Amiodarone adalah obat untuk mengatasi aritmia dan takikardia. Penggunaan obat ini tidak boleh sembarangan karena bisa mengakibatkan kerusakan pada paru-paru dan hati.
Golongan obat: anti-aritmia
Merek dagang Amiodarone: Amiodarone Hydrocloride, Amiodarone HCL, Cordarone, Tiaryt, dan Kendaron
Apa itu obat amiodarone?
Amiodaron atau amiodarone adalah obat yang dipakai untuk mengobati beberapa jenis aritmia (gangguan irama jantung) serius, seperti fibrilasi ventrikel persisten dan takikardi ventrikel.
Obat ini membantu mempertahankan denyut jantung yang normal dan stabil. Cara kerjanya yaitu dengan menghalangi sinyal-sinyal listrik yang menjadi penyebab gangguan detak jantung.
Fibrilasi ventrikel merupakan kondisi ketika ventrikel (bilik jantung) bergetar, tapi tidak mampu memompa darah ke tubuh karena sinyal listrik pada otot jantung bermasalah.
Penyakit jantung ini menyebabkan kondisi-kondisi seperti sesak napas akut, pingsan, bahkan henti jantung.
Sementara itu, takikardi ventrikel merupakan kondisi ketika jantung berdenyut sangat cepat (lebih dari 100 denyut per menit) akibat sinyal listrik yang abnormal pada ventrikel.
Orang dengan penyakit ini kerap merasa pusing, sesak napas, nyeri dada, dan lebih berisiko mengalami henti jantung.
Dosis dan sediaan amiodarone
Amiodaron tersedia dalam bentuk suntikan dan tablet. Dosis penggunaan obat ini harus disesuaikan dengan usia dan tingkat keparahan penyakit pasien.
Berikut adalah dosis amiodaron secara umum.
Aritmia supraventrikular dan aritmia ventrikel (injeksi)
- Dewasa: pada penggunaan awal, dosisnya 5 mg/kg melalui infus selama 20–120 menit. Pemberian obat ini dapat diulangi hingga 1.200 mg (kira-kira 15 mg/kg) per 24 jam, dengan kecepatan infus disesuaikan berdasarkan respons klinis.
- Kasus darurat: obat diberikan sebanyak 150–300 mg melalui injeksi lambat selama 3 menit, dapat diulang setidaknya 15 menit setelah dosis pertama.
- Lansia: gunakan dosis efektif minimum.
Takikardia ventrikel tanpa nadi dan fibrilasi ventrikel (injeksi)
- Dewasa: untuk resusitasi jantung paru pada kasus yang resisten terhadap defibrilasi, dosis awal adalah 300 mg (atau 5 mg/kg) melalui injeksi cepat. Tambahan 150 mg (atau 2,5 mg/kg) dapat diberikan jika fibrilasi ventrikel atau takikardia ventrikel tanpa nadi berlanjut.
Aritmia supraventrikular dan aritmia ventrikel (oral)
- Dewasa: awalnya, 200 mg sebanyak 3 kali sehari selama 1 minggu kemudian dikurangi menjadi 200 mg tiap dua hari selama seminggu lagi. Dosis pemeliharaan sebanyak 200 mg setiap hari berdasarkan respons pasien.
- Lansia: gunakan dosis efektif minimum.
Dosis di atas hanyalah pedoman umum terkait penggunaan obat ini. Nantinya, obat akan diberikan berdasarkan kondisi medis dan respons Anda terhadap pengobatan.
Dokter mungkin mengarahkan Anda untuk memulai penggunaan obat ini dengan dosis yang lebih tinggi dan secara bertahap akan mengurangi dosisnya.
Aturan pakai amiodarone
Minumlah obat ini sekali atau tiga kali sehari, atau sesuai dengan aturan minum obat dari dokter. Anda dapat mengonsumsi obat ini dengan atau tanpa makanan.
Pada pemberian obat dengan dosis tinggi, pasien biasanya dianjurkan untuk mengonsumsi obat bersama makanan. Tujuannya untuk mengurangi risiko sakit perut atau gangguan pencernaan lainnya.
Jangan minum obat melebihi dosis yang dianjurkan atau melebihi lama waktu yang disarankan. Jangan pula berhenti minum obat atau mengubah dosis tanpa berkonsultasi ke dokter.
Efek samping amiodarone
Sama seperti obat-obatan lain, pemakaian amiodaron juga berpotensi menimbulkan efek samping. Efek samping pada masing-masing orang mungkin akan berbeda, bisa ringan atau berat.
Berikut sejumlah efek samping ringan amiodaron yang umum terjadi.
- Merasa pusing atau lelah.
- Mual, muntah, sakit perut, sembelit, kehilangan nafsu makan.
- Masalah tidur (insomnia).
- Lemah, kurangnya koordinasi.
- Kulit terasa hangat, kesemutan, atau timbul kemerahan di bawah kulit.
Sementara itu, berikut efek samping berat akibat penggunaan amiodarone.
- Pola denyut jantung tidak teratur yang semakin memburuk.
- Detak jantung menjadi tidak beraturan; lebih cepat, melambat, atau jantung berdebar.
- Merasa seperti akan pingsan.
- Suara mengi, batuk, nyeri dada (angina), kesulitan bernapas, batuk darah.
- Penglihatan kabur, kehilangan penglihatan, sakit kepala atau nyeri di belakang mata, kadang-kadang muntah.
- Merasa sesak napas, bahkan dengan aktivitas ringan.
- Pembengkakan bagian tertentu tubuh.
- Kenaikan atau penurunan berat badan yang cepat.
- Rambut menipis, merasa terlalu panas atau terlalu dingin, meningkatnya produksi keringat, periode menstruasi yang tidak teratur, pembengkakan pada leher (gondok).
- Mati rasa, rasa terbakar, nyeri, atau kesemutan pada tangan atau kaki.
- Mual, sakit perut, demam, kehilangan nafsu makan, urine gelap, tinja seperti tanah liat, sakit kuning (menguningnya kulit atau mata).
Tidak semua orang mengalami efek samping di atas. Jika Anda memiliki kekhawatiran soal efek samping tertentu saat menggunakan obat ini, segera konsultasikan ke dokter atau apoteker.
Peringatan dan perhatian saat pakai amiodarone
Amiodaron adalah obat yang harus digunakan sesuai resep dokter. Pemakaian obat ini secara sembarangan dapat mengakibatkan munculnya gangguan irama jantung baru.
Selain itu, penggunaan obat ini bisa menyebabkan kerusakan pada paru-paru dan hati. Apabila Anda memiliki penyakit paru atau hati, konsultasikan ke dokter sebelum menggunakannya.
Berikut beberapa hal yang perlu disampaikan ke dokter sebelum Anda menggunakan amiodaron.
- Riwayat pengobatan yang pernah dijalani.
- Obat-obatan lain yang sedang dikonsumsi.
- Berencana atau sedang hamil atau menyusui.
- Memiliki riwayat alergi terhadap obat atau bahan-bahan tertentu.
- Mengidap penyakit tertentu, misalnya gangguan konduksi berat (blok AV derajat tinggi, blok bifascicular atau trifascicular, tanpa adanya alat pacu jantung), hipotensi berat, kardiomiopati atau gagal jantung.
Dalam menyimpan amiodaron, taruh pada wadah tertutup dengan suhu ruangan. Jauhkan obat ini dari panas, paparan matahari, suhu dingin, dan jangkauan anak-anak.
Jika Anda sudah tidak menggunakan obat ini lagi atau jika obat telah kedaluwarsa, segera buang. Pastikan Anda menerapkan tata cara membuang obat yang benar.
Apakah amiodarone aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Mengonsumsi obat ini saat hamil dapat menimbulkan masalah kesehatan serius pada janin atau masalah pada kelenjar tiroid bayi saat baru lahir.
Amiodarone mungkin akan berdampak buruk pada perkembangan anak, baik itu pergerakan, cara berbicara, atau bahkan kemampuan akademisnya.
Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori D menurut US Food and Drugs Administration (FDA). Artinya, ada bukti bahwa obat ini berisiko terhadap janin.
Ibu sebaiknya juga tidak menyusui saat mengonsumsi obat ini atau beberapa bulan setelah berhenti menggunakan obat ini.
Amiodaron butuh waktu lama untuk benar-benar bersih dari dalam tubuh. Tanyakan kepada dokter soal cara memenuhi kebutuhan makan bayi Anda jika memang terpaksa mengonsumsi obat ini.
Obat ini dapat masuk ke dalam ASI dan membahayakan bayi Anda. Jangan gunakan obat ini saat Anda sedang menyusui bayi.
Interaksi amiodarone dengan obat lain
Menurut MedlinePlus, di bawah ini merupakan daftar obat yang mungkin dapat berinteraksi dengan amiodaron.
Merokok tembakau atau mengonsumsi alkohol bersama obat tertentu juga dapat menyebabkan interaksi.
Selain itu, hindari mengonsumsi obat dan jeruk bali merah (grapefruit) bersama-sama atau meminum jus jeruk bali merah saat menggunakan obat kecuali diizinkan dokter.
[embed-health-tool-bmi]