Perubahan fisik dan hormonal selama kehamilan, khususnya trimester pertama, sering kali membuat ibu tidak nyaman. Bukan hanya morning sickness, beberapa ibu hamil mungkin juga mengalami hiperemesis gravidarum.
Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Perubahan fisik dan hormonal selama kehamilan, khususnya trimester pertama, sering kali membuat ibu tidak nyaman. Bukan hanya morning sickness, beberapa ibu hamil mungkin juga mengalami hiperemesis gravidarum.
Hiperemesis gravidarum (HG) adalah komplikasi kehamilan pada trimester pertama yang menyebabkan mual dan muntah yang parah.
Rasa mual dan muntah pada kondisi ini lebih parah dibandingkan morning sickness biasa (emesis gravidarum). Akibatnya, ibu hamil jadi kerap kehilangan nafsu makan.
Morning sickness umumnya dimulai sekitar minggu ke-6 kehamilan dan berhenti pada minggu 14–16.
Sementara itu, mual dan muntah karena hiperemesis gravidarum bisa berlanjut sampai minggu 20 kehamilan. Beberapa ibu bahkan terus mengalaminya sepanjang kehamilan.
Gejala HG biasanya muncul pada minggu ke-4 sampai ke-8 kehamilan. Kondisi ini terus berlangsung selama 16 minggu atau lebih, lalu mencapai puncaknya pada minggu ke-20 kehamilan.
Mengutip dari laman American Pregnancy Association, berikut adalah gejala hiperemesis gravidarum.
Saat tubuh mulai mengalami dehidrasi, urine biasanya mengandung keton. Keton adalah zat asam yang diproduksi tubuh ketika tubuh mulai menggunakan lemak untuk energi.
Ibu harus menghubungi dokter kandungan segera setelah mengalami berbagai gejala di atas.
Penting untuk rutin memeriksakan kandungan karena setiap orang mungkin merasakan gejala yang intensitasnya berbeda.
Sejauh ini, penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa ahli percaya bahwa kondisi ini erat kaitannya dengan perubahan hormon.
Peningkatan hormon human chorionic gonadotropin (hCG), terutama pada usia kehamilan ke-8 minggu, disebut sebagai faktor yang meningkatkan risiko mual dan muntah parah saat hamil.
Selain itu, peningkatan hormon estrogen dan progesteron (terutama pada trimester pertama kehamilan) yang menyebabkan penurunan kerja otot lambung akan membuat ibu lebih mudah memuntahkan isi perut.
Meski bisa dialami semua ibu hamil, beberapa kondisi berikut bisa meningkatkan risiko Anda untuk mengalami muntah hebat saat hamil.
Jika Anda memiliki salah satu atau beberapa kondisi di atas, lakukan konsultasi ke dokter saat merencanakan kehamilan agar Anda bisa melakukan pencegahan yang tepat.
Jika tidak segera ditangani, muntah parah akibat hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan gangguan kesehatan berikut pada ibu hamil.
Hyperemesis gravidarum sebenarnya tidak membahayakan janin asalkan ditangani dengan baik. Namun, HG yang begitu parah dan terus dibiarkan bisa meningkatkan risiko komplikasi berikut ini.
Oleh karena itu, penting bagi ibu untuk mendapatkan perawatan jika mengalami muntah parah saat hamil.
Untuk menentukan apakah ibu hamil mengidap hiperemesis gravidarum, pertama-tama dokter akan memeriksa gejala dan kondisi fisik ibu.
Dokter akan menegakkan diagnosis ketika mual dan muntah menyebabkan penurunan berat badan, dehidrasi, atau gangguan lainnya pada tubuh ibu.
Untuk memastikan bahwa tidak ada kondisi lain yang menyebabkan mual dan muntah, dokter mungkin melakukan tes darah dan tes urine.
Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk melihat kondisi janin.
Dokter akan mengobati hyperemesis gravidarum sesuai dengan gejala dan tingkat keparahannya.
Berikut adalah beberapa perawatan yang bisa diberikan dokter pada ibu dengan HG.
Selain melalui perawatan dengan dokter, ibu juga bisa melakukan beberapa hal berikut untuk mengatasi mual dan muntah saat hamil karena hiperemesis gravidarum.
Jika ibu membutuhkan suplemen saat hamil untuk meningkatkan asupan vitamin B6, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan terlebih dahulu.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar