Morning sickness atau emesis gravidarum adalah rasa mual yang muncul pada wanita hamil terutama di pagi hari.
Morning sickness biasanya terjadi pada trimester pertama kehamilan atau muncul sebagai tanda awal bahwa Anda sedang mengandung.
Masalah mual saat hamil ini sangatlah umum. Dilansir dari American Pregnancy Association, lebih dari 50 persen wanita hamil mengalami mual dan muntah di pagi hari.
Sebagian wanita bisa merasakan mual ini sampai trimester kedua. Bahkan, ada sebagian wanita yang mengalami masalah ini selama kehamilannya.
Namun, tak perlu khawatir karena morning sickness adalah kondisi normal dan sama sekali tidak akan membawa dampak buruk pada bayi.
Pasalnya, mual akan hilang dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.
Begitu memasuki usia kandungan 12-14 minggu, rasa mual saat hamil mulai menurun bagi banyak wanita.
Meski kondisi ini termasuk hal yang biasa, morning sickness juga bisa terjadi dalam kondisi yang cukup parah.
Kondisi ini disebut dengan hiperemesis gravidarum (HG). HG dapat memengaruhi sekitar 1 dari 1.000 wanita hamil.
Hiperemesis gravidarum adalah morning sickness yang lebih serius dan harus diobati. Bila tidak, kondisi ini akan berefek buruk pada ibu dan bayi.
Gejala umum morning sickness adalah:
Berbagai gejala ini biasanya muncul sejak awal mengandung dan akan membaik di minggu ke-12 kehamilan.
Namun, seperti yang telah disebutkan di awal, tak menutup kemungkinan kondisi ini akan terus muncul selama kehamilan.
Beberapa gejala mungkin tidak tercantum di atas. Jika ingin bertanya tentang gejala, konsultasikan kepada dokter.
Sebagian besar wanita merasa cemas bahwa morning sickness adalah kondisi yang bisa membahayakan bayi. Namun, Anda tidak perlu khawatir.
Pasalnya, bayi terlindung oleh cairan ketuban yang tidak mudah pecah hanya karena tekanan akibat terlalu sering muntah.
Namun, Anda perlu mengubungi dokter jika mengalami gejala seperti:
Mual dan muntah berkepanjangan bisa mengakibatkan ibu hamil kurang gizi. Akibatnya, bayi berisiko mengalami malnutrisi dan lahir dengan berat badan yang berada di bawah rata-rata.
Membedakan mual karena hamil dan maag memang agak sulit karena keduanya terasa sama.
Penyebab mual saat hamil adalah adanya faktor hormonal. Sementara itu kalau sakit maag, rasa mual berkaitan erat dengan telat makan.
Sejumlah orang percaya bahwa morning sickness adalah kondisi yang disebabkan oleh rasa takut dan cemas yang memicu ketidaknyamanan fisik. Namun, tidak ada penelitian yang mendukung pernyataan ini.
Meski begitu, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab morning sickness, yaitu:
Meningkatnya kadar estrogen di dalam tubuh, hingga 100 kali lebih tinggi, saat hamil dipercaya berkontribusi pada rasa mual.
Namun, sejauh ini, belum ditemukan bukti yang menunjukkan perbedaan kadar estrogen antara wanita hamil dengan atau tanpa morning sickness.
Tak hanya estrogen, kadar progesteron saat hamil juga akan meningkat. Tingginya kadar progesteron membantu mengencangkan otot-otot rahim untuk mencegah kelahiran prematur.
Tingginya kadar hormon progesteron memicu berbagai gejala sindrom pramenstruasi, seperti mual, nyeri payudara, kembung, dan perubahan mood. Inilah yang juga menjadi penyebab mual saat hamil.
Hipoglikemia atau gula darah rendah juga diduga bisa memicu rasa mual saat hamil. Hipoglikemia kerap terjadi pada ibu hamil karena plasenta menguras energi dari tubuh ibu.
Hormon ini diproduksi pertama kali saat embrio mulai berkembang di rahim setelah pembuahan.
Kadar hCG sebenarnya menjadi tolak ukur bahwa kehamilan berkembang dengan baik. Biasanya hormon ini berada di puncaknya saat usia kehamilan menginjak 9 minggu.
Lalu, seiring berjalannya waktu kadar ini mulai turun ketika plasenta mulai meningkatkan kadar hormon lainnya seperti estrogen dan progesteron.
Oleh sebab itu, di minggu ke-12 hingga minggu ke-16 kehamilan rasa mual biasanya mulai menurun.
Selama kehamilan, biasanya wanita cenderung memiliki indra penciuman yang lebih sensitif. Hal ini diduga kuat merangsang mual secara berlebihan.
Dilansir dari laman Pregnancy birth and baby, kekurangan vitamin B6 di dalam tubuh diduga bisa memicu rasa mual.
Pasalnya, vitamin B6 merupakan kandungan yang memiliki berbagai peran penting dalam tubuh. Mulai dari mengobati anemia, mencegah risiko penyakit jantung, menurunkan kolesterol tinggi hingga mengurangi morning sickness.
Saat produksi progesteron meningkat, kondisi ini bisa memberikan dampak yang kurang baik pada esofagus bagian bawah.
Bagian ini berhubungan dengan katup ke lambung yang juga akan terkena imbasnya. Ketika kedua bagian ini mengalami sedikit masalah, hal ini bisa memicu rasa mual.
Hormon ini diproduksi pertama kali saat embrio mulai berkembang di rahim setelah pembuahan. Hormon ini terbentuk dari sel-sel yang membentuk bagian plasenta. Hormon ini juga bisa memicu morning sickness pada ibu hamil.
Kadar hCG sebenarnya menjadi tolak ukur bahwa kehamilan berkembang dengan baik. Biasanya hormon ini berada di puncaknya saat usia kehamilan menginjak 9 minggu.
Lalu, seiring berjalannya waktu kadar ini mulai turun ketika plasenta mulai meningkatkan kadar hormon lainnya seperti estrogen dan progesteron.
Oleh sebab itu, di minggu ke-12 hingga minggu ke-16 kehamilan rasa mual biasanya mulai menurun.
Faktor yang membuat seseorang berisiko terkena morning sickness adalah:
Meski moring sickness adalah hal yang biasa dan tidak membahayakan, Anda tetap harus waspada.
Dalam kondisi yang ringan, mual saat hamil biasanya tidak akan menyebabkan komplikasi apa pun pada bayi.
Namun, dalam kasus yang cukup parah seperti pada hiperemesis gravidarum, Anda akan mengalami berbagai komplikasi seperti:
Hiperemesis gravidarum merupakan kondisi yang biasanya baru akan membaik di bulan kelima kehamilan. Oleh karena itu, penting untuk segera mendapatkan perawatan agar tak berujung pada komplikasi.
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Mengutip dari Mayo Clinic, morning sickness adalah kondisi yang biasanya didiagnosis berdasarkan tanda dan gejala.
Dokter akan mengukur berat badan ibu dan melakukan pemeriksaan USG pada bayi untuk melihat masalah yang mungkin muncul.
Jika dokter mencurigai Anda mengalami hiperemesis gravidarum, ia akan melakukan pemeriksaan klinis, tes urine, serta tes darah.
Jika morning sickness cukup parah, dokter biasanya meresepkan obat antimual (antiemetik) untuk membantu meringankan gejala.
Selain itu, dokter juga akan memberikan beberapa resep obat untuk mengurangi mual saat hamil, yaitu:
Kombinasi doxylamine (Unisom) dan suplemen vitamin B6 direkomendasikan oleh American College of Obstetricians dan Gynaecologists (ACOG) untuk mengobati morning sickness selama trimester pertama.
Namun, obat ini biasanya akan memunculkan berbagai efek samping ringan seperti mengantuk, mulut kering, sakit kepala saat hamil muda, dan sakit perut.
Antiemetik adalah obat antimual yang biasa diresepkan untuk wanita di masa kehamilannya. Obat ini diberikan jika pengobatan lain tidak berhasil. Ada beberapa jenis obat antiemetik yang biasanya diresepkan, yaitu:
Sementara itu, pada wanita dengan mual yang parah, dokter akan memberikan droperidol (Inapsine) dan diphenhydramine (Benadryl).
Mengutip dari NHS, antiemetik akan berikan dalam bentuk tablet untuk memudahkan Anda dalam mengonsumsinya.
Namun, bila Anda kesulitan menelannya, dokter akan menyarankan untuk melakukan suntikan atau obat dalam bentuk lain.
Meclizine (Antivert), dimenhydrinate (Dramamine), dan diphenhydramine termasuk obat-obatan yang terbukti efektif mengatasi mual dan muntah selama kehamilan.
Selain itu, obat-obatan ini juga tentunya aman diminum oleh ibu hamil untuk mengatasi mual.
Metoclopramide (Reglan) merupakan obat yang membantu memperlancar gerak saluran pencernaan.
Obat ini bekerja dengan meningkatkan tekanan pada sfingter (otot dengan bentuk seperti cincin yang berfungsi menutup jalur atau bukaan pada tubuh) dan terletak di kerongkongan bawah.
Pada orang dengan kasus hiperemesis gravidarum, cairan intravena menjadi salah satu pengobatan penting yang akan diberikan.
Cairan intravena membantu menggantikan cairan yang hilang akibat muntah terus-menerus. Biasanya perawatan ini diberikan di rumah sakit saat rawat inap atau di unit gawat darurat.
Umumnya, dokter akan mengombinasikan cairan intravena dengan antiemetik atau obat antimual.
Obat antimual ini bisa diberikan dalam bentuk pil untuk langsung diminum, rektal (melalui anus), atau dimasukkan ke dalam infus.
Selain menggunakan obat-obatan, Anda bisa melakukan perubahan pola makan dan gaya hidup sebagai cara mengurangi morning sickness (mual saat hamil), seperti:
Akupresur adalah teknik pengobatan tradisonal Tiongkok dengan menekan beberapa titik tertentu di tubuh yang bisa mengurangi morning sickness.
Terkadang akupresur juga bisa diterapkan dengan menggunakan pita khusus seperti gelang di lengan bawah.
Teknik ini mampu meringankan gejala mual dan muntah pada wanita hamil walaupun masih perlu penelitian lebih lanjut.
Dikutip dari Mayo Clinic, akupunktur merupakan salah satu terapi yang banyak dilakukan untuk membantu mengatasi mual saat hamil.
Meski belum terbukti secara ilmiah, cara ini cukup membantu dan efektif untuk sebagian wanita.
Hipnosis menjadi salah satu cara yang juga cukup banyak digunakan untuk mengatasi mual di pagi hari saat hamil (morning sickness).
Anda bisa mencoba cara ini karena sangat aman dan tidak akan memberikan efek negatif pada tubuh dan janin.
Namun, jika Anda mengalami hiperemesis gravidarum dokter akan memasukkan cairan intravena ke dalam tubuh dan memberikan obat antimual yang cocok.
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan oleh Iranian Red Crescent Medical Journal wewangian yang dihasilkan dari aromaterapi dapat menjadi pilihan obat mual alami yang aman untuk ibu hamil.
Dalam penelitian tersebut ditunjukkan bahwa aroma lemon efektif mengurangi rasa mual saat hamil.
Anda juga bisa mencari wangi aromaterapi yang sekiranya membuat Anda merasa lebih baik seperti lavender atau peppermint.
Sering makan camilan saat hamil membantu membuat perut tidak terlalu kenyang. Pasalnya perut yang terlalu kenyang atau terlalu kosong bisa memicu perasaan mual.
Oleh sebab itu, makanlah camilan sering-sering. Di pagi hari misalnya:
Anda juga bisa makan beberapa potong roti untuk menggganjal perut sebelum makan besar.
Gerakan mendadak saat bangun dari posisi tidur terkadang memicu rasa mual di pagi hari. Untuk itu, usahakan untuk bangun secara perlahan sambil duduk terlebih dahulu di kasur sebelum berdiri.
Minum banyak air membantu menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik. Kebiasaan ini juga bertujuan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang saat muntah.
Selain air putih, Anda bisa mengonsumsi jus buah encer, air kelapa, teh, atau sup.
Meski sedang mual, Anda perlu mengisi tubuh dengan makanan bergizi untuk disalurkan pada janin.
Ada beberapa pilihan makanan untuk ibu hamil yang bisa mengurangi morning sickness, adalah sebagai berikut:
Aroma lemon dan jahe yang menyegarkan bisa membantu dalam menenangkan perut dan mengurangi mual.
Usahakan untuk selalu memakai pakaian yang longgar saat hamil untuk menghindari mual. Hindari menggunakan baju ibu hamil yang terlalu ketat.
Selain membuat Anda tidak nyaman, hal ini juga bisa memicu mual muncul lebih sering akibat merasa terlalu sesak.
Memiliki waktu istirahat yang cukup saat hamil adalah hal yang sangat penting. Saat hamil Anda lebih mudah lelah karena membawa beban dua kali lipat lebih berat dari biasanya.
Kelelahan juga bisa memicu mual sehingga perlu istirahat. Pilih posisi tidur ibu hamil yang nyaman dan aman agar bisa tidur nyenyak.
Apabila ada keraguan, konsultasi dengan dokter.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar