Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic
Kanker ovarium atau disebut juga dengan sebutan kanker indung telur ini, menyebabkan kematian paling tinggi di antara jenis kanker lain yang juga menyerang reproduksi wanita.
Berdasarkan Center for Disease Control and Prevention (CDC), definisi kanker ovarium adalah sekelompok penyakit kanker yang terjadi di ovarium, dan daerah sekitarnya, seperti saluran tuba (tuba fallopi) dan peritoneum.
Sementara menurut Mayo Clinic, definisi penyakit kanker ovarium adalah jenis kanker yang berkembang di dalam, sekitar, luar lapisan ovarium.
Ovarium (indung telur) sendiri merupakan kelenjar berpasangan yang berbentuk kacang almond yang terletak di samping kanan dan kiri rahim. Fungsi kelenjar ini adalah menyimpan dan memproduksi sel telur, serta menghasilkan hormon seks, seperti hormon estrogen dan hormon progesteron.
Kanker ini bisa terbentuk dari kista, tapi tidak semua kista adalah kanker ovarium. Kista sendiri adalah kumpulan cairan di dalam ovarium yang umumnya terjadi akibat proses ovulasi. Kista ini dapat hilang seiring waktu tanpa perawatan, dan sebagian kecil kasus berkembang menjadi kanker.
Masa awal perkembangan kanker ini memang cukup sulit terdeteksi. Akan tetapi, jika diketahui lebih dini dan ditangani lebih cepat, pasien memiliki 94% peluang untuk sembuh dan dapat hidup lebih dari 5 tahun setelah terdiagnosis.
Penyakit kanker bukan penyakit menular. Jadi, tidak ada penularan yang akan terjadi dari pasien dengan kanker ovarium pada orang yang sehat, lewat cara apa pun, seperti berciuman, bersentuhan, atau berbagi makanan.
Kanker ovarium adalah jenis penyakit kanker yang cukup umum pada wanita. Berdasarkan Kemenkes RI, prevalensi kanker di Indonesia tahun 2018 adalah 1,79 per 1000 penduduk dengan penambahan kasus kanker ovarium baru sebanyak 13.310 dan kematian mencapai 7.842, menurut data Globocan di tahun yang sama.
Secara menyeluruh, penyakit kanker indung telur menempati peringkat 10 dan peringkat ke 3 pada wanita. Umumnya, memang menyerang wanita yang sudah menopause. Akan tetapi, beberapa jenis kanker indung telur tertentu dapat muncul di usia muda dan anak-anak.
Kanker indung telur dapat dibagi menjadi tiga tipe. Pembagian ini berdasarkan pada lokasi dan jenis sel tempat berkembangnya kanker. Berikut ini klasifikasi kanker ovarium menurut situs American Cancer Society adalah:
Tumor epitel atau dikenal dengan sebagai kanker ovarium epitel merupakan jenis yang paling umum menyerang, dengan persentase sebesar 75 persen.
Jenis kanker ini terjadi pada permukaan sel yang melapisi indung telur bagian luar. Tumor epitel terbagi lagi menjadi beberapa tipe, yakni:
Jenis penyakit kanker ovarium selanjutnya menyerang sel germinal yang menghasilkan sel telur (ovum), dengan persentase kasus kurang dari 2 persen. Tumor sel germinal kemudian terbagi lagi menjadi beberapa tipe, seperti:
Jenis penyakit kanker ovarium ini sangat langka, yakni jumlah kasusnya hanya 1 persen. Kanker ini terjadi pada sel yang bertugas memproduksi hormon. Wanita yang terkena tumor stroma akan memiliki kadar estrogen yang tinggi dalam tubuhnya.
Wanita cenderung mengalami gejala kanker indung telur ketika sel kanker telah menyebar atau memasuki stadium lanjut. Akan tetapi, ada juga beberapa wanita yang merasakan gejalanya di tahap awal.
Berikut ini gejala penyakit kanker ovarium yang paling umum adalah:
Selain gejala yang disebutkan di atas, biasanya muncul gejala kanker lain yang umumnya menyertai, seperti:
Anda harus segera menghubungi dokter apabila gejala-gejala yang muncul terasa tidak wajar. Contohnya, gejala tidak membaik seiring waktu dan bertahan hingga lebih dari 3 minggu.
Meskipun Anda belum yakin apakah gejala yang muncul merupakan gejala kanker ovarium, Anda tetap harus memeriksakan diri ke dokter.
Selain itu, jika Anda mengalami tanda-tanda berikut, Anda sebaiknya mengunjungi dokter sesegera mungkin:
Ditambah lagi, jika Anda sudah berusia 50 tahun ke atas atau memiliki anggota keluarga yang menderita kanker ini, sebaiknya Anda sering melakukan pemeriksaan untuk pencegahan.
Tubuh masing-masing penderita menunjukkan gejala dan tanda-tanda yang bervariasi. Untuk mendapatkan penanganan yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi Anda, selalu konsultasikan dengan dokter Anda.
Hingga kini, penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli bahwa penyebabnya kemungkinan tidak berbeda jauh dengan penyebab kanker pada umumnya, yaitu mutasi DNA di dalam sel.
DNA dalam sel menyimpan sistem perintah untuk sel tumbuh, berkembang, mati, dan membelah. Ketika terjadi mutasi, sistem di dalam DNA akan rusak dan sistem perintah sel menjadi kacau. Hal ini mengakibatkan sel bekerja secara tidak terkendali; terus tumbuh secara abnormal. Sel yang terus tumbuh ini dapat membentuk tumor di sekitar ovarium.
Adanya sel abnormal ini tidak hanya pada indung telur saja, tapi bisa juga berasal dari sel yang terletak di ujung tuba fallopi.
Meski penyebab kanker indung telur tidak diketahui secara pasti, ilmuwan telah menemukan berbagai hal yang bisa meningkatkan risikonya, seperti:
Penyakit kanker indung telur paling banyak ditemukan pada wanita yang berusia 63 tahun ke atas atau mereka yang telah melewati menopause.
Memiliki anggota keluarga yang menderita kanker indung telur, kanker usus besar atau kanker payudara, membuat peluang terserang penyakit ini pun lebih besar.
Didiagnosis kanker payudara oleh dokter, membuat risiko kanker ini jadi lebih tinggi.
Berat badan yang berlebihan meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker indung telur.
Zat kimia rokok bersifat karsinogenik sehingga dapat menyebabkan risiko kanker meningkat.
Tidak pernah hamil dan tidak melewati masa di mana Anda tidak memproduksi sel telur, Anda berpotensi terkena penyakit ini.
Wanita yang menjalani terapi estrogen setelah menopause memiliki peluang yang besar untuk terserang kanker ini.
Stadium kanker menandakan seberapa parah suatu penyakit serta penyebarannya. Sama seperti kanker pada umumnya, stadium kanker ovarium terbagi menjadi 4, yaitu:
Pada tahapan ini, sel kanker masih terletak hanya di ovarium. Operasi pengangkatan sel kanker dilakukan, kadang diikuti dengan kemoterapi. Pada stadium ini, Anda masih bisa hamil dan memiliki anak.
Sel kanker telah berkembang ke bagian luar ovarium dan menyebar menuju pinggul atau perut. Sel kanker dapat diatasi dengan kemoterapi dan operasi.
Sel kanker telah menyebar menuju kelenjar getah bening atau rongga perut. Penanganan masih sama dengan kanker stadium 2.
Sel kanker telah menyebar ke organ tubuh lainnya, seperti hati dan paru-paru. Kanker tidak bisa disembuhkan, namun gejala bisa diringankan dan keparahannya bisa diperlambat.
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Mengingat gejala kanker ovarium menyerupai kondisi kesehatan lainnya, proses diagnosis pun tergolong tidak mudah. Namun, apabila penyakit ini berhasil terdeteksi pada stadium awal, efektivitas pengobatan dan peluang untuk menambah angka harapan hidup pun lebih besar.
Pertama-tama, dokter akan menanyakan apa saja gejala yang Anda alami, bagaimana riwayat penyakit keluarga, serta faktor-faktor risiko lain yang mungkin Anda miliki. Setelah itu, dokter akan mengecek apakah ada benjolan atau pembengkakan di perut.
Apabila dokter mencurigai adanya kanker, beberapa tes diagnosis kanker indung telur tambahan akan dilakukan.
Tes pemindaian gambar dengan mengandalkan gelombang suara untuk melihat adanya tumor di ovarium, seberapa besar ukurannya, dan tingkat keparahannya.
Tes untuk mengetahui apakah sel kanker sudah menyebar ke organ tubuh lainnya, seperti hati, ginjal, atau kelenjar getah bening.
Tes pemindain memakai teknologi magnetik untuk melihat sel kanker di indung telur lebih detail.
Prosedur medis dengan memasukkan tabung kecil ke dalam tubuh untuk melihat langsung adanya sel kanker pada bagian dalam perut atau pinggul.
Biopsi dilakukan untuk untuk mendeteksi perkembangan sel kanker dengan mengambil sebagian jaringan tumor.
Pemeriksaan darah untuk memastikan kadar sel darah merah, darah putih, serta trombosit di tubuh Anda. Beberapa jenis sel kanker ovarium juga dapat memengaruhi kadar hormon di dalam darah Anda.
Selain untuk diagnosis, tes kesehatan di atas kadang juga digunakan untuk mendeteksi kanker indung telur lebih awal.
Seiring waktu, penyakit kanker dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, pengobatan kanker harus segera dilakukan agar komplikasi kanker indung telur dapat dicegah.
Pengobatan kanker ovarium, mulai dari stadium awal hingga akhir umumnya adalah:
Prosedur bedah atau operasi pengangkatan ovarium yang dilakukan untuk penderita kanker tergantung pada stadiumnya.
Pada stadium awal, operasi biasanya hanya dilakukan pada salah satu bagian ovarium, yaitu ovarium yang telah terserang sel kanker.
Namun, apabila sel kanker menyerang kedua ovarium, tim bedah mungkin akan mengangkat kedua ovarium atau tuba falopi Anda.
Kanker ovarium yang lebih parah dan sudah memasuki stadium akhir mengharuskan dokter bedah mengangkat seluruh ovarium dan rahim Anda. Dalam beberapa kasus, kelenjar getah bening serta tuba falopi Anda juga harus diangkat.
Kemoterapi dilakukan untuk membunuh sel-sel kanker yang berkembang di dalam tubuh. Obat kemoterapi umumnya disuntikkan melalui pembuluh darah Anda, tetapi ada pula obat yang dapat diminum secara langsung.
Pengobatan ini biasanya dijalankan setelah prosedur operasi. Tujuannya adalah untuk membunuh sel-sel kanker yang mungkin masih tersisa di dalam tubuh. Namun, pada kasus kemoterapi dilakukan lebih dulu tujuannya untuk mengecilkan tumor.
Perawatan paliatif difokuskan untuk membantu pasien meredakan rasa sakit maupun gejala serius lainnya. Tujuannya, untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, terlebih pada pasien kanker stadium 4.
Karena penyakit ini belum diketahui secara pasti apa penyebabnya, maka tidak ada cara yang diyakini ampuh mencegah kemunculannya.
Namun, ahli kesehatan merekomendasikan penerapan gaya hidup untuk pasien kanker, seperti:
Pencegahan penyakit kanker dapat dilakukan dengan menurunkan berbagai risikonya. Berikut ini cara untuk mencegah kanker ovarium adalah:
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar