backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Jantung Berdebar (Palpitasi Jantung)

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 26/01/2023

Jantung Berdebar (Palpitasi Jantung)

Anda mungkin pernah dibuat khawatir dengan jantung yang berdebar kencang. Kondisi yang juga dikenal dengan istilah palpitasi ini ternyata bisa menjadi tanda masalah pada jantung.

Apa saja penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya? Simak jawabannya dalam ulasan berikut.

Apa itu jantung berdebar (palpitasi)?

palpitasi jantung, penyebab dan cara mengatasi jantung berdebar

Jantung berdebar atau palpitasi adalah kondisi ketika jantung berdegup dengan sangat kuat. Tidak hanya saat beraktivitas, kondisi ini bisa Anda rasakan saat beristirahat.

Palpitasi jantung bisa terjadi pada siapa saja dalam rentang usia berapa pun. Namun, kondisi ini paling sering menyerang orang yang mudah stres atau cemas serta memiliki penyakit jantung.

Pada kebanyakan kasus, jantung berdebar sebenarnya tidak berbahaya dan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, detak jantung yang lebih cepat dari biasanya juga dapat mengarah pada kondisi medis serius.

Gejala jantung berdebar

Tidak seperti detak jantung cepat pada umumnya, palpitasi memiliki beberapa gejala yang khas. Berikut beberapa di antaranya.

  • Dada berdebar sangat cepat dan dapat terasa hingga tenggorokan atau leher.
  • Jantung berdetak lebih lambat dari biasanya, tapi debarannya sangat terasa pada dada.
  • Debaran jantung dapat digambarkan sebagai ketukan keras di sekitar dada.
  • Detak jantung terasa seperti melompat.

Setiap orang sangat mungkin merasakan gejala yang berbeda. Bahkan, ada pula yang merasakan gejala lain yang tidak disebutkan di atas. 

Gejala yang jarang terjadi atau berlangsung dalam hitungan detik biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Namun, tidak ada salahnya berkonsultasi ke dokter untuk mencari tahu kondisi yang mendasarinya.

Kapan harus ke dokter?

Segera konsultasi ke dokter jika palpitasi terjadi terus-menerus atau semakin memburuk. Anda juga harus memeriksakan diri ke dokter jika kondisi ini disertai gejala penyakit jantung, seperti:

  • nyeri dada,
  • dada terasa tidak nyaman,
  • kepala sangat pusing atau pingsan, dan
  • sesak napas yang parah.

Penyebab jantung berdebar

Berbagai macam kondisi dapat menjadi penyebab jantung berdebar. Meski menyerang jantung, tidak semua penyebabnya berkaitan langsung dengan organ ini. 

Sejumlah penyebab palpitasi pada jantung sebagai berikut.

1. Gangguan jantung

Detak jantung seperti melompat bisa menandakan adanya gangguan pada jantung Anda. Berikut beberapa gangguan jantung yang dapat menyebabkannya.

  • Aritmia (gangguan irama jantung). Penyebabnya dibedakan berdasarkan lokasi yang bermasalah, seperti fibriasi atrium, takikardia supraventrikular (SVT), dan takikardia ventrikular.
  • Gangguan atau penyakit pada katup jantung, misalnya katup mitral yang posisinya melorot ke bawah (prolaps).
  • Kardiomiopati hipertrofik, yakni penebalan serta pembesaran pada otot dan dinding jantung.
  • Penyakit jantung bawaan, misalnya kecacatan lahir yang memengaruhi cara kerja normal jantung.

2. Kondisi emosional

Emosi dapat memengaruhi bagaimana jantung Anda berdetak. Palpitasi dapat terjadi sebagai bentuk respons terhadap situasi yang emosional, di antaranya:

  • stres
  • gugup, 
  • terlalu bahagia,
  • panik, dan
  • ketakutan.

3. Perubahan hormon

Perubahan hormon pada tubuh juga turut andil sebagai penyebab jantung berdebar. Umumnya, perubahan hormon terjadi pada:

  • periode menstruasi,
  • kehamilan, dan
  • sebelum atau selama menopause.

Terkadang, jantung berdebar selama kehamilan juga bisa menjadi salah satu tanda anemia atau kurang darah.

4. Efek obat-obatan

Perhatikan obat apa saja yang sedang rutin Anda konsumsi. Beberapa obat-obatan berikut dapat menyebabkan detak jantung yang tidak menentu.

  • Inhaler asma yang mengandung salbutamol dan ipratropium bromide.
  • Obat penurun tekanan darah, seperti hydralazine dan minoxidil.
  • Obat antihistamin, seperti terfenadine.
  • Obat antibiotik, seperti claritromycin dan erythromycin.
  • Obat antidepresan, seperti citalopram dan escitalopram.
  • Obat antijamur, seperti itraconazole.

5. Respons terhadap kondisi tubuh tertentu

Jantung berdebar dapat terjadi sebagai respons tubuh terhadap suatu penyakit atau kondisi medis. Berikut beberapa contohnya.

  • Hipertiroidisme, kondisi saat kelenjar tiroid terlalu aktif menghasilkan hormon tiroid.
  • Pengidap diabetes yang mengalami gula darah rendah (hipoglikemia).
  • Jenis anemia tertentu yang memengaruhi sel darah merah.
  • Dehidrasi, yakni kondisi saat tubuh kekurangan cairan.

6. Pola hidup tidak sehat

Gaya hidup sangat berpengaruh terhadap detak jantung Anda. Pola hidup tidak sehat yang dapat menjadi penyebab palpitasi, antara lain:

  • terlalu banyak mengonsumsi kafein (teh, kopi, dan minuman berenergi),
  • konsumsi alkohol secara berlebihan,
  • kurang tidur,
  • merokok,
  • olahraga berat secara berlebihan,
  • terlalu banyak makan makanan pedas, atau
  • penggunaan obat-obatan terlarang (ganja, kokain, heroin, ekstasi, dan amfetamin).

Komplikasi palpitasi

Palpitasi merupakan kondisi yang perlu segera mendapatkan penanganan. Jika dibiarkan begitu saja, Anda berisiko mengalami komplikasi. 

Menurut Mayo Clinic, berikut ini beberapa komplikasi dari jantung berdebar.

1. Pingsan

Jantung yang berdetak cepat membuat tekanan darah menurun. Lama-kelamaan, kondisi ini dapat membuat Anda kehilangan kesadaran jika tidak segera ditangani.

2. Henti jantung

Palpitasi dapat disebabkan oleh gangguan irama jantung. Apabila tidak segera menerima pengobatan, kondisi ini bisa mengakibatkan henti jantung.

3. Stroke

Jika jantung berdebar disebabkan oleh masalah pada bilik jantung, darah dapat mengalami penggumpalan. Gumpalan darah ini bisa pecah dan menyumbat arteri di otak sehingga menyebabkan stroke.

4. Gagal jantung

Irama jantung yang tidak teratur dapat mengurangi kemampuan jantung untuk memompa darah. Ketika dibiarkan, kondisi ini bisa meningkatkan risiko gagal jantung.

Diagnosis palpitasi

Guna mengetahui penyebab palpitasi, dokter akan meminta Anda untuk mengikuti tes elektrokardiografi (EKG). Alternatifnya, dokter dapat memantau detak jantung Anda dengan monitor Holter.

Anda bisa mengenakan monitor Holter di sekitar leher atau pinggang selama 24 hingga 48 jam. Elektroda pada alat ini akan menghubungkan dada dengan kabel monitor untuk merekam irama jantung.

Selain mencari tahu penyebab, tindakan ini penting untuk menentukan jenis pengobatan palpitasi. Nantinya, dokter akan melakukan perawatan sesuai penyebabnya.

Cara mengatasi jantung berdebar

Cara mengatasi jantung berdebar harus sesuai dengan penyebabnya. Berikut adalah cara mengatasi palpitasi jantung yang mungkin direkomendasikan dokter.

1. Pengobatan di rumah

Pengobatan di rumah akan menjadi pengobatan awal. Jika tidak efektif, barulah Anda akan beralih ke pengobatan lanjutan oleh dokter. 

Berikut beberapa pengobatan rumahan untuk mengatasi palpitasi.

  • Mengelola stres dengan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, dan pengaturan napas.
  • Memperbaiki kualitas tidur.
  • Menghindari makanan atau minuman yang mengandung stimulan, seperti kopi, minuman berenergi, atau merokok.
  • Hindari obat-obatan yang efek sampingnya menyebabkan jantung berdebar, seperti amfetamin.

2. Pengobatan dokter

Jika pengobatan rumahan tidak cukup efektif mengatasi jantung berdebar, dokter akan merekomendasikan pengobatan lain sesuai dengan penyebabnya.

Berikut sejumlah pengobatan yang mungkin akan Anda jalani.

  • Jika palpitasi berkaitan dengan penyakit jantung, dokter akan meresepkan obat-obatan untuk aritmia.
  • Pada beberapa kasus, pasien mungkin perlu menjalani prosedur ablasi kateter (memasukkan satu atau lebih kateter melalui pembuluh darah ke jantung) atau pemasangan perangkat implantable cardioverter-defibrillator (ICD).
  • Jika jantung berdebar berkaitan dengan masalah mental, dokter akan memberikan konseling, terapi kejiwaan, atau obat-obatan yang bisa meredakan gejala palpitasi.
  • Jika palpitasi disebabkan oleh hipertiroidisme, dokter akan meresepkan obat antitiroid, beta blocker, atau iodine radioaktif. Jika tidak ampuh, operasi pengangkatan kelenjar tiroid (tiroidektomi) mungkin diperlukan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Klinik Chika Medika


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 26/01/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan