backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Nyeri Dada

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 29/09/2022

Nyeri Dada

Nyeri dada merupakan keluhan yang umum dirasakan banyak orang. Kondisinya mungkin sesekali muncul dan tidak kembali. Akan tetapi, ada pula yang merasakannya terus-menerus dan makin memburuk.

Simak ulasan berikut ini untuk mengetahui penyebab dan cara mengatasinya.

Apa itu nyeri dada?

Nyeri dada adalah rasa sakit yang muncul pada bagian sekitar dada. Rasa nyerinya bisa saja terasa pada bagian dada tengah, sebelah kiri, maupun sebelah kanan. 

Kondisi ini bisa menimbulkan gejala yang berbeda-beda pada setiap orang, yang mana ini juga bergantung pada penyebab yang mendasarinya.

Rasa sakit mungkin digambarkan seperti tusukan jarum kecil di sekitar dada Anda. Ada juga yang merasakan sensasi tertekan, sesak dan penuh, hingga rasa terbakar pada dada. 

Dalam beberapa kasus, nyeri dapat menyebar ke leher, rahang, punggung bawah, dan lengan, yang sering dikaitkan sebagai gangguan pada jantung.

Seberapa umumkah nyeri dada?

Nyeri dada merupakan salah satu gejala yang membuat banyak orang perlu berkunjung ke unit gawat darurat rumah sakit. Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal BMC Emergency Medicine (2015), kondisi ini memengaruhi 20–40% populasi umum di seluruh dunia.

Tanda dan gejala nyeri dada

obat ivabradine

Nyeri dada yang Anda alami bisa berlangsung lebih dari beberapa menit, bahkan berjam-jam. 

Terkadang, nyeri akan memburuk bila Anda terus melakukan aktivitas. Namun, gejala ini juga bisa membaik dan menghilang dengan sendirinya saat berhenti beraktivitas.

Saat dada terasa nyeri, gejala lain yang mungkin menyertai antara lain:

  • sesak napas,
  • tubuh mengeluarkan banyak keringat dingin,
  • kepala terasa pusing dan tubuh menjadi lemas,
  • nyeri dada hilang-timbul,
  • perut terasa mual dan mungkin disertai muntah-muntah,
  • rasa asam dalam mulut atau makanan yang sudah tertelan kembali ke mulut,
  • kesulitan untuk menelan makanan, hingga
  • rasa sakit pada dada makin memburuk saat mengubah posisi tubuh, menarik napas, atau batuk-batuk.

Penyebab nyeri dada

dada sakit saat hamil

Dikutip dari Mayo Clinic, penyebab munculnya rasa sakit pada dada sangat beragam. Berikut di antaranya.

1. Penyakit jantung

Nyeri pada dada kiri menjadi gejala khas dari penyakit jantung. Pada umumnya, gejala lain yang menandakan penyakit jantung yakni sesak napas atau pingsan. 

Berikut ini sejumlah kondisi atau penyakit pada jantung yang menyebabkan nyeri dada sebelah kanan.

  • Serangan jantung: terjadi akibat aliran darah yang tersumbat atau ada penggumpalan dalam pembuluh darah, seperti akibat aterosklerosis atau penyakit jantung koroner.
  • Angina: nyeri dada yang disebabkan buruknya aliran darah ke jantung. Kondisi ini bisa terjadi karena plak menumpuk pada dinding bagian dalam arteri dan mempersempitnya.
  • Perikarditis: peradangan pada kantong yang mengelilingi jantung (perikardium). Rasa sakit pada dada akan makin parah saat menarik napas atau berbaring.
  • Diseksi aorta: kondisi yang mengancam jiwa karena melibatkan robeknya arteri utama pada jantung (aorta), yang bisa menyebabkan aorta pecah.

2. Gangguan pencernaan

Dada terasa nyeri juga bisa disebabkan oleh masalah pencernaan seperti berikut ini.

  • Gastroesophageal reflux disease (GERD): asam lambung di dalam perut naik mencapai kerongkongan sehingga menyebabkan sensasi panas pada dada (heartburn).
  • Disfagia (kesulitan menelan): gangguan pada kerongkongan yang menyebabkan kesulitan menelan makanan dan dada terasa sakit.
  • Masalah kantung empedu atau pankreas: penyakit batu empedu atau peradangan pada pankreas bisa menyebabkan sakit perut yang menjalar hingga ke dada.

3. Masalah pada otot dan tulang

Kondisi yang menyerang otot dan tulang pada area sekitar dada juga menimbulkan nyeri dada bagian tengah. Beberapa penyebabnya antara lain seperti berikut.

  • Fibromyalgia: kondisi pegal linu yang menyebabkan nyeri kronis pada otot di sekitar dada yang terjadi terus-menerus dalam waktu panjang.
  • Kostokondritis: peradangan tulang rawan yang menghubungkan tulang rusuk dan tulang dada sehingga menimbulkan rasa sakit pada area tengah dada.

4. Gangguan paru-paru

Tak hanya jantung, paru-paru juga berada di dalam rongga dada. Jika organ vital ini mengalami masalah, wajar bila Anda merasakan sakit dada bagian kanan, kiri, maupun keduanya. 

Berikut ini merupakan berbagai masalah pada paru-paru yang umumnya menimbulkan nyeri dada sebelah kiri.

  • Emboli paru: gumpalan darah bersarang di dalam arteri paru-paru dan menghalangi aliran darah ke paru-paru sehingga menimbulkan rasa sakit.
  • Paru-paru kolaps (mengempis): terjadi akibat udara bocor ke ruang antara paru-paru dan tulang rusuk. Rasa sakit dada bertahan hingga berjam-jam dan diikuti sesak napas.
  • Pleuritis: peradangan pada selaput yang melapisi paru-paru (pleura) sehingga dapat menyebabkan dada sakit saat batuk atau menarik napas.
  • Hipertensi pulmonal: tekanan darah tinggi pada pada arteri pulmonalis, yakni pembuluh arteri yang bertugas membawa darah ke paru-paru.

5. Kondisi kesehatan lainnya

Munculnya rasa nyeri pada dada juga dapat disebabkan oleh beberapa kondisi di bawah ini.

  • Serangan panik: seseorang yang mengalami cemas atau ketakutan berlebihan akan merasakan sakit dada yang diikuti dengan napas cepat, mual, dan pusing.
  • Herpes zoster (cacar api): penyakit akibat kembali aktifnya virus cacar air dalam tubuh. Penyakit ini menimbulkan sakit pada dada bila terdapat lepuhan kulit pada area tersebut.

Ringkasan

Nyeri dada merupakan gejala umum dari gangguan pada jantung, saluran pernapasan, pencernaan, tulang dan otot (muskuloskeletal), hingga serangan panik dan herpes zoster.

Diagnosis nyeri dada

denyut nadi detak jantung normal

Dokter akan menanyakan Anda seputar gejala yang dialami, riwayat kesehatan, dan informasi lainnya, seperti obat-obatan yang sedang dikonsumsi.

Penyebab nyeri dada yang sangat beragam membuat Anda harus menjalani serangkaian tes kesehatan seperti berikut ini.

  • Elektrokardiogram (EKG), merekam aktivitas kelistrikan organ jantung.
  • Rontgen dada, memeriksa organ di dalam rongga dada, termasuk jantung, paru-paru, dan pembuluh darah di sekitarnya.
  • CT scan, mendeteksi ada-tidaknya penggumpalan darah pada paru (emboli paru) atau robeknya pembuluh darah aorta (diseksi aorta).
  • Tes darah, mengukur kadar enzim tertentu pada aliran darah yang jadi tanda kerusakan jantung.
  • Ekokardiogram, merekam gambar bergerak dari jantung dengan gelombang suara.
  • Angiogram, membantu mencari penyumbatan pada pembuluh arteri tertentu.

Pengobatan nyeri dada

Setelah penyebabnya diketahui, barulah dokter akan memutuskan jenis pengobatan apa yang tepat untuk mengatasi nyeri dada yang Anda alami.

Adapun, berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengobati dada yang terasa nyeri.

Minum obat-obatan

Dokter Anda dapat meresepkan beberapa jenis obat berikut untuk membantu meredakan sakit pada dada.

  • Obat untuk meredakan rasa sakit dan nyeri pada tubuh, seperti paracetamol.
  • Obat untuk merelaksasikan pembuluh arteri, seperti nitrogliserin, yang digunakan dengan cara ditempatkan di bawah lidah. Obat ini bekerja dengan cara melemaskan arteri jantung sehingga darah bisa mengalir lebih mudah melalui ruang sempit. 
  • Obat trombolitik untuk melarutkan gumpalan yang menghalangi darah mencapai otot jantung. Obat ini hanya diberikan pada kasus nyeri akibat serangan jantung.
  • Obat asam lambung pada orang yang mengalami gejala heartburn akibat GERD agar asam lambung di dalam perut tidak naik ke kerongkongan.
  • Obat pengencer darah untuk mengatasi gumpalan darah pada arteri sehingga tidak menghambat aliran darah ke jantung maupun paru-paru. Obat ini diberikan untuk mencegah terbentuknya gumpalan darah baru, contohnya warfarin.
  • Antidepresan untuk orang yang mengalami serangan panik dengan gejala berupa rasa sakit dan sesak pada dada.

Prosedur operasi

Jika konsumsi obat-obatan tidak cukup efektif mengatasi nyeri dada, dokter akan menyarankan prosedur medis berupa operasi atau pembedahan. 

Pada umumnya, dokter akan melakukan pembedahan bila penyebab sakit dada cukup parah dan membahayakan jiwa pasien.

Berikut ini beberapa prosedur medis lanjutan untuk mengobati rasa sakit pada dada.

1. Angioplasti dan pemasangan ring jantung

Jika rasa sakit pada dada disebabkan oleh penyumbatan arteri jantung, dokter akan memasukkan kateter dengan balon pada bagian ujungnya ke pembuluh darah tersebut. 

Ujung balon akan dikembangkan untuk memperlebar arteri. Pada beberapa kasus, stent (ring jantung) akan ditempatkan sebagai penahan agar arteri yang menyempit tetap melebar.

2. Operasi bypass jantung

Selama prosedur bypass jantung ini, ahli bedah mengambil pembuluh darah dari bagian tubuh lain dan menggunakannya untuk membuat jalur alternatif.

Hal ini bertujuan supaya darah tetap mengalir tanpa melewati pembuluh arteri yang tersumbat.

3. Perbaikan diseksi aorta

Anda memerlukan pembedahan darurat untuk memperbaiki robekan pada pembuluh arteri yang pecah. Kondisi ini dapat mengancam nyawa bila tidak segera ditangani.

4. Reinflasi paru-paru

Apabila nyeri disebabkan paru-paru yang kolaps, dokter dapat memasukkan selang khusus ke dada Anda untuk mengisi kembali paru-paru kolaps atau mengempis.

Pencegahan nyeri dada

olahraga untuk jantung

Menerapkan gaya hidup sehat serta mengurangi risiko gangguan jantung, paru, dan pencernaan dapat membantu Anda mencegah terjadinya rasa sakit pada dada.

Berikut ini beberapa cara mudah mencegah nyeri dada yang dapat Anda praktikkan.

  • Menurunkan berat badan berlebih atau mempertahankan berat badan yang sehat.
  • Mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang.
  • Menghindari konsumsi makanan berlemak, berminyak, atau terlalu pedas.
  • Olahraga secara rutin, minimal 30 menit setiap hari.
  • Berhenti merokok dan membatasi konsumsi minuman beralkohol.
  • Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, terutama bila mengidap hipertensi, kolesterol tinggi, atau diabetes.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar kondisi ini, silakan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 29/09/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan