-
Aktivitas seksual dengan banyak pasangan
Melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan dapat meningkatkan risiko terkena HPV 16 dan 18. Begitu juga dengan perilaku seksual berisiko, seperti seks tanpa kondom atau berbagi mainan seks (sex toys) yang sama dengan orang lain.
Selain itu, melakukan hubungan seksual pada usia yang masih terlalu dini juga dapat meningkatkan risiko terjangkit HPV. Wanita yang tidak pernah mendapatkan vaksin (imunisasi) HPV juga lebih rentan terinfeksi HPV yang bisa jadi penyebab kanker ini.
Tembakau mengandung banyak zat kimia yang tidak baik untuk tubuh. Wanita yang merokok memiliki risiko hingga dua kali lebih besar dibanding wanita non-perokok dalam terkena kanker serviks.
-
Kurangnya konsumsi buah dan sayur
Wanita yang memiliki pola makan kurang sehat, misalnya jarang makan buah dan sayur, mungkin memiliki risiko lebih tinggi terhadap kanker ini.
-
Kelebihan berat badan atau obesitas
Wanita dengan kelebihan berat badan lebih mudah memiliki adenocarcinoma pada serviks.
-
Penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang
Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa minum kontrasepsi oral (pil KB) dalam waktu yang lama, yaitu lebih dari sekitar lima tahun, dapat meningkatkan risiko kanker ini.
Kalau Anda sudah lama minum pil KB untuk mencegah kehamilan, segera pertimbangkan untuk memilih kontrasepsi lain dan bicarakan dengan dokter kandungan Anda.
-
Sudah beberapa kali hamil dan melahirkan
Wanita yang pernah mengalami kehamilan hingga melahirkan (tidak keguguran) tiga kali atau lebih memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker serviks.
-
Hamil atau melahirkan di usia sangat muda
Sangat muda berarti berusia di bawah 17 tahun saat kehamilan hingga melahirkan pertama kalinya. Wanita yang berusia lebih muda dari 17 tahun saat hamil pertama (tidak keguguran) dua kali lebih rentan terkena kanker serviks.
Beberapa penelitian menunjukkan risiko yang lebih tinggi dari kanker serviks pada wanita dengan hasil tes darah yang menunjukkan pernah atau sedang memiliki infeksi salah satu penyakit menular seksual, yaitu klamidia.
-
Pengobatan yang menurunkan sistem imun atau imunosupresi
Pengobatan atau kondisi yang mempengaruhi sistem imun, seperti human immunodeficiency virus (HIV), virus yang menyebabkan AIDS, bisa meningkatkan risiko terkena infeksi HPV dan jadi penyebab kanker leher rahim.
-
Penggunaan obat diethylstilbestrol (DES)
DES adalah obat hormonal yang diberikan pada wanita untuk mencegah keguguran. Ibu yang menggunakan obat ini saat kehamilan memiliki risiko lebih besar terhadap kanker serviks.
Anak perempuan yang dilahirkan juga memiliki risiko yang lebih besar. Obat ini sudah tidak diresepkan lagi untuk ibu hamil sejak tahun 1980-an.
Akan tetapi, buat Anda yang pernah hamil atau dilahirkan sebelum 1980 masih berisiko mengalami kanker.
-
Kesulitan akses kesehatan yang memadai
Meskipun keadaan ekonomi seseorang tidak serta-merta jadi penyebab kanker serviks, namun hal ini sangat mungkin menghalangi akses wanita terhadap layanan serta pendidikan kesehatan yang memadai, termasuk tes pap smear.
Di samping beberapa faktor risiko yang telah disebutkan, ada beberapa mitos yang dianggap dapat meningkatkan risiko kanker serviks. Sebagai contoh, sering makan es krim saat menstruasi, terlalu sering melahirkan, dan masih banyak mitos lainnya.
Mitos-mitos ini tentu tidak benar, karena tidak berdasar secara medis. Oleh sebab itu, selalu pastikan kembali segala informasi yang Anda dapatkan mengenai faktor risiko atau penyebab kanker serviks.
Anda bisa berkonsultasi dengan dokter mengenai hal tersebut. Dengan begitu, Anda tidak perlu terlalu mengkhawatirkan hal-hal yang tidak perlu.
Obat & diagnosis kanker serviks
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Dokter biasanya menggunakan tes pap smear atau pemeriksaan IVA untuk mendiagnosis kanker leher rahim. Dokter dapat melakukan tes lainnya untuk melihat sel kanker atau pre-kanker pada leher rahim jika tes pap smear menunjukkan malfungsi perubahan sel, seperti biopsi serviks.
Dokter dapat merujuk Anda pada ginekolog (dokter spesialis kandungan, yaitu ahli kesehatan sistem reproduksi wanita) jika hasil tes menunjukkan kelainan, atau jika dokter melihat adanya pertumbuhan dalam serviks atau jika Anda memiliki perdarahan abnormal.
Tes untuk mendeteksi kanker serviks (kanker leher rahim)
Ada beberapa tes yang mungkin diperlukan sebagai cara mendeteksi kanker serviks, di antaranya adalah:
Prosedur kolposkopi dilakukan dengan mikroskop kecil dengan sumber cahaya di ujung digunakan untuk memeriksa leher rahim Anda.
Prosedur kecil ini dilakukan di bawah obat bius. Bagian kecil berbentuk kerucut pada serviks akan diangkat untuk diperiksa. Setelah itu, Anda mungkin mengalami perdarahan vagina selama hingga empat minggu setelah prosedur.
Tes untuk mendeteksi stadium kanker leher rahim
Apabila dokter yakin Anda memiliki gejala kanker leher rahim, dokter kemudian akan memeriksa seberapa parah kondisi atau tahap stadium kanker leher rahim. Tesnya dapat meliputi hal-hal di bawah ini.
- Memeriksa rahim, vagina, rektum, dan kemih apabila terdapat kanker. Prosedur ini dilakukan dengan obat bius.
- Tes darah untuk memeriksa kondisi sekitar organ, seperti tulang, darah dan ginjal.
- Tes imaging (pemindaian), yaitu dengan teknologi Computerised tomography (CT) scan, Magnetic resonance imaging (MRI) scan, sinar X, dan Positive emission tomography (PET) scan. Tujuan tes ini yaitu untuk mengidentifikasi tumor kanker dan apabila sel kanker telah menyebar (metastasis).
Apa obat kanker serviks yang sering digunakan?
Semakin cepat Anda mendeteksi gejala kanker serviks dan penyakitnya, semakin tinggi pula kemungkinkanan mengobati penyakit ini.
Cara mengobati kanker serviks terbilang cukup rumit. Namun, rumah sakit akan menyiapkan tim ahli yang ditentukan untuk mengatasi tahap awal dan tahap lanjut dari kanker leher rahim.
Walau idealnya menangani kanker serviks pada tahap awal, biasanya penyakit ini tidak didiagnosis cukup awal. Umumnya, ada tiga pilihan penanganan utama untuk kanker serviks, yaitu operasi, radioterapi dan kemoterapi.
1. Operasi
Tindakan ini akan mengangkat bagian yang terinfeksi kanker. Anda dan tim medis harus bekerja sama untuk hasil yang terbaik.
Radical trachelectomy
Prosedur ini mengangkat serviks, jaringan sekitar dan bagian atas vagina diangkat, namun rahim tetap pada tempatnya. Jadi, masih ada kemungkinan Anda masih bisa punya anak.
Itu sebabnya, tindakan bedah ini sering kali menjadi prioritas untuk wanita yang memiliki kanker serviks tahap awal dan masih mau punya anak.
Histerektomi total
Histerektomi adalah prosedur yang dilakukan dengan mengangkat serviks dan rahim, tergantung pada stadium kanker. Mungkin juga diperlukan untuk mengangkat indung telur dan tuba falopi. Anda sudah tidak bisa memiliki anak lagi jika Anda melakukan histerektomi total.
Pelvic exenteration
Operasi besar yang mengangkat serviks, vagina, rahim, kemih, indung telur, tuba falopi, dan rektum. Seperti histerektomi, Anda tidak bisa memiliki anak lagi setelah menjalani pembedahan ini.
2. Radioterapi
Pada tahap awal kanker serviks, Anda dapat ditangani dengan radioterapi atau dikombinasikan dengan operasi. Apabila kanker sudah berada pada tahap lanjut, dokter dapat merekomendasi radioterapi dengan kemoterapi untuk mengurangi perdarahan dan rasa sakit pada pasien.
3. Kemoterapi
Kemoterapi kanker serviks dapat dilakukan sebagai pengobatan tunggal ataupun digabung dengan radioterapi.
Pada kanker tahap lanjut, metode ini sering digunakan untuk mencegah pertumbuhan kanker. Anda akan membuat janji untuk mendapatkan dosis kemoterapi melalui infus.
Anda mungkin akan mengalami menopause dini, penyempitan pada vagina, atau limfedema setelah menjalani perawatan kanker leher rahim.
Komplikasi kanker serviks
Komplikasi yang dialami oleh penderita kanker leher rahim bisa terjadi akibat pengobatan yang dijalani atau disebabkan oleh kanker yang sudah pada tahapan yang cukup parah.
Beberapa komplikasi kanker serviks yang terjadi sebagai efek samping pengobatan adalah sebagai berikut.
- Menopause dini.
- Gangguan limfa yang ditandai dengan pembengkakan pada tangan atau kaki.
- Dampak emosional.
Sementara itu, komplikasi yang terjadi karena kanker serviks yang dialami sudah pada tahapan yang cukup parah adalah:
- Gagal ginjal.
- Penggumpalan darah.
- Perdarahan.
- Fistula, yaitu terbentuknya saluran abnormal yang menghubungkan organ-organ dalam tubuh.
Pencegahan kanker serviks
Apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker serviks (kanker leher rahim)?
Berikut adalah perubahan gaya hidup yang dapat membantu Anda mencegah kanker serviks terjadi pada Anda.
- Tes pap smear adalah cara terbaik untuk menemukan perubahan sel serviks atau HPV pada serviks.
- Jika Anda berusia di bawah 26 tahun, pastikan Anda mendapat vaksin HPV.
- Hindari terinfeksi HPV dengan melakukan hubungan seks yang aman.
- Menjaga gaya hidup sehat, termasuk pola makan yang baik dengan mengonsumsi makanan yang dapat mencegah kanker leher rahim dan rutin berolahraga.
Bila ada pertanyaan lebih lanjut, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar