backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Hipotensi (Tekanan Darah Rendah)

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 06/06/2024

Hipotensi (Tekanan Darah Rendah)

Sering tiba-tiba pusing saat berdiri usai berbaring? Ini bisa menjadi salah satu gejala hipotensi atau tekanan darah rendah.

Lantas, apa yang sebaiknya dilakukan jika memiliki kondisi ini? Simak ulasan berikut untuk informasinya.

Apa yang dimaksud hipotensi?

Tekanan darah rendah atau hipotensi adalah kondisi saat tekanan darah berada di bawah angka 90/60 mmHg. Tekanan darah normal pada orang dewasa berada di kisaran 90/60 mmHg sampai 120/80 mmHg.

Sebagian besar kasus hipotensi memang tidak berbahaya. Namun, pada beberapa orang, tekanan darah rendah bisa menyebabkan pusing, lemas, hingga hilang kesadaran.

Pasalnya, tekanan darah yang rendah membuat beberapa bagian tubuh Anda tidak mendapatkan asupan darah sesuai kebutuhannya.

Jenis-jenis hipotensi

Hipotensi Ortostatik

Melansir dari laman Mayo Clinic, tekanan darah rendah bisa dibedakan berdasarkan penyebabnya ke dalam beberapa jenis berikut.

  • Hipotensi ortostatik (postural): terjadi akibat perubahan posisi tubuh, contohnya ketika Anda pusing saat berdiri dari posisi duduk.
  • Hipotensi postprandial: terjadi setelah makan karena aliran darah ke saluran pencernaan tidak terkontrol. Kondisi ini lebih sering ditemukan pada lansia.
  • Neurally mediated hypotension: disebabkan oleh kesalahan koordinasi antara otak dan jantung, biasanya terjadi saat Anda berdiri terlalu lama sehingga darah menumpuk di kaki.

Tanda dan gejala hipotensi

Hipotensi sering kali terjadi tanpa gejala sehingga tidak disadari. Begitu penurunan tekanan darah sudah cukup drastis, berikut adalah beberapa gejala yang mungkin Anda alami.

  • Kepala terasa ringan atau merasa pusing.
  • Mual.
  • Pandangan kabur.
  • Lemas.
  • Kebingungan.
  • Hilang kesadaran diri atau pingsan.
  • Sulit konsentrasi.
  • Napas cepat.
  • Kulit memucat dan lembap.

Setiap orang bisa mengalami gejala hipotensi yang berbeda. Jika Anda memiliki kekhawatiran terkait gejala tertentu, segera konsultasikan ke dokter.

Kapan harus periksa ke dokter?

Lakukan pemeriksaan jika Anda mengalami gejala seperti di atas. Pasalnya, beberapa gejala hipotensi memang menyerupai masalah kesehatan lain yang mungkin lebih serius.

Apabila pemeriksaan menunjukkan bahwa tekanan darah Anda di bawah normal, dokter mungkin melakukan tes lanjutan untuk mencari tahu penyebabnya.

Penyebab hipotensi

Pada dasarnya, tekanan darah Anda bisa berubah setiap waktu, tergantung kondisi serta aktivitas yang sedang Anda lakukan.

Selama tidak menimbulkan gejala dan hanya terjadi sesaat, perubahan tekanan darah adalah hal yang normal.

Berikut ini adalah berbagai kondisi yang kerap menjadi penyebab tekanan darah rendah.

1. Dehidrasi

Ketika tubuh kekurangan cairan atau dehidrasi, volume darah juga akan ikut berkurang. Inilah alasan mengapa Anda merasa lemas, mudah lelah, hingga pusing saat dehidrasi.

Dehidrasi merupakan kondisi yang bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti demam, muntah, diare akut, hingga efek samping penggunaan obat-obatan.

2. Masalah kesehatan jantung

Penyebab hipotensi lainnya adalah gangguan kesehatan jantung. Beberapa penyakit jantung yang bisa menyebabkan hipotensi adalah penyakit katup jantung, serangan jantung, hingga gagal jantung.

Penurunan tekanan darah bisa terjadi karena berbagai penyakit tersebut menghambat sirkulasi darah.

3. Kehamilan

Saat hamil, aliran darah akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan janin. Akibatnya, jangkauan sistem peredaran darah Anda meluas dengan cepat.

Penurunan tekanan darah saat hamil bisa terjadi pada minggu pertama sampai ke–24. Ini sebenarnya merupakan hal yang wajar dan akan membaik dengan sendirinya setelah Anda melahirkan.

4. Masalah endokrin

Gangguan endokrin, seperti hipotiroidisme, gangguan paratiroid, dan kekurangan hormon adrenal, juga bisa menyebabkan penurunan tekanan darah.

Berbagai kondisi tersebut bisa berdampak pada produksi hormon dalam tubuh, padahal beberapa hormon memiliki tanggung jawab untuk mengatur tekanan darah.

5. Anemia

anemia

Ketika kadar oksigen di dalam darah menurun akibat kurangnya sel darah merah (anemia), tubuh akan meresponsnya dengan meningkatkan aliran darah.

Namun, karena jumlah sel darah berada di bawah normal, tubuh Anda akan kehilangan kemampuannya dalam mempertahankan tekanan darah yang optimal.

6. Infeksi

Salah satu penyebab hipotensi adalah infeksi yang sudah serius atau menyebabkan sepsis.

Sepsis menandakan bahwa bakteri sudah masuk ke dalam aliran darah sampai akhirnya menyebabkan tekanan darah menurun. Ini adalah kondisi darurat medis yang perlu segera ditangani.

7. Reaksi alergi

Beberapa jenis alergi, baik yang disebabkan oleh makanan, obat-obatan, hingga racun serangga, juga bisa menjadi penyebab tekanan darah rendah.

Selain menyebabkan hipotensi, reaksi alergi biasanya juga disertai dengan masalah pernapasan, rasa gatal, hingga tenggorokan yang membengkak.

8. Kekurangan nutrisi

Kadar vitamin B-12, asam folat, dan zat besi yang terlalu rendah bisa menyebabkan anemia pada ibu hamil.

Seperti yang disebutkan di atas, anemia kerap disertai penurunan tekanan darah akibat kurangnya jumlah sel darah merah di dalam aliran darah.

Faktor risiko tekanan darah rendah

Setiap orang bisa mengalami penurunan tekanan darah. Akan tetapi, beberapa kondisi berikut membuat Anda lebih mudah mengalaminya.

1. Usia tertentu

Akibat dehidrasi pada lansia

Hipotensi yang terjadi saat bangkit dari posisi duduk atau setelah makan biasanya dialami oleh lansia dengan usia di atas 65 tahun.

Sementara itu, neurally mediated hypotension lebih banyak ditemukan pada anak-anak dan remaja.

2. Sedang menjalani pengobatan

Orang yang mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat tekanan darah tinggi (alpha blockers), berisiko lebih besar untuk mengalami penurunan tekanan darah.

Jika Anda merasa tidak nyaman dengan efek samping yang ditimbulkan obat-obatan tertentu, beri tahu dokter agar Anda bisa mendapatkan obat pengganti.

3. Kondisi kesehatan tertentu

Seseorang dengan penyakit Parkinson, diabetes, dan beberapa jenis penyakit jantung memiliki risiko lebih tinggi mengalami hipotensi.

Oleh karena itu, selain memberikan obat untuk mengatasi kondisi kesehatan tersebut, dokter Anda mungkin juga meresepkan obat untuk meningkatkan tekanan darah.

Cara mendiagnosis tekanan darah rendah

Untuk mendiagnosis hipotensi, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan terkait gejala dan riwayat kesehatan Anda.

Setelah itu, dokter akan menegakkan diagnosis melalui beberapa pemeriksaan berikut.

  • Tes darah untuk mengetahui kadar gula dan hormon.
  • Elektrokardiogram untuk mendeteksi aktivitas listrik pada jantung.
  • Tilt table test untuk mengetahui reaksi tubuh terhadap perubahan posisi.

Pengobatan hipotensi

Tujuan dari pengobatan hipotensi adalah meningkatkan tekanan darah dan meredakan gejala yang muncul akibat tekanan darah rendah.

Berikut adalah beberapa obat yang kerap diresepkan untuk seseorang dengan hipotensi.

1. Vasopresin

Fungsi utama vasopresin adalah mempersempit pembuluh darah sehingga tekanannya dapat meningkat. Obat ini biasanya digunakan untuk kasus hipotensi kritis.

Vasopresin dapat dikombinasikan dengan vasodilator (nitroprusida atau nitrogliserin) untuk menjaga tekanan darah sekaligus meningkatkan kerja otot jantung..

2. Katekolamin

Dokter akan memberikan katekolamin untuk memengaruhi sistem saraf simpatik dan sistem saraf pusat sekaligus mendorong jantung untuk berdetak lebih cepat.

Kombinasi kedua mekanisme tersebut akan mendorong peningkatan tekanan darah pada seseorang dengan hipotensi.

3. Obat darah rendah lainnya

Berikut adalah jenis obat lain yang bisa diresepkan pada seseorang dengan hipotensi.

  • Fludrokortison untuk hipotensi ortostatik.
  • Midodrin untuk hipotensi ortostatik kronis.
  • Oktreotida untuk hipotensi postprandial.
  • Pencegahan tekanan darah rendah

    waktu olahraga saat puasa

    Untuk mendukung pengobatan medis, dokter biasanya menyarankan berbagai perawatan rumahan berikut ini.

    • Cukupi kebutuhan cairan harian dan kurangi alkohol.
    • Terapkan pola makan sehat, seperti meningkatkan asupan sayur dan buah-buahan.
    • Lebih berhati-hati saat mengubah posisi tubuh supaya tidak kliyengan.
    • Rutin berolahraga 2–3 kali dalam seminggu dengan durasi 30 menit.
    • Menggunakan stoking khusus pada kaki untuk melancarkan aliran darah.
    • Tingkatkan asupan makanan untuk hipotensi, seperti bayam, alpukat, dan brokoli.

    Meski sering terjadi, bukan berarti penurunan tekanan darah bisa dibiarkan. Jika aktivitas Anda sering terganggu akibat gejala hipotensi, sebaiknya kunjungi dokter agar Anda mendapatkan perawatan yang tepat.

    Kesimpulan

    • Hipotensi adalah kondisi saat tekanan darah berada di bawah angka 90/60 mmHg.
    • Tekanan darah rendah sering kali tidak disertai gejala. Namun, kondisi ini juga bisa ditandai dengan mual, pusing, lemas, sulit konsentrasi, hingga hilang kesadaran.
    • Dehidrasi, penyakit jantung, kehamilan, gangguan endokrin, anemia, hingga infeksi bisa menyebabkan penurunan tekanan darah.
    • Hipotensi ringan sering kali tidak perlu diatasi dengan obat-obatan. Namun, dokter bisa meresepkan vasopresin, katekolamin, fludrokortison, atau midodrin untuk hipotensi yang lebih berat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 06/06/2024

    ad iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    ad iconIklan
    ad iconIklan