4. Vaksin hepatitis A
Bukan hanya hepatitis B, vaksin hepatitis A pun boleh ibu dapatkan saat hamil. Namun, biasanya dokter merekomendasikan vaksin ini bila ibu hamil memiliki riwayat penyakit hati kronis.
Dokter akan mempertimbangan risiko dan manfaat dari pemberian vaksin hepatitis A sesuai dengan kondisi kesehatan ibu hamil.
Vaksin hepatitis A diberikan dalam dua dosis dengan rentang 6–18 bulan. Vaksin ini pun aman bagi ibu hamil baru memperoleh atau hendak melanjutkan imunisasi hepatitis A.
5. Vaksin COVID-19
Ibu hamil tergolong kelompok yang berisiko terinfeksi COVID-19. Hal ini bisa meningkatkan risiko kelahiran bayi prematur hingga kematian pada ibu hamil dan janin.
Menurut surat edaran dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), vaksinasi COVID-19 untuk ibu hamil di Indonesia menggunakan tiga jenis vaksin, yakni Pfizer, Moderna, dan Sinovac.
Pemberian vaksin dilakukan setelah memasuki trimester kedua atau 13 minggu usia kehamilan.
Ibu hamil yang menerima vaksin COVID-19 juga harus lolos skrining kesehatan dan melakukan konsultasi dengan dokter kandungan terlebih dahulu.
Jenis imunisasi yang perlu dihindari ibu hamil

Tidak semua vaksin bisa ibu dapatkan saat hamil. Umumnya, vaksin yang mengandung virus mati/tidak aktif tergolong aman dan bisa diberikan selama kehamilan.
Sementara itu, vaksin yang mengandung virus hidup tidak direkomendasikan bagi ibu hamil.
Vaksin dari virus hidup bisa menyebabkan janin terinfeksi. Meski begitu, belum ada bukti bahwa vaksinasi ini bisa menimbulkan cacat lahir.
Akan tetapi, pemberian vaksin virus hidup juga mungkin direkomendasikan oleh dokter bila manfaatnya lebih besar dari risikonya.
Umumnya, vaksin dengan virus hidup seperti di bawah ini bisa Anda dapatkan sebelum hamil atau setelah bayi Anda lahir.
1. Vaksin MMR
Vaksin MMR (Mumps Measles Rubella) membantu mencegah tiga jenis penyakit, yaitu campak, gondongan, dan rubela (campak jerman).
Salah satu komplikasi bila ibu hamil melakukan imunisasi ini ialah sindrom rubela kongenital. Kondisi ini bisa menyebabkan kecacatan intelektual, kelainan jantung, dan gangguan pendengaran pada bayi.
Maka dari itu, vaksin MMR lebih baik diperoleh sebulan sebelum hamil atau setelah melahirkan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar