backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Kardiomiopati

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 24/09/2021

Kardiomiopati

Definisi kardiomiopati

Apa itu kardiomiopati?

Kardiomiopati adalah penyakit yang berkaitan dengan otot jantung. Pada kondisi ini, otot jantung menjadi lemah, renggang, atau memiliki masalah pada strukturnya. Kondisi ini kerap disebut dengan jantung lemah atau lemah jantung.

Sebagian besar kasus kardiomiopati menyebabkan otot jantung menjadi besar, tebal, atau kaku. Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, jaringan otot jantung yang melemah akan tergantikan dengan jaringan parut atau luka.

Saat melemah, jantung tidak dapat memompa darah dengan baik. Hal tersebut berpotensi menyebabkan detak jantung tidak beraturan, darah menumpuk di paru-paru, masalah katup jantung, atau gagal jantung.

Seberapa umumkah jantung lemah terjadi?

Kasus kardiomiopati seringkali tidak terdiagnosa, sehingga angka kejadiannya pun bervariasi. Namun, dilansir dari CDC, diperkirakan sekitar 1 dari 500 orang berpotensi mengalami kondisi ini.

Kasus lemah jantung ini dapat terjadi pada siapapun di segala usia. Namun, penyakit ini lebih sering ditemukan pada orang dewasa dan lansia. Selain itu, angka kejadian penyakit ini pada laki-laki dan perempuan pun tidak berbeda jauh.

Jenis-jenis kardiomiopati

Apa saja jenis kardiomiopati?

Jantung lemah atau kardiomiopati umumnya memiliki beberapa jenis. Pembagian jenis ini tergantung pada bagaimana penyakit ini memengaruhi otot jantung. Berikut adalah jenis lemah jantung yang paling umum:

1. Dilated cardiomyopathy

Kardiomiopati dilatasi adalah kondisi saat ruang bilik (ventrikel) kiri jantung membesar atau melebar dan dinding otot jantungnya menjadi lebih tipis. Kondisi ini menyebabkan jantung melemah, sehingga kemampuannya dalam memompa darah ke seluruh tubuh menjadi berkurang.

Seiring dengan berjalannya waktu, kondisi ini berpotensi menyebabkan gagal jantung, penyakit katup jantung, penggumpalan darah di jantung, dan detak jantung tidak beraturan (aritmia).

Kardiomiopati jenis ini dapat terjadi pada siapapun. Namun, kondisi ini lebih sering terjadi pada pria dewasa. Selain itu, anak-anak yang mengalami kardiomiopati pun umumnya memiliki jenis ini.

Penyebab kondisi ini seringkali tidak diketahui pasti. Namun, jantung yang melemah pada jenis ini biasanya terjadi karena faktor keturunan (genetik) atau kondisi lainnya, seperti mengonsumsi alkohol atau obat-obatan tertentu.

2. Hypertrophic cardiomyopathy

Jantung lemah jenis ini termasuk yang paling umum terjadi dan dapat ditemukan pada pasien dari berbagai golongan usia. Kardiomiopati hipertropik terjadi ketika otot jantung membesar dan menebal tanpa penyebab yang pasti.

Penebalan otot jantung ini umumnya terjadi pada dinding ventrikel, ruang bawah jantung, serta septum (dinding yang memisahkan sisi kiri dan kanan jantung). Kondisi ini menyebabkan ruang ventrikel menjadi sempit dan tersumbat, sehingga jantung lebih sulit untuk memompa darah.

Kondisi ini juga dapat mengakibatkan ventrikel kaku, katup mitral jantung berubah, dan perubahan sel-sel di jaringan jantung.

Kardiomiopati hipertrofik umumnya terjadi karena faktor keturunan (genetik), tanda-tanda penuaan, atau penyakit lain yang berkembang, seperti hipertensi.

3. Restrictive cardiomyopathy

Kardiomiopati restriktif terjadi ketika ventrikel menjadi kaku dan kurang elastis, tetapi dinding jantung tidak menebal. Akibatnya, ventrikel menjadi tegang dan tidak terisi oleh volume darah yang cukup.

Ketika penyakit ini berkembang, ventrikel tidak dapat memompa dengan baik dan otot jantung melemah. Kondisi tersebut dapat berakibat pada gagal jantung dan masalah pada katup jantung.

Kardiomiopati restriktif umumnya terjadi karena kelebihan zat besi (hemokromatosis), penyakit jaringan ikat seperti skleroderma, pengobatan kanker, atau penyakit yang merusak jantung lainnya, seperti amyloidosis dan sarkoidosis.

4. Arrhythmogenic right ventricular dysplasia (ARVD)

Jenis yang satu ini merupakan yang paling langka terjadi. Pada ARVD, jaringan otot di ventrikel kanan jantung digantikan dengan lemak atau jaringan berserat. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan sistem elektrik jantung hingga berpotensi menyebabkan detak jantung tidak beraturan atau aritmia.

ARVD umumnya menyerang pasien berusia remaja atau dewasa muda, dan umunnya terjadi karena faktor turunan. Penyakit ini juga berpotensi mengakibatkan henti jantung mendadak pada atlet muda.

5. Peripartum cardiomyopathy

Berbeda dengan empat jenis lainnya, kardiomiopati peripartum terjadi pada saat kehamilan atau beberapa bulan pertama setelah melahirkan. Meski demikian, kondisi ventrikel dan otot jantung pada kondisi ini serupa dengan kardiomiopati dilatasi.

6. Unclassified cardiomyopathy

Jenis kardiomiopati lainnya yang tidak termasuk ke dalam lima tipe di atas masuk ke dalam kategori ini. Beberapa kondisi yang termasuk ke dalam jenis ini, seperti:

  • Takotsubo cardiomyopathy atau broken heart syndrome, yaitu ketika stres ekstrem menyebabkan kegagalan otot jantung. Kondisi ini umum terjadi pada wanita pascamenopause.
  • Left ventricular noncompaction, yaitu ketika sel-sel otot jantung tidak memadat, yang menyebabkan lekukan kecil pada otot dan tampak kenyal. Kondisi ini memengaruhi kerja jantung.

Tanda & gejala kardiomiopati

Apa saja tanda-tanda dan gejala jantung lemah?

Kardiomiopati atau jantung lemah umumnya tidak memiliki ciri-ciri, tanda-tanda, atau gejala tertentu. Namun, pada beberapa kasus, gejala akan muncul seiring dengan berkembangnya penyakit ini.

Ketika kardiomiopati memburuk, jantung Anda akan melemah. Adapun jantung yang lemah cenderung memiliki tanda-tanda atau gejala dari gagal jantung, seperti:

  • Sesak napas atau kesulitan bernapas, terutama dengan aktivitas fisik yang berat.
  • Kelelahan.
  • Batuk saat sedang berbaring.
  • Pembengkakan pada pergelangan kaki, telapak kaki, kaki, perut dan urat pada leher.
  • Pusing.
  • Pingsan saat beraktivitas.
  • Detak jantung tidak teratur.
  • Nyeri dada setelah beraktivitas berat atau makan banyak.
  • Suara-suara yang menyertai detak jantung.
  • Perut kembung akibat penumpukan cairan.
  • Kenaikan berat badan.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan harus periksa ke dokter?

Bila Anda merasakan gejala-gejala seperti yang dijelaskan di atas, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter untuk mengatasinya. Namun, bila Anda sudah merasakan gejala kardiomiopati yang lebih parah, seperti sulit bernapas, pingsan, atau nyeri dada yang berlangsung lebih dari beberapa menit, sebaiknya Anda segera menghubungi dokter untuk mendapatkan penanganan darurat.

Tubuh masing-masing orang menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang berbeda. Untuk mendapatkan penanganan yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda, selalu konsultasikan dengan dokter setiap keluhan yang Anda rasakan.

Penyebab kardiomiopati

Apa penyebab jantung lemah atau kardiomiopati?

Banyak faktor yang dapat menyebabkan kardiomiopati atau jantung lemah pada seseorang. Meski demikian, sebagian besar kasus ini terjadi karena faktor genetik atau keturunan dari orangtua.

Selain faktor genetik, kondisi lain juga bisa menjadi penyebab terjadinya jantung lemah. Berikut beberapa kondisi yang juga dapat menyebabkan kardiomiopati terjadi pada Anda:

  • Tekanan darah tinggi atau hipertensi yang terjadi dalam jangka waktu lama.
  • Penyakit jantung koroner atau serangan jantung.
  • Penyakit yang dapat merusak jantung, seperti hemokromatosis, sarkoidosis, dan amyloidosis.
  • Masalah katup jantung.
  • Gangguan metabolisme, seperti obesitas, penyakit tiroid, atau diabetes.
  • Infeksi, terutama yang memengaruhi otot jantung.
  • Minum alkohol berlebihan selama bertahun-tahun.
  • Konsumsi obat-obatan terlarang, seperti kokain atau amphetamines.
  • Konsumsi obat kanker.
  • Kekurangan nutrisi vitamin atau mineral esensial, seperti vitamin B-1 (thiamin).
  • Komplikasi kehamilan.
  • Penyakit jaringan ikat.

Faktor risiko kardiomiopati

Apa yang meningkatkan risiko untuk mengalami jantung lemah?

Jantung lemah atau kardiomiopati adalah kondisi yang dapat menyerang semua orang dari berbagai golongan usia dan ras. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini.

Meski demikian, bila Anda memiliki satu atau beberapa faktor risiko ini, bukan berarti Anda dipastikan akan terkena penyakit ini. Dengan menerapkan gaya hidup sehat, Anda bisa mencegah terjadinya berbagai penyakit yang bisa berujung pada kardiomiopati.

Berikut adalah berbagai faktor risiko yang memicu terjadinya penyakit ini:

1. Keturunan keluarga

Jika keluarga Anda pernah memiliki masalah jantung seperti kardiomiopati, gagal jantung, dan henti jantung mendadak, kemungkinan besar Anda berpotensi terkena penyakit ini.

2. Menderita tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi yang telah diderita dalam jangka waktu panjang berisiko mengakibatkan terjadinya kardiomiopati.

3. Pernah mengalami masalah pada jantung

Jika Anda pernah mengalami masalah pada jantung, seperti serangan jantung, penyakit arteri koroner, atau infeksi yang memengaruhi jantung, Anda memiliki peluang lebih besar untuk terserang kardiomiopati.

4. Obesitas atau kelebihan berat badan

Berat badan berlebih atau obesitas cenderung menyebabkan jantung bekerja lebih keras dari biasanya. Oleh karena itu, seseorang yang obesitas lebih rentan terkena jantung lemah.

5. Minum alkohol dalam jangka panjang

Jika Anda terlalu sering minum minuman beralkohol, lebih dari dua gelas per hari, risiko Anda untuk terkena penyakit ini pun lebih tinggi.

6. Penggunaan obat-obatan terlarang

Konsumsi obat-obatan terlarang, seperti kokain atau amphetamin, dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami lemah jantung.

7. Menjalani pengobatan kemoterapi

Apabila Anda menderita kanker dan melakukan perawatan medis, seperti kemoterapi dan terapi radiasi, peluang Anda untuk terserang penyakit jantung lemah lebih besar.

8. Menderita penyakit lainnya

Beberapa penyakit seperti diabetes, masalah pada kelenjar tiroid, hemokromatosis, amyloidosis, dan sarkoidosis dapat mengakibatkan Anda berisiko terkena kardiomiopati.

Komplikasi kardiomiopati

Apa saja komplikasi yang disebabkan oleh kardiomiopati?

Jantung lemah atau kardiomiopati dapat menimbulkan masalah jantung lainnya yang bahaya bila tidak segera ditangani atau diobati. Berikut beberapa komplikasi yang mungkin terjadi dari lemah jantung:

1. Gagal jantung

Saat melemah, jantung Anda tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Bila ini terjadi, Anda mengalami gagal jantung yang berisiko mengancam nyawa bila dibiarkan.

2. Penggumpalan darah

Jantung yang melemah tidak dapat memompa darah secara efektif. Saat ini terjadi, gumpalan darah mungkin akan terbentuk di jantung Anda. Jika gumpalan tersebut masuk ke aliran darah, akan terjadi penyumbatan aliran darah ke organ tubuh lain.

3. Masalah pada katup jantung

Kardiomiopati menyebabkan jantung melebar. Pada kondisi ini, katup jantung mungkin tidak akan tertutup dengan sempurna. Apabila hal tersebut terjadi, aliran darah akan mengalami masalah.

4. Henti jantung dan kematian

Jantung yang melemah dapat mengacaukan irama jantung. Kondisi ini menyebabkan detak jantung tidak beraturan, bahkan berhenti mendadak. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan otak dan kematian.

Diagnosis & pengobatan kardiomiopati

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Bagaimana jantung lemah atau kardiomiopati didiagnosis?

Jika Anda merasakan gejala-gejala seperti di atas, umumnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, termasuk menanyakan riwayat kesehatan Anda, penyakit yang diidap anggota keluarga, kapan gejala yang Anda alami muncul, serta gaya hidup yang Anda jalani.

Bila dokter mencurigai adanya kardiomiopati, dokter mungkin akan merekomendasikan serangkaian tes untuk mengonfirmasi diagnosis tersebut. Berikut adalah beberapa tes yang umumnya dilaksanakan:

1. X-ray dada

Metode ini dilakukan untuk melihat apakah ada pembesaran atau pelebaran pada jantung Anda.

2. Ekokardiogram

Tes ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jantung Anda, sehingga terlihat ukuran dan pergerakan jantung saat berdetak. Tes ini bertujuan untuk mengecek katup jantung Anda dan mendiagnosis penyebab dari gejala yang Anda alami.

3. Elektrokardiogram (EKG)

EKG adalah tes yang dilakukan untuk mencatat aktivitas listrik jantung Anda. Dengan demikian, dokter bisa mengetahui seberapa cepat jantung Anda berdebar dan apakah iramanya stabil atau tidak, sehingga dapat dideteksi bila ada masalah jantung pada diri Anda, termasuk kardiomiopati.

4. Tes tekanan treadmill

Anda akan diminta berjalan di atas treadmill dan dokter akan memeriksa ritme jantung, tekanan darah, dan pernapasan Anda. Dokter juga mungkin akan menggunakan hasil tes ini untuk mendiagnosis gejala kardiomiopati serta menentukan kapasitas olahraga Anda.

5. Kateter jantung

Pada tes ini, sebuah tabung kecil atau kateter akan dimasukkan melalui pangkal paha menuju pembuluh darah pada jantung Anda. Dokter mungkin akan mengambil sedikit sampel (biopsi) dari jantung Anda dan menganalisisnya di laboratorium, sehingga dokter dapat mengetahui seberapa kuat jantung Anda memompa darah.

6. Angiografi koroner

Tes ini umumnya dilakukan bersamaan dengan kateter jantung. Pada tes ini, dokter akan menyuntikkan zat pewarna ke dalam pembuluh darah Anda untuk mengetahui apakah ada penyumbatan di pembuluh darah dan bagaimana jantung Anda dalam memompa darah

7. MRI jantung

Tes ini menggunakan teknologi medan magnet dan gelombang radio untuk memunculkan gambar jantung. MRI jantung mungkin dikombinasikan dengan ekokardiogram, terutama bila ekokardiogram tidak memberikan diagnosa yang akurat.

8. CT scan

Tes ini bertujuan untuk menentukan ukuran jantung dan kinerja katup jantung.

9. Tes darah

Dokter juga mungkin harus mengambil sampel darah Anda dan melakukan pengecekan pada ginjal, kelenjar tiroid, kadar zat besi, dan fungsi hati.

10. Tes atau screening genetik

Jantung lemah merupakan penyakit yang bisa diturunkan, karena itu dokter mungkin akan menyarankan Anda dan keluarga Anda, terutama orangtua, saudara kandung, dan anak, untuk melakukan tes genetik untuk memastikannya.

Bagaimana mengobati jantung lemah?

Tujuan dari pengobatan kardiomiopati, yaitu untuk mengurangi gejala yang Anda rasakan serta mencegah kondisi Anda semakin parah. Pengobatan ini diberikan tergantung pada jenis kardiomiopati yang Anda alami, tingkat keparahan gejala dan komplikasi, usia, serta kondisi kesehatan Anda.

Berikut beberapa pengobatan jantung lemah yang mungkin perlu Anda jalani:

  • Prosedur non operasi.
  • Obat-obatan.
  • Operasi, termasuk operasi perangkat implan.
  • Transplantasi jantung.

Pengobatan di rumah untuk kardiomiopati

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi jantung lemah?

Selain pengobatan medis, Anda pun perlu mengubah gaya hidup untuk membantu Anda mengatasi kardiomiopati. Cara ini juga bisa dilakukan untuk mencegah penyakit kardiomiopati ini terjadi pada Anda. Berikut perubahan gaya hidup yang perlu Anda lakukan:

  • Pola makan yang sehat untuk jantung.
  • Menjaga berat badan ideal.
  • Mengelola atau mengatasi stres.
  • Olahraga ringan secara rutin.
  • Berhenti merokok.
  • Mengurangi minum alkohol.
  • Tidur yang cukup.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 24/09/2021

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan