backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Semua Hal yang Perlu Diketahui Seputar Kelahiran Bayi Prematur

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Nanda Saputri · Tanggal diperbarui 02/03/2023

Semua Hal yang Perlu Diketahui Seputar Kelahiran Bayi Prematur

Definisi

Apa itu bayi prematur?

Bayi prematur adalah kondisi bayi yang dilahirkan terjadi jauh sebelum waktunya ibu melahirkan. Kondisi ini juga sering disebut persalinan dini atau persalinan prematur.

Dikutip dari Pregnancy Birth & Baby, waktu kelahiran yang normal biasanya berlangsung sekitar usia kehamilan 37-40 minggu. Namun, bayi dikatakan prematur jika lahir saat usia kehamilan kurang dari 37 minggu.

Semakin kecil usia kehamilan Anda saat melahirkan bayi, akan semakin banyak komplikasi kesehatan yang terjadi pada bayi.

Sebab, janin tidak memiliki cukup waktu untuk bertumbuh kembang secara optimal agar bisa beradaptasi dengan lingkungan di luar rahim.

Beberapa masalah kesehatan yang bisa dialami bayi prematur adalah mungkin akan bertahan seumur hidup. Misalnya perkembangan yang terlambat atau cacat intelektual seperti cara berkomunikasi, sulit belajar, dan lain-lainnya.

Berikut adalah tahapan kelahiran bayi prematur berdasarkan usia kehamilan:

  • Prematur akhir, lahir di antara minggu ke-34 dan 36.
  • Prematur sedang, lahir di antara minggu ke-32 dan 34.
  • Sangat prematur, lahir kurang dari minggu ke-32.
  • Prematur ekstrem, lahir pada atau sebelum minggu ke-25.

Perlu diketahui, dari beberapa kasus. kebanyakan bayi lahir lebih dini di minggu kehamilan 34 sampai 36. Padahal, minggu-minggu terakhir di dalam rahim tergolong masa yang cukup penting untuk perkembangan bayi secara maksimal.

Seberapa umumkah bayi prematur?

Kelahiran bayi prematur termasuk sebagai komplikasi kehamilan yang cukup umum. Banyak wanita yang melahirkan sebelum waktunya tidak memiliki faktor pemicu yang jelas.

Komplikasi ini bisa terjadi pada siapa saja, tapi wanita ras kulit hitam lebih mungkin mengalaminya dibanding ras lain. Tidak hanya pada ibu, bayi yang lahir secara prematur juga terjadi sebanyak 60 persen pada bayi kembar dua atau lebih.

Kondisi ini dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Tanda-Tanda dan gejala

Apa saja tanda dan gejala melahirkan bayi prematur?

Ada perbedaan yang cukup signifikan ketika melihat bayi yang dilahirkan secara prematur dengan bayi yang dilahirkan dalam waktu yang tepat. Selain itu, Anda juga bisa melihat tanda dan gejala dari sisi berbeda, di antaranya:

Tanda-tanda ibu akan melahirkan bayi prematur umumnya berupa:

  • Kontraksi yang terjadi setiap 10 menit atau lebih sering dan lebih dari empat kali dalam sejam.
  • Kram perut.
  • Keluar cairan darin vagina, bisa berupa darah atau ketuban.
  • Panggul terasa tertekan.
  • Punggung bawah sakit.
  • Gejala yang terjadi pada usia kehamilan dibawah 37 minggu.
  • Gejala flu ringan seperti mual, muntah, diare. Sebaiknya hubungi dokter Anda bahkan jika gejala flu ringan. Apalagi ketika tidak bisa mentolerir cairan selama lebih dari 8 jam.

Gejala-gejala ini dapat membingungkan karena beberapa dari tanda ini, seperti tekanan panggul atau nyeri punggung bawah, merupakan keluhan umum selama kehamilan.

Selain itu, kontraksi dini bisa jadi hanya kontraksi Braxton Hicks atau kontraksi palsu. Namun, lebih baik mencegah daripada menyesal. Hubungi dokter segera jika Anda mengalami sesuatu yang tidak biasa selama kehamilan agar kelahiran prematur bisa dicegah.

Sementara tanda-tanda yang bisa dilihat dari bayi yang lahir lebih cepat adalah:

  • Ukuran tubuh bayi kecil dan tidak proporsional, ukuran kepala lebih besar daripada badannya.
  • Wajah bayi biasanya tirus dan terlihat tajam (tidak bulat) dibanding wajah bayi yang lahir normal, akibat kurangnya simpanan lemak.
  • Tangisannya tidak sekencang bayi normal lainnya.
  • Rambut tipis (lanugo) menutupi banyak bagian tubuh.
  • Suhu tubuh rendah setelah lahir, akibat kurangnya simpanan lemak tubuh.
  • Pernapasan yang sulit karena organ pernapasan belum berfungsi maksimal
  • Kurangnya refleks mengisap dan menelan sehingga menyebabkan kesulitan menyusui.

Kemungkinan ada beberapa tanda-tanda dan gejala lainnya yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter.

Hal lain yang perlu diingat, bayi yang lahir secara prematur pun membutuhkan perawatan ekstra dibanding bayi yang lahir secara normal. Seperti bantuan pernapasan dan alat ekstra lainnya yang dibutuhkan.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Diagnosis dan perawatan prenatal yang tepat dapat memperlambat atau bahkan menghentikan risiko persalinan bayi secara dini, serta masalah medis darurat lainnya.

Maka itu bicaralah pada dokter Anda segera untuk mencegah kondisi serius ini. Namun, jika bayi sudah lahir prematur, dokter akan segera melakukan berbagai perawatan yang diperlukan.

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala prematur atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Namun, ketika mendesak, Anda juga bisa berkonsultasi dan cek gejala yang sedang dialami melalui Hellosehat.

Penyebab dan faktor pemicu

Apa penyebab kelahiran bayi prematur?

Penyebab bayi lahir secara prematur ada berbagai macam. Kebanyakan kasusnya terjadi akibat persalinan spontan. Namun ada juga yang disebabkan oleh alasan medis maupun nonmedis, antara lain:

1. Usia saat hamil

Wanita yang hamil di bawah usia 16 tahun dan yang hamil di atas usia 35 memiliki risiko 2-4% lebih tinggi untuk melahirkan bayi prematur ketimbang yang hamil di rentang usia 20-30an.

Risiko ini ada karena wanita yang hamil di usia sangat belia maupun sangat tua memiliki risiko komplikasi yang juga lebih tinggi yang memengaruhi bayi lahir prematur.

Maka dari itu, diperlukan perawatan serta penjagaan kehamilan yang lebih intensif.

2. Infeksi saat hamil

Peradangan dalam tubuh yang diakibatkan oleh infeksi bisa memicu bayi lahir sebelum waktunya.

Beberapa jenis infeksi saat hamil yang bisa memicu persalinan dini adalah gonore, klamidia trachomatis, bacterial vaginosis, infeksi cairan ketuban, infeksi Streptokokus grup B (strep grup B), dan infeksi rahim.

Penelitian menunjukkan bahwa infeksi dalam rahim bertanggung jawab untuk sekitar 40% kelahiran prematur.

Infeksi yang terjadi pada bagian tubuh lainnya juga dapat memicu kelahiran lebih dini, seperti infeksi ginjal, pneumonia, radang usus buntu, dan infeksi saluran kemih.

3. Kondisi medis yang dimiliki ibu

Komplikasi kehamilan seperti diabetes gestasional, preeklampsia, inkompetensi serviks hingga abruptio plasenta dapat meningkatkan risiko Anda melahirkan lebih cepat dari seharusnya.

Begitu pula jika Anda memiliki kondisi medis lainnya yang juga bisa menjadi penyebab kelahiran bayi prematur. Beberapa kondisinya antara lain seperti anemia, asma, peradangan usus besar (IBS), penyakit ginjal, lupus, atau gangguan tiroid sejak sebelum kehamilan.

Apa yang meningkatkan risiko melahirkan bayi prematur?

Selain tiga penyebab utama di atas, ada banyak faktor lain yang dapat memicu wanita melahirkan bayi lahir lebih awal dari seharusnya.

Berikut adalah kondisi yang paling sering menjadi faktor risiko bayi lahir secara prematur:

  • Stres berat berkepanjangan
  • Berat badan hamil tidak ideal (sangat kurus atau kegemukan)
  • Hamil kembar dua atau lebih, lebih dari 50% bayi kembar lahir lebih cepat dibanding kehamilan tunggal.
  • Jarak antar kehamilan terlalu dekat (hanya 6-9 bulan antara kelahiran satu bayi dengan yang berikutnya)
  • Pernah melahirkan prematur sebelumnya
  • Merokok, alkohol, dan penggunaan obat terlarang
  • Cairan ketuban terlalu banyak lalu pecah di usia kehamilan kurang dari 37 minggu
  • Hamil lewat program bayi tabung (IVF)
  • Mengalami gizi buruk saat hamil
  • Keguguran atau aborsi berulang
  • Cedera atau trauma fisik saat hamil

Persalinan dini juga kadang dipicu oleh proses induksi yang terlalu cepat. Menurut National Institute of Health, bayi yang terlalu cepat diinduksi pada minggu ke 37-38 memiliki kondisi kesehatan yang lebih buruk dibanding bayi yang lahir di minggu ke 39 atau lebih.

Sering kali penyebab spesifik dari kelahiran prematur tidak jelas. Dua pertiga kasus kelahiran prematur terjadi tanpa alasan. Maka dari itu, tidak ada salahnya Anda melakukan beberapa hal untuk mencegah bayi lahir prematur.

Komplikasi

Apa saja komplikasi yang bisa terjadi?

Sudah dijelaskan sedikit di atas apabila bayi yang lahir secara prematur mempunyai kondisi kesehatan yang lebih rentan dibandingkan bayi yang lahir secara normal. Dikutip dari Mayo Clinic, hal lain yang bisa terjadi pada bayi prematur adalah terjadinya komplikasi.

Walaupun merupakan kasus yang jarang, berikut beberapa komplikasi pada bayi prematur yang bisa terjadi, seperti:

Komplikasi jangka pendek:

  • Gangguan pernapasan.
  • Kelainan pada jantung.
  • Masalah di area otak seperti pendarahan.
  • Kesulitan untuk mengendalikan suhu tubuh.
  • Bermasalah dengan sistem metabolisme juga sitem imun.

Komplikasi jangka panjang:

  • Cerebral palsy atau perkembangan otak yang tidak normal.
  • Gangguan pada penglihatan, pendegaran, juga pertumbuhan gigi.
  • Ada kemungkinan sulit untuk mempelajari sesuatu.
  • Masalah kesehatan kronis lainnya.

Diagnosis dan Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Bagaimana dokter mendiagnosis kelahiran prematur?

Dokter dapat memprediksi risiko Anda saat cek kandungan rutin, untuk melihat apakah kondisi janin sudah sesuai perkiraan atau ada risiko komplikasi tertentu yang Anda miliki.

Apabila dokter mencurigai Anda berisiko melahirkan lebih dini dari tanggal HPL, ia dapat menjalani pemeriksaan fisik dan beberapa tes tambahan.

1. Cek kandungan

Dokter atau bidan biasanya akan melakukan pemeriksaan panggul untuk melihat beberapa kondisi berikut:

2. Monitor pernapasan dan detak jantung

Dokter akan terus menerus memeriksa sistem pernapasan dan detak jantung bayi. Pembacaan tekanan darah juga harus dilakukan secara sering.

Bila ditemukan adanya kelainan pada organ vital bayi di dalam kandungan, melahirkan prematur bisa menjadi pilihan untuk menyelamatkan bayi.

3. Cairan yang masuk dan keluar

Dokter akan mengawasi seberapa banyak cairan yang dikonsumsi bayi melalui makanan serta cairan infus dan seberapa cairan yang dikeluarkan melalui popok, pengambilan darah, dan tes lainnya.

4. Tes darah

Sampel darah dapat dianalisis untuk mengukur jumlah sel darah merah. Jumlah sel darah merah yang terlalu sedikit dapat membuat ibu hamil mengalami anemia, yang jadi salah satu penyebab bayi lahir prematur.

5. Scan ultrasonik

Scan ultrasonik dapat dilakukan untuk memeriksa perdarahan atau penumpukan cairan pada otak. Selain itu, tes ini juga bisa memeriksa masalah organ perut pada saluran pencernaan, hati atau ginjal ibu yang didiagnosis akan melahirkan prematur.

6. Tes fFn (fetal Fibronectin Test)

Tes fFN dilakukan pada wanita yang menunjukkan tanda-tanda persalinan prematur. Pengujian untuk fFN dapat membantu memprediksi wanita hamil mana yang menunjukkan tanda-tanda persalinan dini.

Tes ini digunakan untuk mendeteksi apakah protein janin fibronectin keluar dari vagina ibu hamil.

Untuk mendiagnosis terjadinya persalinan bayi prematur, biasanya sekresi ini ditemukan pada minggu ke 22 usia kehamilan, atau sekitar 5 bulan).

Jika fFN terdeteksi selama waktu ini, itu mungkin merupakan tanda bahwa wanita itu mungkin berisiko persalinan prematur dan kelahiran.

Bagaimana cara menangani persalinan prematur?

Jika Anda berisiko tinggi, dokter akan merekomendasikan untuk melahirkan lebih awal dengan dipicu induksi. Setelahnya, penanganan kelahiran prematur akan difokuskan pada keselamatan ibu dan bayi.

1. Tindakan medis

Penanganan yang diberikan dokter spesialis pada bayi yang lahir dini bisa berupa:

  • Menempatkan bayi di dalam inkubator agar tetap hangat.
  • Memantau tanda-tanda vital bayi.
  • Memasang selang makan melalui infus vena atau melalui hidung ke lambung.
  • Memberikan cairan infus pada bayi.
  • Memberikan terapi sinar, bila bayi Anda mengalami kuning (jaudince).
  • Memberikan transfusi darah bila diperlukan.

2. Obat-obatan

Apabila tidak ada kondisi gawat darurat dan persalinan prematur bisa dicegah, dokter akan mempertimbangkan beberapa hal.

Salah satunya pemberian obat-obatan untuk memperpanjang kehamilan dan mematangkan tumbuh kembang organ dan sistem tubuh janin, terutama jantung, paru-paru, dan sirkulasi darah.

Bergantung pada kondisi bayi, pengobatan dapat meliputi:

  • Steroid.
  • Cairan surfaktan yang disemprotkan pada paru-paru untuk membantu agar berfungsi lebih matang.
  • Obat fine-mist (aerosol) atau IV (intravena) untuk memperkuat pernapasan dan detak jantung bayi.
  • Obat antibiotik apabila ada infeksi atau risiko kemungkinan infeksi.

3. Tindakan lainnya

Apabila komplikasi tertentu muncul, kadang operasi diperlukan untuk mengatasi:

  • Masalah makan, dengan memasang infus untuk menghantarkan gizi melalui pembuluh darah.
  • Necrotizing enterocolitis, dengan mengangkat bagian usus bayi prematur yang rusak.
  • Retinopathy of prematurity, dengan operasi menggunakan laser untuk mematangkan perkembangan pembuluh darah dan meminimalisir risiko gangguan penglihatan. Suntikan obat pada mata juga bisa diberikan dokter untuk menghentikan pertumbuhan pembuluh darah baru di dalam mata.
  • Mencegah hidrosefalus semakin buruk dengan memasang tabung plastik yang disebut shunt untuk mengeluarkan kelebihan cairan dari otak bayi.

Penanganan

Apa saja yang dapat saya lakukan di rumah untuk menangani bayi prematur?

Berikut adalah hal-hal apa saja yang dapat Anda lakukan untuk menangani serta merawat bayi prematur. Di antaranya adalah:

1. Mengerti bagaimana merawat bayi

Perbanyaklah informasi dan pengetahuan tentang cara merawat serta perkembangan bayi prematur.

Kenali tanda-tanda kegawatan yang mungkin terjadi pada bayi prematur. Segera konsultasikan ke dokter jika terjadi gangguan pada bayi prematur.

2. Melindungi kesehatan bayi

Bayi prematur lebih rentan terhadap infeksi serius dibandingkan bayi yang baru lahir lainnya dalam usia yang normal.

Cobalah untuk meminimalisir membawa bayi Anda ke tempat yang ramai dan pastikan setiap orang yang melakukan kontak dengan bayi Anda mencuci tangannya terlebih dahulu.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

 

Catatan

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Nanda Saputri · Tanggal diperbarui 02/03/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan