backup og meta
Kategori

1

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi
Konten

Gejala, Penyebab, dan Pilihan Pengobatan Plasenta Previa

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 31/10/2022

Gejala, Penyebab, dan Pilihan Pengobatan Plasenta Previa

Apa itu plasenta previa?

Plasenta previa adalah komplikasi kehamilan yang terjadi ketika posisi plasenta berada di bagian bawah rahim.

Alhasil, kondisi ini bisa mengakibatkan sebagian atau seluruh leher rahim (serviks) tertutup sehingga menyulitkan dalam mempersiapkan kelahiran.

Plasenta atau yang kerap disebut sebagai ari-ari bayi, merupakan lapisan organ yang berkembang di dalam rahim selama kehamilan.

Plasenta berhubungan langsung dengan tali pusat ibu dan berperan sebagai penyedia oksigen serta nutrisi untuk janin.

Bukan hanya itu, lapisan yang menyerupai kantung ini juga bertugas untuk membuang zat-zat sisa yang sudah tidak dibutuhkan lagi oleh janin.

Dalam kondisi normal, letak perlekatan plasenta seharusnya berada di bagian atas atau samping rahim, bukan di bawah.

Sementara itu, posisi plasenta dalam kondisi ini justru menutupi sebagian atau seluruh leher rahim yang seharusnya berguna sebagai jalan lahir.

Plasenta yang menutup jalan leher rahim berisiko menimbulkan perdarahan hebat sebelum atau selama proses persalinan berlangsung.

Itulah mengapa kebanyakan ibu hamil yang memiliki kondisi ini biasanya dianjurkan untuk melahirkan dengan operasi caesar (C-section).

Apa saja jenis plasenta previa?

Ada beberapa jenis plasenta previa yang memengaruhi keputusan metode persalinan nantinya beserta perawatannya. Berikut kondisi yang bisa terjadi:

1. Sebagian (parsial)

Sesuai namanya, plasenta previa sebagian adalah posisi plasenta yang menutupi sebagian leher rahim atau jalan lahir untuk keluarnya bayi.

Dalam hal ini, proses persalinan melalui vagina masih mungkin dilakukan karena masih tersisa sedikit ruang untuk bayi lahir.

2. Rendah (low-lying)

Jenis plasenta previa yang satu ini biasanya terjadi sejak masa awal hingga pertengahan kehamilan. Posisi plasenta umumnya berada di samping atau tepi leher rahim (serviks) sehingga masih punya kemungkinan untuk melahirkan normal.

3. Marginal

Plasenta previa marginal adalah kondisi saat letak plasenta berada di bagian bawah atau ujung rahim. Plasenta memang biasanya akan sedikit menekan serviks, tetapi tidak akan sampai menutupinya.

Jika mengalami ini, Anda mungkin masih memiliki peluang untuk melahirkan normal melalui vagina. Hanya saja, biasanya akan muncul sedikit perdarahan ringan karena plasenta bersentuhan dengan serviks.

4. Total (major)

Plasenta previa total adalah posisi plasenta yang menutupi seluruh leher rahim (serviks). Dibandingkan beberapa jenis sebelumnya, kondisi yang satu ini tergolong yang paling serius.

Oleh karena itu, dokter biasanya menganjurkan ibu hamil untuk menempuh prosedur melahirkan caesar.

Bahkan tak jarang, bayi di dalam kandungan mau tidak mau harus lahir prematur jika kondisi plasenta previa sudah sangat berbahaya.

Namun terlepas dari apa pun jenisnya, semua perdarahan berat dan parah karena kondisi ini memerlukan penanganan segera. Tujuannya tentu untuk melindungi kondisi ibu dan bayi.

Seberapa umumkah plasenta previa?

Komplikasi kehamilan yang satu ini terjadi pada 1 dari 200 wanita hamil pada trimester ketiga kehamilan.

Anda dapat mengurangi peluang mengalami kondisi ini dengan mencari tahu faktor risiko yang Anda miliki. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Apakah bisa hamil lagi setelah mengalami kondisi ini?

Jika Anda memiliki riwayat plasenta previa sebelumnya, Anda masih memiliki 2-3 persen kemungkinan untuk mengalami kondisi ini lagi pada kehamilan berikutnya.

Bahkan risiko menjadi lebih besar bila sebelumnya Anda menjalani operasi Caesar dan operasi rahim seperti kuret atau pengangkatan fibroid.

Namun tenang saja, harapan untuk hamil lagi setelah plasenta previa akan tetap ada. Bila Anda menginginkan persalinan normal, sebaiknya jangan terburu-buru.

Beri jarak waktu sekitar 18-24 bulan sebelum mencoba hamil lagi. Jeda waktu ini dibutuhkan agar rahim bisa kembali bekerja secara normal lagi.

Tanda-tanda dan gejala plasenta previa

Melansir dari Mayo Clinic, plasenta previa adalah kondisi yang ditandai dengan berbagai gejala seperti:

  • Kram atau nyeri hebat pada kandungan.
  • Muncul perdarahan yang kemudian berhenti tapi bisa timbul lagi dalam beberapa hari atau minggu kemudian.
  • Muncul perdarahan setelah melakukan hubungan intim.
  • Muncul perdarahan selama trimester kedua kehamilan.

Gejala plasenta yang menutup leher rahim tidak terlalu berbahaya jika disadari sejak dini di awal masa kehamilan. N

amun bila tidak segera terdeteksi, ukuran rahim lambat laun akan semakin membesar.

Secara otomatis, jarak plasenta dengan leher rahim (serviks) pun akan semakin luas, alias semakin tertutupi oleh plasenta tersebut.

Semakin luas area leher rahim yang tertutupi oleh plasenta, akan semakin kecil pula kemungkinannya untuk disembuhkan.

Anda mungkin tidak mengetahui pasti kalau ternyata posisi plasenta bukan pada tempat yang seharusnya, sampai kemudian dokter mengeceknya melalui pemeriksaan USG.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Jika Anda memiliki kekhawatiran, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter.

Kondisi kesehatan tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter agar mendapatkan penanganan terbaik terkait kondisi plasenta previa.

Penyebab plasenta previa

Para penelti tidak mengtahui dengan pasti penyebab plasenta yang menutupi jalan lahir.Namun mengutip situs Lucile Packard Children’s Hospital Stanford, dari beberapa kasus plasenta previa yang ada kebanyakan, disebabkan oleh:

  • Kelainan pada lapisan rahim seperti fibroid
  • Memiliki jaringan parut pada lapisan rahim (endometrium)
  • Kelainan pada plasenta

Di atas adalah penyebab kondisi plasenta previa, tapi tidak menutup kemungkinan masih ada penyebab lain yang belum diketahui.

Faktor yang meningkatkan risiko plasenta previa

Berbagai faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan Anda mengalami plasenta previa adalah:

  • Perokok aktif.
  • Berusia di atas 35 tahun.
  • Bentuk rahim tidak normal.
  • Posisi bayi sungsang (posisi pantat bayi berada di bawah, dan kepala di atas) atau melintang (berbaring dengan posisi horizontol di dalam rahim).
  • Pernah mengalami keguguran di kehamilan sebelumnya.
  • Sedang hamil anak kembar.
  • Ukuran plasenta besar.
  • Sudah pernah melahirkan sebelumnya.
  • Memiliki luka pada lapisan rahim karena pernah menjalani operasi yang melibatkan rahim (aborsi, operasi caesar, kuretase).
  • Luka pada lapisan rahim akibat operasi, caesar,  kehamilan sebelumnya, atau aborsi.
  • Pernah didiagnosis mengalami plasenta previa sebelumnya.

Jika Anda mengalami satu atau lebih faktor risiko di atas, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter. 

Diagnosis plasenta previa

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Bagaimana kondisi ini didiagnosis?

Plasenta previa adalah kondisi yang bisa didiagnosis melalui prosedur USG atau ultrasonografi.

Umumnya, tanda awal adanya masalah pada plasenta ini sudah akan muncul saat pemeriksaan USG rutin sekitar minggu ke-20 kehamilan. Atau paling tidak, selama kehamilan trimester kedua.

Sebenarnya ini kondisi yang tidak terlalu menimbulkan kekhawatiran karena plasenta memang bisa berada di bagian bawah rahim di masa awal kehamilan.

Dari kebanyakan kasus yang menunjukkan posisi plasenta di bawah rahim, hanya sekitar 10 persennya yang berkembang menjadi plasenta previa.

Namun jangan khawatir, beberapa ibu hamil yang didiagnosis memiliki plasenta previa di awal kehamilan biasanya bisa segera disembuhkan.

Sementara ibu hamil lainnya, baru dinyatakan memiliki plasenta previa adalah kondisi yang ketika mengalami perdarahan tanpa rasa sakit dari vagina.

Perdarahan tersebut umumnya baru muncul selama trimester ketiga atau terkadang di trimester kedua kehamilan.

Jika nantinya Anda mengalami perdarahan selama trimester kedua kehamilan, dokter akan memantau letak plasenta menggunakan satu atau kombinasi dua metode, yaitu: 

  • USG transvaginal (memasukkan stik probe dengan panjang sekitar 2-3 inci ke dalam vagina).
  • USG perut atau abdominal (pemeriksaan yang dilakukan melalui bagian luar perut).
  • MRI (menggunakan teknologi magnet dan gelombang radio untuk melihat kondisi dalam tubuh).
  • Metode di atas adalah pilihan pemeriksaan untuk melihat kondisi plasenta.

    Bagaimana pengobatan untuk plasenta previa?

    Dokter akan menentukan perawatan untuk plasenta previa tergantung dari beberapa faktor, seperti:

    • Jumlah perdarahan
    • Sudah berhenti atau belumnya perdarahan
    • Usia kehamilan
    • Kondisi kesehatan ibu dan bayi
    • Letak plasenta di dalam rahim

    Akan tetapi dari kesemua faktor plasenta previa tersebut, salah satu yang menjadi pertimbangan terbesar dokter yakni jumlah perdarahan yang keluar.

    1. Perdarahan sedikit atau tidak ada sama sekali

    Jika dinyatakan memiliki plasenta previa tapi tanpa disertai perdarahan atau keluarnya sangat sedikit, Anda dianjurkan untuk banyak beristirahat.

    Sesekali mungkin Anda boleh berdiri atau duduk, tetapi hanya ketika sedang diperlukan saja.

    Di sisi lain, Anda juga akan diminta untuk menghindari melakukan berbagai kegiatan yang bisa memicu timbulnya perdarahan.

    Mulai dari olahraga hingga berhubungan seks. Segera cari pertolongan medis jika tiba-tiba terjadi perdarahan, entah banyak atau sedikit.

    Anda masih punya peluang untuk melahirkan normal bila letak plasenta previa tidak menutupi serviks sepenuhnya.

    Silakan berdiskusi lebih lanjut dengan dokter untuk menentukan prosedur persalinan terbaik bagi Anda.

    2. Perdarahan berat

    Kasus perdarahan berat dan parah membutuhkan perawatan medis segera, bahkan bisa sampai dirawat di rumah sakit.

    Seberapa banyak jumlah darah yang hilang merupakan penentu apakah Anda membutuhkan transfusi darah atau tidak.

    Dalam kasus perdarahan plasenta previa yang sudah tergolong sangat banyak, dokter mungkin akan menyarankan metode kelahiran caesar saat usia kehamilan menginjak 36 minggu.

    Bukan tanpa alasan, ini agar bayi di dalam kandungan bisa lahir dengan lancar. Namun, jadwal persalinan Anda mungkin akan maju lebih awal jika perdarahan hebat masih terus berlanjut.

    3. Perdarahan tidak kunjung berhenti

    Jika perdarahan sudah tidak bisa dikontrol lagi, ditakutkan bayi berada dalam bahaya yang bisa mengancam nyawa.

    Mau tidak mau, persalinan dengan metode caesar harus dilakukan sesegera mungkin karena kondisi plasenta previa.

    Pengobatan di rumah yang bisa dilakukan

    Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi kondisi ini:

    Gali lebih banyak mengenai kondisi Anda

    Pelajari lebih dalam mengenai kondisi ini. Anda bisa berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter atau bertukar pengalaman dengan wanita yang pernah memiliki plasenta previa sebelumnya.

    Banyak beristirahat

    Jaga kesehatan kehamilan Anda dengan memperbanyak waktu istirahat. Meski tidak selalu tidur setiap waktu, setidaknya hindari melakukan aktivitas yang menguras energi.

    Menjaga mood tetap baik

    Jaga diri dan mood Anda sebaik mungkin. Lakukan kegiatan ringan yang bisa membuat suasana hati bahagia mulai dari membaca buku atau menonton film.

    Biarkan diri Anda tetap bersantai dan nyaman selama kehamilan, meski mengalami komplikasi kehamilan yang satu ini.

    Meski begitu, persiapkan diri untuk persalinan dengan operasi caesar. Memang tidak menutup kemungkinan ketika mengalami kondisi ini Anda masih bisa melahirkan normal.

    Akan tetapi, ada kemungkinan lainnya untuk menempuh operasi caesar. Apa pun keputusannya nanti, kondisi kesehatan Anda dan bayi adalah yang terbaik.

    Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

    Disclaimer

    Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 31/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan