backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Kardiomiopati

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui kemarin

Kardiomiopati

Pernah mendengar istilah lemah jantung? Dalam dunia medis, penyakit ini disebut dengan kardiomiopati.

Kardiomiopati dapat memengaruhi kemampuan jantung dalam memompa darah dan mengganggu sinyal listrik normal jantung.

Simak informasi berikut untuk mengetahui gejala, penyebab, hingga penanganannya.

Apa itu kardiomiopati?

Kardiomiopati adalah kelompok penyakit jantung yang membuat jantung menjadi lemah atau tidak berfungsi dengan baik.

Penyakit ini disebabkan oleh otot jantung yang mengalami perubahan struktur, baik menebal, membesar, atau kaku.

Kelainan otot jantung akan membuat kinerja organ vital ini melemah. Akibatnya, jantung tidak bisa memompa darah dengan baik.

Karena itulah, kardiomiopati bisa menyebabkan detak jantung tidak beraturan, penumpukan darah pada paru-paru, hingga gagal jantung.

Seberapa sering kondisi ini terjadi?

Lemah jantung sering kali tidak terdiagnosis sehingga angkanya pun tidak diketahui pasti. Namun, laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan bahwa sekitar 1 dari 500 orang berpotensi mengalami kondisi ini.

Lemah jantung bisa terjadi pada siapa saja dari semua kelompok usia. Namun, penyakit ini lebih sering ditemukan pada orang dewasa dan lansia. Sementara itu, angka penyakit ini pada laki-laki dan perempuan tidak berbeda jauh.

Apa saja jenis kardiomiopati?

gejala kardiomiopati

Kardiomiopati bisa dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan perubahan struktur otot jantung. Berikut adalah jenis lemah jantung yang paling umum.

1. Dilated cardiomyopathy

Kardiomiopati dilatasi adalah kondisi saat bilik (ventrikel) kiri jantung membesar atau melebar sehingga kemampuan jantung memompa darah menjadi berkurang.

Seiring berjalannya waktu, dilated cardiomyopathy berpotensi menyebabkan gagal jantung, gangguan katup jantung, penggumpalan darah di jantung, dan aritmia.

Dilated cardiomyopathy adalah jenis yang paling umum terjadi. Meski bisa ditemukan pada siapa saja, kondisi ini lebih banyak menyerang pria dewasa.

Penyebab kondisi ini sering kali tidak diketahui pasti. Namun, faktor genetik (keturunan), kebiasaan minum alkohol, dan penggunaan obat-obatan tertentu bisa meningkatkan risikonya.

2. Hypertrophic cardiomyopathy

Kardiomiopati hipertrofik terjadi ketika otot jantung membesar dan menebal tanpa penyebab yang pasti.

Kondisi ini biasanya terjadi pada dinding ventrikel, ruang bawah jantung, serta septum (dinding yang memisahkan sisi kiri dan kanan jantung).

Akibatnya, ruang ventrikel akan menyempit dan tersumbat sehingga jantung kesulitan memompa darah.

Hypertrophic cardiomyopathy juga bisa mengakibatkan ventrikel kaku, perubahan katup mitral jantung, dan perubahan sel di jaringan jantung.

Kardiomiopati hipertrofik umumnya terjadi karena faktor keturunan (genetik), penuaan, dan perkembangan suatu penyakit, seperti hipertensi.

3. Restrictive cardiomyopathy

Kardiomiopati restriktif terjadi ketika ventrikel menjadi kaku dan kurang elastis, tetapi dinding jantung tidak menebal.

Akibatnya, ventrikel menjadi kaku dan mengakibatkan jantung tidak bisa mengembang dengan baik untuk menampung darah.

Jika dibiarkan, restrictive cardiomyopathy bisa menyebabkan masalah pada katup jantung dan gagal jantung.

Penyakit ini umumnya terjadi karena kelebihan zat besi (hemokromatosis), gangguan pada jaringan ikat, pengobatan kanker, atau penyakit yang merusak jantung, seperti amyloidosis dan sarkoidosis.

4. Arrhythmogenic right ventricular dysplasia (ARVD)

Dibandingkan jenis lainnya, ARVD merupakan gangguan otot jantung yang paling jarang ditemukan. Kondisi ini terjadi ketika jaringan otot di ventrikel kanan digantikan oleh lemak atau jaringan berserat.

Akibatnya, jantung bisa mengalami gangguan sistem elektrik yang berpotensi menyebabkan aritmia.

ARVD umumnya menyerang pasien berusia remaja atau dewasa awal yang memiliki anggota keluarga dengan kondisi serupa. Pada seorang atlet, ARVD berpotensi mengakibatkan henti jantung.

5. Peripartum cardiomyopathy

Berbeda dengan jenis kardiomiopati lainnya, peripartum cardiomyopathy adalah sebutan untuk lemah jantung yang terjadi saat kehamilan atau beberapa bulan pertama setelah melahirkan.

Secara umum, kelainan otot jantung karena peripartum cardiomyopathy serupa dengan kardiomiopati dilatasi.

6. Unclassified cardiomyopathy

Kelainan otot jantung yang tidak terdefinisi akan dimasukkan sebagai jenis unclassified cardiomyopathy. Berikut adalah beberapa kondisi yang masuk dalam jenis ini.

  • Takotsubo cardiomyopathy atau broken heart syndrome: kondisi ketika stres ekstrem menyebabkan kegagalan otot jantung. Sering terjadi pada wanita pascamenopause.
  • Left ventricular noncompaction: kondisi ketika sel-sel otot jantung tidak memadat sehingga membentuk lekukan kecil pada otot dan tampak kenyal.

Tanda & gejala kardiomiopati

Pada awalnya, kardiomiopati atau jantung lemah sering kali tidak memiliki gejala. Tanda-tanda kondisi ini biasanya mulai berkembang ketika kinerja jantung mulai menurun.

Berbagai gejala berikut biasanya mulai muncul ketika kemampuan jantung memompa darah sudah terganggu.

  • Sesak napas, terutama saat melakukan aktivitas fisik berat.
  • Mudah lelah.
  • Batuk, terutama saat tidur telentang.
  • Pembengkakan pada pergelangan kaki, telapak kaki, atau urat leher.
  • Pusing sampai pingsan.
  • Detak jantung tidak teratur.
  • Nyeri dada, terutama setelah beraktivitas berat atau makan banyak.
  • Detak jantung menimbulkan suara yang tidak seperti biasanya.
  • Perut kembung akibat penumpukan cairan.
  • Kenaikan berat badan.

Gejala lemah jantung pada setiap orang bisa berbeda, termasuk yang tidak tertulis di atas. Jika Anda memiliki kekhawatiran terhadap gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter.

Penyebab kardiomiopati

kardiomiopati alkoholik

Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa penyebab lemah jantung. Namun, faktor genetik atau riwayat penyakit dari keluarga dengan gangguan jantung dinilai sebagai faktor utama.

Selain itu, berikut adalah kondisi lain yang dianggap bisa menjadi penyebab kardiomiopati.

  • Tekanan darah tinggi atau hipertensi kronis.
  • Infeksi, terutama yang memengaruhi otot jantung.
  • Konsumsi obat-obatan terlarang, seperti kokain atau amfetamin.
  • Konsumsi obat kanker.
  • Penyakit jantung koroner atau serangan jantung.
  • Penyakit yang merusak jantung, seperti hemokromatosis, sarkoidosis, dan amiloidosis.
  • Masalah katup jantung.
  • Kekurangan vitamin atau mineral esensial, seperti vitamin B-1 (tiamin).
  • Komplikasi kehamilan.
  • Penyakit jaringan ikat.

Faktor risiko kardiomiopati

Jantung lemah memang bisa menyerang siapa saja. Namun, beberapa kondisi berikut bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalaminya.

  • Genetik atau ketika ada keluarga yang memiliki masalah jantung.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Gangguan pada jantung, seperti penyakit arteri koroner atau infeksi jantung.
  • Gangguan metabolisme, seperti obesitas, penyakit tiroid, atau diabetes.
  • Kebiasaan minum alkohol.
  • Sedang menjalani perawatan kanker, seperti kemoterapi atau terapi radiasi.
  • Penyakit bawaan, seperti diabetes dan gangguan tiroid.

Komplikasi kardiomiopati

Jika tidak segera ditangani, kardiomiopati bisa menimbulkan komplikasi atau masalah jantung lainnya seperti berikut.

1. Gagal jantung

Saat melemah, jantung Anda tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.

Saat kondisi itu terjadi, jantung akan kehilangan kemampuannya untuk memompa darah sehingga menyebabkan gagal jantung.

2. Penggumpalan darah

Ketika jantung tidak mampu memompa darah secara efektif, besar kemungkinan darah yang seharusnya diedarkan ke tubuh justru menumpuk dan membentuk gumpalan.

Setelah itu, ketika gumpalan berhasil dipompa keluar jantung, mereka mungkin mengakibatkan penyumbatan.

3. Gangguan katup jantung

Beberapa jenis kardiomiopati bisa menyebabkan jantung melebar. Pada kondisi ini, katup jantung kesulitan untuk menutup dengan sempurna. Alhasil, aliran darah dari dan ke jantung akan mengalami masalah.

4. Henti jantung dan kematian

Jantung yang melemah dapat mengacaukan irama jantung. Selain berdetak lebih cepat, kardiomiopati juga bisa menyebabkan henti jantung secara mendadak.

Jika tidak ditangani, kondisi tersebut dapat menyebabkan kerusakan otak dan kematian.

Diagnosis kardiomiopati

diagnosis kardiomiopati

Jika Anda merasakan berbagai gejala di atas, dokter biasanya langsung melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, termasuk menanyakan riwayat kesehatan, penyakit pada keluarga, dan gaya hidup yang Anda jalani.

Untuk menegakkan diagnosis kardiomiopati, berikut adalah beberapa tes yang bisa disarankan oleh dokter.

  • Rontgen dada untuk melihat apakah terdapat pembesaran jantung.
  • Ekokardiogram untuk melihat ukuran dan fungsi jantung.
  • Elektrokardiogram (EKG) untuk mengetahui seberapa cepat jantung Anda berdebar dengan aktivitas kelistrikan.
  • Tes tekanan treadmill untuk mengetahui fungsi jantung saat beraktivitas.
  • Kateter jantung untuk mengambil sampel jaringan otot dan memeriksanya ke laboratorium.
  • Angiografi koroner untuk mengetahui apakah terdapat penyumbatan pembuluh darah pada jantung menggunakan zat pewarna khusus.
  • MRI jantung untuk melihat kondisi jantung dengan lebih jelas apabila hasil ekokardiogram dinilai kurang akurat.
  • CT scan untuk mengetahui ukuran jantung dan kinerja katup.
  • Tes darah untuk mengetahui kondisi organ lain, seperti ginjal, kelenjar tiroid, kadar zat besi, dan fungsi hati.
  • Tes atau screening genetik untuk memastikan apakah kardiomiopati disebabkan oleh faktor keturunan.

Pengobatan kardiomiopati

Tujuan dari pengobatan kardiomiopati adalah meredakan dan mencegah perburukan gejala serta mengurangi risiko komplikasi.

Setiap pasien bisa menerima pengobatan yang berbeda sesuai tingkat keparahan gejala, usia, risiko komplikasi, dan kondisi kesehatan secara menyeluruh.

Berikut ini adalah beberapa jenis pengobatan yang bisa digunakan untuk mengatasi kardiomiopati.

  • Pemasangan alat pacu jantung atau defibrilator kardioverter untuk memperbaiki denyut jantung yang tidak beraturan.
  • Terapi sinkronisasi jantung atau pemasangan alat bantu ventrikel untuk meningkatkan aliran darah.
  • Kateterisasi jantung.
  • Pemberian obat-obatan, seperti antihipertensi, pengencer darah, dan kortikosteroid.

Selain pengobatan medis, pasien lemah jantung biasanya juga diminta untuk menerapkan gaya hidup sehat, seperti menjaga berat badan, berhenti merokok, dan belajar mengelola stres.

Tak hanya mengobati, penerapan gaya hidup sehat juga dinilai bisa mencegah lemah jantung. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk mulai mengubah gaya hidup Anda saat ini juga.

Kesimpulan

  • Kardiomiopati atau lemah jantung adalah kondisi ketika otot jantung mengalami perubahan secara struktur, baik membesar, menebal, atau menegang (kaku) sehingga mengganggu fungsi jantung.
  • Kardiomiopati terbagi menjadi enam jenis, yaitu dilated (pelebaran otot bilik kiri), hypertrophic (pembesar dinding ventrikel, ruang bawah jantung, dan septum), restrictive (penegangan pada bilik), ARVD (otot di bilik kanan tergantikan lemak), peripartum (ibu hamil), dan unclassified (tidak terdefinisi).
  • Ditandai dengan sesak napas, mudah lelah, batuk (terutama saat tidur telentang), detak jantung tidak teratur, dan nyeri dada.
  • Pengobatan umumnya dilakukan dengan pemasangan alat bantu jantung sesuai dengan gejala yang menyertai.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui kemarin

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan