backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Mengenal Anatomi, Fungsi, dan Penyakit pada Sumsum Tulang Belakang

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 30/09/2021

Mengenal Anatomi, Fungsi, dan Penyakit pada Sumsum Tulang Belakang

Definisi sumsum tulang belakang

Apa itu sumsum tulang belakang?

Sumsum tulang belakang (spinal cord), atau disebut juga dengan medula spinalis, adalah kumpulan serabut saraf yang berada di sepanjang tulang belakang, yang membentang dari bagian bawah otak hingga ke punggung bagian bawah. Kumpulan jaringan ini memang relatif kecil, dengan berat hanya 35 gram dan diameter sekitar 1 cm.

Meski kecil, organ tubuh ini memegang peran vital dalam sistem saraf manusia. Bersama dengan otak, medula spinalis menjalankan sistem saraf pusat yang mengoordinasikan aktivitas sehari-hari manusia, seperti bergerak, merasakan sakit atau sensasi lainnya (panas dan dingin, getaran, tajam dan tumpul), hingga mengontrol berbagai fungsi tubuh, seperti pernapasan, tekanan darah, atau detak jantung.

Dalam menjalankan sistem saraf pusat tersebut, otak merupakan pusat komando untuk tubuh Anda. Sementara sumsum tulang belakang adalah jalur pesan yang dikirim oleh otak ke tubuh dan dari tubuh ke otak. Selain itu, medula spinalis juga sebagai pusat untuk mengoordinasikan tindakan refleks tubuh yang tidak bergantung pada otak.

Anatomi sumsum tulang belakang

Apa saja bagian-bagian dari sumsum tulang belakang?

anatomi sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang atau medula spinalis adalah kumpulan serabut saraf yang dikelilingi oleh tulang, cakram tulang rawan, ligamen, dan otot, untuk melindunginya dari cedera dan guncangan akibat gerakan tubuh. Tulang tersebut terdiri dari 33 ruas yang disebut dengan vertebra atau tulang belakang. Adapun sumsum tulang belakang melewati lubang di tengah (disebut kanal tulang belakang) yang ada di setiap ruas tulang belakang.

Bentuk organ vital ini relatif silinder dengan panjang sekitar 45 cm, dan hanya sekitar dua pertiga bagian dari total panjang ruas-ruas tulang belakang. Dari panjang tersebut, sumsum tulang belakang dibagi menjadi empat susunan atau struktur, yaitu servikal (leher), toraks (punggung atas), lumbal (punggung bawah), dan sakral (panggul). Di bagian paling bawah terdapat kumpulan saraf yang menyerupai ekor kuda, yang disebut dengan cauda equina.

Sama seperti anatomi otak, di dalam sepanjang medula spinalis juga dikelilingi oleh cairan serebrospinal dan selaput membran (meninges) yang berfungsi untuk melindungi organ ini. Selaput meninges tersebut terdiri dari tiga lapisan yang disebut dengan dura meter, arachnoid, dan pia meter.

Bila medulla spinalis dipotong secara horizontal, terdapat beberapa bagian di dalamnya yang memiliki fungsi berbeda-beda. Berikut adalah beberapa bagian atau anatomi dari sumsum tulang belakang (medula spinalis) tersebut:

  • Grey matter (Bagian abu-abu)

Grey matter merupakan bagian gelap berwarna abu-abu dan memiliki bentuk seperti kupu-kupu yang berada di dalam sumsum tulang belakang. Bagian ini terdiri dari badan sel saraf (neuron) dan sel glial serta memiliki empat ‘sayap’ yang disebut dengan tanduk.

Dua tanduk yang berada di depan (tanduk anterior atau ventral) mengandung sel saraf atau neuron motorik yang berfungsi membawa informasi dari otak dan medulla spinalis ke otot tubuh untuk merangsang pergerakannya. Sementara dua tanduk yang berada di belakang (tanduk posterior atau dorsal) membawa informasi sensorik, seperti sentuhan, tekanan, atau rasa sakit, dari tubuh kembali ke medulla spinalis dan otak.

Selain itu, ada pula yang disebut dengan tanduk lateral dan kolom intermediate yang berperan dalam sistem saraf otonom. Meski demikian, tanduk lateral hanya ditemukan di beberapa area sumsum tulang belakang, yaitu toraks, lumbal atas, dan sakral.

  • White matter (Bagian putih)

Grey matter di dalam medulla spinalis terbungkus oleh bagian berwarna putih, yang disebut dengan white matter. Bagian ini berisi akson yang memungkinkan berbagai bagian sumsum tulang belakang untuk berkomunikasi dengan baik dan lancar.

Akson ini bergerak ke dua arah. Beberapa akson yang mengarah naik berfungsi membawa sinyal dari tubuh ke otak, sedangkan yang turun mengirimkan sinyal dari otak ke neuron yang terletak di bagian lain dari tubuh.

Sama seperti grey matter, white matter juga dipisahkan menjadi beberapa bagian yang disebut kolom. Keempat bagian tersebut, yaitu kolom posterior (di antara dua tanduk posterior), kolom anterior (di antara dua tanduk anterior), dan kolom lateral (antara tanduk posterior dan akson dari neuron tanduk anterior).

Kolom posterior terdiri dari akson yang mengarah naik, sedangkan kolom anterior dan lateral terdiri dari banyak kelompok akson yang berbeda dari saluran yang naik dan turun, termasuk yang mengontrol sistem saraf perifer atau tepi.

  • Saraf tulang belakang

Masing-masing bagian sumsum tulang belakang, yaitu servikal, toraks, lumbal, dan sakral, memiliki akar saraf yang muncul di kanan dan kirinya. Akar-akar saraf ini terdiri akar saraf ventral (anterior) yang mengandung neuron motorik, serta akar saraf dorsal (posterior) yang mengandung neuron sensorik.

Kedua macam akar saraf tersebut bersatu dan membentuk saraf tulang belakang. Terdapat 31 pasang saraf tulang belakang yang terbagi ke dalam lima bagian, yaitu delapan pasang saraf di bagian servikal (leher), 12 pasang saraf di toraks (dada), lima pasang saraf di lumbal (perut), lima pasang saraf di sakral (panggul), serta 1 pasang saraf lagi di yang berada di ruas tulang ekor (koksigeal).

Saraf-saraf tulang belakang inilah yang kemudian menghubungkan sumsum tulang belakang dengan berbagai bagian di tubuh, serta menghantarkan impuls ke dan dari otak melalui medula spinalis ke lokasi tubuh tertentu.

Fungsi sumsum tulang belakang

Apa saja fungsi medula spinalis?

Medula spinalis memiliki tiga fungsi penting dalam mengontrol dan mengoordinasikan tubuh manusia. Ketiga fungsi sumsum tulang belakang tersebut adalah:

  • Mengontrol sensasi

Salah satu fungsi dari medula spinalis adalah mengumpulkan dan membawa sinyal atau informasi sensorik yang diterima dari anggota tubuh atau organ indera ke otak. Sinyal atau informasi tersebut bisa berupa sensasi sentuhan, tekanan, suhu (panas atau dingin), dan rasa nyeri. Informasi ini kemudian akan diproses oleh otak untuk memberi respons.

  • Mengontrol gerak (motorik) dan kerja organ

Selain ke otak, medula spinalis juga berfungsi membawa sinyal atau informasi dari otak ke otot atau organ tubuh tertentu. Informasi ini bisa disampaikan ke otot tangan, lengan, jari, tungkai, kaki, atau bagian tubuh lainnya untuk mengontrol gerak (motorik). Misalnya, ketika Anda ingin berjalan, sumsum tulang belakang membawa informasi dari otak ke otot kaki dan memerintahkannya untuk melangkah secara berulang.

Selain itu, sinyal atau informasi juga bisa dibawa ke jantung, paru-paru, atau organ tubuh lainnya untuk menjalankan fungsi otonom, seperti mengontrol detak jantung, bernapas, tekanan darah, dan lain sebagainya.

  • Gerak refleks

Medula spinalis juga berperan dalam mengontrol gerakan-gerakan refleks pada tubuh manusia. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau pintas, yaitu tanpa diolah terlebih dahulu oleh otak.

Salah satu contohnya adalah gerak refleks pada lutut yang tiba-tiba tersentak saat diketuk di titik tertentu. Dilansir dari laman Arizona State University, pada gerak refleks lutut, neuron sensorik secara langsung terhubung ke neuron motorik di medulla spinalis, tanpa diproses terlebih dahulu di otak. Oleh karena itu, proses ini memberikan respon yang lebih cepat dari gerak motorik pada umumnya.

Penyakit sumsum tulang belakang

Penyakit atau gangguan sumsum tulang belakang adalah kondisi yang menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang belakang. Kondisi atau penyakit tersebut bisa beragam. Beberapa dari penyakit atau gangguan pada medula spinalis adalah:

  • Cedera tulang belakang

Cedera tulang belakang adalah kerusakan pada bagian mana pun dari medula spinalis atau saraf di ujung kanal tulang belakang (cauda equina). Kondisi ini dapat terjadi karena kejadian traumatis, seperti kecelakaan atau jatuh, yang merusak tulang belakang (patah tulang belakang), ligamen, cakram tulang belakang, atau sumsum tulang itu sendiri.

Namun, cedera tulang belakang juga bisa terjadi karena penyakit tertentu, seperti kanker, arthritis (radang sendi), osteoporosis, dan peradangan di medula spinalis. Kondisi ini dapat menimbulkan perubahan permanen pada kekuatan, sensasi, dan fungsi tubuh lainnya di bawah lokasi cedera.

  • Spinal stenosis

Stenosis tulang belakang (spinal stenosis) terjadi ketika pertumbuhan tulang atau jaringan yang berlebihan mempersempit ruas tulang belakang, hingga dapat memengaruhi akar saraf. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala terkait sistem saraf, seperti mati rasa hingga kelumpuhan di area tungkai dan kaki.

  • Multiple sclerosis

Multiple sclerosis adalah penyakit yang berpotensi melumpuhkan sistem saraf pusat, yaitu otak dan medula spinalis. Pada penderita multiple sclerosis, sistem kekebalan tubuhnya menyerang selaput pelindung saraf (mielin) hingga menyebabkan masalah komunikasi antara otak dan seluruh tubuh. Kondisi ini dapat menimbulkan kerusakan permanen atau kemunduran saraf.

  • Amyotrophic lateral sclerosis (ALS)

Amyotrophic lateral sclerosis (ALS) adalah penyakit sistem saraf yang memengaruhi sel-sel saraf di otak dan medula spinalis. Penyakit ini dapat melemahkan hingga menghancurkan neuron motorik tubuh sehingga menyebabkan hilangnya kontrol otot, seperti kesulitan berjalan atau bicara.

Apa saja ciri-ciri atau gejala penyakit sumsum tulang belakang?

Kerusakan pada medula spinalis dapat menimbulkan berbagai gejala, termasuk yang terkait dengan sistem saraf. Gejala ini bisa dirasakan di sekitar area tulang belakang, tetapi juga dapat menjalar ke bagian tubuh lainnya, seperti lengan dan tungkai kaki.

Beberapa gejala atau ciri-ciri yang mungkin timbul akibat penyakit atau gangguan sumsum tulang belakang adalah:

  • Nyeri atau sakit punggung.
  • Kejang otot yang tidak terkontrol.
  • Kelemahan, mati rasa, atau bahkan kelumpuhan anggota tubuh.
  • Perubahan refleks tubuh.
  • Kehilangan kontrol saluran kemih atau usus.

Jika Anda mengalami gejala atau ciri-ciri tersebut, terutama jika berulang dan tak kunjung sembuh, sebaiknya Anda segera berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan memberikan diagnosis dan perawatan yang tepat sesuai kondisi Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 30/09/2021

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan