Anda yakin mau keluar?
Autisme adalah gangguan fungsi otak dan saraf serius dan kompleks yang memengaruhi perilaku dan proses berpikir manusia.
Autisme mencakup segala gangguan dalam interaksi sosial, perkembangan bahasa, dan keterampilan komunikasi baik secara verbal maupun nonverbal. Gangguan perkembangan ini umumnya dimulai pada masa kanak-kanak dan bertahan seumur hidup.
Anak autis (sebutan lama bagi anak pengidap autisme, -red) cenderung kesulitan untuk menuangkan pikiran dan mengekspresikan diri, baik dengan kata-kata, gerak tubuh, ekspresi wajah, dan sentuhan.
Mereka juga cenderung kesulitan untuk memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain. Mereka sangat sensitif sehingga lebih mudah terganggu, bahkan tersakiti oleh suara, sentuhan, bau, atau pemandangan yang tampak normal bagi orang lain.
Selain itu, anak dengan kelainan ini juga cenderung melakukan hal yang diulang-ulang dan memiliki ketertarikan yang sempit dan obsesif.
Sekarang ini, autisme lebih umum dikenal dengan sebutan gangguan spektrum autis (GSA). Istilah GSA juga memayungi gangguan perkembangan lain dengan karakteristik serupa, seperti sindrom Heller, gangguan perkembangan pervasif (PPD-NOS), dan sindrom Asperger.
Secara peluang, anak laki-laki umumnya 5 kali lebih mungkin memiliki autisme daripada anak perempuan.
Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC), 1% anak di dunia ini tergolong autis (sebutan lama bagi anak pengidap autisme, -red). Itu artinya 1 dari 100 anak di dunia sudah diketahui memiliki gangguan pekembangan ini.
Bagaimana dengan di Indonesia? Dikutip dari laman CNN, Melly Budhiman, seorang pakar dan ketua Yayasan Autisme Indonesia mengatakan bahwa sampai saat ini di Indonesia belum pernah ada survei resmi terkait total angka kasus anak dengan autism spectrum disorder.
Meski begitu, pada tahun 2013 lalu Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan pernah menduga jumlah anak dengan autisme di Indonesia sekitar 112 orang dengan rentang usia 5 sampai 19 tahun.
Para pakar percaya jika kasus tersebut terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari angka kunjungan di rumah sakit umum, rumah sakit jiwa pada klinik tumbuh kembang anak dari tahun ke tahun.
Gejala autisme cukup beragam antar satu anak dengan yang lain.
Kelainan neurologis dan perkembangan ini menimbulkan gejala beragam. Setiap anak mungkin memiliki gejala yang berbeda-beda, dengan tingkat keparahan yang ringan hingga berat.
Akan tetapi, umumnya pada penderita menunjukkan beberapa gejala autis seperti dikutip dari National Health Service, yakni:
Gejala autis pada anak laki-laki dan perempuan, terkadang sedikit berbeda. Anak perempuan cenderung lebih tenang dan pendiam, sementara anak laki-laki cenderung lebih hiperaktif. Gejala pada anak perempuan yang “samar-samar” ini menyebabkan diagnosis jadi lebih sulit.
Anda harus menghubungi dokter bila Anda merasa anak Anda lambat berkembang. Beberapa gejala dapat dilihat dalam 2 tahun pertama. Tanda dan gejala yang menjadi pertimbangan Anda untuk membawa si kecil ke dokter, antara lain:
Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.
Hingga kini penyebab pasti kelainan neurologi dan perkembangan ini tidak diketahui secara pasti. Namun, periset menyebutkan bahwa kelainan ini berkaitan erat dengan faktor genetik dan lingkungan.
Periset menemukan sejumlah gen yang kemungkinan berperan dalam kelainan ini. Pada tes pencitraan ditemukan bahwa orang yang autis memiliki perkembangan beberapa area otak yang berbeda.
Gangguan pada perkembangan otak ini yang menyebabkan adanya masalah pada kinerja sel otak satu sama lain.
Beberapa hal yang bisa meningkatkan faktor risiko seseorang mengalami autisme adalah:
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Tidak ada tes laboratorium khusus untuk mendiagnosis autis pada anak. Akan tetapi, dokter akan melakukan berbagai tes pendekatan yang bisa membantu menegakkan diagnosis. Berbagai cara yang umumnya dilakukan dokter, antara lain:
Selama proses ini dokter akan mengamati perilaku dan gejala yang dirasakan anak dengan mengajukan pertanyaan pada orang tua. Sejalan dengan ini, dokter akan mengamati bagaimana anak berinteraksi dan berkomunikasi.
Dokter akan menguji kemampuan anak dan mendengar, berbicara, dan mendengarkan apa yang dikatakan orang lain. Selanjutnya, tes pencitraan akan dilakukan untuk menyingkirkan beberapa kondisi atau penyakit.
Tidak ada pengobatan khusus yang bisa menyembuhkan autisme. Meski begitu, beberapa perawatan tertentu dapat mengurangi keparahan gejala dan membuat kualitas hidup orang dengan kelainan ini jadi lebih baik.
Ini sangat perlu dilakukan secepat mungkin, mengingat kelainan ini memengaruhi berbagai aspek kehidupan, seperti sosial, pendidikan, dan kesejahteraan diri.
Anak yang tidak mendapatkan perawatan yang tepat, akan kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain, menerima pelajaran di sekolah, dan menjalin pertemanan. Bila terus dibiarkan, hal ini memengaruhi prestasi anak di sekolah, masa depannya, dan hubungannya dengan orang yang disayangi.
Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Amerika Serikat (CDC), pilihan pengobatan dan perawatan yang bisa dijalani oleh orang dengan autisme, antara lain:
Orang dengan autisme biasanya memiliki kemampuan berkomunikasi yang rendah dan kerap kali berperilaku tidak seperti orang-orang pada umumnya. Untuk mengatasi hal ini, dokter dapat merekomendasikan berbagai jenis terapi, seperti:
Tidak ada obat-obatan yang dapat menyembuhkan autisme. Akan tetapi, beberapa obat bisa digunakan untuk meringankan gejala tertentu. Misalnya, obat untuk antidepresan untuk mengurangi kecemasan, obat anti kejang, atau obat untuk membantu meningkatkan konsentrasi.
Obat-obatan ini tidak boleh digunakan secara sembarangan. Pasalnya, kelebihan dosis maupun efek samping dapat terjadi, apalagi jika diberikan untuk anak-anak. Untuk itu, selalu gunakan obat di bawah pengawasan dokter.
Untuk meringankan gejala autisme, beberapa perawatan tambahan mungkin direkomendasikan. Sebelum dilakukan, dokter dan ahli kesehatan lain akan mempertimbangkan manfaat yang didapat pasien. Beberapa perawatan tambahan yang biasanya dilakukan, meliputi:
Beberapa gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda menangani anak autisme adalah:
Orang yang autis mudah sekali terganggu dengan kegiatan di luar rutinitasnya. Hal ini bisa memicu munculnya gejala, sehingga membuat Anda memutar otak untuk mengatasinya.
Jadi, selalu buat jadwal kegiatan yang rutin dan sebisa mungkin menghindari berbagai kegiatan mendadak. Manfaatnya tidak hanya itu saja, ini bisa membantu mengurangi perilaku berulang pada pasien.
Perawatan untuk orang dengan autisme sangat beragam. Untuk mendapatkan jenis perawatan yang tepat, konsultasikan lebih dahulu pada dokter. Dokter akan membantu memilih perawatan yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat keparahan gejala.
Pada tingkat gejala yang ringan, pasien mungkin direkomendasikan perawatan tunggal. Namun, pada beberapa kasus, pasien perlu menjalani perawatan kombinasi. Selalu konsultasi pada dokter dengan rutin untuk memantau hasil perawatan.
Selalu buat catatan mengenai berbagai perilaku dan gejala yang terjadi pada pasien selama masa perawatan untuk dilaporkan ke dokter.
Meningkatkan kemampuan anak dalam bersosialisasi dan berkomunikasi, tidak hanya tugas dokter atau terapis saja. Sebagai orangtua, Anda juga menjadi sosok penting yang bisa mendukung perawatan anak, yakni membuat kegiatan yang bermanfaat di rumah.
Kegiatan ini bisa dilakukan dengan banyak cara, seperti membaca buku bersama untuk membantunya mengolah bahasa dan kata.
Mengenalkannya pada berbagai bunyi-bunyian dari benda yang ada di sekitar dapat mengurangi tingkat kepekaan pasien pada suatu bunyi-bunyian normal. Selain itu, hal ini juga membantu Anda untuk menghindari bunyi-bunyian tertentu yang bisa memicu gejalanya.
Membuat kegiatan seperti memang tidak mudah. Jadi, rencanakan hal ini dengan dokter maupun terapis yang menangani kondisi anak. Tidak hanya mendukung perawatan, kegiatan tersebut juga bisa memperkuat ikatan antara pasien dengan orangtua dan orang-orang di sekitarnya.
Kebutuhan pasien tidak hanya mendapat pengobatan dan pemenuhan nutrisi saja. Pasien tetap membutuhkan pendidikan dan meningkatkan wawasannya. Untuk itu, cari sekolah khusus dan pengajar terlatih yang bisa membantu pasien untuk belajar.
Anda bisa meminta rekomendasi sekolah maupun pengajar dari dokter atau terapis yang menangani pasien. Selain itu, referensi tambahan juga bisa Anda dapatkan dari internet.
Menjadi pengasuh dan perawat untuk orang dengan autisme bukan tugas yang mudah. Anda perlu memperbanyak pengetahuan seputar kelainan neurologis ini, mulai dari kondisi itu sendiri, gejala, pengobatan, dan berbagai cara menghadapi masalah dalam merawat pasien.
Ini semua bisa Anda dapatkan dengan konsultasi dokter, membaca buku, atau terjun langsung dalam suatu komunitas bagi orang autis. Dari sini, Anda bisa bertukar pikiran, berbagi, sekaligus memperluas jaringan dengan orang-orang yang menghadapi kesulitan yang sama.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Hello Health Group tidak memberikan nasihat medis, diagnosis, maupun pengobatan.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ferri, Fred. Ferri’s Netter Patient Advisor. Philadelphia, PA: Saunders / Elsevier, 2012.
Porter, Robert. Kaplan Justin. Homeier Barbara. The Merck manual home health handbook. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc, 2009. Print. page 1851.
WebMD. Understanding Autism Basics. Accessed date February 28th, 2018.
Kemenkes RI. Kenali dan Deteksi Dini Individu dengan Spektrum Autisme Melakui Pendekatan Keluarga untuk Tingkatkan Kualitas Hidupnya. Accessed on November 1st, 2019.
CNN. Indonesia Masih “Gelap” Tentang Autisme. Accessed on November 1st, 2019.
CDC. Data & Statistics on Autism Spectrum Disorder. Accessed on December 9th, 2019.
Health Line. What Is Autism? Accessed on December 9th, 2019.
CDC. Treatment for Autism. Accessed on December 9th, 2019.
WebMD. Parenting A Child With Autism. Accessed on December 9th, 2019.
Komentar
Sampaikan komentar Anda
Ayo jadi yang pertama komentar!
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar