backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Memahami Fungsi Alat Pacu Jantung dan Kondisi yang Membutuhkan

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 07/01/2021

    Memahami Fungsi Alat Pacu Jantung dan Kondisi yang Membutuhkan

    Anda mungkin pernah melihat alat pacu jantung yang sering muncul di dalam adegan film. Jika di dalam film Anda melihat alat ini digunakan oleh dokter untuk menolong pasien yang henti jantung, bagaimana dengan di dunia nyata? Apakah alat tersebut memang digunakan sesuai dengan fungsinya? Simak yuk penjelasan mengenai fungsi dan cara menggunakan alat pacu jantung di bawah ini.

    Apa fungsi alat pacu jantung?

    Alat pacu jantung atau defribrilator adalah alat untuk mengatasi gangguan irama jantung atau aritmia yang dapat mengancam jiwa. Alat ini akan ditempelkan pada dada atau area perut pasien untuk membantu pasien mengontrol ritme jantung yang tak normal.

    Alat ini akan mengirimkan kejutan berupa listrik ke jantung untuk membantu merangsang agar detak jantung dan otot jantung kembali berfungsi dengan normal.

    Alat ini digunakan untuk mengatasi aritmia karena pada saat pasien mengalami kondisi ini, irama jantung bisa berdetak terlalu cepat, terlalu lambat atau dengan ritme yang tidak biasa. Jika jantung berdetak terlalu cepat, kondisi ini disebut takikardia. Sementara itu, jantung yang berdetak terlalu lambat disebut bradikardia.

    Selama mengalami aritmia, jantung mungkin tidak bisa berfungsi dengan normal, sehingga mungkin jantung tidak akan memompa darah ke seluruh tubuh secara normal. Hal ini bisa menyebabkan volume darah yang dipompa keluar jantung tidak sesuai dengan kebutuhan organ tubuh lainnya.

    Hal ini tentu bisa menimbulkan berbagai gejala, termasuk kelelahan, sesak napas, hingga pingsan. Bahkan, aritmia yang sudah tergolong parah dapat menyebabkan kerusakan organ vital yang bisa menyebabkan kematian.

    Oleh sebab itu, penderita aritmia membutuhkan bantuan alat pacu ini untuk mengatasi kondisinya. Pasalnya, alat ini bisa digunakan untuk mengurangi gejala aritmia seperti kelelahan atau pingsan. Alat ini juga dapat membantu penderita gangguan ritme jantung untuk tetap berkegiatan secara aktif.

    Awalnya, defibrilator hanya digunakan untuk mencegah kematian mendadak akibat ventricular tachycardia (VT). Salah satu jenis aritmia yang ditandai dengan detakan bilik jantung yang sangat cepat, bahkan lebih dari 100 kali per menit. Akhirnya menimbulkan detak jantung abnormal  yang terjadi berturut-turut, setidaknya 3 kali.

    Nah, para ahli sepakat bahwa penggunaan alat pacu jantung yang disertai dengan tindakan resusitasi, dapat meningkatkan peluang pasien untuk selamat. Meski begitu, karena tindakan ini baru dilakukan ketika pasien sudah mengalami VT, maka para ahli menyatakan bahwa hal tersebut adalah tindakan pencegahan sekunder.

    Bagaimana alat pacu jantung mengatasi kondisi ritme jantung?

    Sebuah alat pacu jantung terdiri atas baterai, generator terkomputerisasi, dan kabel yang dilengkapi dengan sensor, yang disebut elektroda, pada ujung-ujungnya. Baterai digunakan untuk menyalakan generator, dan kabel menghubungkan generator dengan jantung.

    Alat pacu jantung ini membantu dokter memonitor dan mengontrol detak jantung pasien. Elektroda atau alat sensor mendeteksi aktivitas listrik pada jantung dan mengirimkan data melalui kabel ke komputer di dalam generator.

    Jika ritme jantung Anda abnormal, komputer akan mengarahkan generator untuk mengirimkan kejutan listrik ke jantung. Kejutan listrik ini bergerak melalui kabel menuju ke jantung.

    Bahkan, menurut National Heart, Lung, and Blood Institute, jika Anda menggunakan alat pacu jantung model baru, alat ini tidak hanya akan mengontrol detak jantung, tapi juga temperatur darah, pernapasan, dan berbagai aktivitas tubuh lainnya. Alat ini juga bisa menyesuaikan detak jantung dengan perubahan aktivitas yang dilakukan pasien.

    Tak hanya itu, komputer yang ada pada generator alat pacu ini juga dapat merekam aktivitas listrik dan ritme jantung, sehingga dokter bisa menggunakan datanya untuk menyesuaikan alat pacu agar berfungsi lebih baik untuk Anda.

    Alat ini memiliki satu hingga tiga kabel yang masing-masing diletakkan di bilik jantung yang berbeda.

    • Jika alat pacu hanya dilengkapi dengan satu kabel, biasanya alat ini hanya memberikan kejutan listrik melalui generator ke ventrikel kanan atau bilik jantung yang terdapat di bagian bawah sebelah kanan.
    • Jika alat pacu ini dilengkapi dengan dua kabel, biasanya alat ini hanya memberikan kejutan listrik pada atrium kanan atau bilik jantung di bagian atas sebelah kanan dan ventrikel kanan.
    • Jika alat pacu dilengkapi dengan tiga kabel, alat ini memberikan kejutan listrik pada salah satu atrium dan kedua sisi ventrikel.

    Siapa saja yang perlu dipacu jantungnya dengan alat ini?

    Ada beberapa orang dengan kondisi tertentu yang memerlukan bantuan defibrilator, antara lain:

    • Orang yang mengalami episode henti jantung dengan fibrilasi ventrikel atau ventrikular takikardia.
    • Orang yang mengalami serangan jantung dan berisiko tinggi dengan henti jantung mendadak.
    • Orang yang memiliki kardiomiopati hipertrofik dan berisiko tinggi untuk henti jantung mendadak.
    • Orang dengan kardiomiopati hipertrofik yang menyebar, fungsi jantungnya sudah berkurang, dan berisiko tinggi mengalami henti jantung.
    • Orang yang memiliki setidaknya satu kali episode takikardia ventrikel.

    Apa hasil yang diharapkan setelah menggunakan alat ini?

    Menggunakan alat pacu jantung seharusnya dapat mengurangi gejala yang muncul akibat detak jantung yang terlalu lambat, seperti kelelahan, kepala terasa ringan, hingga pingsan.

    Selain itu, dokter harus melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap penggunaan alat pacu ini setiap tiga hingga enam bulan sekali. Jika Anda mengalami pertambahan berat badan, segera beritahukan kepada dokter.

    Anda juga harus memberitahu dokter jika kaki atau pergelangan kaki terasa sesak, dan Anda merasa seperti hendak pingsan atau pusing.

    Mengingat alat pacu jantung ini bisa secara otomatis menyesuaikan dengan detak jantung agar bisa melakukan penyesuaian terhadap aktivitas sehari-hari, alat ini dapat membantu Anda menjalani aktivitas harian seperti biasa.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 07/01/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan