backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Ketahui Fungsi, Cara Kerja Radioterapi (Terapi Radiasi), dan Efek Sampingnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 23/11/2022

    Ketahui Fungsi, Cara Kerja Radioterapi (Terapi Radiasi), dan Efek Sampingnya

    Tubuh yang sehat memiliki sel-sel tubuh yang bekerja dengan baik. Jika sel bekerja secara abnormal, kondisi ini bisa jadi penyebab penyakit kanker. Nah, salah satu pengobatan untuk pasien penyakit kanker adalah radioterapi atau terapi radiasi. Lantas, seperti apa fungsi dari pengobatan ini dan efek sampingnya? Yuk, simak ulasannya berikut ini.

    Apa itu radioterapi?

    pengobatan kanker dengan radiasi radioterapi adalah

    Penyakit kanker bisa diobati dengan beragam cara, salah satunya radioterapi (terapi radiasi). Terapi dengan radiasi tingkat tinggi ini bertujuan untuk membunuh sel kanker, mencegah penyebarannya, sekaligus mengecilkan ukuran tumor ganas.

    Hampir setengah dari pasien yang mendapat diagnosis kanker dianjurkan untuk melakukan terapi radiasi, atau setidaknya 4 dari 10 penderita kanker dianjurkan untuk melakukan terapi radiasi sebagai pengobatan kankernya.

    Mungkin Anda mengenal radiasi sebagai salah satu penyebab penyakit kanker. Akan tetapi, radiasi dalam terapi ini tidak cukup besar untuk memicu kanker. Sel tubuh manusia bisa pulih dengan cepat dari radiasi ini.

    Walaupun fokus radioterapi adalah untuk mengobati penyakit kanker, namun radioterapi juga digunakan untuk mengatasi penyakit non-kanker seperti tumor, penyakit tiroid, dan berbagai kelainan darah lainnya bisa juga diterapi dengan pengobatan ini.

    Pasien stadium lanjut juga dianjurkan untuk melakukan terapi ini, bukan bertujuan untuk menyembuhkan tapi untuk mengurangi gejala penyakit kanker dan kesakitan yang dialami oleh penderita.

    Bagaimana cara kerja radioterapi?

    metastasis kanker

    Dalam keadaan normal dan sehat, sel dalam tubuh akan berkembang dengan cara membelah diri. Pada pasien yang mengalami kanker, sel kanker juga melakukan pembelahan yang sama, namun dalam tempo yang sangat cepat dan tidak normal. Hal ini akibat DNA yang ada dalam sel normal bermutasi kemudian menjadi sel kanker, sehingga sel-sel tersebut berkembang secara abnormal.

    Radioterapi bekerja dengan cara merusak DNA yang mengatur pembelahan diri sel kanker, sehingga sel tidak lagi bisa berkembang dan bahkan mati.

    Namun karena radioterapi biasanya dalam dosis yang tinggi (agar bisa mematikan sel kanker), sel-sel normal yang ada pada area sekitar terkadang juga ikut rusak. Kabar baiknya, kerusakan tersebut akan berhenti sejalan dengan berhentinya terapi radiasi. 

    Tidak seperti kemoterapi yang mempengaruhi seluruh bagian tubuh karena menggunakan aliran darah sebagai perantaranya, radioterapi adalah pengobatan lokal yang bertujuan untuk menurunkan jumlah sel kanker tanpa harus merusak sel-sel serta jaringan yang ada di sekitar sel kanker.

    Walaupun begitu, dokter akan mengusahakan untuk memberikan dosis yang tinggi untuk bagian tubuh yang terkena kanker dan dosis yang sangat rendah untuk bagian yang tidak terkena kanker. Terapi ini akan bekerja dengan cara merusak DNA dari sel kanker yang kemudian menghentikan pertumbuhannya.

    Terdapat dua jenis radioterapi untuk menyembuhkan penyakit kanker, yaitu:

    • Radioterapi eksternal, yaitu sinar radiasi menggunakan sinar X, atau berbagai mesin yang digunakan di luar tubuh.
    • Radioterapi internal, yaitu cara memberikan radiasi melalui bagian dalam tubuh pasien. Zat yang mengandung radiasi biasanya melalui suntikan ke pembuluh darah atau langsung pasien minum hingga zat tersebut dapat menjangkau tempat sel kanker tumbuh.

    Apa saja efek samping dari radioterapi?

    efek samping obat

    Efek samping yang muncul akibat radioterapi akan berbeda-beda, tergantung dengan kondisi tubuh masing-masing pasien. Ada yang mungkin hanya mengalami gejala yang ringan, sedang, bahkan parah.

    Selain itu, efek samping yang timbul juga akan tergantung pada bagian tubuh yang terkena radioterapi, dosis dari radiasi, dan berbagai pengobatan lain saat melakukan radioterapi.

    Terdapat dua jenis efek samping yang akan timbul setelah melakukan radioterapi, yaitu efek jangka pendek dan jangka panjang.

    Efek samping jangka pendek yang akan langsung terasa oleh pasien, dan efek jangka panjang yang akan timbul setelah beberapa waktu pasien melakukan radioterapi, bisa dalam hitungan bulan atau beberapa tahun setelahnya.

    Efek samping jangka pendek

    Menurut National Health Service, efek samping jangka pendek terapi radiasi sangat beragam, ini meliputi:

    • Rasa mual dan muntah.
    • Kulit menghitam pada bagian tubuh yang terkena radiasi.
    • Rambut rontok sedikit demi sedikit (namun jika melakukan radioterapi pada bagian kepala, leher, atau muka, mungkin kerontokan yang terjadi akan lebih banyak).
    • Merasa kelelahan.
    • Gangguan menstruasi pada perempuan dan  gangguan terhadap jumlah dan kualitas sperma pada laki-laki.

    Tidak hanya itu, pasien yang menjalani pengobatan radioterapi akan mengalami penurunan nafsu maka dan menimbulkan masalah pada sistem pencernaan.

    Namun pasien yang sedang menjalani terapi harus menjaga status gizi dan kesehatannya melalui asupan. Berikut adalah tips untuk menjaga asupan pasien yang menjalani pengobatan:

    • Cobalah untuk makan dengan porsi kecil namun sering, setidaknya 6 kali dalam sehari tetapi porsi makanannya tidak terlalu banyak.
    • Tetap memilih sumber makanan yang sehat dan bersih, berhenti merokok, atau minum alkohol.
    • Sediakan selalu camilan atau makanan ringan yang sehat, yang bisa menahan rasa lapar tiba-tiba.
    • Hindari makanan pedas dan asam untuk mencegah timbul masalah pada mulut.
    • Menyikat gigi dengan sering untuk menjaga kesehatan serta kebersihan mulut

    Efek samping jangka panjang

    Radioterapi tidak hanya merusak DNA sel kanker namun juga pada sel normal. Ketika sel normal juga ikut rusak, maka berbagai efek samping pun akan bermunculan.

    • Jika area yang terkena radioterapi adalah bagian perut, maka kandung kemih tidak lagi elastis dan membuat pasien buang air kecil lebih sering.
    • Payudara akan lebih keras dan kencang setelah melakukan radioterapi pada bagian payudara.
    • Jika bagian panggul terkena radiasi, maka vagina menjadi lebih sempit dan kurang elastis.
    • Lengan menjadi bengkak bila terapi pada bagian pundak.
    • Gangguan fungsi paru-paru akibat mendapatkan radiasi pada bagian dada.
    • Sedangkan pasien yang mendapatkan radiasi pada dada atau leher, berisiko untuk mengalami penyempitan saluran nafas dan tenggorokan, sehingga susah untuk menelan.
    • Untuk radioterapi sekitar panggul, akan menimbulkan efek seperti peradangan pada kandung kemih, serta nyeri pada perut akibat infeksi saluran kencing.

    Apakah radioterapi membuat tubuh menjadi radioaktif?

    penyembuhan kanker serviks pemulihan kanker serviks

    Terapi radiasi tergolong aman dan sangat membantu tim medis untuk menghilangkan sel kanker serta mempercepat pengobatan. Terapi ini mampu membantu menyembuhkan pasien kanker selama kurang lebih 100 tahun.

    Pengobatan radioterapi eksternal atau radiasi dari luar tubuh tidak akan membuat tubuh menjadi radioaktif atau sumber radiasi yang berbahaya.

    Sementera, radiasi melalui pembuluh darah atau bagian dalam tubuh dapat menimbulkan bahaya bagi orang sekitarnya, terlebih bagi anak-anak dan ibu yang sedang hamil. Untuk hal ini, lebih baik Anda mendiskusikannya dengan dokter spesialis kanker, langkah apa yang seharusnya diambil untuk mengurangi efek radiasi yang mungkin membahayakan orang lain.

    Anda bisa menemui dokter spesialis kanker di rumah sakit khusus kanker atau fasilitas kesehatan lainnya. Cari rumah sakit yang terdekat, tepercaya, serta sesuai dengan kebutuhan, kemudian booking layanannya via Hello Sehat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 23/11/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan