Penyebab dan faktor risiko patah tulang belakang

Penyebab fraktur vertebra yang umum adalah tekanan atau benturan keras ke arah tulang belakang. Tekanan atau benturan ini umumnya terjadi karena jatuh dari ketinggian, kecelakaan mobil atau motor, cedera saat berolahraga, atau tindakan kekerasan, seperti tertembak. Bahkan, dilansir dari Wellstar, sebanyak 45 persen penderita fraktur di tulang belakang disebabkan oleh kecelakaan mobil.
Kejadian-kejadian traumatis di atas memberi terlalu banyak tekanan pada tulang belakang, sehingga vertebra bisa patah karena tidak dapat menahan gaya tersebut. Selain itu, trauma dapat menyebabkan tubuh untuk bergerak dengan cara ekstrem, sehingga memberikan gaya yang ekstrem pada tulang belakang.
Gaya yang ekstrem ini menimbulkan perubahan bentuk atau deformitas pada tulang belakang. Deformitas bisa minimal bila mendapat tekanan yang ringan, tetapi bisa juga menjadi parah, seperti membungkuk ke depan (kifosis), jika mendapat tekanan yang sangat keras.
Selain itu, tekanan atau benturan yang diterima tubuh dapat lebih berisiko menyebabkan patah bila memiliki kondisi tulang yang lemah. Adapun beberapa kondisi medis yang melemahkan tulang, seperti osteoporosis, kanker yang sudah menyebar ke tulang belakang atau kanker tulang, atau tumor tulang belakang.
Pada kondisi tersebut, gerakan sederhana atau tekanan ringan saja, seperti meraih barang, memutar badan, atau jatuh yang ringan, dapat menyebabkan patah tulang.
Selain penyebab di atas, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami patah tulang belakang. Beberapa faktor risiko tersebut, yaitu:
- Usia lanjut.
- Wanita, terutama yang lebih tua atau sudah menopause.
- Kurang asupan kalsium yang cenderung menyebabkan kepadatan tulang rendah.
- Atlet atau melakukan olahraga intensitas tinggi.
Diagnosis patah tulang belakang
Untuk mendiagnosis fraktur vertebra, dokter akan menanyakan gejala yang Anda alami, bagaimana cedera atau trauma terjadi, serta kondisi medis dan faktor risiko tertentu yang mungkin dimiliki pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada area tulang belakang serta menguji rentang gerak Anda, termasuk mencatat jika ada gerakan khusus yang menyebabkan, meningkatkan, atau mengurangi rasa sakit.
Jika dokter mencurigai bahwa Anda mengalami kerusakan saraf, ia mungkin akan melakukan pemeriksaan neurologis. Dalam pemeriksaan neurologis, ahli tulang belakang akan menguji refleks dan kekuatan otot Anda, perubahan saraf lainnya, dan penyebaran rasa sakit.
Setelah itu, dokter akan memastikan diagnosis patah tulang belakang dengan melakukan tes pencitraan, seperti:
- Sinar-X. Tes ini dengan jelas menunjukkan gambar Anda dan apakah Anda mengalami patah tulang.
- CT scan tulang belakang. Tes ini untuk mengidentifikasi apakah fraktur telah memengaruhi saraf dan sumsum tulang belakang.
- MRI scan. Tes ini menunjukan jaringan lunak, seperti cakram dan saraf, untuk mengetahui apakah ada penyebab nyeri lainnya pada pasien, serta mengetahui jenis fraktur dan seberapa parah patah tulang tersebut.
Pengobatan untuk patah tulang belakang
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar