Melahirkan normal merupakan cita-cita bagi banyak ibu yang sedang mengandung. Namun, bagi Anda yang sedang hamil anak pertama, proses persalinan atau melahirkan bayi normal melalui vagina biasanya dirasa sedikit menakutkan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Amanda Rumondang Sp.OG · Kebidanan dan Kandungan · Brawijaya Hospital Duren Tiga
Melahirkan normal merupakan cita-cita bagi banyak ibu yang sedang mengandung. Namun, bagi Anda yang sedang hamil anak pertama, proses persalinan atau melahirkan bayi normal melalui vagina biasanya dirasa sedikit menakutkan.
Sebenarnya Anda tak perlu khawatir. Pasalnya, saat menuju kelahiran, tubuh ibu secara alami akan memberikan jalan keluar untuk melahirkan bayi dengan cara normal.
Nah, agar lebih berani dan siap dalam menghadapi kelahiran, ketahui serangkaian tahapan persalinan atau melahirkan normal dulu sebelum waktu yang sesungguhnya tiba.
Melahirkan normal adalah proses ketika wanita mengeluarkan janin yang telah berkembang di dalam rahimnya melalui vagina.
Biasanya, proses melahirkan normal ini optimalnya akan terjadi sejak usia kandungan 38 minggu.
Maka itu, ketika memasuki masa akhir kehamilan, yakni di trimester ketiga, dokter biasanya akan menyarankan Anda untuk lebih berhati-hati dan peka dengan tanda-tanda melahirkan.
Tanda-tanda melahirkan normal setiap wanita bisa berbeda-beda antara satu dan lainnya. Berikut tanda-tanda ibu mau melahirkan.
Dilansir dari laman American Pregnancy, Anda akan mengalami sakit atau ketidaknyamanan di sekitar bagian punggung, perut bagian bawah, ada tekanan pada panggul.
Berbeda dengan kontraksi persalinan palsu, kontraksi persalinan yang sesungguhnya tidak akan hilang ketika Anda berganti posisi, bersantai, atau bahkan berjalan-jalan.
Penting untuk dipahami bahwa persalinan normal berbeda dengan persalinan spontan.
Persalinan spontan adalah proses persalinan lewat vagina yang berlangsung tanpa menggunakan alat maupun obat tertentu, baik itu induksi, vakum, atau metode lainnya.
Jadi, persalinan ini benar-benar hanya mengandalkan tenaga dan usaha ibu untuk mendorong keluarnya bayi tanpa bantuan obat.
Pada persalinan spontan, persalinan dapat terjadi pada persentasi belakang kepala (kepala janin lahir terlebih dahulu) maupun persentasi bokong (sungsang).
Sementara dengan proses lahir bayi secara normal, persalinan biasanya lebih kepada persentasi belakang kepala.
Proses ibu melahirkan dengan cara normal umumnya dilakukan di rumah sakit.
Meski kebanyakan ibu hamil melahirkan di rumah sakit, ada juga ibu yang lebih memilih melahirkan di rumah.
Selain dengan cara medis, ibu juga mengupayakan kelancaran melahirkan nantinya dengan cara induksi alami.
Bila dibutuhkan nantinya dokter mungkin memberikan induksi persalinan medis tergantung kondisi ibu dan bayi.
Jangan lupa, persiapkan juga berbagai persiapan persalinan beserta perlengkapan melahirkan sejak jauh-jauh hari sebelumnya.
Melahirkan, termasuk dengan metode normal atau melalui vagina, merupakan pengalaman yang unik dan menarik.
Pengalaman menarik ini bisa berlaku bagi Anda yang baru pertama kali akan menjalaninya atau sudah beberapa kali melahirkan.
Ketika usia kehamilan sudah dekat dengan waktu persalinan, Anda dan orang sekeliling Anda akan bersiap-siap menunggu waktu melahirkan yang sesungguuhnya.
Jangan cemas, karena tubuh memiliki kemampuan alami untuk memberikan jalan keluar bagi bayi menjelang waktu melahirkan normal.
Otot-otot di sekitar jalan keluarnya bayi biasanya akan meregang dan melebar sehingga bisa dilalui bayi dengan mudah saat proses melahirkan normal.
Ada beberapa tahapan yang dijalani ibu dalam proses persalinan atau melahirkan bayi dengan normal.
Tahap pertama dalam melahirkan atau persalinan normal dimulai ketika Anda merasakan munculnya kontraksi secara teratur sehingga membuat serviks terbuka.
Dibandingkan tahapan yang lain, tahap persalinan normal pertama ini yang cenderung memakan waktu yang paling lama dan panjang.
Tahap melahirkan atau persalinan normal pertama ini dibagi menjadi 3 fase (kala) utama, yakni:
Pada fase (kala) laten persalinan atau melahirkan normal, kontraksi muncul bervariasi dan dapat berkisar dari ringan hingga kuat serta tidak teratur.
Di tahap awal ini, kontraksi tersebut akan memicu penipisan dan pelebaran leher rahim (serviks) kira-kira 3-4 cm.
Kondisi ini bisa dimulai dari beberapa hari atau jam sebelum melahirkan normal.
Lama waktu berlangsungnya fase awal ini tidak bisa diprediksi bisa terjadi sekitar 8-12 jam lamanya.
Namun, rentang waktu tersebut tidaklah mutlak. Kadang dapat berlangsung sangat cepat, bahkan terkadang juga bisa cukup lama untuk beralih ke fase selanjutnya.
Jika kontraksi menjelang melahirkan normal yang muncul tidak lagi hilang dan timbul, tapi terasa teratur, segera periksakan diri ke dokter.
Dokter nantinya akan melakukan pemeriksaan panggul guna mengetahui sudah seberapa lebar kondisi serviks untuk persalinan.
Namun, sebenarnya Anda masih bisa merilekskan diri dan lebih santai dulu di rumah. Usahakan untuk tetap santai dan rileks selama fase ini berlangsung.
Demi membuat tubuh merasa lebih nyaman, cobalah untuk tetap aktif bergerak selama mengalami kontraksi persalinan palsu.
Hal ini bertujuan untuk membantu pelebaran serviks agar proses persalinan atau melahirkan normal menjadi lebih mudah.
Memasuki fase aktif melahirkan normal, pembukaan lahiran dari leher rahim atau serviks lebih lebar lagi.
Jika sebelumnya hanya sekitar 3-4 cm, kini seviks bisa melebar kira-kira 4-9 cm. Salah satu faktornya karena kekuatan kontraksi di fase ini juga bertambah besar.
Selain sensasi dari kontraksi asli melahirkan yang bertambah kuat, gejala lain selama fase ini bisa meliputi sakit punggung, kram, dan perdarahan.
Kemungkinan Anda juga akan merasakan seperti ada air yang menetes karena ketuban yang pecah.
Lama waktu fase aktif menjelang melahirkan normal biasanya berlangsung sekitar 3-5 jam.
Jika masih berada di rumah atau belum mengunjungi dokter, dalam kondisi ini Anda disarankan untuk segera pergi ke rumah sakit.
Dokter nantinya akan melakukan pemeriksaan panggul guna mengetahui sudah seberapa lebar serviks terbuka.
Dengan begitu, waktu melahirkan atau persalinan normal bisa segera diprediksi.
Tiba di waktu melahirkan, kini kekuatan kontraksi akan meningkat pesat sehingga terasa sangat hebat, kuat, dan menyakitkan.
Frekuensi kontraksi juga terasa cukup intens, yang bisa muncul setiap 30 detik hingga 4 menit sekali dan berlangsung selama 60-90 detik.
Ketika dokter telah menyatakan pembukaan serviks ke-10, tandanya Anda sudah siap untuk menjalani proses melahirkan normal.
Beberapa wanita kerap mengalami adanya dorongan untuk mengejan karena seperti ada sesuatu di dalam tubuh yang hendak keluar.
Pastikan Anda menerapkan cara mengejan saat melahirkan yang tepat.
Sebelum benar-benar timbul keinginan untuk mengejan, efek kontraksi yang kuat seharusnya sudah mendorong posisi bayi.
Kepala bayi biasanya telah berada di posisi cukup rendah alias sudah sangat siap untuk keluar melalui vagina.
Ketika serviks sudah terbuka sepenuhnya, dokter biasanya menganjurkan Anda untuk mengejan.
Kemudian tubuh bayi akan bergerak menuju vagina yang merupakan jalan lahir bayi dengan cara normal.
Proses mengejan selama melahirkan normal ini bertujuan untuk mendorong bayi keluar.
Dokter dan tim medis yang membantu proses persalinan Anda, biasanya juga akan memberikan instruksi kapan Anda harus menarik napas dan kapan harus membuangnya.
Lama waktu proses melahirkan normal ini bisa berbeda-beda, mulai dari hitungan menit sampai jam.
Jika ini merupakan kali pertama Anda melahirkan, tahapan persalinan normal melalui vagina ini bisa berlangsung sekitar 3 jam.
Sementara bagi Anda yang sudah pernah melalui tahapan persalinan sebelumnya, proses ini biasanya bisa berlangsung lebih singkat sekitar 2 jam lamanya.
Akan tetapi, kembali lagi, waktu ini tergantung dari kondisi tubuh masing-masing ibu.
Ketika kepala bayi sudah mulai menyentuh vagina, dokter akan melihat kepala bayi dan meminta Anda untuk berhenti mendorong dan mengambil napas.
Hal ini akan memberikan waktu bagi otot perineum (otot di antara vagina dan anus) untuk merenggang sehingga kemudian Anda akan melahirkan dengan perlahan.
Terkadang, dokter juga dapat melakukan prosedur episiotomi atau gunting vagina untuk mempercepat jalannya proses kelahiran.
Episiotomi adalah bedah kecil di mana kulit dan otot perineum disayat untuk memperlebar vagina sehingga memudahkan jalan keluarnya bayi saat lahir.
Supaya tidak merasakan sakit, Anda akan diberikan bius lokal. Setelah bayi lahir, sayatan ini kemudian akan dijahit kembali seperti semula.
Lega dan bahagia saja rasanya mungkin tidak cukup untuk mengungkapkan rasa haru setelah berhasil melahirkan bayi dengan normal.
Namun, perjuangan Anda belum selesai sampai di sini.
Kini, Anda memasuki tahap akhir persalinan, di mana Anda masih harus berusaha untuk mengeluarkan plasenta.
Plasenta adalah organ yang melindungi dan menjaga kehidupan bayi selama berada di dalam kandungan.
Dalam kondisi ini, rahim masih terus berkontraksi sehingga memicu plasenta untuk keluar melalui vagina.
Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk mengeluarkan plasenta dari dalam rahim. Pertama, dengan melibatkan tindakan guna mempercepat proses kelahiran normal tahap ini.
Ibu akan disuntikkan obat sehingga tidak perlu mengejan dan berusaha lebih keras.
Di sini, obat yang akan merangsang munculnya kontraksi, kemudian dokter akan menarik plasenta keluar secara perlahan.
Sedangkan yang kedua, berlangsung secara alami atau tanpa tindakan medis.
Hanya saja, Anda harus tetap berusaha mengejan sehingga plasenta lama-lama akan memisahkan diri dari dinding rahim.
Terakhir, plasenta keluar sendirinya melalui vagina.
Di samping itu, melakukan kontak antara kulit dan mulai melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) dapat membantu mempercepat pengeluaran plasenta.
Melahirkan normal juga bisa dijalani bagi Anda yang pernah melakukan prosedur miomektomi sebelumnya.
Miomektomi merupakan operasi pengangkatan fibroid rahim alias tumor rahim jinak. Miomektomi sebenarnya tidak menutup peluang Anda untuk bisa hamil.
Ini karena prosedur miomektomi hanya mengangkat sel dan jaringan tumor pada rahim sehingga kondisi rahim masih tetap utuh.
Akan tetapi, operasi jenis ini menimbulkan kekhawatiran bagi para calon ibu yang masih ingin melahirkan normal.
Faktanya, melahirkan normal usai miomektomi masih bisa dilakukan, tetapi dengan risiko yang cukup besar.
Seperti yang dilansir dari laman Mayo Clinic, miomektomi dapat menimbulkan risiko tertentu saat melahirkan.
Apabila dokter bedah perlu membuat sayatan yang cukup dalam pada dinding rahim, kemungkinan besar dokter kandungan Anda akan merekomendasikan operasi cesar.
Tindakan tersebut dilakukan untuk menghindari risiko rahim robek selama proses kelahiran normal berlangsung.
Kondisi tersebut berisiko membahayakan kesehatan ibu dan bayi.
Meski membayangkannya saja sudah bikin malu, BAB saat melahirkan merupakan hal yang sangat wajar terjadi selama ibu menerapkan cara melahirkan normal.
Sebenarnya tahap persalinan normal hampir sama seperti saat sedang BAB. Otot-otot yang digunakan untuk mengejan adalah otot panggul dan perut bawah yang sama.
Itu sebabnya, ketika perut Anda mulas karena sakit perut atau akan lahiran, otot-otot tersebut berkontraksi.
Selain itu, ketika bayi sudah perlahan-lahan bergerak menuju lubang vagina, ia akan menekan bagian usus dan rektum yang mungkin berisi sisa-sisa makanan yang belum dikeluarkan.
Hal ini juga yang kemudian membuat Anda mengeluarkan feses ketika proses lahiran atau kelahiran normal berlangsung.
Belum tentu juga rasa ingin BAB itu benar karena bisa saja efek bayi yang akan lahir normal. Maka dari itu, ibu tak perlu mengkhawatirkan hal ini.
Tentu ada alasan sendiri mengapa ada ibu yang lebih memilih proses kelahiran normal atau melahirkan bayi dengan cara normal berbeda dibandingkan dengan operasi caesar.
Alasan ibu memilih cara melahirkan atau lahiran normal yakni karena waktu pemulihan yang cenderung lebih singkat. Ibu juga bisa langsung menyusui bayinya setelah proses lahiran atau kelahiran ini selesai.
Setiap wanita memiliki kondisi tubuh yang berbeda-beda. Atas dasar itu pula, lama waktu persalinan yang dihabiskan dari awal sampai akhir oleh masing-masing wanita juga tidak akan sama.
Bahkan, lama waktu berlangsungnya setiap tahapan dari proses lahiran normal juga akan berbeda.
Jika ini merupakan pengalaman melahirkan pertama Anda, proses ini dapat memakan total waktu selama 12-14 jam.
Namun, total waktu tersebut biasanya akan jauh lebih pendek untuk proses persalinan di kehamilan selanjutnya.
Terlebih lagi karena rasa sakit yang dirasakan ibu selama proses melahirkan atau persalinan normal juga tidak selalu sama.
Hanya saja, rasa sakit dalam proses kelahiran normal berkisar dari kram otot rahim, tekanan di beberapa bagian tubuh, hingga dampak pengobatan.
Itulah mengapa dokter biasanya memberikan anestesi kepada ibu untuk membantu meredakan rasa sakit.
Rasa sakit saat proses kelahiran ini juga bisa dikelola dengan menerapkan metode persalinan seperti water birth, gentle birth, dan hypnobirthing.
Semoga setelah membaca penjelasan di atas, bisa membantu Anda agar tidak takut dan khawatir lagi untuk melahirkan normal jika saatnya tiba nanti, ya!
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Amanda Rumondang Sp.OG
Kebidanan dan Kandungan · Brawijaya Hospital Duren Tiga
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar