Adapun setiap anak dengan autism spectrum disorder menunjukkan gejala yang bervariasi, entah lebih rendah atau tinggi dari anak seusianya.
Misalnya, ASD bisa menimbulkan gangguan belajar pada anak dengan tingkat kecerdasan yang lebih rendah dari teman seusianya.
Namun, ada pula anak autis lainnya yang justru menunjukkan tingkat kecerdasan di atas normal.
Gejala autisme pada orang dewasa
- Sulit memahami apa yang dipikirkan atau dirasakan orang lain.
- Sangat cemas dengan berbagai situasi sosial atau kegiatan di luar rutinitas.
- Sulit berteman atau lebih suka menyendiri.
- Sering kali berbicara blak-blakan dan kasar dan menghindari kontak mata dengan orang lain.
- Sulit menunjukkan perasaan pada orang lain.
- Lebih suka tidak dipeluk, kecuali jika mereka mau.
- Seperti tidak menyadari jika ada yang berbicara dengannya dan cenderung merespons suara lain.
- Sering mengulang kata atau frasa saat berbicara, termasuk kata-kata lawan bicaranya (echolalia).
- Saat berbicara dengan orang lain, posisi tubuhnya akan sangat dekat dengan Anda. Bisa juga sebaliknya, tidak suka orang lain berada terlalu dekat atau melakukan kontak fisik, seperti menyentuh atau memeluk.
- Sangat teliti pada suatu hal yang kecil, berpola, dan mudah terganggu oleh bau atau suara yang dianggap normal oleh orang lain.
Kapan harus ke dokter?
Anda harus menghubungi dokter bila Anda merasa anak Anda lambat berkembang. Beberapa gejala dapat dilihat dalam 2 tahun pertama. Tanda dan gejala yang menjadi pertimbangan Anda untuk membawa si Kecil ke dokter, yakni sebagai berikut. - Tidak merespons saat dipanggil.
- Perkembangan komunikasi lambat.
- Sulit bersikap dan berperilaku atau mengalami beberapa gejala seperti yang sudah disebutkan di atas.
Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Penyebab
Apa penyebab autisme?
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab dari autisme.
Namun, para ilmuwan dan pakar kesehatan sepakat bahwa faktor genetik dan lingkungan berperan dalam menyebabkan gangguan ini.
Para ilmuwan menemukan sejumlah gen yang kemungkinan berperan dalam kelainan ini.
Gen-gen ini memengaruhi perkembangan otak atau cara sel-sel otak berkomunikasi sehingga menimbulkan tanda-tanda khas pada anak yang mengalami ASD.
Selain itu, faktor lingkungan dianggap berperan dalam menyebabkan ASD, seperti konsumsi obat-obatan tertentu, terinfeksi virus, atau komplikasi selama kehamilan.
Polusi udara juga mungkin berperan memicu gangguan ini. Meski demikian, para peneliti masih meneliti kembali kemungkinan faktor-faktor tersebut sebagai pemicu autisme.
Faktor yang meningkatkan risiko autisme atau ASD
Meski penyebabnya belum pasti, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami autisme atau gangguan spektrum autisme (ASD).
- Jenis kelamin. Autisme terjadi 4 kali lebih sering pada laki-laki dibanding wanita.
- Riwayat keluarga. Keluarga yang memiliki anak autis mungkin akan memiliki anak autis lain.
- Penyakit lain. Autis cenderung terjadi lebih sering pada anak dengan genetik atau kondisi kromosom tertentu, seperti tuberous sclerosis, sindrom fragile X, down syndrome, atau sindrom Rett.
- Bayi prematur. Autisme lebih sering terjadi pada bayi prematur dan biasanya lebih berisiko pada bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 26 minggu.
- Berat lahir rendah. Bayi dengan berat badan lahir rendah lebih berisiko mengalami ASD.
- Paparan bahan kimia dan obat tertentu. Paparan logam berat, obat valproic acid (Depakene) atau thalidomide (Thalomid) pada janin dapat meningkatkan risiko terjadinya autis.
Di sisi lain, beberapa studi menunjukkan bahwa vaksin atau imunisasi pada anak tidak akan meningkatkan risiko autism spectrum disorder.
Cara mendiagnosis autism spectrum disorder
Tidak ada tes laboratorium khusus untuk mendiagnosis autis pada anak. Akan tetapi, dokter dapat melakukan berbagai tes pendekatan yang bisa membantu menegakkan diagnosis.
Berbagai cara yang umumnya dilakukan dokter, antara lain.
- Skrining perkembangan umum selama anak diperiksa dengan dokter anak saat masa kanak-kanak. Anak yang menunjukan beberapa masalah perkembangan dirujuk untuk evaluasi tambahan.
- Mengamati kebiasaan anak serta caranya berinteraksi dan berkomunikasi.
- Menguji kemampuan anak dalam mendengar, berbicara, dan mendengarkan.
- Melakukan tes genetik untuk mengetahui adanya kelainan genetik yang menjadi faktor risiko dari ASD.
- Evaluasi dari tim dokter dan dokter spesialis lain. Pada tahap ini, anak dapat didiagnosis mengalami autisme atau gangguan perkembangan lain.
Selama proses ini dokter akan mengamati perilaku dan gejala yang dirasakan anak dengan mengajukan pertanyaan pada orang tua. Sejalan dengan ini, dokter akan mengamati bagaimana anak berinteraksi dan berkomunikasi.
Dokter akan menguji kemampuan anak dan mendengar, berbicara, dan mendengarkan apa yang dikatakan orang lain.
Selanjutnya, tes pencitraan akan dilakukan untuk mencari tahu kondisi atau penyakit tertentu.
Terapi dan pengobatan untuk autisme

Tidak ada pengobatan khusus yang bisa menyembuhkan autisme. Meski begitu, beberapa perawatan tertentu dapat mengurangi keparahan gejala dan membuat kualitas hidup orang dengan kelainan ini jadi lebih baik.
Ini sangat perlu dilakukan secepat mungkin, mengingat kelainan ini memengaruhi berbagai aspek kehidupan, seperti sosial, pendidikan, dan kesejahteraan diri.
Anak yang tidak mendapatkan perawatan yang tepat, akan kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain, menerima pelajaran di sekolah, dan menjalin pertemanan. Bila terus dibiarkan, hal ini memengaruhi prestasi anak di sekolah, masa depannya, dan hubungannya dengan orang yang disayangi.
Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Amerika Serikat (CDC), pilihan pengobatan dan perawatan yang bisa dijalani oleh orang dengan autisme, antara lain:
Perawatan untuk meningkatkan perilaku dan komunikasi
Orang dengan autisme biasanya memiliki kemampuan berkomunikasi yang rendah dan kerap kali berperilaku tidak seperti orang-orang pada umumnya. Untuk mengatasi hal ini, dokter dapat merekomendasikan berbagai jenis terapi, seperti:
- Terapi okupasi, yakni terapi yang mengajarkan berbagai keterampilan berpakaian, makan, mandi, dan menjalin hubungan dengan orang lain.
- Terapi integrasi sensoris, yakni membantu mengolah informasi dari pemandangan, suara, sentuhan, dan bau sehingga kurang tingkat sensitivitasnya pada hal tersebut.
- Terapi wicara, yakni meningkatkan keterampilan berkomunikasi, baik verbal maupun non verbal (bahasa dan gerak tubuh).
Penggunaan obat-obatan
Tidak ada obat-obatan yang dapat menyembuhkan autisme. Akan tetapi, beberapa obat bisa digunakan untuk meringankan gejala tertentu. Misalnya, obat untuk antidepresan untuk mengurangi kecemasan, obat anti kejang, atau obat untuk membantu meningkatkan konsentrasi.
Obat-obatan ini tidak boleh digunakan secara sembarangan. Pasalnya, kelebihan dosis maupun efek samping dapat terjadi, apalagi jika diberikan untuk anak-anak. Untuk itu, selalu gunakan obat di bawah pengawasan dokter.
Perawatan tambahan
Untuk meringankan gejala autisme, beberapa perawatan tambahan mungkin direkomendasikan. Sebelum dilakukan, dokter dan ahli kesehatan lain akan mempertimbangkan manfaat yang didapat pasien. Beberapa perawatan tambahan yang biasanya dilakukan, meliputi:
- Terapi nutrisi, yakni pemenuhan nutrisi tertentu yang dibutuhkan sekaligus membantu pasien dari kebiasaan makan yang tidak sehat.
- Chelation, yaitu perawatan khusus untuk menghilangkan logam berat di dalam tubuh. Sayangnya, pengobatan ini sangat berisiko sehingga perlu pertimbangan yang matang jika ingin dilakukan.
Pengobatan di rumah
Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi autisme?
Beberapa gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda menangani anak autisme adalah:
Buat rutinitas yang teratur di rumah
Orang yang autis mudah sekali terganggu dengan kegiatan di luar rutinitasnya. Hal ini bisa memicu munculnya gejala, sehingga membuat Anda memutar otak untuk mengatasinya.
Jadi, selalu buat jadwal kegiatan yang rutin dan sebisa mungkin menghindari berbagai kegiatan mendadak. Manfaatnya tidak hanya itu saja, ini bisa membantu mengurangi perilaku berulang pada pasien.
Mengikuti pengobatan sesuai arahan dokter
Perawatan untuk orang dengan autisme sangat beragam. Untuk mendapatkan jenis perawatan yang tepat, konsultasikan lebih dahulu pada dokter. Dokter akan membantu memilih perawatan yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat keparahan gejala.
Pada tingkat gejala yang ringan, pasien mungkin direkomendasikan perawatan tunggal. Namun, pada beberapa kasus, pasien perlu menjalani perawatan kombinasi. Selalu konsultasi pada dokter dengan rutin untuk memantau hasil perawatan.
Selalu buat catatan mengenai berbagai perilaku dan gejala yang terjadi pada pasien selama masa perawatan untuk dilaporkan ke dokter.
Buat kegiatan di rumah yang bermanfaat
Meningkatkan kemampuan anak dalam bersosialisasi dan berkomunikasi, tidak hanya tugas dokter atau terapis saja. Sebagai orangtua, Anda juga menjadi sosok penting yang bisa mendukung perawatan anak, yakni membuat kegiatan yang bermanfaat di rumah.
Kegiatan ini bisa dilakukan dengan banyak cara, seperti membaca buku bersama untuk membantunya mengolah bahasa dan kata.
Mengenalkannya pada berbagai bunyi-bunyian dari benda yang ada di sekitar dapat mengurangi tingkat kepekaan pasien pada suatu bunyi-bunyian normal. Selain itu, hal ini juga membantu Anda untuk menghindari bunyi-bunyian tertentu yang bisa memicu gejalanya.
Membuat kegiatan seperti memang tidak mudah. Jadi, rencanakan hal ini dengan dokter maupun terapis yang menangani kondisi anak. Tidak hanya mendukung perawatan, kegiatan tersebut juga bisa memperkuat ikatan antara pasien dengan orangtua dan orang-orang di sekitarnya.
Penuhi kebutuhan pasien sesuai dengan kondisinya
Kebutuhan pasien tidak hanya mendapat pengobatan dan pemenuhan nutrisi saja. Pasien tetap membutuhkan pendidikan dan meningkatkan wawasannya. Untuk itu, cari sekolah khusus dan pengajar terlatih yang bisa membantu pasien untuk belajar.
Anda bisa meminta rekomendasi sekolah maupun pengajar dari dokter atau terapis yang menangani pasien. Selain itu, referensi tambahan juga bisa Anda dapatkan dari internet.
Mengikuti komunitas autis
Menjadi pengasuh dan perawat untuk orang dengan autisme bukan tugas yang mudah. Anda perlu memperbanyak pengetahuan seputar kelainan neurologis ini, mulai dari kondisi itu sendiri, gejala, pengobatan, dan berbagai cara menghadapi masalah dalam merawat pasien.
Ini semua bisa Anda dapatkan dengan konsultasi dokter, membaca buku, atau terjun langsung dalam suatu komunitas bagi orang autis. Dari sini, Anda bisa bertukar pikiran, berbagi, sekaligus memperluas jaringan dengan orang-orang yang menghadapi kesulitan yang sama.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Hello Health Group tidak memberikan nasihat medis, diagnosis, maupun pengobatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar