backup og meta
Kategori

10

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi
Konten

Imunisasi Tetanus (TT) pada Ibu Hamil, Aman atau Tidak?

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Atifa Adlina · Tanggal diperbarui 07/09/2023

Imunisasi Tetanus (TT) pada Ibu Hamil, Aman atau Tidak?

Perlukah melakukan suntik atau imunisasi tetanus (TT) saat hamil? Idealnya, suntik vaksin atau imunisasi tetanus dilakukan sebelum masa kehamilan untuk mencegah risiko tetanus pada ibu hamil dan bayi. Namun, apakah ada risiko atau efek dari imunisasi suntik TT pada ibu hamil? Berikut penjelasan lengkapnya!

Apa pengaruh tetanus (TT) pada ibu hamil?

Tetanus disebabkan oleh racun dari bakteri Clostridium tetani. Bakteri ini dapat ditemukan pada debu di dalam rumah, kotoran manusia dan hewan, serta besi berkarat.

Perlu diketahui bahwa pada masa kehamilan pun, kondisi tetanus terjadi ketika bakteri masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka.

Walaupun tetanus tidak dapat ditularkan dari orang ke orang, kondisi ini tetap bisa menimbulkan komplikasi kehamilan pada bayi bila ibu hamil belum melakukan imunisasi TT.

Tetanus pada bayi baru lahir sering terjadi di negara berkembang dan sangat mematikan.

Dikutip dari Mother to Baby, infeksi tetanus dan difteri pada ibu hamil bisa mejadi penyebab bayi lahir prematur hingga kematian bayi di dalam kandungan.

Bakteri penyebab tetanus umumnya menyerang luka kulit yang dalam, seperti pada luka tusuk, luka gigitan hewan, luka bakar, luka potong, atau borok.

Akan tetapi, Anda sebaiknya juga tidak lengah karena bakteri ini juga dapat menginfeksi luka tusukan atau goresan kecil di kulit.

Bakteri yang masuk melalui luka akan mengeluarkan racun eksotoksin yang menyebar melalui aliran darah dan kelenjar getah bening.

Eksotoksin kemudian memengaruhi sel saraf sehingga menyebabkan kekakuan dan kejang otot.

Kondisi semacam ini dianggap cukup parah karena dapat merobek otot, menyebabkan tulang retak, atau tekanan berat pada tulang belakang.

Upaya pencegahan tetanus ini penting dilakukan karena infeksi tetanus dapat memengaruhi sistem saraf dan dapat berakibat fatal bila tidak diobati.

Apakah boleh imunisasi tetanus (TT) pada ibu hamil?

imunisasi tt pada ibu hamil

Umumnya, vaksin yang mengandung virus yang dimatikan (dilemahkan) dapat diberikan selama kehamilan. Akan tetapi, vaksin yang mengandung virus hidup tidak direkomendasikan untuk wanita hamil.

Imunisasi tetanus (TT) termasuk ke dalam daftar vaksin yang perlu diberikan pada ibu hamil.

Apabila wanita belum mendapatkan vaksin ini sebelum hamil, pemberian imunisasi atau suntik TT pada masa kehamilan tergolong aman dilakukan.

Mengutip dari Mayo Clinic, satu dosis pemberian suntik atau vaksin TT saat hamil sangat direkomendasikan untuk mencegah janin mengalami batuk rejan atau pertusis.

Suntik tetanus juga dapat mencegah risiko terjadinya tetanus pada ibu serta janin di dalam kandungan.

Pada kehamilan pertama, dokter akan merekomendasikan untuk melakukan dua kali suntik imunisasi tetanus (TT) pada ibu hamil.

Jenis vaksin lain yang melindungi ibu hamil dari tetanus

  • Vaksin difteri dan tetanus (DT).
  • Vaksin Tdap (tetanus, difteri, dan pertussis).
  • Vaksin tetanus dan difteri (TD).
  • Vaksin DTap (difteri, tetanus, dan pertussis).

Kapan imunisasi TT sebaiknya dilakukan?

Kebanyakan dokter memberikan suntik pertama imunisasi TT pada kehamilan trimester ketiga. Hal ini dilakukan agar bayi bisa mendapatkan sebanyak mungkin antibodi dari ibu.

Tidak hanya itu, antibodi ini juga dapat memberikan perlindungan agar bayi tidak mengalami batuk rejan sebelum ia mendapatkan vaksinnya sendiri.

Biasanya, suntik TT saat hamil diberikan saat usia kehamilan tujuh bulan atau sekitar 27—36 minggu. Perlu diperhatikan bahwa jarak pemberian tiap suntikan adalah sekitar 4 minggu.

Tidak hanya itu, ada juga dokter yang kemungkinan memberikan imunisasi TT pada trimester pertama kehamilan, segera setelah Anda dinyatakan positif hamil.

Berikut adalah pemberian imunisasi TT pada ibu hamil (tanpa ada paparan sebelumnya) yang direkomendasikan oleh WHO.

imunisasi tt pada ibu hamil

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai pemberian imunisasi TT pada ibu hamil.

  • Jika ibu hamil belum pernah imunisasi atau statusnya tidak diketahui, berikan dua dosis vaksin TT/Td satu bulan sebelum persalinan.
  • Jika ibu hamil pernah mendapatkan 1—4 dosis vaksin, berikan satu dosis vaksin TT/Td sebelum persalinan.
  • Apakah perlu imunisasi TT ulang pada ibu hamil?

    Jika Anda hamil lagi dalam waktu dua tahun setelah melahirkan, pemberian suntik TT saat kehamilan akan bergantung kepada riwayat vaksin.

    Lalu, apabila pada kehamilan sebelumnya Anda telah mendapatkan dua dosis suntik tetanus, dokter hanya akan merekomendasikan suntikan penguat vaksin.

    Ketika jarak kehamilan pertama dengan kedua cukup jauh, dokter akan menilai kondisi Anda terlebih dahulu untuk menentukan keperluan pemberian suntik tetanus.

    Efek samping suntik imunisasi TT pada ibu hamil

    tanda kehamilan saat kb suntik

    Umumnya, imunisasi apa pun termasuk imunisasi TT tidak menimbulkan efek samping. Ini termasuk pada bayi atau ibu hamil.

    Apabila terjadi risiko atau efek samping, gejala yang ditimbulkan biasanya ringan dan tidak membahayakan, seperti berikut ini.

    • Kemerahan dan nyeri di area suntikan.
    • Demam ringan.
    • Muntah,

    Pada kasus yang sangat jarang terjadi, imunisasi tetanus (TT) pada ibu hamil bisa menimbulkan efek samping berat, yaitu sebagai berikut.

    Namun, perlu diperhatikan kembali bahwa efek samping yang dijabarkan di atas merupakan hal yang sangat jarang terjadi.

    Sebaiknya, Anda konsultasikan dan periksa dengan dokter kandungan terlebih dahulu sebelum melakukan suntik tetanus (TT) saat hamil. Ini terutama jika Anda memiliki riwayat alergi.

    Jika Anda pernah mendengar mitos ibu hamil yang menyebutkan bahwa vaksin menyebabkan cacat pada bayi, hal ini tidak benar.

    Selain mencegah infeksi dengan melakukan imunisasi atau vaksin, pilihlah rumah bersalin yang terjaga kebersihannya demi mencegah terpapar bakteri penyebab penyakit.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Atifa Adlina · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan