Umumnya keluhan nyeri tulang lebih jarang terjadi dibandingkan dengan nyeri sendi dan nyeri otot. Namun, kondisi ini dapat menggangu penderitanya dan harus diobati dengan baik. Salah satu bentuk pengobatan yang diberikan dokter untuk mengatasi nyeri tulang adalah dengan obat-obatan. Namun, obat yang diberikan bisa berbeda pada setiap pasien, tergantung dari kondisi medis yang menyebabkannya. Lalu, apa saja obat pereda nyeri tulang yang biasa dokter berikan?
Apa penyebab nyeri tulang?
Nyeri tulang adalah salah satu bentuk nyeri pada gangguan muskuloskeletal yang umum terjadi. Ini merupakan rasa sakit atau ketidaknyamanan pada satu bagian tulang atau lebih. Biasanya, sakit pada nyeri tulang terasa dalam, menembus, atau tumpul.
Umumnya, nyeri tulang disebabkan oleh cedera yang menimbulkan patah tulang (fraktur). Namun, kondisi kesehatan yang memengaruhi tulang juga bisa menjadi penyebabnya. Berikut beberapa penyebab dari nyeri tulang yang umum terjadi:
- Gerakan atau penggunaan satu tulang secara berlebihan.
- Kanker tulang (kanker tulang primer).
- Kanker yang telah menyebar ke tulang (kanker tulang sekunder).
- Kurangnya pasokan darah ke tulang.
- Infeksi pada tulang (osteomielitis).
- Leukemia.
- Kehilangan mineral pada tulang atau osteoporosis.
Daftar obat medis untuk mengatasi nyeri tulang
Pengobatan dan obat yang diberikan dokter untuk mengatasi nyeri tulang tergantung pada kondisi yang menyebabkannya. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mendiskusikan dengan dokter sebelum memulai semua jenis perawatan. Beberapa obat penghilang rasa nyeri pada tulang yang biasa diberikan dokter, yaitu:
-
Obat pereda nyeri
Obat utama yang umum diberikan dokter untuk mengatasi nyeri tulang adalah obat pereda nyeri. Sesuai namanya, obat pereda nyeri membantu untuk meredakan nyeri yang muncul karena masalah kesehatan pada tulang Anda.
Untuk nyeri tulang yang ringan, obat pereda nyeri yang bisa dibeli bebas di apotik umumnya menjadi pilihan. Ini termasuk acetaminophen (parasetamol), aspirin, atau ibuprofen.
Sementara untuk nyeri ringan hingga sedang, dokter umumnya akan meresepkan obat pereda nyeri opioid yang ringan, seperti codeine, dihydrocodeine, tramadol, atau dextropropoxyphene. Adapun untuk nyeri tulang yang parah, obat opioid yang lebih kuat biasanya dibutuhkan, seperti morfin, methadone, hydromorphone, oxycodone, atau fentanyl.
Selain obat tunggal, dokter pun bisa saja memberikan obat pereda nyeri kombinasi pada beberapa kasus. Ini tergantung pada penyebab nyeri tulang, tingkat keparahan, dan tingkat toleransi masing-masing pasien terhadap obat-obatan tertentu. Oleh karena itu, penting untuk selalu konsultasi dengan dokter mengenai gejala atau efek samping obat-obatan yang Anda alami.
-
Kortikosteroid
Kortikosteroid merupakan obat yang bekerja dengan mengurangi pembengkakan dan peradangan pada tubuh. Obat-obatan ini biasanya diberikan jika nyeri tulang yang Anda miliki terkait dengan kanker tulang atau kanker di bagian tubuh lain yang telah menyebar ke tulang (kanker metastasis).
Tak hanya untuk meredakan nyeri, kortikosteroid juga bisa digunakan untuk mencegah beberapa komplikasi kanker. Meski demikian, penggunaan obat kortikosteroid perlu berhati-hati. Pasalnya, obat-obatan ini bisa menimbulkan efek samping, terutama bila dikonsumsi jangka panjang. Adapun nama obat kortikosteroid yang sering digunakan untuk nyeri tulang, yaitu dexamethasone dan methylprednisolone.
-
Antibiotik
Antibiotik sering diberikan untuk mengobati sakit atau nyeri tulang yang disebabkan oleh infeksi, seperti osteomielitis. Tujuannya untuk membunuh kuman penyebab infeksi, yang menimbulkan rasa sakit pada tulang.
Obat antibiotik dapat diberikan melalui mulut (oral) atau infus (intravena). Beberapa antibiotik yang umum diberikan untuk penderita nyeri tulang, yaitu ciprofloxacin, clindamycin, atau vancomycin.
Namun perlu diingat, obat antibiotik yang diberikan dokter perlu dihabiskan selama masa pengobatan. Hal ini untuk mencegah resistensi antibiotik, yaitu ketika bakteri tidak lagi merespon obat-obatan antibiotik. Ketika ini terjadi, dokter harus meresepkan antibiotik yang lebih kuat.
-
Antikonvulsan
Jika nyeri tulang Anda terkait dengan saraf (nyeri neuropatik), Anda biasanya membutuhkan obat lain untuk membantu mengatasi sakit yang Anda alami. Pada kondisi ini, obat-obatan antikonvulsan, seperti gabapentin dan pregabalin, biasanya akan diberikan oleh dokter.
Antikonvulsan merupakan obat utama untuk penderita kejang. Meski demikian, penderita sakit tulang yang terkait dengan kanker juga kerap mendapat obat-obatan ini. Pasalnya, penderita kanker sering mengalami nyeri neuropatik di jari tangan atau kaki akibat efek samping dari kemoterapi.
Meski demikian, ada beberapa efek samping yang juga mungkin timbul bila mengonsumsi obat antikonvulsan. Efek samping tersebut, yaitu mual, muntah, sakit kepala, penglihatan ganda, hingga kerusakan hati.
-
Antidepresan
Antidepresan merupakan obat yang digunakan untuk mengobati depresi. Namun, sama seperti antikonvulsan, obat ini juga diketahui dapat mengobati nyeri yang terkait dengan saraf, seperti pada pasien kanker tulang.
Antidepresan bekerja dengan mengintervensi fungsi serotonin dan norepinefrin, yaitu bahan kimia otak yang dapat mengatur rasa sakit serta suasana hati. Dilansir dari Mayo Clinic, salah satu kelompok antidepresan yang paling efektif untuk mengatasi nyeri adalah golongan trisiklik.
Beberapa antidepresan yang tergolong dalam kelompok trisiklik, yaitu amitriptyline, imipramine, clomipramine, doxepin, nortriptyline, dan desipramine. Adapun efek samping dari kelompok obat-obatan ini, yaitu mulut kering, mengantuk, sembelit, mual, pusing, hingga masalah irama jantung atau aritmia.
-
Bifosfonat
Bifosfonat merupakan obat yang dapat menghambat resorpsi tulang dan meningkatkan kepadatan mineral tulang. Obat ini biasanya diberikan untuk penderita osteoporosis guna menurunkan risiko patah tulang, yang dapat menyebabkan rasa sakit dan kecacatan serta meningkatkan risiko kematian.
Tak hanya osteoporosis, obat bifosfonat juga bisa diberikan pada penderita nyeri tulang yang terkait dengan kanker metastasis dan patah tulang belakang. Pada penderita kanker tulang metastasis, obat bifosfonat juga dapat membantu mencegah kerusakan tulang serta mengobati peningkatan kadar kalsium dalam darah (hiperkalsemia) yang bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain yang berbahaya.
Beberapa obat bifosfonat yang umum diberikan pada penderita nyeri tulang, diantaranya alendronate, ibandronate, risedronate,dan asam zoledronic. Sementara efek samping yang mungkin ditimbulkan, yaitu sakit perut, serta dapat meningkatkan risiko osteonekrosis.