Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic
Transplantasi jantung adalah prosedur medis penempatan jantung sehat dari pendonor ke dalam tubuh orang yang jantungnya bermasalah. Operasi ini juga dikenal dengan istilah cangkok jantung ortotopik.
Tindakan medis ini biasanya diperuntukkan bagi orang dengan penyakit jantung dan kondisinya tidak cukup membaik dengan obat-obatan atau pengobatan penyakit jantung lainnya.
Pasalnya, jantung sendiri adalah organ vital yang bertugas memompa darah kaya oksigen ke seluruh tubuh. Jika jantung bermasalah, sirkulasi darah ke sel-sel tubuh akan terganggu. Tanpa perawatan, kematian jaringan bisa terjadi dan akan mengancam jiwa.
Lewat perawatan ini, orang yang berisiko tinggi mengalami kondisi yang mengancam jiwa berkaitan dengan jantung, dapat memiliki kesempatan untuk menjalani hidup yang lebih baik.
Transplantasi jantung adalah pengobatan yang biasanya dijadikan pilihan terakhir, ketika pengobatan jantung lainnya tidak berhasil dan dapat menyebabkan gagal jantung.
Gagal jantung sendiri merupakan kondisi yang menandakan otot jantung tidak bisa memompa darah dengan baik. Berikut ini berbagai kondisi yang dapat menyebabkan gagal jantung adalah:
Transplantasi organ lain dapat dilakukan bersamaan dengan transplantasi jantung (transplantasi multiorgan) pada orang dengan kondisi tertentu di pusat kesehatan tertentu.
Meskipun efektif, tidak semua orang cocok menjalani pengobatan ini. Beberapa orang di bawah ini masuk dalam golongan orang tidak bisa menjalani operasi transplantasi jantung, meliputi:
Dampak yang muncul setelah operasi transplantasi jantung dilakukan adalah perdarahan dan infeksi pada bekas sayatan. Selain itu, bisa juga menimbulkan pembekuan darah yang memicu dapat serangan jantung atau stroke.
Tidak hanya itu, ada juga komplikasi lainnya yang mungkin terjadi seperti dilansir dari Mayo Clinic, berupa:
Kondisi ini biasanya terjadi akibat sistem kekebalan tubuh mendeteksi jantung donor sebagai ancaman. Guna mencegahnya, dokter akan meresepkan obat imunosupresan. Namun, obat ini juga bisa meningkatkan risiko kerusakan ginjal.
Dampak ini dapat menyebabkan kematian dalam beberapa bulans setelah operasi dilakukan karena jantung pendonor tidak berfungsi.
Obat imunosupresan dapat juga meningkatkan risiko kanker, terutama tumor ganas di kulit dan bibir.
Ada kemungkinan dinding arteri di jantung menebal dan mengeras sehingga menyebabkan vaskulopati allograft jantung. Kondisi ini nantinya bisa memicu serangan jantung, gagal jantung, aritmia, dan henti jantung.
Beberapa hal yang dipertimbangkan dalam evaluasi cangkok jantung adalah:
Persiapan untuk transplantasi jantung seringkali dimulai beberapa minggu atau bulan sebelum Anda menerima jantung donor. Anda mungkin akan dirujuk ke pusat transplantasi jantung untuk evaluasi.
Siapkan koper yang berisi semua yang Anda perlukan untuk menjalani opname di rumah sakit, serta persediaan obat-obatan yang Anda minum setiap hari.
Setelah Anda tiba di rumah sakit, dokter dan tim bedah Anda akan melakukan evaluasi akhir untuk menentukan apakah jantung donor cocok untuk Anda dan apakah Anda siap untuk operasi.
Jika dokter memutuskan bahwa donor jantung atau operasi tidak sesuai untuk Anda, Anda mungkin tidak dapat melakukan transplantasi di hari itu.
Proses transplantasi jantung adalah prosedur jantung terbuka yang memakan waktu sekitar 4 jam atau lebih. Jika Anda pernah menjalani operasi jantung sebelumnya, operasi ini akan jadi lebih rumit sehingga membutuhkan waktu lebih lama.
Setelah operasi, Anda juga akan menerima cairan dan obat-obatan melalui tabung intravena (IV) atau cairan infus.
Anda akan diminta menjalani opname di unit perawatan intensif (ICU) selama beberapa hari. Kemudian, dipindahkan ke kamar rumah sakit biasa. Anda kemungkinan besar akan tetap di rumah sakit selama satu atau dua minggu. Jumlah waktu yang dihabiskan di ICU dan di rumah sakit bervariasi dari orang ke orang.
Setelah Anda meninggalkan rumah sakit, tim dokter akan memantau kesehatan tubuh Anda di pusat transplantasi rawat jalan Anda.
Frekuensi pemantauan yang sangat ketat, biasanya membuat banyak orang tinggal di dekat pusat transplantasi selama tiga bulan pertama. Setelah itu, kunjungan tindak lanjut jadi lebih jarang sehingga tidak merepotkan untuk bolak-balik.
Anda juga akan dimonitor untuk setiap tanda atau gejala penolakan, seperti sesak napas, demam, kelelahan, tidak banyak buang air kecil, atau penambahan berat badan. Penting untuk memberi tahu tim dokter jika Anda mengalami tanda atau gejala penolakan atau infeksi.
Guna menentukan apakah tubuh Anda menolak jantung baru atau tidak, Anda akan sering melakukan biopsi jantung dalam beberapa bulan pertama setelah transplantasi jantung. Pada waktu ini penolakan organ kemungkinan besar terjadi.
Selama biopsi jantung, dokter memasukkan selang ke pembuluh darah di leher atau selangkangan dan mengarahkannya ke jantung. Dokter akan menjalankan alat biopsi melalui tabung untuk mengeluarkan sampel kecil jaringan jantung, yang diperiksa di laboratorium.
Anda harus melakukan beberapa penyesuaian jangka panjang setelah menjalani transplantasi jantung, meliputi:
Ikuti semua instruksi yang diberikan dokter Anda. Lakukan kunjungan ke dokter secara teratur untuk janji tindak lanjut, dan beri tahu dokter Anda jika Anda memiliki tanda atau gejala komplikasi.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar