Bila tifoid masih terjadi hingga memasuki minggu ke tiga, biasanya anak akan mulai menunjukkan tanda-tanda mengigau dan sulit berkonsentrasi.
Jika telah memasuki tahap ini, tandanya tipes pada anak sudah memasuki tahap kritis dan harus segera mendapat penanganan.
Penanganan yang terlambat dapat menyebabkan gejala tifoid makin parah atau bahkan komplikasi.
Bagaimana cara kerja vaksin tifoid?

Menurut Pedoman Pengendalian Tifoid Kemenkes RI, vaksin oral memiliki efektivitas sebesar 36-66 persen untuk mencegah demam tifoid.
Sementara itu, imunisasi tifoid jenis suntik mampu memberikan perlindungan sebesar 60-70 persen pada anak usia lebih dari 5 tahun dan orang dewasa.
Meski bertujuan untuk mencegah penularan tipes, tetap ada faktor lain yang harus Anda pastikan, salah satunya kebersihan.
Untuk itu, pastikan Anda dan keluarga menjaga kebersihan tubuh dan makanan walau telah menerima vaksin.
Meski begitu, saat anak sudah mendapatkan vaksin tifoid dan terserang demam tifoid, maka gejalanya akan lebih ringan daripada anak lain yang belum mendapatkan vaksin tifoid.
Siapa yang membutuhkan imunisasi tifoid?

Mengingat penyakit tifoid bisa memicu terjadinya komplikasi yang cukup serius, maka perlu pencegahan yang tepat. Salah satunya bisa dengan cara melakukan vaksin tifoid.
Mengacu pada jadwal imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak usia 24 bulan (2 tahun) perlu mendapat vaksin tifoid, kemudian ulang setiap 3 tahun.
Jadwal ini berbeda dengan vaksin MMR atau vaksin hepatitis B yang bayi terima sejak baru lahir.
Penting untuk Anda ingat bahwa meskipun vaksin bekerja dalam mencegah infeksi penyakit, tapi kerja vaksin tidak selalu efektif 100 persen, termasuk vaksin tifoid.
Maka itu, tetap saja Anda harus memastikan bahwa kebersihan si kecil dan makanannya tetap terjaga supaya tak terkena bakteri penyebab demam tifoid.
Selain anak-anak, beberapa orang yang sangat wajib mendapatkan vaksin ini, seperti:
- Orang yang bekerja di laboratorium dan menangani bakteri S. typhi
- Bekerja atau bepergian ke daerah endemik (penularannya penyakitnya cukup tinggi)
- Memiliki kontak dekat dengan pasien demam tifoid
- Tinggal di lingkungan yang air atau tanahnya berisiko terkontaminasi bakteri
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar