Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic
Kardiomiopati restriktif adalah jenis dari kardiomiopati (masalah pada otot jantung) yang langka. Lebih jelasnya, kondisi ini menggambarkan ventrikel jantung yang kaku dan kurang fleksibel untuk mengembang saat terisi darah.
Orang dengan kondisi ini memiliki jantung yang tidak dapat memompa darah dengan baik. Darah dari jantung tidak bisa keluar ke seluruh tubuh. Akibatnya, ventrikel dan atrium akan membesar dan bisa menyebabkan gagal jantung.
Pada beberapa kasus, kondisi ini juga membuat cairan menumpuk dalam tubuh, termasuk paru-paru. Penyakit jantung yang menyerang ventrikel ini memiliki banyak sebutan lain, yakni infiltrative cardiomyopathy atau idiopathic restrictive cardiomyopathy.
Kardiomiopati restriktif adalah kondisi yang cukup langka ketimbang penyakit jantung lain, seperti serangan jantung atau aterosklerosis. Pada kebanyakan kasus, penyakit ini menyerang lanjut usia (lansia). Namun, tidak menutup kemungkinan juga menyerang semua usia.
Banyak orang dengan infiltrative cardiomyopathy tidak mengalami gejala, atau menunjukkan gejala ringan sehingga masih bisa menjalani kehidupan normal.
Akan tetapi, seiring waktu gejalanya akan semakin memburuk karena fungsi jantung yang semakin menurun.
Berdasarkan laman Cleveland Clinic, berikut ini adalah berbagai gejala kardiomiopati restriktif yang umumnya terjadi.
Jika Anda mengalami gejala penyakit jantung seperti di atas, segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Apalagi jika Anda menunjukkan gejala gagal jantung yang ditandai sesak napas parah secara tiba-tiba dan batuk lendir merah muda berbusa.
Setiap orang bisa menunjukkan gejala yang berbeda-beda, bahkan mengalami gejala yang tidak disebutkan pada ulasan sebelumnya.
Idiopathic restrictive cardiomyopathy bukan penyakit yang umumnya genetik dari orangtua pada anaknya. Jika ada, kasusnya pun sangat kecil dan pada beberapa kasus penyebabnya tidak diketahui secara pasti.
Namun sebagian lagi, mengalami kondisi ini karena ada masalah kesehatan lain. Berikut ini adalah berbagai penyebab dari kardiomiopati restriktif.
Meski penyakit jantung ini bisa menyerang siapa saja. Beberapa orang dengan faktor tentu bisa memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena penyakit ini, seperti:
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Guna menegakkan diagnosis penyakit, kardiomiopati restriktif dokter akan mengecek riwayat kesehatan Anda dan keluarga. Di samping itu, dokter juga akan meminta Anda untuk menjalani serangkaian tes kesehatan, seperti:
Pengobatan sesuai dengan penyebab yang mendasarinya. Sebagai contoh, jika penyebabnya adalah hemokromatis, pasien akan menjalani terapi khelasi, yakni terapi untuk mengeluarkan zat besi yang berlebihan.
Bila penyebabnya amilodosis. dokter akan merekomendasikan transplatasi sumsum tulang belakang. Tujuannya, untuk menggantikan sel-sel yang membuat protein amiloid.
Selain itu, dokter juga akan mengarahkan perawatan untuk meredakan gejala kardiomiopati restriktif.
Obat-obatan juga bisa membantu meringankan gejala. Berikut ini adalah beberapa obat yang biasanya dokter resepkan untuk pasien.
Jika pengobatan belum efektif dalam mengobati penyakit jantung, dokter akan mengajukan transplantasi jantung. Kemungkinan dokter merekomendasikan tindakan ini jika fungsi jantung sudah rusak dan pengobatan lain tidak menunjukkan efek positif.
Selain minum obat atau menjalani prosedur medis lanjutan, pasien kardiomiopati restriktif juga mengubah gaya hidupnya. Tujuannya untuk mendukung efektivitas pengobatan dalam menekan gejala dan mencegah keparahan kondisi.
Begitu Anda mengalami gejala seperti sesak napas atau kelelahan, Anda harus membatasi asupan garam (natrium) hingga 2.000 hingga 3.000 mg per hari. Diet untuk jantung yang lemah ini tetap harus dilakukan walaupun gejalanya telah mereda.
Anda bisa membatasi asupan garam dengan mengurangi makanan kemasan dan memperbanyak dengan rempah ketika memasak.
Olahraga memang baik untuk jantung. Akan tetapi, aktivitas ini bisa memicu munculnya gejala. Oleh karena itu, sebelum berolahraga, Anda perlu memastikan tubuh Anda sehat.
Sering-sering beristirahat di sela olahraga dan pilih olahraga yang memang tepat untuk Anda. Konsultasikan hal ini lebih lanjut pada dokter.
Tidak ada cara pasti untuk mencegah kardiomiopati restriktif. Mengingat penyebabnya yang berasal dari masalah kesehatan tertentu atau tanpa penyebab yang jelas.
Meski begitu, Anda tetap perlu menjaga kesehatan jantung, contohnya dengan mengurangi asupan garam, tidur cukup, berhenti merokok, dan olahraga secara rutin.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar