir tidak bisa dipenuhi melalui makanan saja.

Melansir dari laman Kementerian Kesehatan RI, dokter biasanya bahkan menyarankan ibu hamil untuk mengonsumsi suplemen agar terhindar dari anemia defisiensi zat besi.

2. Anemia defisiensi folat

Sama seperti zat besi, asam folat juga berfungsi untuk mendorong produksi hemoglobin dalam sel darah merah.

Selain karena kekurangan asupan dari makanan, defisiensi asam folat juga kerap disebabkan oleh malabsorpsi. Ini adalah kondisi ketika tubuh tidak bisa menyerap asam folat secara efektif.

Selain anemia, defisiensi asam folat juga bisa meningkatkan risiko cacat lahir seperti spina bifida hingga sebesar 72 persen.

3. Anemia defisiensi vitamin B12

Tubuh juga membutuhkan vitamin B12 untuk membentuk sel darah merah yang sehat. Kurangnya asupan vitamin B12 selama kehamilan bisa menyebabkan anemia defisiensi vitamin B12 pada ibu hamil.

Kekurangan vitamin B12 bisa disebabkan oleh berbagai hal, termasuk penyakit celiac, penyakit Crohn, hingga kebiasaan minum alkohol saat hamil.

Jika dibiarkan, defisiensi vitamin B12 selama kehamilan tidak hanya dapat menyebabkan anemia, tetapi juga meningkatkan risiko aborsi spontan.

Gejala anemia pada ibu hamil

Beberapa ibu hamil tidak menunjukkan gejala saat mengalami anemia sehingga kondisi ini sering kali terabaikan.

Namun, seiring dengan bertambahnya usia janin, ibu hamil yang mengalami kondisi ini bisa mengalami beberapa gejala berikut.

  • Tubuh lemah, letih, atau lesu secara terus-menerus.
  • Pusing.
  • Sesak napas.
  • Detak jantung cepat atau tidak teratur.
  • Sakit atau nyeri dada.
  • Warna kulit, bibir, dan kuku memucat.
  • Tangan dan kaki dingin.
  • Sulit berkonsentrasi.
  • Kulit mudah memar.
  • Tungkai bawah bergerak tanpa kontrol (sindrom kaki gelisah).

Penyebab anemia pada ibu hamil

Selama kehamilan, volume darah dalam tubuh akan bertambah sebanyak 20–30 persen.

Dengan begitu, kebutuhan zat besi dan vitamin untuk pembentukan sel darah merah dan hemoglobin juga ikut meningkat.

Ketika zat besi dan vitamin selama kehamilan tidak terpenuhi, Anda berisiko mengalami anemia.

Kondisi ini memang bisa terjadi pada siapa saja, tetapi beberapa faktor berikut dapat meningkatkan risiko anemia selama kehamilan.

  • Hamil kembar dua atau lebih.
  • Hamil dalam waktu berdekatan.
  • Sering muntah karena morning sickness.
  • Vegetarian.
  • Riwayat menstruasi berat sebelum hamil.
  • Punya anemia sejak sebelum hamil.
  • Punya penyakit tertentu, seperti talasemia, penyakit celiac, atau penyakit Crohn.

Bahaya anemia pada ibu hamil dan janin

Sel darah merah bertugas untuk mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Bagi janin, sel darah merah juga bertugas untuk membawa nutrisi.

Jika dibiarkan, anemia pada selama kehamilan bisa meningkatkan berbagai risiko masalah kesehatan seperti berikut.

Anemia saat hamil yang sudah parah bahkan bisa menyebabkan kerusakan organ vital, seperti otak dan jantung sehingga menyebabkan kematian.

Tahukah Anda?

Ibu hamil dengan anemia berisiko menurunkan kondisinya pada sang anak. Anemia pada bayi akan sangat berpengaruh terhadap nafsu makan sehingga mengganggu tumbuh kembangnya.

Diagnosis anemia saat hamil

Ibu hamil tergolong mengalami anemia jika kadar hemoglobinnya pada trimester pertama dan ketiga kurang dari 11 g/dl.

Sementara itu, anemia pada trimester kedua ditandai dengan kadar Hb ibu hamil yang kurang dari 10,5 g/dl.

Untuk mengetahui kadar hemoglobin ibu hamil dan mendiagnosis anemia, dokter bisa melakukan tes hitung darah lengkap atau complete blood count (CBC).

Cara mengatasi dan mencegah anemia pada ibu hamil

hamil triplet

Pengobatan maupun pencegahan anemia bertujuan utama untuk meningkatkan produksi sel darah merah atau hemoglobin. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan.

1. Selektif memilih makanan

Zat besi dan asam folat merupakan dua zat gizi utama yang dibutuhkan untuk mencegah anemia selama kehamilan.

Kedua zat gizi tersebut bisa Anda dapatkan dari berbagai jenis makanan, terutama:

  • daging rendah lemak,
  • makanan laut,
  • telur,
  • sayuran hijau,
  • kacang polong,
  • susu pasteurisasi,
  • kentang,
  • produk gandum,
  • jeruk,
  • alpukat,
  • pepaya,
  • pisang, dan
  • kuaci.

Pastikan untuk mengolah makanan sampai benar-benar matang untuk mencegah infeksi bakteri Salmonella.

2. Penuhi kebutuhan vitamin C

Vitamin C akan membantu tubuh menyerap zat besi dari makanan dengan lebih baik.

Untuk mendapatkan vitamin ini, Anda bisa lebih banyak makan buah-buahan, seperti jeruk, stroberi, kiwi, brokoli, kembang kol, tomat, dan paprika.

Kebutuhan vitamin C harian juga bisa dipenuhi dengan minum suplemen. Namun, bicarakan dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsinya.

3. Minum suplemen

Kebutuhan zat besi dan vitamin yang meningkat selama kehamilan sering kali tidak bisa dipenuhi hanya dengan mengonsumsi makanan sehari-hari.

Sebagai solusinya, dokter akan memberikan suplemen zat besi, vitamin B12, atau asam folat untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil.

Tidak jarang, suplemen bahkan disarankan untuk dikonsumsi sejak sebelum hamil.

Pada kasus anemia yang sudah cukup darah, dokter mungkin menyarankan ibu hamil menerima transfusi darah.

Mengingat anemia selama kehamilan bisa berdampak negatif terhadap janin, pastikan Anda segera ke dokter jika merasakan berbagai gejalanya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 09/01/2024

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan