Setelahnya, obat tersebut kemudian disuntikkan langsung ke dalam pembuluh darah. Dalam beberapa menit, obat ini akan berjalan menuju lokasi sel kanker yang ditargetkan. Selanjutnya, Anda harus diisolasi di ruangan khusus dan menjalani rawat inap di rumah sakit sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar sampai kadar bahan radioaktif berada di bawah batas wajar (tidak berbahaya).
Selama perawatan, Anda mungkin harus memakai masker atau perlengkapan pelindung lainnya yang akan menghalangi radiasi memengaruhi bagian tubuh lainnya. Efek samping dari terapi radionuklir adalah mual, muntah, suasana hati gampang berubah, dan rasa tidak nyaman pada tubuh.
7. Terapi ultrasound

Pada awal tahun 2020, American Institute of Physics mengungkapkan bahwa penggunaan ultrasound (USG) dengan frekuensi yang benar dapat menghancurkan sel kanker. Terapi USG dari Caltech mengandalkan paparan energi panas dari ultrasound dengan intensitas rendah untuk membunuh sel kanker tanpa merusak sel sehat di sekitarnya.
Kemudian, dikenal juga terapi ultrasound dengan sebutan HIFU atau high intensity focused ultrasound. Terapi ini menggunakan cara kerja yang berbanding terbalik dengan terapi USG dari Caltech, yakni menggunakan frekuensi tinggi.
HIFU tidak dapat menembus tulang padat atau udara, sehingga hanya bisa digunakan pada jenis kanker tertentu, salah satunya kanker prostat. Namun, hingga kini periset masih melakukan pengamatan lebih dalam mengenai efektivitas sekaligus efek sampingnya. Penggunaan perawatan ini di Indonesia pun masih belum umum.
8. Operasi biopsi

Biopsi memang dikenal sebagai salah satu tes diagnosis kanker. Namun, biopsi juga adalah pengobatan kanker karena proses pengangkatan tumor bisa dilakukan sekaligus ketika pemeriksaan adanya kanker dilakukan.
Prosedur biopsi bedah biopsi digunakan untuk mengangkat bagian dari area sel yang abnormal (biopsi insisi) atau mengangkat seluruh area sel abnormal (biopsi eksisi). Biasanya dokter akan memberikan anestesi lokal atau umum, dan meminta Anda untuk opname beberapa hari.
Selain obat kanker, ada pula perawatan paliatif

Perawatan paliatif merupakan pengobatan yang bertujuan bukan untuk menyembuhkan penyakit. Akan tetapi, membantu pasien mengurangi gejala atau mengurangi faktor lain yang memperparah gejala sehingga kualitas hidupnya jadi lebih baik. Contoh perawatan paliatif yang biasanya diikuti pasien kanker adalah:
1. Terapi seni dan musik
Pengobatan kanker selanjutnya, tidak menggunakan obat melainkan dengan kegiatan-kegiatan seni. Meski bukan secara langsung menyembuhkan sel kanker, tapi pengobatan ini membantu pasien mengelola emosinya, seperti rasa sedih, marah, takut, dan cemas.
Dengan mengelola emosi lebih baik, kesehatan mental pasien juga akan membaik dan akan berdampak pada sistem kekebalan tubuh sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien jadi lebih baik.
Dalam terapi ini, pasien akan diisi dengan berbagai kegiatan, seperti mendengarkan musik, menyanyi, memainkan alat musik, menuangkan emosinya menjadi lirik dan lagu, menggambar, melukis, memahat, atau membuat berbagai kerajinan.
2. Terapi hewan (pet therapy)
Terapi hewan juga tidak menggunakan obat untuk mengobati kanker. Tampaknya, menurunnya stres saat pet therapy disebabkan oleh produksi hormon endorfin.
Hormon ini dapat menghilangkan rasa sakit dan membuat seseorang jadi lebih nyaman dan bahagia. Jika disimpulkan, pet therapy dapat membantu pasien kanker dalam beberapa hal, yaitu:
- Mengurangi rasa sakit sehingga memungkinkan pasien mengurangi penggunaan obat antinyeri
- Mengurangi stres karena penyakit yang dimiliki dan juga pengobatan yang dilakukan
- Mengurangi gejala kelelahan yang biasanya menyerang pasien kanker
Pengobatan kanker untuk lanjut usia (lansia)

Tidak seperti orang dewasa dengan usia lebih muda, lansia tidak memiliki banyak perawatan kanker. Hal ini dikarenakan biasanya para lansia juga memiliki penyakit kronis lainnya, seperti diabetes dan penyakit jantung. Akibatnya, efek samping yang bisa muncul dari pengobatan lansia terbilang jauh lebih serius.
Pengobatan kanker yang bisa dijalani lansia adalah minum obat lewat kemoterapi, mengikuti radioterapi, dan operasi pengangkatan sel kanker. Akan tetapi, efek samping yang muncul akan lebih parah sehingga baik dokter dan keluarga harus mempertimbangkan pilihan perawatan secara matang-matang.
Berbagai efek samping yang muncul selama pengobatan kanker pada lansia meliputi:
- Terganggunya fungsi jantung, ginjal, dan paru-paru.
- Penurunan jumlah sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit.
- Pencernaan terganggu dan terjadi kerusakan sistem saraf.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar