Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker dengan angka kasus yang tinggi di Indonesia. Namun, kehadiran penyakit ini sering kali tidak disadari pada awalnya karena minim gejala.
Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika
Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker dengan angka kasus yang tinggi di Indonesia. Namun, kehadiran penyakit ini sering kali tidak disadari pada awalnya karena minim gejala.
Apa saja tanda Anda mengalami kanker serviks? Lalu, tindakan apa yang harus dilakukan? Simak informasi selengkapnya berikut ini.
Kanker serviks adalah kanker yang terjadi saat sel-sel pada leher rahim tumbuh secara abnormal dan tak terkendali. Sel abnormal tersebut kemudian berkembang menjadi tumor pada serviks.
Penyakit yang juga dikenal dengan sebutan kanker leher rahim ini terbagi ke dalam dua jenis.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker leher rahim menempati posisi keempat sebagai jenis kanker yang paling sering menyerang wanita. Umumnya, kasus kanker ini lebih sering ditemui di negara berkembang.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan RI menyebut kanker serviks sebagai jenis kanker yang terbanyak kedua di Indonesia. Setidaknya, ada 40 ribu kasus baru yang terjadi tiap tahun.
Kanker leher rahim dapat menyerang semua kelompok usia. Namun, risiko terkena kanker ini akan semakin meningkat seiring pertambahan usia.
Gejala kanker serviks sulit dikenali saat baru memasuki stadium awal dan prakanker. Beberapa pengidap kanker ini biasanya akan merasakan gejala ketika tumor sudah mulai terbentuk.
Berikut gejala kanker leher rahim yang perlu Anda waspadai.
Gejala di atas tidak bisa dijadikan satu-satunya penanda bahwa Anda mengidap kanker leher rahim. Untuk memastikan kondisi Anda, lakukan pemeriksaan ke dokter.
Penanganan terhadap gejala kanker harus dilakukan sedini mungkin. Dengan begitu, potensi Anda untuk sembuh juga akan semakin meningkat.
Hampir semua kasus kanker leher rahim disebabkan infeksi human papillomavirus atau HPV. Penularan virus ini sering kali terjadi melalui hubungan seks.
Setidaknya, ada 13 jenis virus HPV yang menjadi penyebab kanker leher rahim. Namun, dua jenis virus yang paling sering menjadi penyebabnya yaitu HPV 16 dan HPV 18.
Dalam tubuh, virus HPV menghasilkan protein E6 dan E7. Kedua protein tersebut menonaktifkan gen tertentu yang berperan dalam menghentikan perkembangan tumor.
Akibatnya, pertumbuhan sel dinding rahim menjadi sangat agresif. Sel-sel ini pun tumbuh menjadi tumor ganas (kanker) yang dapat terus berkembang dan menyebar ke luar serviks.
Sejauh ini, penyebab utama kanker serviks ialah infeksi virus HPV. Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker leher rahim.
Berikut beberapa faktor risiko kanker serviks yang perlu diperhatikan.
Jika Anda memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko di atas, lakukan pemeriksaan rutin pada leher rahim ke dokter. Dengan begitu, deteksi dan pengobatan bisa dilakukan sedini mungkin.
Beragam tes akan Anda jalani untuk mengetahui ada-tidaknya sel kanker pada leher rahim. Berikut sejumlah tes yang biasa dilakukan dokter dalam diagnosis penyakit ini.
Sementara bagi Anda yang telah terdiagnosis memiliki kanker leher rahim, berikut beberapa tes untuk menentukan stadiumnya.
Komplikasi yang dialami pengidap kanker leher rahim bisa muncul sebagai efek pengobatan. Namun, komplikasi juga bisa terjadi karena kanker sudah berada pada tahapan yang sangat parah.
Berikut beberapa komplikasi kanker serviks yang terjadi akibat efek samping pengobatan.
Sementara itu, komplikasi yang berpotensi muncul saat tahapan kanker sudah parah antara lain:
Komplikasi pada masing-masing orang dapat berbeda satu sama lain. Untuk mengurangi risiko keparahan komplikasi, penanganan sejak dini sangat diperlukan.
Cara mengobati kanker serviks melibatkan serangkaian tindakan. Rumah sakit akan menyiapkan tim ahli yang ditentukan untuk mengatasi tahap awal dan tahap lanjut dari kanker leher rahim.
Berikut metode pengobatan yang umum dilakukan.
Tindakan ini bertujuan untuk mengangkat bagian serviks yang terinfeksi kanker. Berikut beberapa jenis tindakan operasi untuk mengatasi kanker leher rahim.
Radioterapi merupakan cara mengobati kanker leher rahim dengan menggunakan sinar X berenergi tinggi. Tujuan pengobatan ini yaitu membunuh sel kanker pada leher rahim.
Terapi radiasi bisa dilakukan secara tunggal atau digabungkan dengan penggunaan obat-obatan. Pengobatan ini juga terkadang dikombinasikan dengan kemoterapi saat kanker sudah parah.
Kemoterapi dapat dilakukan sebagai pengobatan tunggal atau digabung dengan radioterapi. Metode ini sering digunakan untuk mencegah pertumbuhan kanker.
Kemoterapi dilakukan dengan memasukkan obat ke dalam tubuh untuk membunuh sel kanker. Selain itu, penggunaannya juga bertujuan untuk mencegah kanker menyebar ke seluruh tubuh.
Beberapa efek samping mungkin muncul selama masa pemulihan dari kanker serviks. Anda mungkin mengalami menopause dini, penyempitan pada vagina, atau limfedema.
Pola hidup sehat dapat membantu mengurangi risiko kanker leher rahim. Berikut perubahan gaya hidup yang dapat membantu mencegah kanker serviks.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar