Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic
Serangan jantung adalah salah satu jenis penyakit jantung yang dapat membahayakan nyawa. Kondisi ini merupakan masalah kesehatan yang terjadi ketika aliran darah yang kaya akan oksigen tiba-tiba terhambat ke otot jantung, sehingga jantung tidak mendapat oksigen.
Jika aliran darah tidak dipulihkan dengan cepat, bagian dari otot jantung akan mulai mati. Bahkan, tidak menutup kemungkinan bahwa Anda yang sudah mengalami kondisi ini akan mengalaminya lagi di kemudian hari.
Hal ini dapat terjadi apabila gaya hidup Anda yang dulu tidak diubah menjadi lebih sehat. Sekitar 20% pasien berumur 45 tahun ke atas berkesempatan tinggi untuk terkena serangan yang kedua. Hal tersebut umumnya terjadi sekitar 5 tahun setelah serangan yang pertama.
Berikut beberapa jenis yang umum terjadi:
Jenis serangan ini disebut dengan istilah meid ST-elevation myocardian infraction (STEMI) dan tergolong yang paling serius dibanding yang lain.
Saat mengalami STEMI, terjadi penyumbatan penuh pada pembuluh darah arteri hingga darah tidak bisa mengalir menuju jantung. Akibatnya, sebagian besar otot jantung tidak menerima pasokan darah hingga akhirnya berhenti berfungsi.
STEMI dianggap sebagai jenis serangan yang mematikan, karena pasien yang mengalaminya memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami kerusakan otot jantung hanya kurun waktu beberapa jam setelah penyumbatan terjadi.
Salah satu gejala yang paling sering muncul dari STEMI adalah sakit pada dada bagian tengah. Biasanya, dada terasa seperti ditekan atau diremas, bukan terasa seperti ditusuk saat mengalami STEMI.
Berbeda dengan STEMI, Non ST segment elevation myocardial infarction (NSTEMI) merupakan jenis serangan jantung yang ditandai dengan penyumbatan sebagian pada arteri koroner. Akibatnya, aliran darah ke jantung sangat terbatas.
Meskipun tingkatannya berada di bawah STEMI, jenis serangan yang satu ini bisa menyebabkan kerusakan permanen pada jantung jika tidak segera ditangani.
Gejala STEMI dan NSTEMI terlihat sama. Namun, untuk membedakan apakah Anda menderita STEMI atau NSTEMI, Anda perlu melakukan pemeriksaan ke dokter atau rumah sakit terdekat.
Coronary artery spasm (CAS) atau disebut juga dengan kejang arteri koroner merupakan jenis serangan jantung tanpa adanya penyumbatan di arteri. Kondisi ini terjadi ketika salah satu arteri jantung mengalami kejang, sehingga aliran darah ke jantung berkurang drastis, bahkan terhenti sementara.
Kondisi ini sangat umum terjadi dan menjadi salah satu dari banyak penyebab kematian bagi pria maupun wanita. Wanita di atas usia 55 dan pria di atas usia 45 tahun lebih berisiko mengalami kondisi ini. Meski begitu, bukan berarti serangan jantung tidak mungkin dialami di usia muda.
Gejala serangan jantung adalah kondisi yang cukup bisa dirasakan. Dada terasa nyeri seperti tertimpa benda berat (dari sedang hingga parah) adalah gejala yang paling umum dirasakan oleh orang yang mengalami kondisi ini.
Rasa sakit juga dapat terjadi di rahang, pundak atau lengan (terutama lengan sebelah kiri). Rasa nyeri sering kali digambarkan seperti diremas, berat, atau tertekan. Gejala lain yang termasuk:
Dibandingkan pria, gejala serangan jantung pada wanita dan penderita diabetes agak sedikit berbeda, seperti napas pendek yang tidak disertai rasa nyeri di dada. Bahkan, tidak semua orang yang mengalami kondisi ini akan merasakan rasa nyeri di dada.
Ada beberapa tanda atau gejala yang tidak tercantum di atas. Jika Anda memiliki kekhawatiran terhadap gejala-gejala tersebut, mohon konsultasikan dengan dokter Anda.
Anda perlu menghubungi Unit Gawat Darurat (UGD) atau pergi ke rumah sakit terdekat secepatnya jika Anda merasakan gejala dari kondisi ini. Kunjungan rutin ke dokter juga sebaiknya dilakukan untuk memeriksa kondisi Anda dan risiko serangan pada jantung.
Tanyakan ke dokter mengenai gejala-gejala ini jika jantung terasa nyeri ketika bernapas, terjadi pembengkakan di kaki, atau sulit bernapas saat berbaring.
Penyebab utama serangan jantung adalah penyakit jantung koroner (PJK). Menurut Mayo Clinic, kondisi ini muncul ketika lemak, kolesterol, serta zat lain yang terdapat di dalam tubuh membentuk plak yang kemudian menumpuk di dalam arteri koroner.
Arteri inilah yang menyalurkan darah yang kaya akan oksigen menuju jantung. Saat plak menumpuk di dalam arteri selama bertahun-tahun, kondisi ini disebut juga dengan aterosklerosis. Pada akhirnya, area plak itu sendiri dapat pecah (terbuka) di dalam arteri dan menyebabkan terbentuknya gumpalan darah pada permukaan plak.
Gumpalan darah ini akan menyumbat pembuluh darah arteri, sehingga aliran darah tidak bisa mencapai jantung. Lama-kelamaan, otot jantung akan rusak dan mati karena tidak mendapatkan oksigen yang dibutuhkannya.
Pada dasarnya, waktu terjadinya serangan jantung tidak pandang bulu. Artinya, serangan jantung bisa terjadi sewaktu-waktu. Meski demikian, para ahli menyatakan bahwa kondisi ini lebih sering terjadi di pagi hari. Salah satu alasannya yaitu jam biologis tubuh.
Setiap orang memiliki jam biologis tubuh, yaitu pemahaman bagi sel-sel di dalam tubuh terhadap aktivitas sehari-hari. Sel-sel di dalam tubuh akan menggunakan pemahaman tersebut untuk mengantisipasi apa yang akan terjadi pada tubuh selanjutnya.
Ibaratnya, setiap pagi tubuh Anda akan melakukan “pemanasan” pada setiap organnya, termasuk jantung dan pembuluh darah. Permintaan darah dan makanan meningkat di dalam tubuh, sehingga jantung harus memompa darah lebih cepat.
Selain itu, pembuluh darah cenderung menyempit di pagi hari. Hal ini yang membuat jantung Anda semakin bekerja keras. Jika saat itu ada penyumbatan di salah satu pembuluh darah, maka serangan jantung tidak bisa dihindari. Ketika itu, Anda akan mengalami berbagai gejala serangan jantung.
Serangan jantung adalah kondisi yang dapat terjadi pada siapa saja. Namun, ada beberapa faktor tertentu yang dapat meningkatkan potensi risiko pengembangan sel penyebab dari salah satu jenis penyakit jantung ini di dalam tubuh. Berikut adalah beberapa faktor risiko yang perlu Anda perhatikan:
Tidak mempunyai faktor risiko bukan berarti Anda tidak mungkin kena serangan jantung. Faktor-faktor ini hanya referensi, Anda perlu menemui dokter untuk informasi lebih lanjut.
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Tujuan dari pengobatan serangan jantung adalah menyelamatkan otot jantung sebanyak mungkin. Pilihan dari pengobatan tergantung berapa lama sejak kondisi ini mulai terjadi dan ketersediaan prosedur khusus di rumah sakit Anda.
Untuk menyelamatkan otot jantung sebanyak mungkin, obat-obatan akan diberikan untuk memperbaiki sirkulasi dan menguraikan gumpalan darah yang terbentuk di pembuluh darah arteri.
Dokter mungkin menyarankan Anda menggunakan obat lain untuk mengurangi rasa sakit dan tekanan darah. Berikut adalah beberapa jenis obat yang biasa digunakan sebagai cara mengatasi serangan jantung:
Selain penggunaan obat-obatan untuk meredakan ketiga jenis serangan jantung, ada pula prosedur operasi yang bisa dijalani oleh pasien saat mengalami serangan jantung. Di antaranya adalah sebagai berikut.
Prosedur operasi yang satu ini dilakukan oleh dokter spesialis jantung, dengan cara memasukkan tabung tipis panjang (kateter) melalui arteri yang terletak pada pangkal paha atau pada pergelangan tangan menuju arteri yang tersumbat di jantung.
Jika pasien mengalami serangan jantung, prosedur ini biasanya dilakukan setelah kateterisasi jantung, yaitu prosedur yang dilakukan untuk mencari tahu letak penyumbatan. Kateter yang digunakan memiliki balon khusus yang akan membantu membuka penyumbatan yang terjadi pada arteri koroner.
Tabung berukuran kecil yang terbuat dari logam (stent) kemudian dimasukkan ke dalam arteri untuk menjaga agar tetap terbuka. Tujuannya untuk mengembalikan aliran darah yang sempat terhenti, kembali lancar menuju ke jantung. Biasanya, tabung berukuran kecil ini akan disertai dengan obat-obatan yang akan dilepaskan ke dalam tubuh demi membantu agar arteri tetap terbuka.
Prosedur operasi lain yang juga bisa dilakukan untuk mengatasi ketiga jenis serangan tersebut adalah operasi bypass jantung. Operasi ini biasanya dilaksanakan antara tiga hingga tujuh hari setelah pasien mengalami serangan jantung.
Jarak waktu terjadinya serangan dan pelaksanaan operasi digunakan untuk proses pemulihan jantung setelah mengalami serangan jantung. Operasi ini dilakukan dengan cara menjahit pembuluh darah atau pembuluh arteri yang terletak di luar area yang mengalami penyumbatan atau penyempitan.
Tujuannya, agar aliran darah bisa mengalir menuju jantung melalui jalan pintas yang telah dibuatkan oleh dokter melalui proses penjahitan tersebut. Saat aliran darah kembali lancar menuju ke jantung dan kondisi pasien telah stabil, Anda akan diminta untuk tetap tinggal di rumah sakit hingga beberapa hari kemudian untuk observasi lebih lanjut.
Dokter Anda akan mendiagnosis salah satu jenis penyakit jantung ini berdasarkan tanda-tanda dan gejala, riwayat kesehatan Anda dan keluarga, serta hasil pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan diagnosis yang dokter gunakan meliputi:
EKG dapat menunjukkan tanda-tanda dari kerusakan jantung yang disebabkan masalah jantung koroner, serta tanda-tanda serangan jantung yang telah atau sedang terjadi.
Saat terjadi serangan jantung, sel otot jantung mati dan mengeluarkan protein ke aliran darah. Pemeriksaan darah dapat mengukur jumlah protein di aliran darah. Jumlah yang lebih tinggi dari kadar normal diperkirakan sebagai serangan jantung.
Dokter akan memasukkan pipa yang tipis dan fleksibel (kateter) ke dalam pembuluh darah di lengan, paha atas, atau leher. Pipa ini kemudian diarahkan ke arteri koroner yang kemudian melepaskan pewarna di aliran darah.
Rontgen khusus diambil saat pewarna mengalir melalui arteri koroner. Pewarnaan membantu dokter mempelajari aliran darah melalui jantung dan pembuluh darah agar penyumbatan dapat ditemukan.
Gaya hidup sehat dan perawatan di rumah ini mungkin dapat membantu Anda mengatasi serangan jantung:
Sebaiknya Anda mulai berhenti merokok, bahkan menghindari asapnya. Oleh karena itu, jika ingin berhenti merokok, Anda bisa memulainya dengan cara:
Jika terasa sulit, Anda bisa menanyakan kepada dokter apakah ada program yang membantu Anda untuk keluar dari lingkaran setan tersebut.
Mulailah untuk menjauhi makanan yang memiliki lemak jenuh dan lemak trans yang tinggi. Selain itu, obat diet Anda dengan konsumsi sedikit garam, gula, dan produk susu berlemak tinggi.
Tambahkan lebih banyak buah, sayur dan protein tanpa lemak pada menu makanan Anda. Jika Anda bisa melakukannya, otomatis kadar lemak jahat (LDL) dan trigliserida akan menurun.
LDL dan trigliserida yang tinggi dapat memicu timbulnya plak aterosklerosis, sehingga serangan jantung pun dapat terjadi. Nah, maka dari itu mulai sekarang kurangi konsumsi makanan berjenis kue, goreng-gorengan, kentang goreng, dan sebagainya.
Menurunkan LDL dan tekanan darah pun dapat dilakukan dengan rutin berolahraga. Selain membuat kesehatan menjadi lebih baik, kebiasaan ini juga memperkuat otot jantung Anda.
Bagi Anda yang mengalami obesitas, olahraga sangat dianjurkan untuk dilakukan agar dapat menurunkan berat badan mereka sehingga tidak terjadi untuk kedua kali atau lebih. Pasalnya, obesitas dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Mulailah rutin berolahraga selama 30-60 menit per hari. Tidak perlu melakukan aktivitas fisik yang ekstrim. Anda bisa menggunakan treadmill untuk memulainya. Jika tidak ada, jalan pagi atau jogging dengan durasi waktu yang telah disebutkan pun menjadi alternatif yang cukup baik.
Selain rokok, alkohol juga termasuk dalam lingkaran setan dari kondisi ini. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika membatasi hingga berhenti mengonsumsi alkohol jika ingin mencegah terjadinya serangan jantung lagi.
Hal tersebut dikarenakan minuman beralkohol dapat mengubah tekanan darah normal jadi tinggi dan stres pada jantung. Jika Anda merasa kesulitan, tanyakan kepada dokter apakah ada program yang dapat membantu menghentikan kebiasaan ini.
Jika Anda tidak mampu mengendalikan level stres setelah serangan yang pertama, dikhawatirkan serangan yang kedua dapat terjadi. Hal ini dikarenakan emosi Anda tidak terlalu terkendali dan sering mudah marah serta tersinggung.
Oleh karena itu, cobalah untuk mengontrol emosi Anda dan mintalah bantuan kepada orang terdekat untuk memudahkan Anda.
Selain mengubah pola makan dan gaya hidup Anda, jangan lupa untuk tetap datang ke sesi-sesi yang sudah dijadwalkan oleh dokter Anda, apalagi kalau Anda punya riwayat penyakit lain sebelumnya, seperti diabetes dan hipertensi. Hal ini bertujuan agar mereka dapat memonitor perkembangan dari kondisi Anda.
Patuhi apa yang dokter anjurkan dan tetap meminum obat-obat yang telah diresepkan. Dengan begitu, Anda telah melakukan langkah yang sangat baik untuk mencegah terjadinya serangan yang kedua.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar