Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Skleroderma adalah istilah yang merujuk pada sekelompok penyakit langka, yang menyebabkan terjadinya pengerasan dan pengencangan pada kulit dan jaringan penghubung.
Pada sejumlah orang, kondisi ini hanya memengaruhi kulit dan jaringan penghubung saja. Namun, dalam beberapa kasus, kondisi ini juga dapat berdampak pada struktur dan jaringan selain kulit, seperti pembuluh darah, organ tubuh dalam, dan saluran pencernaan Anda.
Skleroderma adalah salah satu penyakit autoimun. Ini artinya, sistem imun tubuh seseorang yang dengan penyakit ini berbalik menyerang jaringan-jaringan di dalam tubuh itu sendiri. Pada kondisi normal, sistem imun melindungi tubuh dari infeksi bakteri dan virus.
Tingkat keparahan penyakit ini bervariasi pada setiap penderitanya. Sejumlah orang merasakan gejala-gejala yang ringan, namun tidak sedikit pula yang mengeluhkan gejala-gejala yang cukup parah. Bahkan, dalam beberapa kasus, penyakit ini berisiko mengancam nyawa penderitanya.
Hingga saat ini, belum ditemukan pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit ini secara tuntas. Namun, dengan penanganan tertentu, gejala-gejala yang Anda alami dapat diatasi dan risiko kerusakan organ tubuh dapat dikurangi.
Skleroderma adalah penyakit yang cukup umum terjadi, meskipun angka kejadiannya bervariasi di berbagai negara. Namun, dilaporkan penyakit ini paling banyak terjadi pada orang-orang berkulit gelap.
Selain itu, penyakit ini 4 hingga 9 kali lebih banyak ditemukan pada pasien berjenis kelamin wanita dibanding dengan pria, meskipun penyebab pastinya belum diketahui. Angka kejadian penyakit ini paling tinggi terjadi pada orang-orang berusia di antara 30 hingga 50 tahun. Pada anak-anak dan lansia di atas 50 tahun, angka kejadian penyakit ini cukup rendah.
Meskipun tidak dapat disembuhkan, penyakit ini dapat diatasi dan dikendalikan dengan cara mengenali faktor-faktor risiko yang ada. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai penyakit ini, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter.
Skleroderma adalah penyakit yang dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu lokal dan sistemik. Jenis sistemik dapat dibagi lagi menjadi dua subtipe, yaitu tersebar (diffuse) dan terbatas (limited).
Jenis ini merupakan yang paling umum terjadi. Pada kondisi ini, penderita hanya mengalami perubahan struktur pada beberapa bagian kulit. Umumnya, kulit akan memiliki tekstur lengket atau berbercak.
Kondisi ini tidak akan membahayakan organ-organ tubuh utama dan mungkin membaik atau hilang sendiri tanpa perlu penanganan khusus. Namun, sejumlah penderita mengalami gejala yang cukup serius, serta memiliki bekas luka permanen pada kulit.
Pada jenis ini, penyakit tidak hanya memengaruhi kulit saja, namun juga pada organ-organ tubuh lainnya. Kondisi ini dapat dibagi menjadi 2 subtipe:
Jenis skleroderma ini memengaruhi banyak bagian tubuh, seperti sistem pencernaan, pernapasan, bahkan berpotensi menyebabkan gagal ginjal. Kondisi ini biasanya dapat membahayakan nyawa dan memerlukan penanganan yang serius.
Kondisi ini juga dikenal dengan sindrom CREST, di mana setiap huruf mengacu pada nama-nama penyakit tertentu:
Calcinosis (penumpukan kalsium abnormal pada kulit)
Raynaud’s phenomenon (aliran darah pada beberapa bagian tubuh berkurang)
Esophageal dysmotility (kesulitan menelan)
Sclerodactyly (kulit mengencang di bagian jari)
Telangectasia (bercak kemerahan pada kulit)
Tanda-tanda dan gejala dari skleroderma bervariasi pada setiap individu. Namun, penyakit ini umumnya memengaruhi hampir seluruh bagian tubuh, tergantung pada tingkat keparahannya. Bagian tubuh yang biasanya terdampak adalah kulit, pembuluh darah, sistem pencernaan, tenggorokan, hidung, hingga sistem saraf.
Kulit penderita penyakit ini akan menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:
Gejala-gejala yang muncul apabila penyakit ini memengaruhi pembuluh darah terkait dengan fenomena Raynaud, yaitu sebagai berikut:
Jika penyakit ini memengaruhi sistem pencernaan tubuh, tanda-tanda dan gejala yang muncul meliputi:
Penyakit ini juga dapat menimbulkan masalah pernapasan seperti:
Gejala-gejala yang muncul pada penyakit ini, khususnya skleroderma sistemik adalah:
Anda juga mungkin merasakan tanda-tanda berikut apabila jantung Anda terdampak oleh penyakit ini:
Gejala-gejala lain yang mungkin akan timbul adalah
Mungkin masih ada sejumlah gejala yang tidak tercantum di atas. Jika ingin bertanya tentang gejala, konsultasikan kepada dokter.
Jika memiliki tanda atau gejala yang tercantum di atas atau ingin bertanya, konsultasikanlah kepada dokter.
Tubuh masing-masing penderita menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi. Untuk mendapatkan penanganan yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda, pastikan Anda selalu memeriksakan gejala-gejala yang Anda alami ke dokter atau pusat layanan kesehatan terdekat.
Skleroderma adalah penyakit yang hingga saat ini belum diketahui apa penyebab pastinya. Namun, beberapa ahli meyakini bahwa kondisi ini terjadi akibat kombinasi dari beberapa faktor, seperti masalah sistem imun, kondisi lingkungan, serta keturunan.
Penyakit ini terjadi karena adanya produksi berlebihan dan akumulasi kolagen pada jaringan-jaringan tubuh. Kolagen merupakan jaringan protein berserat yang menghasilkan jaringan-jaringan penghubung pada tubuh manusia, termasuk kulit.
Faktor-faktor lingkungan yang dipercaya dapat memengaruhi kemunculan penyakit ini meliputi:
Skleroderma adalah penyakit autoimun yang dapat terjadi pada hampir setiap orang, terlepas dari kelompok usia dan golongan rasnya. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita penyakit ini.
Perlu Anda ketahui bahwa memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko bukan berarti Anda dipastikan akan menderita suatu penyakit. Tidak menutup kemungkinan Anda dapat menderita penyakit tertentu tanpa adanya satu pun faktor risiko di dalam diri Anda.
Faktor-faktor risiko dari skleroderma adalah:
Meskipun penyakit ini dapat terjadi pada individu usia berapa saja, angka kejadiannya paling banyak ditemukan pada pasien berusia 30-50 tahun.
Apabila Anda berjenis kelamin wanita, peluang Anda untuk menderita penyakit ini 4-9 kali lebih besar dibanding dengan pria.
Skleroderma adalah penyakit autoimun. Dalam 15 hingga 20 persen kasusnya, penderita juga memiliki penyakit autoimun lainnya, seperti rheumatoid arthritis, lupus, atau sindrom Sjogren.
Beberapa orang yang terlahir dengan kelainan genetik cenderung lebih rentan terkena penyakit ini. Hal ini menjelaskan mengapa beberapa kasus penyakit ini terjadi secara turun temurun dan hanya ditemukan pada etnis tertentu.
Pada sejumlah penderita, gejala-gejala yang muncul mungkin dipicu oleh paparan virus, obat-obatan, atau zat-zat berbahaya di lingkungan pekerjaan.
Informasi yang dijabarkan bukan pengganti bagi nasihat medis. SELALU konsultasi ke dokter Anda.
Skleroderma adalah penyakit autoimun yang dapat muncul dalam begitu banyak bentuk. Selain itu, kondisi ini memengaruhi banyak sekali area tubuh yang berbeda dalam waktu bersamaan. Hal ini menyebabkan penyakit ini terkadang sulit untuk didiagnosis.
Dalam mendiagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Anda akan ditanyakan mengenai riwayat kesehatan, riwayat penyakit keluarga, serta gejala-gejala yang Anda alami.
Setelah itu, dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk menjalani tes darah. Hasil tes ini dapat menunjukkan peningkatan kadar darah pada antibodi tertentu yang diproduksi oleh sistem imun.
Selain itu, dokter juga mungkin akan mengambil sampel jaringan dari tubuh Anda (biopsi). Sampel ini akan diperiksa di laboratorium untuk mendeteksi adanya kelainan.
Dokter mungkin juga menyarankan tes pernapasan (tes fungsi paru-paru), CT scan paru-paru, ekokardiogram, dan elektrokardiogram jantung.
Tidak ada pengobatan untuk skleroderma, tapi Anda bisa mengatasi gejalanya. Dokter akan fokus pada membantu Anda melakukannya dengan:
Hal lain yang mungkin membantu adalah:
Beberapa langkah yang dapat membantu Anda mengatasi gejala-gejala skleroderma adalah:
Beraktivitas fisik secara rutin, seperti olahraga, dapat menjaga tubuh agar tetap fleksibel, meningkatkan peredaran darah, dan meredakan kekakuan otot dan sendi. Usahakan Anda beraktivitas setidaknya 30 menit sehari.
Nikotin menyebabkan pembuluh darah dapat berkontraksi, sehingga memperparah sindrom Raynaud. Merokok juga bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah permanen. Apabila berhenti merokok merupakan hal yang sulit bagi Anda, mintalah bantuan dari dokter.
Hindari makanan yang menyebabkan nyeri ulu hati atau gas, serta makan di tengah malam. Naikkan kepala di atas ranjang untuk menjaga asam perut dari mengalir kembali ke dalam esofagus (refluks asam lambung) selagi Anda tidur. Antacid mungkin membantu mengurangi gejala.
Untuk mencegah terjadinya gejala-gejala sindrom Raynaud, Anda dapat melindungi diri dari udara dingin dengan mengenakan sarung tangan hangat. Pastikan Anda juga menutupi wajah dan kepala, serta kenakan beberapa lapis pakaian hangat.
Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikan ke dokter Anda untuk dapat lebih mengerti solusi terbaik untuk Anda.
Hello Health Group tidak memberikan nasihat kesehatan, diagnosis atau pengobatan.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar